Kelompok IV :
1. RISTA AYU LESTARI (2120203860202056)
3. MUH.RUSMAN (2120203860202041)
IAIN PAREPARE
Alamat : Jl. Amal Bhakti No.8, Bukit Harapan, Kec. Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan 91131, Indonesia
Telp.(0421) 21307 Email: mail@iainpare.ac.id
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................ 1
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan Pembangunan Ekonomi adalah pengendalian dan pengaturan
suatu perekonomian untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu dalam jangka
waktu tertentu pula. Pengertian pembangunan pada hakekatnya adalah upaya
untuk mewujudkan cita-cita bangsa indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur. Pembangunan juga dipandang sebagai peningkatan
pertumbuhan ekonomi disertai keadilan sosial.
Perubahan baik itu dalam hal teknologi, pola pikir masyarakat ataupun
kelembagaan. Pahami juga apa itu pertumbuhan penduduk dan cara
menghitungnya. Oleh sebab itu pembangunan ekonomi ini berisi mengenai
startegi pembangunan daerah yang diartikan sebagai sebuah langkah guna
melengkapi startegi makro dan sektoral dari pembangunan ekonomi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Arti, Unsur Dan Fungsi Perencanaan Pembangunan Ekonomi
2. Alasan Perencanaan Di Negara Berkembang
3. Perencanaan Pembangunan Di Indonesia
C. Tujuan
1. Untuk Memahami Arti, Unsur Dan Fungsi Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
2. Untuk Memahami Alasan Perencanaan Di Negara Berkembang
3. Untuk Memahami Perencanaan Pembangunan Di Indonesia
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya belum ada kata sepakat di antara para ahli ekonomi mengenai
pengertian istilah perencanaan ekonomi. Perencanaan sering disamakan dengan
sistem politik suatu negara seperti kapitalis, sosialis dan campuran. Setiap bentuk
campur tangan pemerintah dalam masalah ekonomi diartikan juga sebagai
perencanaan. Oleh sebab itu perencanaan dapat dikatakan sebagai teknik atau cara
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya serta
telah dirumuskan oleh Badan Perencana Pusat.1
1
Edi Wibowo, Perencanaan Dan Strategi Pembangunan
Di Indonesia, [Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan Vol. 8, No. 1, April 2008 : 16 – 24]
5
melihat tujuan perencanaan dari segi ekologi dan pembangunan manusia. Kedua,
Seperangkat kriteria sebagai acuan dalam menilai pembangunan dari aspek etika
sosial dan etika ekologi.
Menurut Prof. Meier, ialah suatu proses kenaikan pendapatan riil perkapita
dalam suatu jangka waktu yang cukup panjang.
6
b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan per
kapita.
c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi. Hal ini seringkali disebut
sebagai usaha diversifikasi ekonomi.
d. Usaha perluasan kesempatan kerja.
e. Usaha pemerataan pembangunan , sering disebut sebagai distributive justice.
f. Usaha pembinaan lembaga-lembaga ekonomi masyarakat yang lebih menunjang
kegiatan-kegiatan pembangunan.
g. Usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.
7
keseluruhan. Itu berarti pemilihan proyek investasi dinegara-negara berkembang juga
harus senantiasa memperhitungkan pengaruh-pengaruh perekonomian eksternal,
akibat-akiibat buruk secara tidak langsung, dan tujuan-tujuan jangka panjang dalam
pembangunan. Tenaga kerla terampil harus digunakan ditempat-tempat di mana
sumbangan mereka akan maksimal.
8
Melalui rencana konomi yang tersusun rapi, pemerintah juga dapat menciptakan
insentif-insentif yang dibutuhkan untuk menanggulangi hambatan-hambatan
kesukuan dan tradisionalisme yang sering terbukti memecah belah kekuatan dan
potensi bangsa dalam rangka mengejar kemajuan-kemajuan, baik secara materiil dan
sosial, yang lebih besar lagi.
