FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER ILMU EKONOMI
@ 2014
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR
INTERNAL DAN EKSTERNAL (SWOT)
Faktor Internal
Strenghts/Kekuatan
1. Tersedianya sumber daya manusia
aparatur
yang professional
(80%
lulusan
perguruan
tinggi)
dan
kelembagaan yang memadai
2. Adanya kewenangan untuk menyusun
rencana pembangunan daerah dengan
dukungan para pemangku kepentingan
3. Tersediaanya
dokumen-dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah
untuk jangka panjang (RPJPD),
menengah (RPJMD) dan tahunan
(RKPD)
4. Tersedianya data-data statistik secara
series (Situbondo Dalam Angka, PDRB,
Profil Daerah)
5. Musyawarah perencanaan pembangunan
di daerah telah berjalan cukup mantap
mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan,
SKPD hingga tingkat Kabupaten
Faktor Eksternal
Opportunities/Peluang
1. Adanya dukungan Pemerintah Nasional
dan
Provinsi
dalam
perencanaan
pembangunan
daerah,
termasuk
kebijakan
untuk
mengintegrasikan
sistem perencanaan pembangunan di
daerah
2. Adanya musrenbang di tingkat Provinsi
dan Nasional yang dapat dimanfaatkan
untuk
mensinergikan
dengan
perencanaan pembangunan daerah
3. Partisipasi
masyarakat
dalam
penyusunan
rencana
pembangunan
daerah yang cukup tinggi, termasuk dari
LSM, Perguruan Tinggi dan dunia usaha
4. Tersediannya
sistem
informasi
manajemen berbasis teknologi untuk
mendukung perencanaan pembangunan
5. Terbukanya peluang kerjasama lintas
Kabupaten/Kota dalam perencanaan dan
pelaksanaan
pembangunan
regional/kawasan
Lanjutan.
Faktor Internal
Weaknesses/Kelemahan
1. Belum selarasnya antara dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah
dengan pelaksanaannya di tingkat SKPD
dan masyarakat
2. Belum tersusunnya Peraturan Daerah
tentang RTRW Kabupaten Situbondo
yang baru, sebagai alat koordinasi dalam
perencanaan
pemanfaatan
dan
pengendalian pemanfaatan ruang di
daerah
3. Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi
dan pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan di daerah.
4. Masih terbatasnya sistem informasi
perencanaan pembangunan daerah yang
dimiliki untuk dapat mendukung proses
perencanaan
pembangunan yang efisien dan efektif
5. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas
hasil penelitian/studi sebagai masukan
dalam perencanaan pembangunan
Faktor Eksternal
Threats/Tantangan
1. Munculnya beberapa perubahan kebijakan
Nasional yang mendadak dan berdampak pada
kebijakan
Daerah
sehingga
menyebabkan
timbulnya
inkonsistensi
perencanaan
pembangunan daerah
2. Belum memadainya kompetensi perencana di
tingkat SKPD, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan
untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang
berkualitas
3. Koordinasi antar SKPD, Pemerintah
Provinsi dan Nasional masih belum
optimal untuk dapat menghasilkan sinergisitas
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di
daerah
4. Kemungkinan terjadinya bencana alam di daerah
yang tinggi dan dapat merubah secara mendasar
desain perencanaan pembangunan yang telah
dibuat
5.
Adaptasi dan kemampuan menggunakan
teknologi tinggi sebagai alat bantuan dalam
perencanaan pembangunan masih rendah
Faktor
Opportunities/Peluang (O)
Threats/Tantangan (T)
1.
Adanya dukungan Pemerintah 1.
Munculnya beberapa perubahan kebijakan
Nasional
dan
Provinsi
dalam Nasional yang mendadak dan berdampak pada
perencanaan pembangunan daerah, kebijakan
Daerah
sehingga
menyebabkan
Faktor Eksternal termasuk
kebijakan
untuk timbulnya
inkonsistensi
perencanaan
mengintegrasikan sistem perencanaan pembangunan daerah
pembangunan di daerah
2.
Adanya musrenbang di tingkat 2.
Belum memadainya kompetensi perencana
Provinsi dan Nasional yang dapat di tingkat SKPD, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan
Lanjutan
Strenghts/Kekuatan (S)
Strategi S-O
Strategi S-T
1.
Tersedianya sumber daya
a. Peningkatan
kapasitas
a. Memperkuat
koordinasi
manusia
aparatur
yang
lembaga
perencanaan
dengan dalam
penyusunan
anggaran
professional
(74%
lulusan
mengintegrasikan
sistem pembangunan dengan pihak terkait
perguruan tinggi) dan kelembagaan
perencanaan pembangunan regular (eksekutif dan legislatif).
yang memadai
b. Optimalisasi
koordinasi
perencanaan
dan
2.
Adanya kewenangan untuk b.
Peningkatan
partisipasi pelaksanaan pembangunan melalui
menyusun rencana pembangunan masyarakat
dalam
proses kerjasama antar lembaga, antar
daerah dengan dukungan para penyusunan rencana pembangunan sektor dan antar sub wilayah
pemangku kepentingan
daerah dan keputusan publik
dengan memanfaatkan dokumen
perencanaan pembangunan yang
ada.
3.
Tersediaanya dokumenc.
Melakukan pembinaan dan
c. Memperkuat
jejaring
dokumen
perencanaan
pelatihan tenaga-tenaga perencana
kerjasama
dengan
Pemerintah
pembangunan daerah untuk jangka
di tingkat
SKPD,
Kecamatan
Kabupaten/Kota,
Pemerintah
panjang
(RPJPD),
menengah
dan
Desa/Kelurahan
dengan
Provinsi, Pusat dan dunia usaha
(RPJMD), dan tahunan (RKPD)
melibatakan LSM yang kompeten
d. Memperbanyak proposal/usulan
4.
Tersediannya data-data
pembangunan
untuk
dapat
statistik secara series (Situbondo
mengakses
program/kegiatan
di
Dalam Angka, PDRB, Profil Daerah)
pemerintahan dan dunia usaha
5.
Musyawarah perencanaan
pembangunan di daerah telah
berjalan cukup mantap mulai dari
Desa/Kelurahan, Kecamatan, SKPD
hingga tingkat Kabupaten
Lanjutan
Weaknesses/Kelemahan (W)
Strategi W-O :
Strategi W-T.
4.
Masih terbatasnya sistem
informasi
perencanaan
pembangunan daerah yang dimiliki
untuk dapat mendukung proses
perencanaan pembangunan yang
efisien dan efektif
Bobot
Rating
Bobot x
Nilai
0,15
0,60
0,20
0,80
3.
Tersediaanya
dokumendokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka
panjang
(RPJPD),
menengah
(RPJMD), dan tahunan (RKPD)
0,10
0,40
4. Tersediannya
data-data
statistik
secara series (Situbondo Dalam
Angka, PDRB, Profil Daerah)
0,05
0,15
5. Musyawarah
perencanaan
pembangunan
di
daerah
telah
berjalan cukup mantap mulai dari
Desa/Kelurahan, Kecamatan, SKPD
hingga tingkat Kabupaten
0,10
0,30
0,60
2,15
0,1
0,4
0,1
0,4
0,1
0,3
0,05
0,1
dan masyarakat
0,05
0,1
0,4
1,3
0,85
Bobot
Rating
Bobot x
Nilai
0,2
0,8
0,15
0,6
0,1
0,3
0,05
0,15
0,05
0,15
0,55
0,2
0,1
0,3
0,05
0,15
0,1
0,3
0,05
0,1
0,45
1,45
0,55
0,6
point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan
rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya,
penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point
faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama
dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
Nilai A :
2,15
Nilai B
: 1,30
PENDEKATAN KUANTITATIF
ANALISIS SWOT
Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S
dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan
angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
Nilai Y :
2,00
Nilai X :
1,45
Keterangan
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan Bappeda merupakan organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif,
artinya organisasi dalam kondisi prima sehingga sangat dimungkinkan
untuk terus melakukan inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah.
Strategi yang dapat dilakukan dalam kuadran I adalah :
a. Peningkatan
kapasitas
lembaga
perencanaan
dengan
mengintegrasikan sistem perencanaan pembangunan regular
b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rencana
pembangunan daerah dan keputusan publik
c.
Memperkuat
jejaring
kerjasama
dengan
Pemerintah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, Pusat dan dunia usaha
d.
Memperbanyak
proposal/usulan
pembangunan
untuk
dapat
mengakses program/kegiatan di pemerintahan dan dunia usaha
SEKIAN
TERIMAKASIH