Anda di halaman 1dari 5

Kuliah 1

Review The Concept of evaluation and Evaluation Criteria


Konsep evaluasi berkaitan dengan konsep mikroekonomi karena dalam ilmu mikro ini mempelajari
tentang manusia dalma mempelajari suatu produk baik barang atau jasa. Pada materi ini kita berfokus
pada barang dan jasa yang sifatnya public. Kita mengenal dengan adanya model kurva supply dan
demand yang idealnya kita ingin mencapai suatu titik keseimbangan antara supply dan demand namun
kenyataannya dalam mekanisme pasar hal ini sulit terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan peran pemerintah
dalam mengendalikan hal tersebut dengan membuat kebijakan, program dll. Sumber daya yang ada
didunia terbatas oleh karena bagaimana pemerintah mampu mengalokasikan nya secara efesien.

Evaluasi merupakan suatu penilaian atau peghakiman terhadap sesuatu dengan mengkaji dan membuat
keputusan secara hati2 berdasarkan berbagai kriteria pertimbangan objektif/ subjektif dan asumsi yg
digunakan dalam evaluasi tsb. Sesuatu disini yg dimaksud adalah kebijakan/ program/ rencana/
kegiatan/ proyek. Ada beberapa yang langkah yang dilakukan dalam evaluasi tersebut adalah sebagi
berikut:

1. Mengetahui knowledge yang akan dievaluasi


2. Argument apa yang akan digunakan untuk mebuat suatu kriteria evaluasi baik obyektif/
subyektif
3. Asumsi yang digunakan
4. Pengumpulan data dan informasi
5. Pentingnya verifikasi data yang akan di evaluasi
6. Adanya analisis dengan teknik yang dipilih
7. Diakhiri dengan keputusan pengahikamn sebagai hasil evaluasi

Pemahaman pengetahuan mengenai objek yang akan dievaluasi dapat dilakukan dengan:

1. (poin 1) Baik kebijakan, rencana, program maupun kegiatan. Di Indonesia kita mengenal dengan
adanya SNI maupun standar/ aturan yang dikeluarkan oleh departemen.
2. (Poin 2) Ada 2 jenis kriteria evaluasi, ad kriteria objektif (teori dasar/ teori fundamental) dan
subjektif (dari sistem nilai).
1. (poin 2) efesiensi dibedakan menjadi 2, yaitu efesiensi teknik yaitu output lebih besar
dibandingkan input.
2. (poin 3) efesiensi ekonomik yaitu efesiensi gabungan antara teknik da nada prefensi dari
masyarakat.
3. (poin 4) Sedangkan kemerataan diliat dari tujuan yang ingin dicapai vs kemerataan dari
kesempatan
4. (poin 5) sedangkan keadilan dapat dilihat secara absolut maupun relatif

Langkah selanjutnya dalam melakukan evaluasi adalah klarifikasi dan verifikasi.

Yang tak kalah penting dalam proses evaluasi adalah menyusun argumen2 asumsi, terdapat 2 jenis
asumsi yaitu eksplisit dan instrinsik:
Isu dan permasalahan
Dalam melakukan prose evaluasi penting dalam mendefinisikan isu dan persoalan.

Contoh, di ruas jalan ad peningkatan kendaraan bermotor, ini blm menjadi maslaah karena kita belum
tahu apakah menyebabkan dampak negative atau positif. Bagi industri otomotif ini mengindikaiskan
daya beli masyarakat meningkat namun apabila peningkatan ini menyebabkan kemacetan maka
kapasitas jalan tidak memenuhi kondisi ideal, terjadi banjir lah, jalan tol jadi macet dll.

Setelah mengetahui isu dan permasalahan, dalam teknik evaluasi perncanaan baik kebijakan, rencana,
program dll kita harus dapat mebedakan mana isu kebijakan dan mana permsalahan kebijakan juga kita
harus mengetahui mana isu perencanaan dan permaslaahan perencanaan. Contoh kebiajakn rumah
deret, pemerintah mengeluarkan kebijakan ini untuk mengatasi permukiman kumuh khususnya bagi
masyarakat penghasilan rendah, ini akan jadi maslah kebijakan apabila dalam proses/ prosedur
penyusunan masih ada beberapa kalangan di masyarakat yang kurang setuju. Baik itu kuarang sosialisasi
atau kurangnya diskusi public sheingga ini dapat menjadi suatu maslah kebijakan.

Selain itu juga ada mengenai pemindahan ibukota Negara dari Jakarta ke Kalimantan ini menjadi isu
perencanaan karena pemerintah merasa Jakarta sudah kurang memadai untuk menampung pensusuk
dan aktivitas yang ada dan banyak permalahan lingkungan sehingga pemerintah perlu memindahkan
ibukota. Ini dapat menjadi permaslaahan perencanaan apabila perencanaan ini tak sesuai dengan kaidah
yang berlaku. Secara umum masalah yang sering muncul terkait perencanaan wilayah dan kota dalam
proses evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Terkait dengan output kebijakan terkait PWK misalnya perencanaan pembangunan/


perencanaan tata ruang. Biasanya output berupa arahan pengembangan, arahan
perencananaan, aksi strategi dll tak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan diawal.
2. Analsiis kebijakan yang dilakukan , biasanya terkait data dan informasi yang salah/ kurang valid
akan berdampak pada keputusan yang dihasilkan, juga pada pengambil keputusan. Sehingga
penting dalam memperoleh data yang benar
3. Ex ante, evaluasi sebelum suatu kebijakan/ program dilakuakn/ dilaksanakan. Hal ini sering tak
dilakukan
4. Ex post, mengevaluasi program atau kebijakan yang telah berjalan sebelumnya. Ini sering jadi
maslah juga.

Kita perlu juga mengetahu karakteristik/ nature dari kebijakan public.

1. (Poin 1) yang mengikat atau tidak


2. (poin 2) pemerintah perlu mengatur alkasi karena karakteristik sumbr daya yang terbatas,
sehingga dapat digunakan seoptimal dan seefesien mungkin.
3. (poin 3) kebijakan public terkait dengan dimensi waktu. Misal kebijakan jangka panjang terkait
iklim, baik mitigasi maupun adapatasi perubahan iklim dan kebijakan jangka pendek seperti
kebiajkan online/ offline public transportation.
4. (poin 4) kita perlu mengetahui tools/ metode untuk melakukan analissa kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai