Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS EKONOMI
MAGISTER ILMU EKONOMI
@ 2014

Pengertian Analisis Swot


SWOT merupakan singkatan dari perkataan Strength
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang)
dan Threat (ancaman). Keempat unsur ini merupakan aspek
penting yang perlu dibahas untuk dapat mengetahui kondisi
dan potensi yang dimiliki oleh suatu daerah atau institusi
tertentu. Dengan demikian analisis SWOT dapat diartikan
sebagai suatu teknik analisis yang menggunakan keempat
unsur tersebut sebagai variabel utama dalam melakukan
analisis. Analisis SWOT ini berasal dari Ilmu Manajemen
(Management Scince) yang diterapkan untuk perumusan
pengembangan perusahaan (Freddy Rangkuti, 1997).

Latar Belakang Masalah


Dari segi teknis perencanaan, keluarnya Undang-Undang 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
memberikan perubahan yang cukup signifikan dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan daerah di indonesia.
Perubahan tersebut antara lain adalah pertama, menyangkut
dengan jenis dokumen perencanaan pembangunan daerah yang
harus dibuat oleh masing-masing daerah sesuai dengan
perkembangan demokrasi dan sistem pemerintahan daerah.
Kedua, sesuai dengan perubahan jenis dokumen yang perlu dibuat,
maka teknis penyusunan rencana juga mengalami perubahan yang
cukup mendasar. Ketiga, tahapan penyusunan rencana juga
mengalami perubahan untuk dapat menerapkan sistem
perencanaan parsitipatif guna meningkatkan penyerapan aspirasi
masyarakat dalam meyusunan rencana

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR
INTERNAL DAN EKSTERNAL (SWOT)
Faktor Internal
Strenghts/Kekuatan
1. Tersedianya sumber daya manusia
aparatur
yang professional
(80%
lulusan
perguruan
tinggi)
dan
kelembagaan yang memadai
2. Adanya kewenangan untuk menyusun
rencana pembangunan daerah dengan
dukungan para pemangku kepentingan
3. Tersediaanya
dokumen-dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah
untuk jangka panjang (RPJPD),
menengah (RPJMD) dan tahunan
(RKPD)
4. Tersedianya data-data statistik secara
series (Situbondo Dalam Angka, PDRB,
Profil Daerah)
5. Musyawarah perencanaan pembangunan
di daerah telah berjalan cukup mantap
mulai dari Desa/Kelurahan, Kecamatan,
SKPD hingga tingkat Kabupaten

Faktor Eksternal
Opportunities/Peluang
1. Adanya dukungan Pemerintah Nasional
dan
Provinsi
dalam
perencanaan
pembangunan
daerah,
termasuk
kebijakan
untuk
mengintegrasikan
sistem perencanaan pembangunan di
daerah
2. Adanya musrenbang di tingkat Provinsi
dan Nasional yang dapat dimanfaatkan
untuk
mensinergikan
dengan
perencanaan pembangunan daerah
3. Partisipasi
masyarakat
dalam
penyusunan
rencana
pembangunan
daerah yang cukup tinggi, termasuk dari
LSM, Perguruan Tinggi dan dunia usaha
4. Tersediannya
sistem
informasi
manajemen berbasis teknologi untuk
mendukung perencanaan pembangunan
5. Terbukanya peluang kerjasama lintas
Kabupaten/Kota dalam perencanaan dan
pelaksanaan
pembangunan
regional/kawasan

Lanjutan.
Faktor Internal
Weaknesses/Kelemahan
1. Belum selarasnya antara dokumen
perencanaan
pembangunan
daerah
dengan pelaksanaannya di tingkat SKPD
dan masyarakat
2. Belum tersusunnya Peraturan Daerah
tentang RTRW Kabupaten Situbondo
yang baru, sebagai alat koordinasi dalam
perencanaan
pemanfaatan
dan
pengendalian pemanfaatan ruang di
daerah
3. Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi
dan pengendalian pelaksanaan rencana
pembangunan di daerah.
4. Masih terbatasnya sistem informasi
perencanaan pembangunan daerah yang
dimiliki untuk dapat mendukung proses
perencanaan
pembangunan yang efisien dan efektif
5. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas
hasil penelitian/studi sebagai masukan
dalam perencanaan pembangunan

