EKONOMI PERENCANAAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK I
1. Muhammad Faesal (190501081)
2. Yusron Khalid Himawan (190501086)
3. Azizan Aphik (190501067)
4. Muhammad Wardeni (190501054)
5. Muhammad Haerul turmuzi (190501065)
6. Reni Hanggraini (190501057)
7. Radestiya Cahaya Puji (190501083)
8. Yuan Dwi Patricia (190501077)
Alhamdulillah. Segala puji dan puncak kekaguman serta keagungan hanya tertuju
kepada Allah SWT. Sudah tak terhitung nikmat Allah SWT. yang telah dianugerahkan
oleh-Nya kepada kita, mulai dari nikmat bernafas hingga merasakan betapa berhargainya
nafas itu (sakit). Lantunan sholawat dan seruan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada makhluk agung termasyhur, manusia pilihan-Nya. Dialah Rasulullah SAW.
Atas pertolongan dan kasih sayang-Nyalah sehingga kami dapat meyelesaikan
penyusunan makalah. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan
dalam mata kuliah “Ekonomi Perencanaan ” di Universitas Islam Negeri Mataram (UIN).
Makalah ini kami susun bertujuan untuk mempelajari dan melengkapi tugas yang
diberikan kepada kami serta untuk membantu dalam memahami materi yang diberikan.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan baik
dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada pihak pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami Bapak Safwira Guna Putra, S.E., M.Ec.Dev. yang
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.
Tim penulis
Kelompok I
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian suatu negara menentukan nasib dari negara tersebut. setiap negara
pasti menginginkan masyarakakatnya sejahtera (mengalami tingkat perekonomian yang
tinggi) semakin tinggi tingkat perekonomian tersebut maka semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraan rakyatnya. Untuk mencapai keinginan tersebut maka diperlukan yang namanya
perencanaan, setiap perencanaan maupun pembangunan harus disesuaikan dengan kondisi
negara itu sendiri.
Namun sebelumnya perlu diketahui akan prinsip dan konsep dari perencanaan tersebut.
Dengan adanya pengetahuan akan ilmu perencanaan tentu akan mempermudah dalam
mempraktikan ataupun menyalurkan ilmu pengetahuan tersebut. Perencanaan ekonomi
merupakan salah satu konsep penting yang harus diperhatikan dalam mengamati, menyusun
strategi, dan membangun perekonomian suatu negara. Perencanaan yang tepat dapat
membuat dampak yang positif untuk negara begitupun sebaliknya perencanaan yang salah
akan berakibat.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep Ekonomi Perencanaan
2. Unsur dan Karakteristik Ekonomi Perencanaan
3. Perencanaan Dalam Konteks Pembangunan
4. Aspek Penting Dalam Perencanaan Pembangunan
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Konsep Ekonomi Perencanaan
2. Untuk Mengetahui Unsur dan Karakteristik Ekonomi Perencanaan
3. Untuk Mengetahui Perencanaan Dalam Konteks Pembangunan
4. Untuk Mengetahui Aspek Penting Dalam Perencanaan Pembangunan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu yang paling popular yang dikemukakan oleh Dicson yang mengartikan
perencaan sebagai “pengambilan keputusan utama ekonomii tentang apa dan berapa banyak,
bagaimana, bila dan dimana akan di produksi, serta buat siapa yang akan dialokasikan, oelh
pangambilan keputusan yang atas dasar pengamatan menyeluruh terhadap sistem
perekonomian sebagai suatu kesatuan.”
2
Tujuan perencanaan ekonomi adalah mengadakan suatu perekonomian nasional yang
diatur, yang direncanakan tujuannya dan jalannya. Dan perencanaan pada asasnya berkisar
pada dua hal yaitu :
a. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu
tertentu atas dasar nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan.
b. Pilihan- pilihan di antara cara-cara alternative yang efisien serta nasional guna mencapai
tujuan-tujuan tertentu.1
1
Jingan,M.L Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Jakarta : Rajawali Pers, 2010)
2
Hamzah Hafied, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Makassar, Kretakupa Print, 2009) hal.13
3
Proses perencanaan ekonomi melalui beberapa tahap dan masing-masing tahap
tersebut sudah ditentukan dahulu apa yang ingin dicapai pada setiap tahap tersebut.
Tahap-tahap tersebut adalah :
1. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan ekonomi tersebut, di
antaranya: untuk pertumbuhan, penciptaan kesempatan kerja, distribusi pendapatan,
pengurangan kemiskinan dan sebagainya.
2. Mengukur ketersediaan sumberdaya-sumberdaya yang langka selama periode
perencanaan tersebut, misalnya: tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan
pemerintah, penerimaan ekspor, tenaga kerja yang terlatih dan lain-lain.
3. Memilih berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan untuk mencapai
tujuan nasional. Pada tahap ini ditetapkan proyek-proyek investasi seperti : jalan raya,
jaringan irigasi, pabrik-pabrik, pusat-pusat kesehatan. Selain itu juga perencanaan
nasional tentang: kebijakan harga, seperti nilai kurs, tingkat bunga, upah, pengaturan
pajak, subsidi dan lain-lain.
4. Mengerjakan proses pemilihan kegiatan-kegiatan yang mungkin dan penting untuk
mencapai tujuan nasional (welfare function) tanpa terganggu oleh adanya kendala-
kendala sumberdaya dan organisasional.
4
Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai dasar
mobilisasi sumberdaya yang tersedia.
6. Keseimbangan dalam perencanaan
Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan dalam
perekonomian untuk menghindarkan kelangkaan maupun surplus pada periode
perencanaan.
7. Sistem Administrasi yang Efisien
Administrasi yang baik dan efisien dan tidak korup adalah syarat mutlak
keberhasilan suatu perencanaan.
8. Kebijakan pembangunan yang tepat
Pemerintah harus menetapkan kebijakan pembangunan yang tepat demi
berhasilnya rencana pembangunan dan untuk menghindari kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses pelaksanannya.
9. Administrasi yang ekonomis
Setiap usaha harus dibuat berdampak ekonomis dalam administrasi, khususnya
dalam pengembangan bagian-bagian departemen dan pemerintah.3
5
proses pengambilan keputusan, tertutama berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dan urutan tindakan di dalam proses pengambilan
keputusan.
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya. Penggunaan istilah
sumber daya menunjukkan segala sesuatu yang dianggap berguna dalam pencapaian
suatu tujuan tertentu. Sumber daya mencakup sumber daya manusia, sumber daya alam
9tanah, air hasil tambang dan sebagainya), sumber daya buatan. Perenacanaan mencakup
proses pengambilan keputusan tentang bagaimana sumber daya yang tersedia itu
digunakan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kuantitas dan kualitas sumber daya tersebut
sangat berpengaruh dalam proses memilih di antara berbagai pilihan tindakan yang ada.
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan sebagai
alat pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses penetapan tujuan. Salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh sesorang perencanaan adalah bahwa tujuan-tujuan
mereka kurang dapat dirumuskan secara tepat. Sering kali tujuan-tujuan tersebut
didefiniskan secara kurang tegas, karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan
oleh pihak lain.
4. Perencanaan mengacu ke masa depan. Salah satu unsur penting dalam perencanaan
adalah unsur waktu. Tujuan perenacanaan dirancang untuk dicapai pada masa yang akan
datang. Oleh karena itu, perencanaan berkaitan dengan antipasti ke masa depan, bukan
semata-mata menjawab persoalan-persoalan masa kini.
6
berubah. Oleh karena itu serangkaian tindakan yang dipreskripsikannya haruslah dapat
mengakomodasikan perubahan tersebut.
3. Pernyataan Pilihan Perencanaan merupakan serangkaian tindakan memilih strategi,
kebijakan atau program yang akan dilaksanakan. Hal yang sangat penting bagi
pembuatan keputusan yang menyangkut kepentingan umum adalah :
a. Mempertimbangkan kelangkaan sumberdaya, sehingga yang menjadi pilihan adalah
manfaat yang terbesar dengan biaya tertentu atau manfaat tertentu dengan biaya
terkecil.
b. Dalam sektor publik terdapat banyak tujuan atau sasaran, sehingga perlu pula
dipertimbangkan aspek-aspek : kelayakan ekonomis, kelayakan teknologis, dan
kelayakan lingkungan.
c. Memungkinkan lahirnya inovasi.
