Dunn
Masalah-masalah vs Isu-Isu
Isu- isu kebijakan tidak hanta mengandung ketidaksetujuan mengenai
serangkaian aksi yang aktual atau potensial, tetapi juga mencerminkan
pandangan-pandangan yang yang berbeda tentang sifat dari masalah-
masalah itu sendiri.
Isu-isu kebijakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan hirarki dari tipe
utama, sekunder, fungsional, dan minor. Isu-isu utama secara khusus
meliputi pertanyaan tentang misi suatu instansi, yaitu pertanyaan mengenai
sifat dan tujuan organisasi-organisasi pemerintah. Isu-isu sekunder adalah
isu yang terletak pada tingkat instansi pelaksana program-program di
pemerintahan federal, negara bagian, dan lokal. Isu-isu fungsional terletak
diantara tingkat program proyek dan memasukkan pertanyaan-pertanyaan
seperti anggaran, keuangan, dan usaha memperolehnya. Isu-isu minor
meliputi personal, staff, jam kerja, dan petunjuk pelaksanaan serta
peraturan.
Tiga Kelas Masalah Kebijakan
Terdapat tig akelas masalah kebijakan, yaitu masalah yang sederhana
(well-structed), masalah yang agak sederhana (moderately-structed) dan
masalah yang rumit (ill-structed). Masalah yang sederhana (well-structed)
adalah masalah yang melobatkan satu atau beberapa pembuat keputusan
dalam seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan. Protipe masalah yang
sederhana adalah masalah keputusan yang dikomputerkan secara penuh, di
mana semua konsekuensi dari semua alternatif kebijakan diprogram.
Masalah yang agak sederhana (moderately structed) adalah masalah-
masalah yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan dan
sejumlah alternatif yang secara relative terbatas.
Masalah yang rumit (ill-structed) adalah masalah-masalah yang
mengikutsertakan banyak pembuat keputusan yang utilitas nilainya tidak
diketahui atau tidak mungkin untuk diurutkan secara konsisten.
Model Deskriptif
Tujuan model deskriptif adalah menjelaskan dan memprediksikan
sebab-sebab konsekuensi-komsekuensi dari pilihan-pilihan kebijakan.
Model deskriptif digunakan untuk memantau hasil-hasil dari aksi-aksi
kebijakan.
Model normatif
Sebaliknya, tujuan model normatif bukan hanya untuk menjelaskan
dan memprediksi tetapi juga memberikan dalil dan rekomendasi untuk
mengoptimalkan pencapaian beberapa nilai. Model normatif yang
membantu menentukan tingkat kapasitas pelayanan yang optimum,
waktu pelayanan dan perbaikan yang optimum, pengaturan volume dan
waktu yang optimum pada investasi publik. Model normatif juga
memprediksi nilai-nilai masa lalu, masa kini, dan masa yang akan
dating dari variable-variabel hasil melainkan juga memungkinkan kita
mengoptimalkan pencapaian suatu nilai.
Model Verbal
Keterbatasan model verbal adalah bahwa masalah-masalah yang
dipakai untuk memberikan prediksi dan rekomendasi bersifat implisit
atau tersembunyi, sehingga sulit untuk memahami dan memeriksa
secara kritis argument-argumen tersebut sebagai keseluruhan.
Model Simbolis
Model simbolis menggunakan simbol-simbol matematis untuk
menerangkan hubungan diantara variabel-variabel kunci yang
dipercaya mencari suatu masalah. Kelemahan praktis model simbolis
adalah hasilnya mungkin tidak mudah diinterpretasikan,karena asumsi-
asumsinya nmungkin tidak dinyatakan secara memadai. Model-model
simbolis dapat memperbaiki keputusan-keputusan kebijakan.
Model prosedural
Kelibahan model prosedural adalah pohon keputusan, yang dibuat
dengan memproyeksikan keputusan-keputusan kebijakan dan
konsekuensi-konsekuensinya yang mungkin pada masa mendatang.
Model sebagai Pengganti dan Perspektif
Model pengganti diasumsikan sebagai pengganti dari masalah-
masalah sustansif. Sebaliknya, model pengganti model disadari atau
tidak, dari asumsi bahwa masalah formal adalah representasi yang sah
dari maslah substantif. Sebaliknya, model perspektif dipandang sebagai
satu dari banyak cara lain yang dapat digunakan untuk merumuskan
masalah substantif.
Analisi Klasifikasi
Analisis klasifikasi adalah Teknik untuk memperjelas konsep-
konsep yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengkalsifikasikan
kondisi permasalahan. Terdapat beberapa dalil yang membantu
menjamin bahwa sistem klasifikasi itu relevan terhadap situasi masalah
secara logika konsisten:
1. Relevansi substantif yang menyatakn bahwa kelas dan sub kelas harus
mungkin sedikit sesuai dengan realitas situasi masalah.
2. Ketuntasan. Sistem klasifikasi harus tuntas dimana semua subjek yang
menarik bagi analis harus dimasukkan.
3. Kepilihan yang merupakan masing-masing klasifikasinya harus masuk
hanya pada satu kategori atau sub bab kategori.
4. Konsistensi yang diartikan bahwa setiap sub kategori harus didasarkan
pada prinsip tunggal tidak ada yang tumpeng tindih
5. Perbedaan hirarkis sebagai penginterpretasian sistem-sistem
klasifikasi harus dibedakan dalam tingkat-tingkat secara teliti.
