PENDAHULUAN
dan
penganggaran,
perbendaharaan,
akuntansi
dan
kewenangan
pengelolaan
keuangan
daerah
diserahkan
kepada
itu
kemudian
dijadikan
lebih
lanjut
dalam
ketetapan
MPR.
Beberapa perubahan
adalah
Proses
pencatatan,
pengukuran,
pengklasifikasian,
Rek. DAU
Tgl. Keluar
Jenis Rekening Dalam DAK
Rupiah
Rupiah
DAU ke DAK
ke DAU
03/08/2010
2.599.992.986,00
26/09/2010
2.599.992.986,00
03/08/2010
177.135.781,00
26/09/2010
177.135.781,00
03/08/2010
750.000.000,00
26/09/2010
750.000.000,00
03/08/2010
1.272.975.781,00
26/09/2010
1.272.975.781,00
03/08/2010
627.480.986,00
26/09/2010
627.480.986,00
5.427.585.534,00
5.427.585.534,00
Dari Tabel Diatas terlihat bahwa terdapat transfer dari lima rekening DAK
seluruhnya sebesar Rp. 5.427.585.534,00 ke rekening DAU (rek. No. 0022027999-001) yang dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2010. Kemudian pada
tanggal 26 Spetember 2010 uang sejumlah tersebut ditransfer kembali ke rekening
DAK.Adapun kasus lain yaitu penyelewengan data APBD di Pemerintah kota
bandung dengan adanya kasus dugaan korusi APBD sebesar 7,95 miliar yang
melibatkan DPRD kota Bandung kasus tersebut merupakan pelanggaran terhadap
PP
110
tahuin
2000
tentang
kedudukan
keuangan
dewan.
(http://m.antikorupsi.org/)
Kondisi tersebut tidak sesuai dengan PP No. 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, pasal 4 antara lain menyatakan bahwa keuangan
daerah harus di kelola secara tertib dan taat pada peraturan perundang-undangan.
Keadaan diatas mengakibatkan pengelolaan rekening Dana Alokasi Khusus dan
dana-dana daerah lainnya kurang terkendali dengan baik.
Hal tersebut disebabkan Pemegang Kas Daerah Kota Bandung kurang
maksimal dalam melaksanakan tugasnya, dan pengawasan serta pengendalian
Atasan Langsung belum optimal. (Sumber: BPK, 2011)
Pengawasan belanja Daerah sangat penting dilakukan untuk mengawasi
apakah Pemerintah Daerah telah menggunakan APBD secara ekonomis,efisien
dan efektif. Ada pun beberapa peran BAWASDA (Inspsektorat) dalam
pengawasan Daerah yaitu terdiri dari tugas pokok dan fungsi Badan Pengawasan
Daerah, ruang lingkup pengawasan, jenis pengawasan dan hasil pemeriksaan.
Belanja Daerah perlu memperoleh perhatian yang lebih besar karena belanja
2.
3.
Untuk
mengetahui
besarnya
pengaruh
pelaksanaan
Akuntansi
10
2. Bagi Instansi
Diharapkan dapat memberikan masukkan yang bermanfaat bagi
Pemerintah Daerah Kota Bandung, terutama bagi pihak-pihak yang
terkait langsung dalam pelaksanaan akuntansi pemerintahan daerah dan
prinsip-prinsip pengawasan belanja modal.
1.4.2 Kegunaan Teoretis
Diharapkan dapat menjadi tambahan sumber pengetahuan dan bahan
kepustakaan atau sejenisnya sebagai dasar informasi bagi pihak-pihak yang
memerlukan.
1.5
Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian dan pengambilan data serta informasi yang
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1
Kajian Pustaka
Sesuai dengan judul penelitian, maka dalam kajian pustaka ini akan
12
perlunya
mempertimbangkan
ciri-ciri
penting
SAP
lingkungan
pemerintahan dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan. Ciriciri penting tersebut meliputi :
a. Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan yang Diberikan
1. Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan Kekuasaan.
2. Sistem Pemerintahan Otonomi dan Transfer Pendapatan Antar
Pemerintah.
3. Adanya Pengaruh Proses Politik
4. Hubungan antar Pembayaran Pajak dengan Pelayanan
Pemerintah
13
b.
