Lalu bagaimana dengan kualitatif data instrument? Tradisional biasanya yaitu dengan ebberapa
cara sebagai berikut:
Lalu bagaimana instrument penelitian yang baik?
Interval level
Berapa tahun anda menyelesaikan pendidikan formal
Ordinal level
Pendidikan tertinggi apa yang anda telah selesaikan
Nominal
Kegiatan apa yang anda lakukan setelah lulus
Gaya bertanya juga menentukan nanti coding dan analsiisnya seperti apa? Seperti
misalnya pertanyaan semi formal, yang seperti ini bisa saja memilih jawaban lebih
dari 1 jawaban dan perlu dimodifikasi dalam coding dan analsiisnya. Berikut cara
bertanya untuk mengukur rating scale:
Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara visual seperti pada sekarang itu
dimasa pandemic. Kita mau tahu level sakitnya ada dimana. Ini menarik
menghitung dengan cara kontinyu.
Bagaimana mendesain pertanyaan
Perlu hati2 dengan rujukan yang pas, kita menyelami pola piker sesorang dan
mencoba memotret behavior dia dengan pertanyaan2 yang menstimulasi untuk
mengambil refrensi apa yang akan diambil. Prinsipnya adalah sebagai berikut
Konsistensi/ reability, orang yang ditanya akan mencjawab secara
konsisten dengan jawaban yang sama, makanya ada pertanyaan yang
menjebak untuk menjebak jawaban yang konsisten. Makanya seringkali
pertanyaan pendapatan dibarengi dengan pertanyaan pengurangan
untuk menjadi variable control/ menyeimbangkan. Hindari kalimat yang
bisa mnimbulkan respon yang tak reliable, gunakan bahasa yang jelas.
Validitas pertanyaan seperti mengukur apa yang kita mau, misal tes iq
sebenernya dipengaruhi oleh latarbelakang univ ngga sih?.
Pertanyaan yang kita buat juga tidak boleh memberikan jawaban yang
tak jelas, ambigu atau ganda. Jadi punya ujung duaa/ menanyakan hal
yang berulang, pertanyaan harus positif tak boleh negative, hindari
kata2 yang terlalu ekstrim seperti semua, tidak pernah, selalu dll. Tidak
bisa menanyakan “apakah selalu belanja disana?” diganti dengan
“berapakali belanja disana dalam 1 bulan”. Pilihan kata yang kompleks
atau baru susah ngga usah dipake, ngga usah bertele2 dan mudah
dimengerti.
Perlu dipertimbangkan lagi cara mengisi dan memilih responden. Jika responnya
rendah sehingga menggangu representative data/ tak memadai maka perlu
beberapa yang diperhatikan seperti:
Perhatikan karakteristik responden
Panjang pertanyaan/ kuesioner
Topic terlalu sensitive
Prosedur merekrut narasumber gimana?
Bagaimana cara mengambil datanya
Biasanya responden bergantung pada pengambilan datanya (postal survey
potensi lebih rendah dibandingkan face to face) cara pemertaanya perlu
dikembangkan dan dikoloborasikan dengan pertanyaan lain untuk mendukung
pertanyaan yang sensitive dan dikira sulit untuk dijawab tanpa ada pertanyaan
pendamping. Segala kemunginan perlu dipertimbangkan. Sering2 mengecek
kualitas jawaban, berapa errornya, kadang kita membutuhkan teman/ orang tuk
bantu menyebar kuesioner makanya kita perlu menyeleksi teman dengan baik
untuk emmenuhi standar bertanya karena akna mempengaruhi kuaitas
jawaban.
- Kualitatif
Menggambarkan tools yang tepat untuk digunakan, instrument tuk mengumpulkan data
kualitatif bahwa peneliti dalam kualitatif adalah instrument itu sendiri, kalo dia mengembangkan
instrument untuk menganalisis data maka dia sendiri adalah instrument itu snediri karea dia
benar2 menggunakan dirinya untuk menjadi instrument mencari data. Dia melakukan
pencatatan dilapangan foto, video dll sebagai data dan wawancara juga, wawancara ini harus di
transkrip dalam tulisanmenjadi hal yang otomatis/ harus dilakukan. Dengan catatan ini juga
menjadi alat khusus yang perlu dilakukan (butuh alat langsung tuk melakukan survey).
