Anda di halaman 1dari 33

PENSTRUKTURAN MASALAH

( Problem Structuring )
Fungsi
• Penstrukturan masalah berfungsi untuk
menemukan solusi yang tepat.

• Mencakup seberapa dekat masalah dapat


didefinisikan sesuai dengan kenyataan, oleh
karena itu strukturisasi masalah penting sebab
solusi yang tepat akan menjawab persoalan.
Perbedaan Issue dan Problem
Issue (Isu) :
Isu lebih kompleks, terjadi karena adanya
perbedaan yang dimulai dari pendefinisian masalah
atau dari perbedaan pandangan mengenai sifat
pemasalahan itu sendiri, bukan hanya akibat dari
satu tindakan melainkan dari perbedaan sifat
masalah itu.(gejala tentang suatu masalah tapi
belum jelas)
Problem (Masalah) :
Terjadi karena adanya perbedaan pandangan
tentang kenyataan. Pendefinisian masalah harus
ada sistem nilai yang dibenturkan pada kenyataan.
Karakteristik Masalah
• Interdependence: masalah pada satu area
mempengaruhi masalah pada area lain
• Subjectivity
• Artificialiaty
• Dynamic: Terdapat banyak solusi untuk
suatu masalah
Tingkatan Isu

Strategic Decision
Major Issue

Secondary Issue

Strategis Functional Issue

Teknis Minor Issue Operational Tactical


Decision
Tingkatan Isu
• Major Issue : menyangkut visi dan misi yang bersifat
regional dan nasional

• Secondary Issue : menyangkut definisi kelompok-


kelompok target dan merupakan program-program
yang berada pada badan-badan di tingkat nasional
dan propinsi

• Functional Issue : berada pada tingkat program dan


proyek (menyangkut budgeting, koordinasi, SDM,
dll)

• Minor Issue : menyangkut proyek secara khusus


misalnya staffing, prosedur, peraturan pelaksanaan
standar, upah, dll)
Kelas Masalah
1. Well Structured
2. Moderate Structured
3. Ill Structured

Moderate
Element Well Structured Structured Ill Structured
Decision Maker One or Few One or Few Many
Alternative Limited Limited Unlimited
Utilities (Values) Consensus Consensus Conflict
Certainty or
Outcomes Risk Uncertainty Unknown
Probabilities Calculable Incalculable Incalculable
Contoh Kasus Kelas Masalah Moderate Structured

TAHANAN B
  Mengaku Tidak Mengaku
A dan B dihukum 5 tahun A tidak dihukum
Mengaku
TAHANAN A

B dihukum 10 tahun
A dihukum 10 tahun A dan B dihukum 1 tahun
B tidak dihukum

Asumsi
Tidaktahanan
MengakuA dan B tidak pernah bertemu, sehingga tidak
dapat membuat perjanjian terlebih dahulu.
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa:
• Satu keputusan individu yang rasional bisa menimbulkan
irrasionalitas
• Dilema ini menunjukan adanya ketidakjelasan hasil dari suatu
kebijaksanaan
• Menunjukan adanya suatu probability yang sulit diperhitungkan
Proses Penstrukturan Masalah

Substantive Problem

Problem Problem
Conceptualization Specification

Problem
Problematic Situation Formal Problem
Sensing

Start Stop
Proses Penstrukturan Masalah
• Problematic Situation

• Substantive Problem
Dari problematic situation menjadi substantive
problem diperlukan proses konseptualisasi, yaitu
mendefinisikan masalah dalam istilah2 umum
(seperti masalah ekonomi, sosial, lingkungan dsb)

• Formal Problem
Merupakan definisi msalah secara spesifik. Dari
substantive problem menjadi formal problem
diperlukan proses spesifikasi, yaitu pengembangan
model matematik formal dari substantive problem.
Proses Penstrukturan Masalah
• Problem Sensing
Merupakan tanggapan terhadap problem.

• Kesalahan tipe 3 sering terjadi dalam perencanaan


yaitu kesalahan dalam definisi masalah sehingga
menghasilkan solusi yang salah pula.

• Terlalu menyederhanakan masalah kerap terjadi


terutama dalam pencerminan dinamika sosial
masyarakat
Tantangan dalam proses penstrukturan
masalah adalah bagaimana
mendefinisikan substantive problem dan
formal problem sedekat mungkin dengan
problematic problem
Teknik dalam Penstrukturan
Masalah
• Klasifikasi:
– teknik untuk klarifikasi konsep, digunakan untuk
mengklasifikasikan problematic situation
– Aturan dalam pembuatan klasifikasi: substantive
relevance, exhaustiveness, distjointness, consistency,
hierarchical distinctiveness
– Contoh: masalah kuantitas air bersih banyak
dirasakan oleh masyarakat berpenghasilan rendah
• Analisis Hirarki
– Teknik untuk mengidentifikasi kemungkinan
penyebab problematic situation
– 3 jenis penyebab: possible, plausible (scienific
or experience), actionable
• Synectics
– Teknik dengan melakukan analogi
(persamaan)
– 4 jenis analogi: personal, direct, symbolic,
fantasy
• Brainstorming: teknik untuk mendapatkan
ide, tujuan, dan strategi untuk mrmbantu
mengidentifikasi dan
mengkonseptualisasikan problematic
situation
• Analisis asumsi: mengkonflikkan asumsi-asumsi
– Identifikasi stakeholder
– Assumption Surfacing: rekomendasidataasumsi
– Assumption Challenging: membandingkan dan
mengevaluasi rekomendasi dan asumsi yang
mendasari
– Assumption Pooling: Kepentingan suatu asumsi diuji
kembali
– Assumption Synthesis: solusi masalah berdasarkan
asumsi terpilih
Evaluasi Semu
(Pseudo Evaluation)
Definisi
• Pseudo Evaluation :
Suatu pendekatan evaluasi yang bersandarkan
pada informasi/data yang bersifat self-evident dan
tidak kontroversial, juga tidak dikaitkan dengan
sistem nilai seseorang/ sekelompok orang.