14
operasi
unit-unit
pemerintahan.
Lebih
lanjut,
tujuan
15
2. Manajerial.
Tujuan
manajerial
berarti
bahwa
akuntansi
pemerintah
harus
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan
informasi, pengendalian manajemen dan akuntabilitas. Akuntanbilitas sektor
publik merupakan alat informasi untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawab
mengelola secara tepat dan efektif, baik bagi pemerintah sebagai manajemen
maupun alat informasi bagi publik. Bagi pemerintah, informasi akuntansi
digunakan dalam
16
Undang-Undang No 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UndangUndang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari UndangUndang No 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah
17
18
19
Kep.Menpan
No.19/1996
yang
diubah
dengan
meliputi
pemberian
pedoman,
bimbingan,
supervisi,
pelaksanaan,
pertanggungjawaban
penatausahaan,
keuangan
daerah,
dan
akuntansi
pemantauan
keuangan
dan
evaluasi,
daerah,
serta
20
21
22
oleh
aparat
pengawasan
fungsional
di
23
Melengkapi
Laporan
yang
telah
ada
pada
departemen-
melakukan
penelitian
dan
peninjauan
kepada
proyek
24
Bentuk dari belanja modal ini dapat berupa proyek-proyek fisik seperti
dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, jalan,
irigasi,buku perpustakaan, hewan dan aset tetap lainya. Belanja modal dapat
berupa proyek-proyek non fisik seperti pendidikan, penataran dan lain-lain.
25
26
Pengawasan belanja modal menurut Perda No. 249 Tahun 2008 dilakukan
oleh Inspektorat Seksi Pembangunan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai
berikut:
a. Pengusulan program pengawasan bidang pembangunan;
b. Pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan bidang pembangunan;
c. Pelaksanaan
pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
urusan
27
b. Rechagtigheid
prinsip pengawasan yang menitik beratkan perhatiaanya pada segi legalitas
praktek pelaksanaan APBN, caranya adalah menguji dasar hokum dari
setiap aspek pelaksanaan APBN itu, adalah sebagai berikut:
-
c. Doelmatigheid
prinsip pengawasan yang menekankan pentingya penerapan faktor tolak
ukur dalam praktek pelaksanaan APBN, adalah sebagai pelaksanaan
belanja berikut:
-
28
bendahara
pengeluaran
pengakuannya
terjadi
pada
saat
29
Pengawasan anggaran perlu sekali diperhatikan segi tingkah laku manusia, sebab
pada umumnya kegagalan pengawasan ini adalah karena pekerja ( pelaksana)
merasa bahwa mereka dikejar target atau anggaran tertentu tanpa melibatkan
kemampuan dan kesanggupan.
2.2
Kerangka Pemikiran
Akuntansi keuangan (pemerintahan) daerah di Indonesia menurut Abdul
Halim (2007:1) merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang
mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak Reformasi tahun 1998.
Perkembangan reformasi terus berlanjut sejalan dengan perubahan dan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka salah satu
perubahan mendasar adalah sejajarkanya posisi eksekutif dan legislatif di daerah.
Hal ini ternyata sagat penting guna kelancaran pengelolaan keuangan daerah
secara menyeluruh. Bentuk kesejajaran ini adalah legislatif tidak dapat begitu saja
menjatuhkan posisi kepala daerah karena pengelolaan APBD.
30
31
Sedangkan
Belanja
modal
menurut
Abdul
Halim(2008:5)
dalam
32
33
Nama Peneliti
Diana
Tahun
2009
Sumarjo
(2010)
Judul
Pengaruh
Pelaksanaan
Akuntansi
Pemerintahan
Terhadap
Pengawasan
Belanja
Modal
Daerah
(Penelitian pada
Pemerintah
Daerah
Kota
Bandung).
Hasil Penelitian
Nilai rs hitung dengan
nilai rs tabel pada taraf
signifikan = 0,05. Dari
penghitungan nilai Dari
penghitungan
nilai
statistik didapat rs hitung
adalah
0.643
bila
diinterpretasikan dengan
pedoman
interpretasi
koefisien korelasi dari
Sugiono (2008:250), maka
tingkat hubungan angka
tersebut adalah sangat
kuat karena berada pada
angka 0.80 1.000 untuk
kategori sangat kuat.