9
B. Alasan Perencanaan Di Negara Berkembang
Dalam ilmu ekonomi kita mengenal teori keseimbangan yang stabil (stable
equilibrium). Teori ini menyebutkan bahwa jika terjadi perubahan dari keadaan
seimbang, maka akan timbul suatu reaksi dalam bentuk perubahan ke arah yang
berlawanan dengan keadaan yang pertama, sehingga akhirnya keadaan akan kembali
kepada keseimbangan semula.
Teori ini ternyata tidak dapat diterapkan pada sistem sosial. Dalam sistem sosial
tidak terdapat kekuatan yang secara otomatis mengembalikan keadaan yang tidak
stabil ke keadaan yang stabil. Dalam kenyataan dapat kita lihat bahwa jika terjadi
suatu perubahan dalam sistern sosial, maka perubahan tersebut akan menimbulkan
perubahan lain yang membawa sistem tersebut semakin jauh dari keadaan semula.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu proses sosial cenderung kumulatif, bahkan dengan
laju yang semakin cepat.
Suatu contoh dari proses kumulatif ini adalah lingkaran setan kemiskinan
(vicious circle of poverty). Seperti kita ketahui, salah satu tujuan penting
perencanaan ekono mi di NSB adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi. Untuk meningkat kan pertumbuhan tersebut berarti kita perlu
meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat
pendapatan, tabungan, dan investasi. Tetapi pening katan laju pembentukan modal
ini menghadapi berbagai kesulitan, di antaranya kemis kinan masyarakat itu sendiri.
Tingkat tabungan yang rendah dikarenakan tingkat pendapatan yang rendah pula.
Akibatnya laju investasi rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan
produktivitas. Keadaan inilah yang sering disebut sebagai lingkaran setan
kemiskinan. Untuk memotong lingkaran setan ini Zweig menyarankan perlunya
suatu pembangunan yang terencana. Dengan kata lain, di sinilah letak penting
perencanaan di NSB.
Ada dua metoda untuk memotong lingkaran setan kemiskinan tersebut. Pertama,
melakukan pembangunan yang terencana dengan mencari modal dari luar negeri
10
yang disebut industrialisasi yang diproteksi, dan kedua adalah dengan cara
menghimpun tabungan wajib yang disebut industrialisasi dengan kemampuan
sendiri.
Sektor pertanian dan industri tidak akan dapat berkembang tanpa adanya faktor
penunjang yang berupa infrastruktur, misalnya pembangunan jaringan transportasi:
11
jalan raya, rel kereta api, dan jembatan; jaringan telekomunikasi: telepon, fax; listrik,
waduk, dan sebagainya. Begitu pula lembaga pendidikan dan latihan, kesehatan
masyarakat, dan perumahan diperlukan untuk tersedianya tenaga yang trampil dan
terlatih. Perusahaan swasta tidak akan tertarik untuk membangun infrastruktur seperti
itu karena kurang "menguntungkan", sehingga pihak pemerintahlah yang harus mem
bangunnya.
2) Belum sempurna atau lemahnya mekanisme pasar. Dalam hal ini akan
mengakibatkan kepincangan dalam mekanisme pasar, misalnya dalam hubungan
harga (price relatinship) yang mungkin tidak mendorong perkembangan ekonomi
yang sehat.
12
3) Perubahan struktur ekonomi. Banyak negara-negara baru berkembang struktur
ekonominya berat sebelah ke agraris atau ekstraktif, yang membawa kelemahan-
kelemahan struktur tertentu, antara lain inflexcibity supply (tidak fleksibelnya
penawaran) sereta daya absorpsi kesempatan kerja yang lebih terbatas.
4) Tingkat investasi yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendapatan
yang rendah dan pada umumnya juga tingkat tabungannya rendah pula. Dengan
demikian menyebabkan tingkat investasi yang rendah, investasi merupakan
variabel pokok dalam pembinaan modal dan pertumbuhan ekonomi.
6) Teknologi yang masih lemah, teknologi juga merupakan variabel penting lainnya
dalam proses pembangunan
• Tahun 1947 dimulai suatu perencanaan beberapa sektor ekonomi dan diberi
nama Plan Produksi Tiga Tahun RI untuk tahun 1948, 1949, dan 1950, ditujukan
terhadap bidang-bidang pertanian, peternakan, per-industrian dan kehutanan.