Tradisional ini adalah in depth interview yaitu wawancara secara mendalam. Dengan
perkembangan saat ini kita mengenal online communities/ forums melalui media sosial. Survey
melalui web/ chat ada juga kelompok real yang berada pada online. Inilah beberapa model
pengumpulan data yang perlu di improvisasi tergantung pada situasi tertentu. Dalam konteks
strategi kelapangan untuk observasi, saat kita ingin mendapatkan hasil yang baik maka kita
harus menyiapkan hal tersebut dengan baik pula. Ada juga ketika melakukan observasi dengan
kerangka piker tertentu, dia hanya ingin mengamati apa yang ingin dia amati saja. Dalam
observasi ada beberapa yang dapat dilakukan sebagai berikut:
Observasi dalam konteks kita melihat orang melakukan sesuatu (mengamati behaviour) ada 3:
o Structured observation
Bicara mengenai observasi dengan ketat disiapkan (waktu, tempat dll) dengan detail,
menangkap semuabehaviour yang harus direkam dengan persiapan yang matang.
o Naturalistic observation
Spontan, kita mengamati secara natural dimana kita berada, rekam apa yang terjadi apa
adanya.
o Participant observation
Partisipan terlibat dalam observasi yang merupakan lanjutan dari naturalistic, bagian
dari yang diamati.
Wawancara adalah metode interview tatap muka yang memiliki 3 jenis wawancara
o Terstruktur, kaya kuesioner cuman bedanya adalah klo kuantitatif di targetan untuk
diukur untuk sesuai dengan jenis data yang diinginkan random sampling, klo kualitatif ini
dia tidak menargetkan random sampling jumlah proposional tak dipikirkan seperti misal
study research. Keuntungannya bisa singkat cepat/ praktis.
o Semi struktur, seperti bebas namun ada urutannya, tetap diarahkan agar jawaban tidak
kemana2 dan tak keluar dari jalur
o Tak terstruktur, wawancara mendalam dimana peneliti mampu terlibat sangat dalam,
berupa hal2 sensitif bisa ditangkap dalam proses yang sanagt lama untuk masuk secara
bertahap dan dipercaya untuk diajak berdiskusi dan mendengar. Persiapan secara
psikologis diperlukan.
o Sekuensial2
o Pertanyaan dan kata yang masuk akal dan tak aneh
o Kalo ada pertanyaan yang berupa pilihan tanyakan dengan baik
o Hindari pertanyaan yang jawabannya ya/ tidak
o Hati2 kita tak bisa bertanya dengan lugas karena pertanyaan kita sering mengandung
makna yang banyak. Kita harus memperhatikan wawancara seperti di TV, radio dll
o Kalo bertanya terkait 5 W 1 H harus dijeaskan secara hati2
Visual ethnografi kita melakukan penelitian secara visual, kita teks dianggap masa lalu.
Kombinasi gambar dan tulisan. Metodenya bagaimana? mengamati gambar secara visual,
seperti keilmuwan cultural study, geography dll.
Mencba mempraktekan varian dari foto dengan menganalisis kalau ini kira2 bagaimana
terjadinya, hal yang dikontekskan pada masa itu. Kadang foto menjadi alat kita Tanya informan
yang tau. Maka visualnya semacam dokumentasi yang akan kita bawa untuk ditanyakan kepada
orang yang lebih tau. Selain itu juga ada film/ sinematografi dll. Ini adalah cermin pada era masa
itu dimana hal tersebut terjadi. Tak lagi menggunakan teks tetapi mendekati dengan cara visual.
Contoh lain adalah dengan perbedaan intepretasi antara novel dan film.