Sedangkan rs tabel dengan
taraf nyata/signifikansi (
= 0,05) untuk n = 37
adalah 0.364 (lampiran).
Ini berarti bahwa rs hitung
(0.643) > rs tabel (0.364),
sehingga hipotesis no.
(Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima
berarti Jika akuntansi
pemerintahan
telah
dilaksanakan dengan baik
maka tercipta pengawasan
belanja
modal
pada
Pemerintah Daerah Kota
Bandung.
Pengaruh
menjelaskan
Karakteristik
bahwaPenelitian
ini
Pemerintah
menggunakan
kinerja
Daerah Terhadap keuangan
pemerintah
Kinerja Keuangan daerah sebagai variabel
34
Muhammad
Zunan
Budiharto
2005
Pemerintah
Daerah
Studi
Empiris
pada
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota
di Indonesia
dependen
dan
karakteristik pemerintah
daerah sebagai variabel
independen. Karakteristik
pemerintah daerah dalam
penelitian ini dijelaskan
dengan ukuran (size)
pemerintah
daerah,
kemakmuran
(wealth),
ukuran legislatif, leverage,
dan
intergovermental
revenue. Hasil pengujian
dalam
penelitian
ini
berhasil
membuktikan
secara empiris bahwa
hipotesis pertama, ketiga,
dan
kelima
dalam
penelitian
ini
dapat
diterima.
implementasi
Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
di
Pemerintah
Daerah
Kabupaten Kulon
Progo
Pemerintah Daerah
dalam mengimplementasi
sistem
akuntansi
Keuangan Daerah telah
berhasil dengan baik,
meskipun
masih
ada
kendala-kendala
dalam
penerapannya. Penelitian
ini
juga
bermaksud
memberikan
masukan
kepada penentu kebijakan
atas pengelolaan keuangan
daerah
dan
Sistem
Akuntansi
Pemerintah
Daerah. Metode penelitian
yang digunakan dalam
penelitian adalah diskripsi
kualitatif. Metode ini
adalah
memaparkan,
menelaah,
serta
memberikan
gambaran
dan
penjelasan
yang
komprehensif
tentang
kondisi
yang
sesungguhnya dari obyek
yang diteliti. Penelitian ini
35
dilakukan
dengan
menggunakan data primer
dan data sekunder. Data
primer merupakan data
mengenai kendala-kendala
yang dihadapi oleh Sistem
Akuntansi
Pemerintah
Daerah dan pejabat yang
terkait dengan Sistem
Akuntansi
Pemerintah
Daerah dalam pengelolaan
keuangan
daerah,
sedangkan data sekunder
berupa
arsip
atau
dokumen
meliputi
peraturan daerah yang
berkaitan dengan Sistem
Akuntansi
Pemerintah
Daerah, Peraturan Daerah
tentang
Anggaran
Pendapatan
Belanja
Daerah Kabupaten Kulon
Progo, dokumen atau
formulir dan catatan yang
digunakan
dalam
pengelolaan
keuangan
daerah.
Hasil
menunjukkan
bahwa
implementasi
Sistem
Akuntansi
Pemerintah
Daerah
telah
menggunakan aturan baru,
yaitu Permendagri Nomor
13 Tahun 2006 tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan Daerah yang
telah
diubah
dengan
Permendagri Nomor 59
Tahun 2007. Faktor-faktor
yang menjadi kendala
dalam
mengimplementasikan
Sistem
Akuntansi
Pemerintah Daerah adalah
sumber daya manusia,
sarana
prasarana,
36
Ardiles
Dalam
(2006)
penulisan
skripsi
ini
akan
dibahas
mengenai
akuntansi
37
\\
2.3. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai
berikut :
Jika akuntansi pemerintahan daerah telah dilaksanakan dengan baik
maka tercipta pengawasan belanja modal yang baik pada Pemerintah
Daerah Kota Bandung.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
39
defenisi
Dimensi
Indikator
Pengukuran
Skala
No
item
40
Akuntansi
Pemerintah
Daerah
(Sumber:
Abdul
Halim,
2007,
Deddi
Nordiawan,
2006 dan
Muhamad
Gade,
2002)
Akuntansi - Tujuan
pemerinta
Akuntansi
han
Pemerintah
didefinisi
kan
sebagai
akuntansi
dana
- Prinsip/Kara
masyarak
kteristik
at.
