Anda di halaman 1dari 2

ETIKA PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tidak hanya prinsip, seorang perencana juga harus mentaati kode etik agar dapat
melakukan profesi sesuai dengan ketentuan hukum yang ada dan tidak merugikan banyak
pihak. Berikut adalah kode etik seorang perencana:
1.      Tanggung Jawab Terhadap Masyarakat:
·         Memperhatikan kosekuensi yang akan dihadapi masyarakat di masa yg akan datang atas
dasar tindakannya sekarang.
·         Memberikan informasi yang jelas dan benar kepada masyarakat.
·         Memberi peluang kepada masyarakat untuk memberikan aspirasi dan mengetahui akibat dari
penerapan suatu rencana dan program pembangunan.
·         Membuka peluang keikutsertaan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam proses penyusunan rencana.
·         Memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup secara sosial, ekonomi dan lingkungan
fisik.
2.      Tanggung Jawab Terhadap Client atau Atasan:
·         Perencana harus berani mempertaruhkan keputusan profesionalnya secara bebas atas nama
client (totalitas).
·         Perencana tidak boleh menerima pekerjaan apabila terjadi konflik pribadi atau keuangan
dengan client.
·         Dapat menerima dan mengolah secara profesional keputusan dan usulan dari client/atasan.
·         Tidak menawarkan/menjual keahliannya sebagai perencana untuk mendukung keputusan
yang bertentangan dengan kepentingan umum.
·         Tidak menerima komisi diluar ketentuan demi menghasilkan keputusan perencanaan yang
hanya terkait dgn kepentingan client.
·         Dapat menjaga kerahasiaan produk rencana yang karena pertimbangan tertentu belum dapat
diumumkan secara luas.
3.      Tanggung Jawab terhadap Profesi dan Rekan Sejawat:
·         Melindungi dan meningkatkan integritasnya terhadap profesi, dan tanggap pada kritik
profesi.
·         Secara akurat menampilkan kualifikasi dan pandangannya, dan mengakui secara jujur
pendapat rekan sejawatnya.
·         Membagi dan menyebarluaskan pengalaman dan hasil penelitian.
·         Bertanggung jawab dan jujur di dalam mengkaji dan menindaklanjuti produk perencanaan
dari sejawatnya.
·         Turut serta mengembangkan pengetahuan perencanaan wilayah dan kota kepada kader
perencana wilayah dan kota mendatang.
4.      Tanggung Jawab Terhadap Dirinya Sendiri:
·         Tidak melakukan hal yang tercela dalam hubungannya dengan kiprahnya sebagai perencana
wilayah dan kota.
·         Tidak diskriminatif di dalam menghasilkan rencana.
·         Perencana harus berusaha melanjutkan pendidikan profesionalnya.
·         Totalitas dalam mempresentasikan kualifikasi profesionalnya, pendidikannya, dan
tempatnya bekerja.
·         Menyadari nilai etika dan moral di dalam mempraktekan profesinya.
·         Bersedia untuk menyediakan dirinya secara sukarela untuk kelompok yang
membutuhkannya tetapi dengan keterbatasan finansial atau kemampuan.

Anda mungkin juga menyukai