Analisis Hirarikis
Analisis hirarkis adalah sebuah teknik untuk mengidentifikasi
sebag-sebag yang mungkin dari suatu situasi masalah. Analisis ini
membantu analis untuk mengidentifikasi tiga macam sebab: sebab yang
mungkin, sebab yang masuk akal dan sebab yang dapat ditindaklanjuti.
Sebab yang mungkin adalah kejadian-kejadian atau aksi-aksi yang
meskipun jauh, mungkin menimbulkan terjadinya suatu situasi masalah.
Sebab yang amsuk akal adalah kejadian-kejadian atau aksi-aksi yang
berdasar penelitian ilmiah atau pengalaman langsung, diyakini
memberikan pengaruh penting terhadap terjadinya situasi yang dinilai
problematis. Pada akhirnya distribusi kekuasaan dan kemakmuran
diantara para elit tampaknya tidak dapat dipandang sebagai sebab yang
dapat ditindaklanjuti, yaitu merupakan sebab yang dapat dikontrol atau
dimanipulasi oleh para pembuatan kebijakan karena tidak ada sebuah
kebijakan pun atau serangkaian kebijakan yang diarahkan untuk
memecahkan kembali masalah-maslaah kemiskinan dapat mengubah
struktur sosial dari seluruh masyarakat.
Dalil untuk melakukan analisis hirarkis adalah sama seperti yang
digunakan untuk analisis klasifikasional: relevansi substantif, ketuntasan,
keterpilihan , konsistensi dan pembedaan hirarkis. Perbedaan yang
terdapat pada analisis hirarkis dan klasifikasi adalah analisis klasifikasi
meliputi pembagian dan klasifikasi konsep-konsep secara umum,
sedangkan analisis hirarkis membuat konsep-konsep khusus mengenai
sebab-sebab yang mungkin, masuk akal, dan dapat ditindaklanjuti.
Meskipun demikian, kedua bentuk analisis itu memusatkan pada analis
individual dan menggunakan konsistensi logis sebagai kriteria utama
untuk menilai mutu konseptualisasi masalah dan menjamin ditemukannya
landasan substantif yang tepat untuk setiap konsep. Analisis hirarkis
mungkin menutup kesempatan untuk menghasilkan alternatif karena
tergantung pada para analisis individual, bukannya kelompok, sebagai
sumber pengetahuan.
Sinektika
Sinektika adalah sebuah metoda yang diciptakan untuk mengenali
masalah-masalah yang bersifat analog. Sinektikda menunjuk pada
investigasi terhadap kesaman-kesamaan, membantu para analis
melakukan analogi yang kreatif dalam memahami masalah-masalah
kebijakan. Sinektika didasarkan pada asumsi bahwa pemahaman terhadap
hubungan yang identic atau mirip di antara berbagai masalah akan
mengakibatkan kemampuan analis untuk memecahkan masalah.
Dalam penyusunan masalah-masalah kebijakan para nalisis dapat
menghasilkan empat tipe analgoi yaitu
1. Analogi personal yang berusaha membayangkan dirinya mengalami
suatu kondisi masalah dalam cara yng sama seperti pelaku kebijakan.
2. Analogi langsung merupakan analogi yang meneliti kemiripan
hubungan di antara dua atau lebih situasi masalah.
3. Analogi simbolis yang berusaha untuk menemukan kemiripan
hubungan antara situasi masalah tertentu dan suatu proses simbolis.
4. Analogi fantasi yang menggali kesamaan antara situasi masalah dan
suatu pokok soal yang imaginer. Para analisis kebijakan pertahanan,
kadang-kadang menggunakan analogi-analogi fantasi untuk
memahami masalah-masalah pertahanan melawan serangan nuklir.
Sinektika tergantung pada analisis individual dan kelompok untuk
embuat analogi-analogi yang layak. Kriteria utama untuk menilai mutu
konseptualisasi masalah adalah masuk akalnya perbandingan, yaitu
derajar kemiripan suatu masalah dengan hal lainnya yang diambil sebagai
analogi.
Brainstorming
Brainstorming adalah metode untuk menghasilkan ide-ide, tujuan-
tujuan jangka pendek, dan strategi-strategi yang membantu
mengidentifikasi dan mengkonseptualisasikan kondisi-kondisi
permasalahan. Konsep ini dapat digunakan untuk menghasilkan sejumlah
perkiran-perkiraan mengenai solusi yang potensial bagi masalah-masalah.
Prosedur brainstorming
1. Kelompok-kelompok brainstorming harus disusun sesuai dengan sifat
maslaah yang diinvestigasi.
2. Proses pemunculan ide dan harsu benar-benar terpisah karena diskusi
kelompok yang intensif dapat dirintangi oleh kritik dan debat yang
premature
3. Suasana aktivitas brainstorming harus sedapat mungkin dijaga tetap
terbuka
4. Fase evaluasi ide harus dimulai hany setelah ide dimunculkan
5. Pada akhir fase evaluasi ide, kelompok harus memprioritaskan ide-ide
dan memadumadankannya dalams ebuah proposal berisi
konseptualisasi masalah dan potensi pemecahannya.