13
• Tahun 1952 dimulai usaha-usaha perencanaan yang lebih bersifat
menyeluruh, biarpun intlnya adalah tetap sektor publik.
Dalam perumusan dan pelaksanaan suatu teori maupun dalam penyusunan suatu
strategi pembangunan nasional sebagaimana telah diungkapkan, Indonesia pun tidak
melepaskan diri dad asas politik ekonomi yang dianut Hal ini telah dicantumkan
dalam UUD 1945, khususnya pasal 33 dan penjelasannya yaitu Demokrasi Ekonomi.
Sebagai ilustrasi make dapat kita pakai GBHN sebagai pola umum
Pembangunan Indonesia berdasarkan pendekatan perencanaan pembangunan bangsa.
Pelaksanaannya akan dilaksanaKan secara bertahap melalui Repelita-repelita sebagai
perencanaan pembangunan jangka menengah yang pende-katannya lebih merupakan
14
pembangunan ekonomi dan sosial. Bahkan dalam pola umum pembanqunan nasional
tersebut telah dibuat pula cara peiaksa-naannya secara lebih operasional yaitu dengan
sistern perencanaan tahunan dan mekanisme APBN.
Visinya adalah :
“Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta aman dan bersatu,
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia”
15
1. Mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
Visi dan Misi ini memang sejalan dengan tujuan pembangunan sebagaimana
tersurat dalam pembukaan UUD 1945. Dengan berlandaskan Visi dan Misi tersebut,
maka disusun sasaran pokok
2. Pendapatan per kapita pada tahun 2025 mencapai sekitas US $ 6.000, dengan
tingkat pemerataan yang relatif baik dan jumlah penduduk miskin tidak lebih besar
dari 5 persen
Jika kita melihat visi dan misi pembangunan di atas, maka tidak ada yang perlu
dipertanyakan sepanjang visi-misi tersebut betul-betul menjadi acuan kebijakan dan
aksi untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Yang menjadi permasalahan
adalah untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut ada prakondisi yang harus
dicapai lebih dulu, yaitu adanya pemerintahan yang bersih dan tata kelola yang baik
(clean government and good governance). Sepanjang prakondisi tersebut belum
disiapkan, akan sangat sulit bagi bangsa ini untuk mewujudkan cita-cita luhur
pembangunan tersebut. Dan sayangnya lagi di Indonesia, jika dilihat dari berbagai
indikator yang ada, hal tersebut masih jauh dari harapan.
16
Masalah pemerintahan yang bersih yang menjadi salah satu tema gerakan
reformasi, ternyata masih dalam angan-angan. Berbagai bentuk korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan meluas dalam birokrasi, legislatif, maupun dalam
kekuasaan yudikatif. Riset-riset internasional menunjukkan tingkat korupsi di
Indonesia masuk dalam jajaran atas, baik level Asia maupun dunia. Saat ini praktik-
praktik korupsi masih terus berlanjut, praktik tersebut terjadi dari tingkat pemerintah
pusat hingga daerah-daerah, BUMN-BUMN, DPR dan DPRD, Badan-Badan
Yudikatif serta lembaga-lembaga non departemen yang dibentuk oleh pemerintah.
Bahkan ada sinyalemen terjadinya korupsi pada lembaga yang diberi mandat untuk
melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap penggunaan keuangan negara.