akuntansi
Akuntansi
pemerintah
dana
masyarak
at dapat
diartikan
sebagai
mekanism
e teknik
dan
analisis
akuntansi
yang
diterapkan
pada
pengelola
an dana
masyarak
at
- Ruang
lingkup
- Akuntanbilitas
(Accountability)
- Manajerial
- Pengawasan
- Memenuhi
UUD, UU dan
peraturan
lainnya
- Dikaitkan
dengan
klasifikasi
anggaran
- Harus
diselenggarakan
perkiraanperkiraan
- Memudahkan
pemeriksaan
aparat
- Perkiraan harus
dikembangkan
secara efektif
Penetapan akan
wewenang
Keberadaan
fungsi manajer
Standar
prosedur operasi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ketaatan atas
peraturan
Ordinal
Ketetapan
mengenai
anggaran
Ordinal
Ada tidaknya
akun-akun
akuntansi
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
10
Ordinal
11
Kualitas
perkiraan
akuntansi yang
di buat
Kejelasan
tentang
perkiraan yang
di buat
Bahan
penyusunan
laporan
keuangan
- Harus dapat
melayani
kebutuhan dasar
informasi
keuangan
- Ciri Utama
Struktur
Keberadaan
Pemerintahan
struktur
dan Pelayanan
pemerintahan
yang Diberikan
- Ciri Keuangan
Pemerintah yang
Penting bagi
Kualitas
Pengendalian
pengendalian
41
Operasional Variabel Y
(Pengawasan Belanja Modal)
Variabel
Pengawasan
Belanja modal
Definisi
Pengawasan
terhadap
pengeluaran
(sumber
: daerah yang
dilakukan
Abdul Halim, berdasarkan
ketatan
2007)
terhadap tiga
unsur utama,
yaitu ketatan
pada
peraturan
perundangundangan
yang berlaku,
unsur
Dimensi
Aspek
kesesuaian antar
pelaksanaan
dengan
peraturan yang
berlaku
Indikator
Pengukura
n
Keberadaan
anggaran
Adanya
realisasi
anggaran
berdasarkan
rencana
anggaran yang
telah ditetapkan
Kewajiban
Dilakukan
pelaporan atas pelaporan
hasil realisasi keuangan
anggaran secara
berkala sesuai
dengan
peraturan yang
berlaku.
Pencatatan
Skala
Ordinal
No
Item
12
Ordinal
13
42
kehematan
dan efisiensi,
dan
hasil
program
(untuk
proyekproyek
daerah)
Adanya buktibukti
yang
berhubungan
dengan
anggaran
belanja
pembangunan
Dilakukan untuk
seluruh aktivitas
yang
menggunakan
dana
dari
anggaran
belanja
pembangunan
Adanya
administrasi
keuangan dan
penyusunan
pertanggungjaw
aban terhadap
pelaksanaan
Anggaran
Belanja
Pembangunan
Adanya struktur
organisasi yang
jelas
dan
pemisahan
fungsi
dalam
pelaksanaan
anggaran
belanja
akan akunakun
Transaksi
Ketepatan
Pengalokasia
n anggran
Pertanggung
jawaban
aliran dana
Pembagian
tugas dan
Fungsi dari
Sruktur
organisasi
Kehematan
43
pembangunan
Adanya efisiensi
dalam
pelaksanaan
belanja
pembangunan
Adanya
efektivitas
dalam
pelaksanaan
Belanja
Pembangunan
dari realisasi
anggaran
Adanya
peningkatan
dalam
hal
positif
44
45
Legalitas
pelaksanaan
anggaran
Peranan faktor
ketentuan/peratu
ran yang ada
dalam
pelaksanaan
belanja modal
Ordinal
14
Ordinal
15
Ordinal
16
Ordinal
17
Ordinal
18
Ordinal
19
46
y
yx
X
Gambar 3.1
Struktur Pengaruh Variable X terhadap Variabel Y
Keterangan :
X
47
seluruh pegawai dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Bandungsebanyak 20 orang, dan Inspektorat Kota Bandung bagian pemeriksaan
sebanyak 20 orang, jumlah 40 orang.
3.3.2 Sampel
Sugiyono (2008:116) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, Pada dasarnya ukuran
sampel adalah merupakan langkah untuk menentukan besar sampel yang akan
diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek, kemudian besarnya sampel
tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan cara statistik ataupun besarnya
estimasi penelitian. Selain itu perlu juga diperhatikan bahwa sampel yang dipilih
harus representative artinya segala karakteristik populasi hendaknya tercermin
dalam sampel yang dipilih.
Jumlah sampel yang akan diambil 50% dari jumlah populasi 40 yaitu 20
orang. Hal ini berdasarkan pendapat Sugiyono (2009:100), menyatakan pedoman
umum penarikan sampel adalah:bila populasi dibawah 100 orang maka dapat
digunakan sampel 50% dan jika diatas 100 orang sebesar 15%.
48
No.
Tingkat Pendidikan
Banyaknya
D3
5 orang
S1
10 orang
S2
5 orang
3.3.3Teknik Sampling
Sugiyono (2008:117) Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. secara skematis,
teknik sampling dalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
NonProbability
Samplingdan
Probability
Sampling.
NonProbability
Samplingyaitu sampling yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama
bagi setiap unsur atau anggaran populasi yang dipilih menjadi sampel. sedangkan
Probability Samplingadalah teknik sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Pada metode ini Penulis menggunakan pendekatan sampel Purposive, yaitu
merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, sehingga data
yang diperoleh lebih representatif dengan melakukan proses penilaian kepada
objek penelitian yang kompeten di bidangnya. Sampel Purposive (Teknik
penentuan
sampel
dengan
pertimbangan
Pendidikan
D3
Bidang
49
lapangan
dimaksudkan
untuk
memperoleh
gambaran
Observasi,
yaitu
mengamati
secara
langsung
rancangan,
50
rs = 1 - ---------N3-N
di mana
rs = koefisien korelasi rank pertama
di = selisih rank data variabel x dengan variabel y
51
{n X
n. xy ( x )(
. y)
2
( X )
} {nY
( Y )
Atau
Rxy =
xy
( x ) ( y )
2
52
Dimana :
r
53
Reliabilitas
(reliability,
kepercayaan)
menunjukkan
apakah
sebuah
instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu
kewaktu, jadi kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu instrumen pengukur adalah
konsistensi, keajegan, atau tidak berubah-ubah (Burhan Nurgiyantoro, Gunawan
dan Marzuki, 2000:298)
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu
pengukuranbila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Metode yang digunakan untuk menghitung
reliabilitas adalah dengan menggunkan metode Split Half(belah dua) dimana data
dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah tabel penjumlahan item
pertanyaan ganjil dan kedua adalah tablel penjumlahan item pertanyaan genap.
r=
n( AB ) ( A)( B )
((n A
)(
( A) 2 n B 2 ) ( B ) 2
ri =
2 . rb
1 + rb
Dimana :
ri = Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb = Korelasi belahan pertama dan kedua
))
54
Untuk Variabel Y
Yi
=____
Keterangan :
= Sigma
Xi = Nilai X ke i sampai ke n
Yi = Nilai Y ke i sampai ke n
55
masing-masing variabel
kemudian
Keterangan :
N = Jumlah responden.
Untuk variabel X nilai terendahnya adalah ( 1 x 11 ) = 11, dan nilai
tertingginya adalah ( 5 x 11 ) =55. Sedangkan untuk variabel Y, nilai
terendahnya adalah ( 1 x 8 ) = 8 dan nilai tertingginya adalah ( 5 x 8) = 40.
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi maka dengan demikian kriteria
untuk menilai variabel-variabel tersebut penulis tentukan sebagai berikut :
Ukuran Pelaksanaan Akuntansi Pemerintahan Daerah (Variabel X) :
-
56
ranking
d12
c. Menghitung nilai korelasi rank Spearman (rs) sebagai berikut :
6 d i 2
i=1
rs = 1 - ---------N3-N
di mana
rs = koefisien korelasi rank pertama
di = selisih rank data variabel x dengan variabel y
N
57
rs hitung <rs tabel : Tidak ada hubungan antara penerapan akuntansi pemerintah
dalam menerapkan prinsip-prinsip belanja pembangunan daerah. Dengan kata lain
Ho diterima dan Hi ditolak.
d. Jika terdapat dua subjek atau lebih pada variabel x maupun variabel
yperangkat sama tersebut diberikan ranking teratas maka perlu dimasukkan
faktor korekasi sebagai berikut :
t3 t
T= 12
di mana
T = Koreksi nilai yang sama
t = Jumlah rangking yang sama
Berdasarkan banyaknya T menunjukkan jumlah variabel nilai t dari semaua
kelompok nilai kembar perhitungan nilai korelasi adalah sebagai berikut :
X2 + Y2 - d2i
rs = -----------------------------2 X2Y2
di mana:
n3 - n
Xi2 = --------- - Tx
n
3
n -n
Yi2 = --------- - Ty
n
58
g. Penarikan kesimpulan
Yaitu dari hasil pengujian ditarik suatu kesimpulan apakah data primer yang
dikumpulkan dapat mendukung analisis yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mempermudah dalam pengolahan data penulis menggunakan
software SPSS versi for window 18.0
59
Tabel 3.5
Pedoman Untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisisen
Tingkat Hubungan
0,00 0,199
Sangat Rendah
0,20 0,399
Rendah
0,40 0,599
Sedang
0,60 0,799
Kuat
0,80 1,000
Sangat kuat
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil penelitian
Frekuensi
Persentase (%)
20%
15
75%
5%
20
100%
tahun
26 tahn 30
tahun
31 tahun ke
atas
Jumlah
61
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
12
60%
Perempuan
40%
Jumlah
20
100%
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja
Frekuensi
Persentase (%)
15
75%
15%
5 tahun ke atas
10%
Jumlah
20
100%
1 tahun 2
tahun
3 tahun 4
tahun
Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa 75% karyawan dengan
masa kerja 1 s/d 2 tahun dan 15% karyawan dengan masa kerja 3 s/d 4 tahun,
sedangkan 10% karyawan dengan masa kerja 5 tahun ke atas.
62
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Akhir
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
D3
15%
S1
10
70%
S2
15%
Akhir
Jumlah
20
100%
63
Tabel 4.5
Pembagian Tugas di Pemerintahan Kota Bandung menuntut adanya kejelasan
penetapan wewenang dan tanggung jawab
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
1
17
2
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
5
85
10
100
64
Tabel 4.6
Keberadaan Penetapan fungsi Manajer mempermudah pencapaian tujuan
dari kegiatan pelaksanaan Akuntansi di Pemda Kota Bandung
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
16
80
20
100
Jumlah
%
0
0
20
Tabel 4.7
Penentuan rekomendasi dari hasil pengawasan menghasilkan perbedaan baik atau
buruknya dari suatu pelaksanaan Akuntansi Di Pemda Kota Bandung
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
1
17
2
5
85
10
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
100
65
setuju 10%. Jawaban responden yang paling dominan adalah setuju dan sangat
setuju, menunjukkan bahwa baik buruknya pelaksanaan akuntansi di Pemda Kota
Bandung sangat tergantung dari penentuan rekomendasi dari hasil pengawasan
yang telah di lakukan. Sedangkan yang menjawab 5% yang menjawab ragu-ragu
menunjukan bahwa, sebagian kecil SDMkurang menerima, tidak mengertidan
masih ragunya terhadap penentuan rekomendasi tersebut. di sarankan dalam hal
ini penentuan rekomendasi dari hasil pengawasan harus di jelasakan secara detil
agar mudah di mengerti selain itu harus sesuai dengan standar prosedur operasi
dan benar-benar dapat di terima oleh semua pihak.
