Jawaban harus tak umum, harus memposisikan diri sbg individu dalam kerangka
kehidupan masing2. Kalopun topiknya mirip tai motivasi awalnya akan berbeda.
Kita tak perlu takut dengan kemiripan. Dalam proses diskusi dengan pembimbing
nanti jadi bahan penajaman.
o Implikasi ketika dalam melakukan 5 hal tadi, kita bisa rangkai jadi 3
sepert pada gambar diatas. Basis pengalaman penelitian, atau juga
bisa
o Bangun bentuk evaluais baru yang lebih praktis untuk melihat apakah
program tersebut benar atau tidak terus dilanjutkan atau tidak.
Misalnya kaya tadi dalam perbaikan kampung, berapa persen
penduduk yang bertahan dan akhirnya menjual rumahnya dan
pindah, itu bisa menjadi outcomes yang tak diharapkan. Memang nilai
lahan meningkat, tapi itu juga karena bansos trus yang dapat
keuntungannya orang lain yang ngebuat itu makanya dalam knteks
pandemic ini jadi sanagt sulit, kra apa yang harus diperbaiki dan
program baru apa yang dapat digunakan?
o Klo bicara mengenai kampung kita butuh peneliti kesehatan, bidang
populasi, bidang srsitektur dalam memahami kebuthan unit hunian
yang lebih pantas tuk orang2 dikampung. RS,RSS dll. Begitu masuk
standar baru mengenai resiko bencana maka perlu lagi kajian, ga bisa
bangut rumah sangat sederhana di daerah rawan bencana. Logisnya
Negara mengontrol kualitas hunian pendudknya supay atak ada
kerugian misal kena angina atau banjir jadi rubuh. Melhat bagaimana
orang miskin di peru namun bisa dihuni maka munculah buku housing
by people, dalam buku itu intinya mengatakan “udahlah biarin aja
biarkan mereka yang penting punya hunian” tugas Negara mencoba
untuk mendekonstruksikan dan juga membantu mereka. Untuk
meneliti sebuah kasus ada baiknya kita paham kasus itu jadi tak dari
nol harus dipelajari terlebih dahulu. Adajuga yang memilih
pemahaman masalah masa lalu, contoh pengembangan masyarakat
di tepi sungai karena a, b,c jadi penelitiannya dari maslah yang udah
ada tapi ditambahin, dia sudah paham karena baca-baca yang terkait
dengan itu.
Ada juga yang tak terduga tapi ada penjelsan kusal (sebab-akibat)
dankonteks proses, bagaimanaia memahami munculnya komunitas
indi, bukan underworld klo itu kaya criminal, konteks indi yang
ternyata kuantifikasinya individu, kapitalisasi besar karena mereka
membuat produk jadi hal2 yang tak terduga bagaimana komunitas
indi dibandung dan di daerah lain.
- Paradigm
Kecuali dengan etnografi dengan institusional etnografi ada yang baru terkait
dengan bicara relasi orang dalam suatu konstitusi memahami pengalaman
sesorang secara individu tapi juga memahami power relation seperti misal
klo belajar pengmas relasi antara ketua RW dan RT di masyarakat tanpa
situasi power relation, kuasa. Misala ada pak RW baru lalu ada program
pemerintah bagaimana amenangani Covid, disitu ada RW lama nah ini ketua
RT baru tak bisa nembus untuk menyampaikan ke wraga karena sudah biasa
nurut ke RW dan RT lama. Kecuali klo kita terpilih karena kita mampu dan
memang punya keahlian.
Klo di tentara siapapun yang baru ditao decamp masih muda dengan
komandan dan kaptennya yang baru lulus dari akademi. Kira2 dia akan
dites? Ya akan di tes juga untuk mengetes kemampuan/ uji nyali apa yang
sudah ia dapat.
Nah dalam institusional etnografi kita bisa memantau dan meneliti banyak
isu seperti ini dibanyak kasus, sebagai warga Negara dapat menilai lebih jauh
dari model ini untuk ebberapa stakeholder apa yang akan terjadi. Dari narasi
mereka yang dicatumkan dalam dokumen2 berita. Bahkan dalam ILC sudah
saling mengungkap.
UU cipta kerja udah keliatan relasinya, contohnya ada alokasi DPR mengetok
UU CK dengan ketebalan 800 lebih halaman lalau pemerintah menunjukan
dari 800 jadi 1000 lebih dan inilah yang dipermsalahkan, ada apa?
Klo banjir, misal banjirnya bagaimana? setinggi apa? Selalu ukurannya begitu
ngga ada dalam cm. sama dengan UU CK ini yang diukur adalah tebalnya
halaman bukan pada jumlah pasal.
Tujuan dan penelitian kualittaif klo kita petakan, ini juga pemetaan plus
minus, kira2 bahwa yang membangun teori content analysis yang kira2
menguji study. D conten analysis juga bisa jadi potensi dalam menguji teori.
Bisa juga dilakukan dengan time frame untuk meneliti tiap waktu yang punya
keputusan sendiri dari individu yang terlibat disana. Biasanya kita meneliti
hari ini tuk mengingta apa yang terjadi di masa lalu.
Misal ada perubahan sistem lalau lintas dibandung, kondisinya hanya dua
setelah dan sesudahnya bagaimana? eh ada covid nah kita lihatnya sekarang
setelah ada psbb. Ketika melakukan penelitian sudah membayangkan kasus
seperti itu. Ada juga akumulasi pemahaman. Klo setiap saat dibaca dan
dipahami nanti juga kita bisa sempurnakan tergantung intensitas kita
memenuhi datanya.