bersifat monitoring
• Monitoring :
Suatu prosedur analitis yang digunakan untuk
menghasilkan informasi tentang sebab-akibat dari
kebijakan publik.
(Dunn, Public Policy Analysis, hlm. 335)
Fungsi Monitoring

1. Compliance
Menentukan apakah hasil/output dari program
sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
lembaga yang berwenang.

Contoh : standar baku mutu produk


standar air limbah industri
Fungsi Monitoring

2. Auditing
Mengetahui apakah manfaat dari program
telah sampai pada kelompok sasaran yang
diinginkan.

Contoh : proyek bantuan kredit usaha kecil


untuk home industry
Fungsi Monitoring
3. Accounting
Mengetahui apakah hasil pelaksanaan program
telah mampu meningkatkan kualitas kehidupan
sosial – ekonomi.

Contoh : program pembangunan ekonomi


% populasi dibawah garis kemiskinan
per capita income
rata-rata tingkat pendidikan
Fungsi Monitoring

4. Explanation
Menjelaskan perbedaan hasil dari beberapa
program yang berbeda, yaitu what the best,
how they work, why.

Contoh : membandingkan program KB


dengan program pendidikan nasional
Informasi untuk Monitoring

• Macronegative Information
Menjelaskan sebab – akibat secara umum dan
menggunakan data agregat untuk menunjukan
mengapa sebuah progran tidak berhasil.

• Micropositive Information
Menunjukan program mana yang berhasil
dengan baik dan dalam situasi seperti apa.
Sumber Informasi
• BPS
• Instansi Sektoral
• Pemerintah Daerah
Propinsi

Kelurahan
• Bappeda, Bakosurtanal, BPN
• dll.
Pendekatan Monitoring

Dibedakan menurut :
1. Types of Controls
Monitoring dapat dibedakan berdasarkan
kemampuannya untuk melakukan kontrol
“langsung” atau “tidak langsung” terhadap input /
proses pelaksanaan kebijaksanaan.
2. Types of Information Required
Informasi yang baru
Informasi yang tidak baru
Sangat tergantung pada informasi tertentu
Pendekatan Monitoring

Types of
Approach Types of Control
Information Required
Social System Quantitative Available and/or new
Accounting information
Social Direct manipulation New Information
Experimentation & quantitative
Social Auditing Quantitative and/or New Information
qualitative
Research & Quantitative and/or Available Information
Practice Synthesis qualitative
Karakter Monitoring

• Policy – relevant outcomes


Melihat hasil dari pelaksanaan kebijakan
• Goal – focused
Melihat apakah hasil pelaksanaan kebijakan
telah memenuhi harapan (need, value and
opportunity)
• Changed – oriented
Melihat apakah pelaksanaan kebijakan
berhasil membuat perubahan–perubahan
positif (juga membandingkan antar program)
Karakter Monitoring
• Cross – classification
Melihat hubungan sebab – akibat antara
variabel kebijakan dengan output tertentu

• Objective as well as subjective measures


Objective berdasarkan data dari sumber
material sekunder
Subjective berdasarkan survey primer
terhadap penerima hasil program
Social – System Accounting
• Adalah pendekatan melalui penggunaan
sejumlah metoda yang memungkinkan untuk
memonitor perubahan-perubahan kondisi sosial
selama kurun pelaksanaan program baik secara
objektif maupun subjektif

• Elemen analitis pokok : social indicator


Social Experimentation
• Adalah suatu proses secara sistematis
memanipulasi pelaksanaan kebijakan dalam
suatu cara yang memungkinkan untuk
menjawab (kurang lebih) sumber / variabel
mana yang menimbulkan perubahan

• Biasanya dicoba pada sekelompok kecil


masyarakat sebelum diterapkan pada kelompok
yang lebih luas
Social Auditing
• Adalah pendekatan yang secara eksplisit
memantau hubungan antara input, proses, output
dan akibat lanjutan sebagai upaya untuk merunut
secara lebih terinci proses pelaksanaan
kebijaksanaan

Proses
input output
• Social system accounting proses = black box
• Social experimentation
• Social auditing proses = transparan
Research and Practice Synthesis
• Social system accounting, social auditing dan
social experimentation perlu informasi baru

• R&PS adalah pendekatan monitoring yang secara


sistematis melakukan kompilasi, perbandingan dan
penilaian terhadap upaya-upaya yang telah
dilakukan untuk melaksanakan suatu kebijakan
publik

Dilakukan suatu riset mendalam untuk melihat


kelemahan/kelebihan pelaksanaan program

Anda mungkin juga menyukai