Tabel 4.8
Dengan adanya UUD, UU, dan dan Peraturan yang berubah-ubah terkadang
mempersulit pelaksanaan akuntansi di Pemda Kota Bandung
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
17
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
0
85
15
100
66
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
1
16
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
5
80
15
100
lebih
condong
dan
telah
dilaksanakan
sesuai
dengan
67
Tabel 4.10
Pencatatan akun-akun Akuntansi, baik itu akun kas, akun belanja Pembangunan,
dan akun lainnya, sangat berpengaruh terhadap penyusunan pembukuan Pelaporan
Keuangan
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
17
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
0
85
15
100
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
17
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
0
85
15
100
68
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
1
16
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012
%
0
0
5
80
15
100
69
Tabel 4.13
Bisa atau tidak penyusunan realisasi Anggaran merupakan bahan penyusunan
Pelaporan Keuangan
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
16
4
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012
%
0
0
0
80
20
100
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
1
17
2
5
85
10
20
Sumber: Hasil olah data 2012
100
Jumlah
70
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
1
17
2
5
85
10
20
Sumber: Hasil olah data 2012
100
Jumlah
71
dari
catatan
mengenai
keuangan.
Di
sarankan
diadakannya
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
18
90
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012
100
72
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
1
17
2
5
85
10
20
Sumber: Hasil olah data 2012
100
Jumlah
73
tahuan sebagian kecil SDM akan peraturan yang berlaku tentang pelaporan atas
laporan keuangan. Di sarankan dalam hal ini setiap SDM di bagian keuangan
Pemda Kota Bandung di wajbkan mengetahui tentang peraturan yang berlaku
sekarang yang berhubungan dengan pelaporan atas laporan keuangan.
Tabel 4.18
Pembelian aset merupakan bagian dari pengalokasian belanja modal yang
merupakan investasi jangka panjang dan harus tercantum di dalam Pelaporan
neraca.
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
16
4
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012
%
0
0
0
80
20
100
74
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
1
17
2
5
85
10
20
Sumber: Hasil olah data 2012
100
Jumlah
Tabel 4.20
Dengan adanya Penyusunan pertanggung jawaban akan memudahkan
pemeriksaan bagi pengalokasian dari rencana anggaran
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
17
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
0
85
15
100
75
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
1
16
3
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012
%
0
0
5
80
15
100
76
dalam hal ini pimpinan harus memberi pengarahan tentang apa fungsi dan tugas
dari masing-masing bagian tertentu.
Tabel 4.22
Penggunaan belanja pembangunan atau penggunaan realisasi dari APBD di
harapkan dapat di gunakan dengan sehemat-hematnya sesuai tujuan sasaran dari
perencanaan anggaran
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
%
0
0
18
90
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012
100
77
tersebut telah di pergunakan secara tepat dan jika memang ada sisa dari APBD
tersebut, harus di jelaskan bahwa sisa dari anggaran tersebut dapat untuk hal-hal
lain yang memang di pergunakan semata-mata untuk keperluan yang penting.
Tabel 4.23
Setiap pelaksanaan dari belanja pembangunan menuntut adanya perubahan
peningkatan yang lebih signifikan di bandingkan dari pelaksanaan sebelumnya
No
1
2
3
4
5
Kriteria
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
Setuju
Sangat Setuju
Frekuensi
0
0
0
12
8
Jumlah
20
Sumber: Hasil olah data 2012.
%
0
0
0
60
40
100
4.2
Pembahasan
78
1
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5 6
4 4
3 4
4 4
5 4
4 4
4 4
4 4
5 5
5 5
4 5
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
JUMLAH
7
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8
4
3
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
9 10
4 4
4 3
4 4
5 4
4 4
4 4
4 4
5 5
5 5
5 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
11
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
44
40
44
48
42
44
44
55
55
49
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
905
48,75
79
Xi
X= ----n
905
--------- = 48.75
20
80
81
N 12
1 5
2 4
3 4
4 4
5 4
6 3
7 4
8 4
9 4
10 4
11 4
12 4
13 4
14 4
15 4
16 4
17 4
18 4
19 4
20 4
13
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
14
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
15
4
3
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
16
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
17
4
3
4
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
18
5
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
19
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
34
30
32
35
31
30
32
37
37
34
33
32
32
32
33
33
33
33
33
33
659
29,5
82
Bandung telah dilaksanakan dengan baik, hal ini disebabkan telah terpenuhinya
indikator dalam penelitian ini, yaitu:
1. Telah terpenuhi aspek-aspek kesesuaian antara pelaksanaan dengan
peraturan yang berlaku.