Faktor Eksternal
Threats/Tantangan
1. Munculnya beberapa perubahan kebijakan
Nasional yang mendadak dan berdampak pada
kebijakan
Daerah
sehingga
menyebabkan
timbulnya
inkonsistensi
perencanaan
pembangunan daerah
2. Belum memadainya kompetensi perencana di
tingkat SKPD, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan
untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang
berkualitas
3. Koordinasi antar SKPD, Pemerintah
Provinsi dan Nasional masih belum
optimal untuk dapat menghasilkan sinergisitas
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di
daerah
4. Kemungkinan terjadinya bencana alam di daerah
yang tinggi dan dapat merubah secara mendasar
desain perencanaan pembangunan yang telah
dibuat
5.
Adaptasi dan kemampuan menggunakan
teknologi tinggi sebagai alat bantuan dalam
perencanaan pembangunan masih rendah

ANALISIS STRENGTHS, WEAKNESSES,


OPPPORTUNITIES, THREATS (SWOT)

Faktor

Opportunities/Peluang (O)
Threats/Tantangan (T)
1.
Adanya dukungan Pemerintah 1.
Munculnya beberapa perubahan kebijakan
Nasional
dan
Provinsi
dalam Nasional yang mendadak dan berdampak pada
perencanaan pembangunan daerah, kebijakan
Daerah
sehingga
menyebabkan
Faktor Eksternal termasuk
kebijakan
untuk timbulnya
inkonsistensi
perencanaan
mengintegrasikan sistem perencanaan pembangunan daerah
pembangunan di daerah
2.
Adanya musrenbang di tingkat 2.
Belum memadainya kompetensi perencana
Provinsi dan Nasional yang dapat di tingkat SKPD, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan

dimanfaatkan untuk mensinergikan untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang


dengan perencanaan pembangunan berkualitas
daerah
3.
Partisipasi masyarakat dalam 3. Koordinasi antar SKPD, Pemerintah Provinsi
penyusunan rencana pembangunan dan Nasional masih belum optimal untuk dapat

daerah yang cukup tinggi, termasuk menghasilkan sinergisitas perencanaan dan


dari LSM, Perguruan Tinggi dan dunia pelaksanaan pembangunan di daerah
usaha
4.
Tersediannya sistem informasi 4.
Kemungkinan terjadinya bencana alam di
manajemen berbasis teknologi untuk daerah yang tinggi dan dapat merubah secara

mendukung perencanaan Pembangunan mendasar desain perencanaan pembangunan


yang telah dibuat
5.
Terbukanya peluang kerjasama 5.
Adaptasi dan kemampuan menggunakan
lintas
Kabupaten/Kota
dalam teknologi
tinggi sebagai alat bantudalam
Internal
perencanaan
dan pelaksanaan perencanaan pembangunan masih rendah
pembangunan regional/kawasan

Lanjutan
Strenghts/Kekuatan (S)
Strategi S-O
Strategi S-T
1.
Tersedianya sumber daya
a. Peningkatan
kapasitas
a. Memperkuat
koordinasi
manusia
aparatur
yang
lembaga
perencanaan
dengan dalam
penyusunan
anggaran
professional
(74%
lulusan
mengintegrasikan
sistem pembangunan dengan pihak terkait
perguruan tinggi) dan kelembagaan
perencanaan pembangunan regular (eksekutif dan legislatif).
yang memadai
b. Optimalisasi
koordinasi
perencanaan
dan
2.
Adanya kewenangan untuk b.
Peningkatan
partisipasi pelaksanaan pembangunan melalui
menyusun rencana pembangunan masyarakat
dalam
proses kerjasama antar lembaga, antar
daerah dengan dukungan para penyusunan rencana pembangunan sektor dan antar sub wilayah
pemangku kepentingan
daerah dan keputusan publik
dengan memanfaatkan dokumen
perencanaan pembangunan yang
ada.
3.
Tersediaanya dokumenc.
Melakukan pembinaan dan
c. Memperkuat
jejaring
dokumen
perencanaan
pelatihan tenaga-tenaga perencana
kerjasama
dengan
Pemerintah
pembangunan daerah untuk jangka
di tingkat
SKPD,
Kecamatan
Kabupaten/Kota,
Pemerintah
panjang
(RPJPD),
menengah
dan
Desa/Kelurahan
dengan
Provinsi, Pusat dan dunia usaha
(RPJMD), dan tahunan (RKPD)
melibatakan LSM yang kompeten
d. Memperbanyak proposal/usulan
4.
Tersediannya data-data
pembangunan
untuk
dapat
statistik secara series (Situbondo
mengakses
program/kegiatan
di
Dalam Angka, PDRB, Profil Daerah)
pemerintahan dan dunia usaha
5.
Musyawarah perencanaan
pembangunan di daerah telah
berjalan cukup mantap mulai dari
Desa/Kelurahan, Kecamatan, SKPD
hingga tingkat Kabupaten

