( Problem Structuring )
Fungsi
• Penstrukturan masalah berfungsi untuk
menemukan solusi yang tepat.
Strategic Decision
Major Issue
Secondary Issue
Moderate
Element Well Structured Structured Ill Structured
Decision Maker One or Few One or Few Many
Alternative Limited Limited Unlimited
Utilities (Values) Consensus Consensus Conflict
Certainty or
Outcomes Risk Uncertainty Unknown
Probabilities Calculable Incalculable Incalculable
Contoh Kasus Kelas Masalah Moderate Structured
TAHANAN B
Mengaku Tidak Mengaku
A dan B dihukum 5 tahun A tidak dihukum
Mengaku
TAHANAN A
B dihukum 10 tahun
A dihukum 10 tahun A dan B dihukum 1 tahun
B tidak dihukum
Asumsi
Tidaktahanan
MengakuA dan B tidak pernah bertemu, sehingga tidak
dapat membuat perjanjian terlebih dahulu.
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa:
• Satu keputusan individu yang rasional bisa menimbulkan
irrasionalitas
• Dilema ini menunjukan adanya ketidakjelasan hasil dari suatu
kebijaksanaan
• Menunjukan adanya suatu probability yang sulit diperhitungkan
Proses Penstrukturan Masalah
Substantive Problem
Problem Problem
Conceptualization Specification
Problem
Problematic Situation Formal Problem
Sensing
Start Stop
Proses Penstrukturan Masalah
• Problematic Situation
• Substantive Problem
Dari problematic situation menjadi substantive
problem diperlukan proses konseptualisasi, yaitu
mendefinisikan masalah dalam istilah2 umum
(seperti masalah ekonomi, sosial, lingkungan dsb)
• Formal Problem
Merupakan definisi msalah secara spesifik. Dari
substantive problem menjadi formal problem
diperlukan proses spesifikasi, yaitu pengembangan
model matematik formal dari substantive problem.
Proses Penstrukturan Masalah
• Problem Sensing
Merupakan tanggapan terhadap problem.
bersifat monitoring
• Monitoring :
Suatu prosedur analitis yang digunakan untuk
menghasilkan informasi tentang sebab-akibat dari
kebijakan publik.
(Dunn, Public Policy Analysis, hlm. 335)
Fungsi Monitoring
1. Compliance
Menentukan apakah hasil/output dari program
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang berwenang.
2. Auditing
Mengetahui apakah manfaat dari program
telah sampai pada kelompok sasaran yang
diinginkan.
4. Explanation
Menjelaskan perbedaan hasil dari beberapa
program yang berbeda, yaitu what the best,
how they work, why.
• Macronegative Information
Menjelaskan sebab – akibat secara umum dan
menggunakan data agregat untuk menunjukan
mengapa sebuah progran tidak berhasil.
• Micropositive Information
Menunjukan program mana yang berhasil
dengan baik dan dalam situasi seperti apa.
Sumber Informasi
• BPS
• Instansi Sektoral
• Pemerintah Daerah
Propinsi
Kelurahan
• Bappeda, Bakosurtanal, BPN
• dll.
Pendekatan Monitoring
Dibedakan menurut :
1. Types of Controls
Monitoring dapat dibedakan berdasarkan
kemampuannya untuk melakukan kontrol
“langsung” atau “tidak langsung” terhadap input /
proses pelaksanaan kebijaksanaan.
2. Types of Information Required
Informasi yang baru
Informasi yang tidak baru
Sangat tergantung pada informasi tertentu
Pendekatan Monitoring
Types of
Approach Types of Control
Information Required
Social System Quantitative Available and/or new
Accounting information
Social Direct manipulation New Information
Experimentation & quantitative
Social Auditing Quantitative and/or New Information
qualitative
Research & Quantitative and/or Available Information
Practice Synthesis qualitative
Karakter Monitoring
Proses
input output
• Social system accounting proses = black box
• Social experimentation
• Social auditing proses = transparan
Research and Practice Synthesis
• Social system accounting, social auditing dan
social experimentation perlu informasi baru