4. Rasionalitas Rasionalitas menjadi pola pikir penting dalam perencanaan. Secara
sederhana dalam pengertian rasionalitas ini tercakup kriteria :
a. Efisiensi: usaha tekecil
b. Optimasi: tidak mementingkan salah satu (maksimasi sasaran atau optimasi semua
sasaran)
c. Sintetis, yang bersifat integrasi (saling melengkapi antar sasaran) atau holistik
(bersifat menyeluruh, tidak sebagian-sebagian).
5. Tindakan kolektif sebagai dasar Apabila dalam sektor privat yang terjadi adalah
kepentingan tunggal atau kepentingan banyak, dalam perencanan publik terdapat banyak
atau semua pihak, sehingga menuntut keterbukaan untuk membangkitkan partisipasi, sulit
ditutup dari interaksi dengan sektor lain, serta sangat dibutuhkan kebersamaan.4
4
Alexander, Ernest R., 1988. Approach to Planning : Introducting Current Planning Theories, Concepts, and Issues,
Gordon and Breach Science Publishers.
7
perencanaan pembangunan pada dasarnya bersifat penelitian atau riset karena didalam proses
pelaksanaannya lebih banyak menggunakan metode-metode riset yakni mulai dari teknik
pengumpulan data, analisis data, hingga studi pada lapangan untuk memperoleh data-data
yang akurat, baik data-data yang bersifat konseptual maupun data-data bersifat eksperimental
yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dalam kegiatan perencanaan pembangunan itu
sendiri.
8
yang ada di lapangan dan sangat berpengaruh didalam proses pembangunan. Hal ini
merupakan pijakan awal dalam proses penyusunan perencanaan yang dapat menjadi dasar
analisis selanjutnya.
c. Aspek Institusi Perencana
Institusi perencana merupakan organisasi pemerintah yang bertanggung jawab
dalam melakukan perencanaan pembangunan daerah. Institusi perencana berperan
sebagai pelaksana fungsi manajemen dalam bidang perencanaan dan bertanggung jawab
secara penuh. Institusi perencanaan tidak hanya menampung berbagai usulan/rencana tapi
mampu bertindak sebagai “motor” penggerak yang dapat mengakomodir, menganalisis,
menjabarkan berbagai permasalahan dan kepentingan yang berbeda dalam bentuk
kesepakatan sebagai rumusan perencanaan pembangunan daerah.
d. Aspek Ruang dan Waktu
Pembatasan ruang dan waktu dalam hal ini bukan sebagai batasan yang bersifat
mutlak, melainkan merupakan suatu kenyataan yang dipahami oleh setiap perencana
bahwa hasil-hasil rumusan kegiatan untuk waktu tertentu dan wilayah tertentu. Melihat
pembagian jangka waktu yang di Indonesia dibagi dalam tiga bagian, yakni jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
e. Aspek Legalisasi Kebijakan
Aspek legalisasi kebijakan merupakan suatu keputusan dari suatu kebijakan yang
harus dilaksanakan atas hasil perencanaan yang telah disepakati. Dengan adanya
legalisasi kebijakan terhadap suatu hasil perencanaan pembangunan daerah, maka
implementasinya harus sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan dalam perencanaan
tersendiri.
9
Dari segi proses ada dua pendekatan perekonomian pembangunan yaitu
perencanaan dari “atas” (top down planning) dan perencanaan “bawah” (bottom up
planning).
a. Perencanaan Pembangunan dari “Atas”
Perencaan dari atas menunjukkan bahwa semua ide berasal dari “atas”
(pemerintah). Pihak “atas” kurang menunjukkan : (a) kultur masyarakat; (b) peranan
kelembagaan; (c) daya dukung wilayah yang bersangkutan; dan (d) hanya memandang
manusia sebagai obyek dari perencanaan tersebut. Akibatnya, dalam pelaksanaan
perencanaan tersebut, banyak menemui kegagalan, walaupun perencanaan dari “atas”
juga mempunya kebaikan-kebaikan. Melihat hal tersebut Sasoetion dan tadjuddin (1985)
memberikan alternative pemecahan berupa konsep perencanaan dari “bawah” seperti
yang akan diuraikan dalam sub-bab berikut ini.
b. Perencanaan Pembanguna dari “Bawah”
Perencanaan dari “bawah”, semula tumbuh sebagai gagasan yang sedikit banyak
dipengaruhi oleh filsafat eksistensialisme. Manusia dipandang sebagai individu-individu
yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan kesetaraan.masing-masing
mempunya objective probality yang sama dan berupaya untuk memperoleh sejumlah
subjective probability. Pada perkembangan berikutnya telah menghasilkan suatu formula
yang lebih bersifat egalitarian yang jauh dari keadaan hubungan kesetaraan. John
Friedman meilhat kecenderungan-kecenderungan tersebut. Gagasan Friedran tersebut
dikenal sebagai transitive planning, yaitu suatu teori proses perencanaan yang menekan
ada pembagian peran antara planner dengan client secara client dan menandaskan
perlunya hubungan sosial yang dialogic. Proses perencanaan hendaknya merupakan suatu
proses belajar mengajar.
10
intrelasi penetapan subyektif (judgment by subjective) bukan hanya merupakan
pengejawantahan daya dukung lingkungan fisik dan "kebebasan tanpa batas"
manusianya, tetapi juga tercermin di dalamnya suatu batas konstitusional. Kedua
proses pendekatan perencanaan itu terpadu secara haroonis dengan tetap
memperhatikan hukum-hukum yang berlaku serta aspirasi humanik masyarakat.
Dalam keadaan demikian perencanaan dari bawah dan dari atas, kedudukannya
saling melengkapi.
11
Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pembangunan tersebut di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Kesetabilan politik dan keamanan dalam negeri
b. Dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya
c. Realistis dan sesuai dengan kemampuan sumber daya dan dana
d. Koordinasi yang baik
e. Sistem pemantauan pengawasan yang terus menerus
f. Transparan dan dapat diterima oleh masyarakat
12
c. Memonitor dan mengevaluasi proyek, rencana dan program serta merencanakan ulang
sesuai dengan perubahan kondisi (Manfredd Poppe, 1955).7
7
Sujarto, D. “Pengertian dan Perkembangan Teori Perencanaan.” Materi Diklat Sekolah Arsitektur.2012
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan tentang Ekonomieperencanaan dimulai dengan tinjauan terhadap pengertian
dasar, konsep atau terminologi yang menjadi unsur-unsur yang membentuknya serta kaitan
dengan pembangunan . Pemahaman terhadap pengertian-pengertian dasar tersebut diperlukan
sebagai pengantar kepada Ekonomi perencanaan, baik sebagai disiplin ilmu maupun sebagai
salah praktek dalam perencanaan pembangunan.
Pengertian perencanaan secara umum adalah proses kontinyu, yang menyangkut
pengambilan keputusan atau pilihan mengenai bagaimana memanfaatkan sumberdaya yang
ada semaksimal mungkin guna mencapai tujuan-tujuan tertentu di masa depan; atau suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Ditinjau dari unsurnnya, terdapat 4 unsur dasar dalam perencanaan, yakni : merencana
berarti memilih, alokasi sumberdaya, tujuan, dan masa datang. Dalam domain publik,
perencanaan mempunyai karakteristik: mengarah ke pencapaian tujuan, mengarah ke
perubahan, merupakan pernyataan pilihan, mengacu pada rasion
alitas, dan tindakan kolektif sebagai dasar.
Perencanaan dan pembangunan merupakan suatu kesatuan yang memiliki kaitan erat
antara satu dengan yang lainnya. Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dari
suatu proses pembangunan, perencanaan pembangunan dijadikan sebagai bahan, pedoman,
atau acuan dasar bagi pelaksanaan kegiatan perencanaan atau action plan.
Adapun aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah perencanaan pembangunan umum
harus mencakup semua aspek kehidupan. Hal ini diperlukan guna mencapai cita-cita bangsa
Indonesia yang makmur baik jangka panjang maupun jangka pendek. Aspek-aspek tersebut
antara lain: sspek lingkungan internal dan eksternal (sosial,budaya, ekonomi, politik), aspek
potensi dan masalah, aspek institusi perencanaan, aspek ruang dan waktu, dan aspek
legalisasi kebijakan
14
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah Hafied, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Makassar, Kretakupa Print, 2009)
Alexander, Ernest R., 1988. Approach to Planning : Introducting Current Planning Theories,
Concepts, and Issues, Gordon and Breach Science Publishers.
Rustiadi, E., Saefulhakim, S., Panuju, Dyah R.. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
(Jakarta Crestpent Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2011)
15