Lanjutan
Weaknesses/Kelemahan (W)

Strategi W-O :

Strategi W-T.

a. Mengupayakan bantuan teknis


dalam
penyusunan
RTRW
1.
Belum selarasnya antara a. Mengembangkan sistem informasi Kabupaten
kepada
Pemerintah
dokumen perencanaan pembangunan perencanaan pembangunan daerah Provinsi, serta sinkronisasi program
daerah dengan pelaksanaannya di dengan
dukungan
penggunaan perencanaan
pembangunan
tingkat SKPD dan masyarakat
teknologi informasi
kewilayahan dengan Kabupaten/Kota
terkait serta Pemerintah Pusat dan
Provinsi.
2.
Belum tersusunnya Peraturan b. Memantapkan sistem evaluasi dan
Daerah tentang RTRW Kabupaten pengendalian pelaksanaan rencana
b. Membuat pilot project penerapan
Situbondo yang baru, sebagai alat pembangunan
dengan
teknologi
informasi
dalam
koordinasi
dalam
perencanaan, menerapkan
aplikasi
perencaaan pembangunan.
pemanfaatan
dan
pengendalian pengendalian
program
berbasis
pemanfaatan ruang di daerah
teknologi informasi
c.
Memanfaatkan
hasil-hasil
penelitian yang relevan dari instansi c. Memasukan rencana aksi daerah
3. Belum optimalnya pelaksanaan
terkait (Pemerintahan, perguruan dalam penanggulangan bencana di
evaluasi
dan
pengendalian
Tinggi dan Dunia Usaha) sebagai dalam
dokumen
perencanaan
pelaksanaan rencana pembangunan
salah
satu
masukan
dalam pembangunan jangka panjang dan
di daerah
penyusunan
perencanaan jangka menengah
pembangunan

5. Masih rendahnya kuantitas dan


kualitas
hasil
penelitian/studi
sebagai masukan dalam perencanaan
pembangunan

4.
Masih terbatasnya sistem
informasi
perencanaan
pembangunan daerah yang dimiliki
untuk dapat mendukung proses
perencanaan pembangunan yang
efisien dan efektif

Analisis Lingkungan Internal/IFAS


(Internal Factor Analysis summary)
Faktor Internal
A. Strenghts/Kekuatan

Bobot

Rating

Bobot x
Nilai

1. Tersedianya sumber daya manusia


aparatur
yang professional
(74%
lulusan
perguruan
tinggi)
dan
kelembagaan yang memadai

0,15

0,60

2. Adanya kewenangan untuk menyusun


rencana pembangunan daerah dengan
dukungan
para
pemangku
kepentingan

0,20

0,80

3.
Tersediaanya
dokumendokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka
panjang
(RPJPD),
menengah
(RPJMD), dan tahunan (RKPD)

0,10

0,40

4. Tersediannya
data-data
statistik
secara series (Situbondo Dalam
Angka, PDRB, Profil Daerah)

0,05

0,15

5. Musyawarah
perencanaan
pembangunan
di
daerah
telah
berjalan cukup mantap mulai dari
Desa/Kelurahan, Kecamatan, SKPD
hingga tingkat Kabupaten

0,10

0,30

Jumlah Faktor Kekuatan (A)

0,60

2,15

Lanjutan Analisis Lingkungan Internal/IFAS


(Internal Factor Analysis summary)
B. Weaknesses/Kelemahan
6. Belum selarasnya antara dokumen perencanaan
pembangunan daerah dengan pelaksanaannya di
tingkat SKPD

0,1

0,4

7. Belum tersusunnya Peraturan Daerah tentang RTRW


Kabupaten Situbondo yang baru, sebagai alat
koordinasi dalam perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang di daerah

