Anda di halaman 1dari 5

Kuliah 3

Penstrukturan Masalah
A. Policy Problem: Nature & Characteristic
Dasar dalam elemen penting dalam penyusunan kebijakan adalah penstrukturan maslah.
Penstrukturan maslaah merupakan suatu diagram dari berbagai tahapan analisis kebijakan,
sebagai suatu sistem panduan atau mekanisme yang mengarahkan dari keberhasilan suatu
analissi kebijakan, alasan kenapa penting karena dalam analisis suatu kebijakan kadang gagal
dalam emnetapkan suatu masalah karena kita menyelesaikan permaslaahan dari permasalahan
yang salah dari pada kta menghasilkan solusi yang salah dari permaslaahan yang benar.
Permasalahan kebijakan adalah kebutuhan, nilai atau suatu peningkatan ynag belum terealiasai
dengn cara aksi yang berkaitan dengan khalayak banyak.

Analsiis permaslahan kebijakan serngkali dikatakan tidak hanya sebagai sutu metode untuk
menyelesaikan masalah saja namun didalamnya dinamis dan ada prses multi level, yang prioritas
atau paling penting adalah bagaimana melakukan metode menstrukturkan maslaah
dibandingkan dengan metde menyelesaikan maslah. Seorang analis kebijakan dianggap berhasil
apabila engidentifikasi, mengevaluasi, dan merekomendasi suatu slusi permaslaahan tanpa
mebuang waktu untk memformulasikan maslaahnya dengan baik dan tepat.

Analsiis kebijakan tak hanya menyelesaikan maslah tapi juga bagaimana seorang analis bisa
melakukan suatu penstrukturan masalah dengan baik dan tepat. Berikut beberapa karakteristik
dalam permaslaahan kebijakan:
- Permaslaahan kebijakan itu saling bergantung dan tidak berdiri sendiri
Merupakan suatu abgian dari sistem atau permsalahan yang besar diamna adanya factor
eksternal yang mepengaruhi suatu sistem yang mengahsilkan ketidakpuasan terhadap suatu
komunitas tertentu. Butuh pendekataan yang holistic dan menyeluruh yang saling
terhubung, misal dalam permsalahan kemacetan (orangnya, kendaraannya, regulasinya dll).
- Memiliki nilai subjektif
Meruapakan penciptakaan mental yang muncul dari perubahan pengalaman2 melalui
manusia. Walaupun ada penilaian permalahan itu adlah suatu hal yang objektif, namun
permasalahan sering kali diintepretaikan berbeda oleh individu.
- Hal yang dibuat ada pencetusnya
Permasalahan kebijakan mungkin terjadi karena adanya suatu penilaian oleh seseorang
terkait perubahan yang diharapkan pada suatu permasalahan. Selain itu juga permasalahan
kebijakan juga merupakah suatu produk oenilaian manusia secara direktif yang dapat
diartikan permslaahan kebijakan muncul akibat adanya penerimaan definisi legitimate dan
PK yang dibentuk dan dijakga secara sosial
- Dinamis
Terdapat berbagai solusi untuk menyelesaikana maslaah. Contoh did aerah A dapat
menyelesaiakan masalah dengan solusi 1 tapibukan berarti solusi 1 dapat menyelesaikan
maslaah did aerah B tergantung konteks dan jenis maslahnya yang kita tentukan.

B. Problem Vs Issues
Kemampuan untuk mengenal perbedaan antara apa itu situasi masalaha, permasalahan
kebijakan dan isunya menjadi penting dari apa yang terjadi dari pengalaman terkait dengan
tindakan pemerintah yang ada pada saat ini maupun yang mungkin terjadi dimasa mendatang.
Isu kebijakan dapat dikelompokan menjadi beberapa hirarki dan tipe, yaitu isu major, secondary,
fungsional dan minor.

Yang paling atas merupakan permsalahan kebijakan startegis, dan terendah yang kebijakan
operasional dan tengahya terdapat isu secondary dan fungsional.

Isu major ini biasanya muncul pada tingkatan pemerintahan atas/ pemerintahan pusat/
kementrian dll. Umumnya terkait dengan msii organisasi yang berhubungan degan tujuan
organisasi pemerintah.

Isu secondary berkaitan dengan program suatu organisasi baik di pusat/ daerah yang melibatkan
prioritas program dan definisi terhadap penerimanya.

Isu fungsional ini sebaliknya dimana berhubungan suatu program yang melibatka pertanyaan
terkait pembiayaan, pendaan dan usaha dimana memperoleh program/ proyek itu