2. Telah sesuai dengan legalistas pelaksanaan anggaran
3. Telah memenuhi peranan faktor ketentuan/peraturan yang ada dalam
pelaksanaan belanja modal.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut pengawasan belanja modal memiliki
keunggulan dan sekaligus kelemahan, karena aturan pemerintah selalu bergantiganti sehingga aturan-aturan terdahulu selalu diadakan perbaikan-perbaikan sesuai
kebutuhan dan perkembangan pemerintahan. Kelemahannya dari sumber daya
yang ada harus terus mengikuti perkembangan peraturan baik itu Peraturan
Pemerintah maupun Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Solusi dari permasalahan tersebut harus senantiasa ada waktu yang memadai
untuk sosialisasi aturan baru tentang pengelolaan keuangan daerah khususnya
kepada bagian keuangan dan yang ada kaitannya dengan pengelolaan keuangan
daerah Kota Bandung.
Untuk
mengetahui
adanya
pengaruh
pelaksanaan
akuntansi
83
Dalam
melaksanakan
penghitungan
statistik
tersebut,
penulis
1.
Validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pembeli itu
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian validitas setiap butir
84
menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor
total merupakan skor tiap butir.
Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang
tinggi pula.
Untuk mencari nilai validitas dari sebuah item maka kita mengkorelasikan
skor item tersebut dengan total skor item-item dari validitas tersebut. Apabila nilai
korelasi diatas 0,3 maka dikatakan bahwa item tersebut memberikan tingkat
kevalidan yang cukup, sedikitnya apabila nilai korelasi dibawah 0.3 maka
dikatakan item tersebut kurang valid.
Validitas untuk variabel X yaitu Pelaksanaan Akuntansi Pemerintahan
Daerah adalah sebagai berikut.
Tabel 4.26
Uji Validitas Data Variabel X (Pelaksanana Akuntansi Pemerintahan
Daerah)
Item
Correlation
Keterangan
Pertanyaan
Pearson
1
Valid
0.781
2
Valid
0.865
3
Valid
0.858
4
Valid
0.868
5
Valid
0.835
6
Valid
0.868
7
Valid
0.868
8
Valid
0.835
9
Valid
0.865
10
Valid
0.858
11
Valid
0.781
N
20
85
Item
Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
N
Correlation
Pearson
0.868
0.829
0.802
0.829
0.811
0.797
0.078
0.829
20
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
2. Uji Reliabilitas
86
Validitas
melakukan pengolahan dan menganalisis data dari kuisioner tersebut, dan hasil
dari analisis reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut.
Case Processing Summary
%
100,0
Cases
Valid
20
Excluded
0
,0
(a)
Total
20
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics X1
Cronbach's
Alpha
0,777
N of
Items
11
Reliability Statistics Y
Cronbach's
Alpha
0,783
N of
Items
8
Dari hasil uji reliabilitas dengan SPSS for window versi 18 ternyata kedua
variabel telah reliabel karena telah melebihi dari r tabel untuk N 20 adalah 0.364
untuk kesalahan 5%.
Karena dari uji validitas dan reabilitas telah valid, maka dilanjutkan
dengan uji statistik berikutnya yaitu uji Rank Spearman.
3. Perhitungan Rank Spearman.
87
6 di 2
rs = 1
t 1
n3 n
Dimana :
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
di = Rank Xi Rank Yi (setelah diranking )
n = Jumlah Responden
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan
SPSS for Window maka dapat diketahui Rank Spearman sebagai berikut.
Tabel 4.28
Uji Rank Spearman
Correlations
Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pengawasan belanja
Correlation
modal
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Akuntansi
pemerintahan
1.000
Pengawasan
belanja
modal
.880**
.
20
.880**
.000
20
1.000
.000
20
.
20
88
ditolak dan Ha
4. Koefisien Determinasi
= R2 X 100%
= (0,880)2 X 100 %
= 77.44 % dibulatkan menjadi 77%.
5. Hasil Pengujian
89
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
91
92
5.2 Saran
93
DAFTAR PUSTAKA
94