0,1

0,4

8. Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi dan


pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan di
daerah

0,1

0,3

9. Masih terbatasnya sistem informasi perencanaan


pembangunan daerah yang dimiliki untuk dapat
mendukung proses perencanaan pembangunan yang
efisien dan efektif

0,05

0,1

dan masyarakat

10.Masih rendahnya kuantitas dan kualitas hasil


penelitian/studi sebagai masukan dalam perencanaan
pembangunan

0,05

0,1

Jumlah Faktor Kelemahan (B)

0,4

1,3

Jumlah Faktor Internal: Kekuatan dan Kelemahan (A-B)

0,85

Analisa Lingkungan Eksternal (External Strategic


Factor Analysis Summary/EFAS)
Faktor Eksternal
C. Opportunities/Peluang

Bobot

Rating

Bobot x
Nilai

1. Adanya dukungan Pemerintah Nasional dan


Provinsi dalam perencanaan pembangunan
daerah,
termasuk
kebijakan
untuk
mengintegrasikan
sistem
perencanaan
pembangunan di daerah

0,2

0,8

2. Adanya musrenbang di tingkat Provinsi


dan Nasional yang dapat dimanfaatkan untuk
mensinergikan
dengan
perencanaan
pembangunan daerah

0,15

0,6

3. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan


rencana pembangunan daerah yang cukup
tinggi, termasuk dari LSM, Perguruan Tinggi
dan dunia usaha

0,1

0,3

4. Tersediannya sistem informasi manajemen


berbasis
teknologi
untuk
mendukung
perencanaan pembangunan

0,05

0,15

5. Terbukanya peluang kerjasama lintas


Kabupaten/Kota dalam perencanaan
dan
pelaksanaan pembangunan regional/kawasan

0,05

0,15

Jumlah Faktor Peluang (C)

0,55

Analisa Lingkungan Eksternal (External


Strategic Factor Analysis Summary/EFAS)
D. Threats/Tantangan

1. Munculnya beberapa perubahan kebijakan Nasional


yang mendadak dan berdampak pada kebijakan Daerah
sehingga
menyebabkan
timbulnya
inkonsistensi
perencanaan pembangunan daerah

0,2

2. Belum memadainya kompetensi perencana di tingkat


SKPD,
Kecamatan,
dan
Desa/Kelurahan
untuk
menghasilkan dokumen perencanaan yang berkualitas

0,1

0,3

3. Koordinasi antar SKPD, Pemerintah Provinsi dan


Nasional masih belum optimal untuk dapat menghasilkan
sinergisitas perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
di daerah

0,05

0,15

4. Kemungkinan terjadinya bencana alam di daerah yang


tinggi dan dapat merubah secara mendasar
desain
perencanaan pembangunan yang telah dibuat

0,1

0,3

5. Adaptasi dan kemampuan menggunakan teknologi


tinggi sebagai alat bantu dalam
perencanaan
pembangunan masih rendah

0,05

0,1

Jumlah Faktor Threats/Tantangan (D)

0,45

1,45

0,55

Jumlah Faktor Eksternal: Peluang-Tantangan


(C-D)

0,6

PENDEKATAN KUANTITATIF ANALISIS SWOT


Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a

x b) pada setiap faktor S-W-O-T


Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah

point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan
rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya,
penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point
faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama
dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor).
Nilai A :

2,15

Nilai B

: 1,30

PENDEKATAN KUANTITATIF
ANALISIS SWOT
Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S
dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan
angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu X, sementara perolehan angka (e = y)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;

Nilai Y :
2,00

Nilai X :
1,45

Posisi organisasi yang ditunjukkan


oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT

Keterangan
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan Bappeda merupakan organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif,
artinya organisasi dalam kondisi prima sehingga sangat dimungkinkan
untuk terus melakukan inovasi dalam perencanaan pembangunan daerah.
Strategi yang dapat dilakukan dalam kuadran I adalah :
a. Peningkatan
kapasitas
lembaga
perencanaan
dengan
mengintegrasikan sistem perencanaan pembangunan regular
b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan rencana
pembangunan daerah dan keputusan publik
c.
Memperkuat
jejaring
kerjasama
dengan
Pemerintah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi, Pusat dan dunia usaha
d.
Memperbanyak
proposal/usulan
pembangunan
untuk
dapat
mengakses program/kegiatan di pemerintahan dan dunia usaha

SEKIAN

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai