TEORI
1
I Gusti Ayu Ketut Sri Ardani, Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Penjualan
Pada Toko Cendera Mata Di Objek Wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, Buletin Studi Ekonomi
Volume 12 Nomor 2 Tahun 2007, hlm. 178
2
Dani Firmansyah, 2012, Pemasaran Islami, Tersedia:
http://husinmubarok.blogspot.com/2012/04/pemasaran-islami.html, (14 Januari 2014)
11
12
berkata, “Jika kamu suka anda dapat mengambilnya dan jika tidak anda
dapat mengembalikannya dengan tambahan satu dirham.”3 Karena
kejadian tersebut, maka Allah SWT menurunkan Surat Al-Israa’ ayat 35:
7
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Grafindio Persada, Jakarta, 2003, hlm.
55
8
Satia Negara Lubis, Diktat: Teori Pasar I, Fakultas Pertanian Universitas Sumetera Utara,
Medan, 2006, hlm. 24
9
Penjabaran UU No. 5 Pasal 6 Tahun 1999 tentang Diskriminasi Harga
14
10
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogyakarta, 1997, hlm. 233-234
11
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 204-
206
15
B. Religiusitas Konsumen
1. Pengertian Religiusitas Konsumen
Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini, utamanya dalam basic
science, telah sampai pada suatu tingkatan di mana nilai-nilai religiusitas
telah terkandung di dalamnya. Kita dapat melihat banyak sekali para
ilmuwan kaliber dunia, namun sekaligus juga para peminat studi agama
Islam melakukan kajian ayat-ayat al-Qur’an dengan menggunakan acuan
temuan-temuan ilmiah terakhir, sebagaimana Abdus Salam, Maurice
Bucaille, Baiquni, dan lain-lainnya.13
Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang
melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan
aktivitas lain yang didorong oleh kukuatan supranatural. Bukan hanya
berkaitan dengan kegiatan yang tampak dan dapat dilihat dengan mata,
tetapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi pada diri seseorang
(Sahlan, 2011: 41)14
Religiusitas berasal dari bahasa Latin religio yang akar katanya
adalah religure yang berarti mengikat. Ini mengandung makna bahwa
dalam religi atau agama pada umumnya memiliki aturan-aturan dan
kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
pemeluknya dan semua itu berfungsi untuk mengikat seseorang atau
sekelompok orang dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam sekitarnya. Mangunwijaya membedakan antara religi atau agama
12
Endang Hariningsih, Pedoman Diskriminasi Harga, Universitas Kristen Immanuel
Yogyakarta, 2006, hlm. 4-5
13
Abdul Munir dkk, Religiusitas Iptek, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998, hlm. 12-13
14
Asmaun Sahlan, Religiusitas Perguruan Tinggi: Potret Tradisi Keagamaan di Perguruan
Tinggi Islam, UIN Maliki Press, Malang, 2011, hlm. 35
17
15
Wahyuni Ismail, Analisis Komparatif Perbedaan Tingkat Religiusitas Siswa di Lembaga
Pendidikan Pesantren, MAN, dan SMUN, Lentera Pendidikan, Vol. 12, No. 1, Juni 2009, hlm. 89
16
Wahyuni Ismail, Op. Cit, hlm. 89-90
17
Fauzan, Pengaruh Religiusitas Terhadap Etika Berbisnis (Studi pada RM. Padang di
Kota Malang), Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.15, No. 1, Maret 2011, hlm. 56
18
2. Dimensi Religiusitas
Menurut Glock dan Stark (1994) seperti ditulis oleh Ancok (1994),
konsep religiusitas melihat keberagamaan seseorang bukan hanya dari satu
atau dua dimensi, tetapi memperhatikan segala dimensi. Keberagamaan
bukan hanya diwujudkan dalam bentuk ibadah ritual saja, tetapi juga
dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Sebagai suatu sistem yang menyeluruh,
Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh. Ada
lima dimensi keberagamaan seseorang yang dapat diukur untuk
mengetahui apakah seseorang tersebut religius atau tidak, yaitu dimensi
keyakinan, dimensi praktek agama (ritual dan ketaatan), dimensi
pengalaman, dimensi pengetahuan agama, dimensi pengamalan atau
konsekuensi. (Ancok, 1994)20
Penjelasan kelima dimensi religiusitas ini seperti yang ditulis oleh
Ancok (1994) adalah sebagai berikut:
a. Dimensi keyakinan
Yang berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius
berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui
kebenaran doktrin-doktrin tersebut.
18
Sukma Adi Galuh Amawidyati & Muhana Sofiati Utami, Religiusitas dan Psychological
Well-Being Pada Korban Gempa, Jurnal Psikologi, Volume 34, No. 2, 164-176, Fakultas
Psikologi Universitas Gadjah Mada, ISSN: 0215-8884, hlm. 169
19
Febby Indra Firmansyah, Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas Pasien Terhadap
Keputusan Menggunakan Jasa Kesehatan, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang, 2010, hlm. 2-3
20
Fauzan, Op. Cit, hlm. 56
19
21
Fauzan, Op. Cit, hlm. 56
20
22
Wahyuni Ismail, Op. Cit, hlm. 90
23
Ekawati Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen, Nora, Kudus, 2013, hlm. 150
24
Ristiyanti Prasetijo dan John JOI Ihalauw, Perilaku Konsumen, Andi, Yogyakarta, 2004,
hlm. 226
21
Oleh karena itu, suatu keputusan tidak selamanya harus memilih satu
dari sejumlah alternatif, akan tetapi keputusan harus didasarkan pada
relevansi antara masalah dan tujuannya.
Sementara Islam melihat aktivitas ekonomi termasuk didalamnya perilaku
konsumsi atau menggunakan suatu produk sebagai salah satu cara untuk
menumpukkan pahala menuju falah (kebahagiaan dunia dan akhirat).25
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 100 sebagai
berikut:
25
Akah06′s Weblog, 2008, Perilaku Konsumsi Dalam Perspektif Islam, Tersedia: http://
http://akah06.wordpress.com/2008/06/18/perilaku-konsumsi-dalam-perspektif-islam.html, (14
Januari 2014)
26
Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 100, Op. Cit, hlm. 179
22
27
Perilaku Konsumen, Ekawati Rahayu Ningsih, hlm. 158-160
23
E. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.28
28
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 88
25
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan.30 Hipotesis akan ditolak jika salah dan
diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Karena hipotesis merupakan
kesimpulan yang belum final, maka harus dibuktikan dengan benar. Hipotesis
penelitian ini adalah:
1. Terdapat Pengaruh Signifikan Strategi Diskriminasi Harga Pada
Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut UU No. 5 Pasal 6 Tahun 1999 tentang Diskriminasi
Harga, Diskriminasi harga diartikan sebagai kemampuan pelaku usaha untuk
menentukan harga pada barang dan jasa yang sama pada kualitas yang sama
pada konsumen yang berbeda
29
Ibid, hlm. 89
30
Ibid, hlm. 93
26