Hanya saja tidak mudah membawa kasus tersebut sampai ke lembaga peradilan
karena sulitnya mencari bukti kaus tersebut, di samping adanya “permainan” di
lembaga peradilan itu sendiri. Akibatnya masyarakat juga ragu-ragu untuk
memunculkan kasus korupsi yang diketahuinya karena khawatir justru menjadi
bumerang bagi dirinya. Sinyalemen korupsi di bidang perpajakan, misalnya sudah
diketahui secara luas, namun ketika ada yang meraba-raba dengan menunjukkan
estimasi angka_angka korupsi di sektor tersebut, ia harus berhadapan dengan somasi
dari Dirjen Pajak sehingga harus meminta maaf secara terbuka karena tidak
mempunyai data konkrit tentang manipulasi dana pajak tersebut. Jika kondisi seperti
ini terus berlanjut, maka sulit bagi kita untuk mewujudkan tujuan pembangunan
nasional tersebut sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Saat ini terdapat
kesan yang cukup kuat bahwa puncak pemerintahan mempunyai “political will”,
untuk memberantas korupsi. Namun demikian langkah untuk itu ternyata tidak
mudah. Jejaring korupsi yang sudah merasuk di setiap lini birokrasi, legislatif dan
yudikatif dan juga BUMN-BUMN membuat upaya itu berhadapan dengan resistensi
yang menumpulkan kebijakan-kebijakan anti korupsi tersebut.
17
Pemeriksaan kasus Korupsi di KPU misalnya, disinyalir terkait dengan oknum-
oknumdi DPR, BPK, Ditjen Anggaran Departemen Keuangan, Rekanan_rekanan
bisnisnya dan mungkin akan memunculkan oknum dari institusi lainnya.
Sasaran pokok dalam arah pembangunan jangka panjang, yang menjadi catatan
pokok yang harus diperhatikan adalah masih konservatifnya pemerintah dalam
menetapkan target jumlah penduduk miskin di tanah air dan menyatakan “jumlah
penduduk miskin tidak lebih dari 5 persen” merupakan target yang menyiratkan
masih belum adanya kesungguhan dan keberanian untuk menghapuskan atau paling
tidak meminimumkan kemiskinan absolut di tanah air. Berkaitan dengan struktur
perekonomian yang kokoh, seharusnya lebih ditekankan lagi tentang sasaran untuk
mengembangkan ekonomi rakyat yaitu melibatkan sebanyak mungkin pelaku
ekonomi dalam aktivitas perekonomian nasional. Ekonomi (sebagian besar) rakyat
Indonesia sejauh ini masih memberikan kontribusi relatif kecil dalam output
nasional, deminkian pula pangsa pasar yang dikuasainya. Namun demikian dari sisi
jumlah pelakunya atau unit usaha serta penyerapan tenaga kerjanya, ternyata sangat
dominan dibanding ekonomi usaha besar dan konglomerat.
Peran penting lain dari ekonomi rakyat adalah dalam penyerapan tenaga kerja.
Masalah kekurangan kapital (investasi) yang dihadapi Indonesia, bisa dipecahkan
dengan pola investasi yang padat tenaga kerja, karena bisa menciptakan lebih banyak
unit usaha dan juga kesempatan kerja., sehingga bisa memecahkan masalah
pengangguran.
Rencana jangka panjang pemerintah RPJPN yang ambisius ini digunakan sebagai
titik tolak untuk seluruh Indonesia (termasuk pemerintah, masyarakat dan bisnis)
untuk mencapai tujuan nasional seperti yang telah direncanakan dan diformulasikan
oleh pemerintahan terpilih di Indonesia. Rencana pembangunan jangka panjang ini
berjalan hingga tahun 2025 dan dibagi dalam beberapa rencana berjangka menengah
serta ditunjang oleh MP3EI.
18
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN
2015-2019)
MP3EI adalah sebuah masterplan yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia pada
tahun 2011. Dalam rencana tersebut, pemerintah sebenarnya menargetkan
pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh hingga delapan persen per tahun mulai
2013 (target yang gagal). MP3EI itu juga bertujuan untuk menjadikan Indonesia
sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini
mencakup investasi senilai USD $470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan
kepada swasta melalui program kerja sama pemerintah-swasta.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan. Kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
kami ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhan, F. (2022, mei 9). Tujuan, Faktor dan Materi Pembangunan Ekonomi.
Retrieved oktober 10, 2022, from khanfarkhan.com:
https://khanfarkhan.com/perencanaan-pembangunan-ekonomi/
21
Wibowo, E. (2008). Perencanaan dan Strategi Pembangunan Di Indonesia. Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 8, No. 1 , 16-24.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN (web44.net)
22