Isu minor sering di temukan di suatu proyek tertentu, berhubungan dengan hal teknis misal
terkait pekerja, pembagia kerja, keuntungan yang yang diperoleh dan SOP terkait kegiatan2.
C. The Classes of Policy Problems
Ada 3 kelas terkait permsalahan kebijakan:
1. Well structured problem/ Permsalahan yang terstruktur dengan baik
Permaslahan yang terstruktur dengan baik biasanya melibatkan 1 atau beberapa
pembuat keputusan dan alternative kebijakan, hal itu merefleksikan terhadap konsesus
ketentuan tertentu yang dinyatakan secara jelas pada prefensi pembuat keputusan tsb.
Hasil dari setiap alternative diketahui secara pasi dan memiliki margin error yang dapat
diterima.
2. Moderately structured problem/ terstruktur secara moderat
Permsalahan ini melibat kan 1 atau beberapa pembuat keputusan dan memiliki
alternative yang terbatas, hal ini merfleksikan konsesus pada urutan tujuan secara jelas
hasil dari beberapa alternative tersebut kadang kala tidak pasti dan tidak dapat dihitung
denganmargin error yang dapat diterima. Selain tiu hasil dari alternatif2 tersebut tidak
pasti/ secara nilai atau probability error tak dapat di konfirmasi secara pasti
3. Ill structured problem/ terstruktur kurang baik
Ini melibatka beberapa pembuat keputusan yang direflekikan pada hal yang diketahui/
tak mungkin melakukan urutan secara konsisten/ seusai dengan tujuan. Alternative/
hasil yang diperoleh tak diketahui sehingga tak memungkin melakukan estimasi terkait
dengan resiko dan ketidak pastian tsb

Berikut perbedaan dari ketiga penstrukturan masalah:

- Pembuat keputusan: ill structure banyak pembuat keutusan


- Alternative: ill structure tak terbatas alternatifnya
- Utilities/ nilai: ill structure berdasarkan konflik antara beberapa kator
- Hasil/ outcome: well ada kepastian, moderate muncul ketidak pastian, ill hasil yang
diperoleh tak diketahui
- Probabilities: well dapat di kalkulasi pada suatu margin error yang diterima dan sisanya tak
dapat dihitung.
D. Problem Structuring in Policy Analysis
Permasaahan kurang baik mendorong kita memaksa kita menggunakan metode dengan
melakukan pendefinisian secara khusus dengan sifat dari permasalahan itu sendiri. Kriteria dari
penstrukturan masalah yaitu dibutuhkan kreativitas atau ide inovatif dalam penstrukturan
masalah. Kriteria ini berbeda tergantung kita menentuka apa yang dimaksud dengan sukses
terkait dengan penstrukturan masalah. Penstrukturan masalah yang sukses memerlukan analis
kebijakan yang menyediakan solusi, metode yang benar sevcara jelas terkait formulasi
permsalahan tersebut, penstrukturan masalah juga butuh kreatifitas untuk memeunculkan ide2
inovatif thdp suatu permasalahan yang didefinisikan kurang baik dan ambigu. Penstrukturan
masalah dapat dikatakan kreatif jika memnuhi 1 atau beberapa kondisi sebagai berikut:
1. Produk analis baru sehingga beberapa orang tidak akan samapai pada solusi yang sama
2. Proses analisis tidak cukup konvensional yang melibatkan adanya modifikasi atau
penolakan ide2 yang diterima sebelumnya
3. Proses analissis membutuhkan suatu motivasi dan ketekunan yang cukup tinggi
sehingga analsiis dilakukan dengan intensias yang cukup tinggi atau dengan periode yag
lama
4. Produk analisis dianggap berharga oleh analis dan pembuat kebijakan karena
memberikan solusi yang tepat untuk maslaah terebut
5. Masalah yang awlanya tak ambigu/ tak jelas ataupun tak dapat didefinisika pada
akhirnya itu meruakan bagian suatu tugas bagaimana menyelesaikan maslaah itu
sendiri.

- Meta problem
Sifatnya masih semu, muncul dari kegiatan dalam mencari masalah
- Subtantive problem
Muncul ketika melakukan pendefinisian masalah
- Formal problem
Muncul ketika ada suatu kegiatan terkait rekomendasi ebebrapamasalah
- Problem situation
Muncul ketika sudah mengenal suatu masalah tertentu pada beberapa masalah yang ada

Error tipe 3 “kadang kita menyelesaikan masalah dengan masalah yang salah” misal program
mengurangi penggunaan gadget pada anak2 di Kota Bandung dengan memberi anak ayam dan
tak semua bisa memelikhara anak ayam. Berikut beberapa model2 kebiajakan yg merupakan
representasi terhadap aspek terpilih pada situasi maslaah erdasarkan konseptualisasi dari suatu
bagian dari situasi masalah, dia juga meruapakan rekonstruksi nyata dari suatu isu yang
bervariasi antara isu terkait energy dan lingkungan sampai kemiskinan, kesejahteraan dan
kejaahtan. Model2 kegiatan bisa diekspresikan sebagai suatu konsep diagram, grafik atau model
matematika. Model2 kebijakan takhanya mendeskripsikanbagian suatu masalah namun juga
dapat meningkatkan rekomendasi tindakan dalm memecahkan masalah tertentu.

Model2 kebijakan dapat dibandingkan atau dipertentangkan dengan berdasr jumlah dimensi,
bentuk ekspresi matematis dan fungsi dari metode model tertentu. Berikut beberapa model
yang digunakan dalam penstrukturan masalah:

- Analisis pembatasan
- Analisis klasifikasi
- Analisis hirarki
- Synetic
- Brainstorming
- Multgiple perspective analysis
- Analisis asumsi
- Mapping argument

Metode tersebut berbeda dalam tujuanpenyelesaian masalah, prosedur, sumber pengetahuan


dan kriteria kinerja yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai