Anda di halaman 1dari 8

5.

Merumuskan Masalah-
Masalah Kebijakan
Sifat masalah-masalah kebijakan

1. masalah-masalah kebijakan adalah kebutuhan, nilai-nilai, atau kesempatan-


kesempatan yang tidak teralisir tetapi yang dapat dicapai melalui tindakan
publik.

2. perumusan masalah = sistem petunjuk pokok/mekanisme pendorong yang


mempengaruhi keberhasilan semua fase analisis kebijakan.

3. masalah harus dipecahkan secara tepat, sehingga solusi yang diberikan juga
tepat.

4. prioritas perumusan masalah dalam analisis kebijakan:

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 1


1. pengenalan masalah vs perumusan masalah: proses analisis kebijakan
berasal dari suatu perasaan khawatir yang kacau dan tanda-tanda awal dari
stres, hal ini disebut sebagai situasi masalah yang dirasakan oleh para
analisis kebijakan, pembuat kebijakan, dan pelaku kebijakan. masalah-
masalah kebijakan adalah produk pemikiran yang dibuat pada suatu
lingkungan, suatu elemen situasi masalah yang diabstraksikan dari situasi ini
oleh para analis.

2. perumusan masalah vs pemecahan masalah: proses analisis kebijakan


pada urutan yang lebih tinggi mencakup metode perumusan masalah,

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 2


sedangkan pada urutan yang lebih rendah mencakup metode pemecahan
masalah.

3. pemecahan masalah kembali vs pementahan solusi masalah dan


pementahan masalah (problem resolving, problem unsolving, dan problem
dissolving). menunjuk pada tiga proses pengoreksian kesalahan.

pemecahan kembali masalah (problem resolving) mencakup analisis


ulang terhadap masalah yang dipahami secara benar untuk mengurangi
kesalahan yang bersifat kalibrasional.

pementahan solusi masalah/problem unsolving, berupa pembuangan


solusi dikarenakan kesalahan dalam perumusan masalah.

pementahan masalah/problem dissolving meliputi pembuangan masalah


yang dirumuskan secara tidak tepat dan kembali kepada perumusan
masalah sebelum terjadi suatu usaha untuk memecahkan masalah yang
tidak tepat tersebut.

5. ciri-ciri masalah. berikut beberapa ciri penting dari masalah kebijakan (239):

a. saling ketergantungan dari masalah kebijakan

b. subyektivitas dari masalah kebijakan

c. sifat buatan dari masalah

d. dinamika masalah kebijakan

sistem masalah (messes) bukan merupakan suatu kesatuan mekanis; melainkan


sistem yang bertujuan (teleologis), di mana:

1. tidak ada dua anggota yang sama persis di dalam semua atau bahkan
setiap sifat-sifat atau perilaku mereka.

2. sifat-sifat dan perilaku setiap anggota mempunyai pengaruh pada sifat-sifat


dan perilaku sistem secara keseluruhan

3. sifat-sifat dan perilaku setiap anggota, dan cara setiap anggota


mempengaruhi sistem secara keseluruhan, tergantung pada sifat-sifat dan
perilaku paling tidak dari salah satu anggota sistem

4. dimungkinkan sub kelompok anggota mempunyai suatu pengaruh yang tidak


bebas atau tidak independen pada sistem secara keseluruhan.

sistem masalah tidak dapat dipecah ke dalam rangkaian yang independen tanpa
menimbulkan risiko menghasilkan solusi yang tepat terhadap masalah yang

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 3


salah.

kunci karaktetistik dari sistem permasalah adalah bahwa seluruh sistem lebih
besar daripada sekedar jumlah dari bagian-bagiannya.

6. Masalah-masalah Vs isu-isu

a. kemampuan untuk mengenali perbedaan di antara situasi problematis,


masalah kebijakan, dan isu kebijakan menjadi penting sekali dalam
memahami cara menafsirkan sebuah peristiwa, yang menimbulkan
ketidaksetujuan tentang serangkaian tindakan pemerintah yang aktual
maupun potneisla.

b. formulasi masalah dipengaruhi oleh asumsi-asumsi para pelaku kebijakan


yang berbeda sehingga membawa kepada kondisi permasalahan yang ada.

c. formulasi masalah yang berbeda menentukan bahaimana isu-isu kebijakan


didefinisikan.

d. kompleksitas isu-isu kebijakan dapat diperlihatkan dengan


mempertimbangkan jenjang organisasi di mana isu-isu tersebut
diformulasikan.

e. isu-isu kebijakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan hirarki dari tipe:

i. utama, isu-isu utama (major issue):

1. secara khusus ditemui pada tingkat pemerintah tertinggi di dalam


atau di antara jurisdiksi/wewenang federal, negara bagian, dan lokal.

2. secara khusus meliputi pertanyaan tentang misi suatu instansi, yaitu


pertanyaan mengenai sifat dan tujuan organisasi2 pemerintah.

3. contoh: isu seperti apakah departmen kesehatan dan pelayanan


masyarakat harus berusaha menghilangkan kondisi yang
menimbulkan kemiskinan adalah pertanyaan mengenai misi
lembaga.

ii. sekunder, isu-isu sekunder (secondary issues)

1. adalah isu yang terletak pada tingkat instansi pelaksana program2 di


pemerintahan federal, negara bagian, dan lokal.

2. dapat berisi isu prioritas2 program dan definisi kelompok2 sasaran


dan penerima dampak.

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 4


3. isu mengenai bagaimana mendefinisikan kemiskinan keluarga
adalah isu yang kedua

iii. fungsional, isu-isu fungsional (functional issues)

1. terletak di antara tingkat program dan proyek

2. memasukkan pertanyaan-pertanyaan seperti anggaran, keuangan,


dan usaha untuk memperolehnya.

iv. minor, isu-isu minor (minor issues)

1. isu-isu yang ditemukan paling sering pada tingkat proyek-proyek


yang spesifik

2. meliputi personal, staff, keuntungan bekerja, waktu liburan, jam


kerja, dan petunjuk pelaksanaan serta peraturan.

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 5


1. bila hirarki isu-isu kebijakan naik, masalah-masalah menjadi saling
tergantung, subyektif, artifisial, dan dinamis.

2. walau tingkat2 saling tergantung, beberapa isu memerlukan kebijakan yang


strategis, sementara yang lain meminta kebijakan operasional.

3. kebijakan strategis (strategic policy) adalah salah satu kebijakan di mana


konsekuensi dan keputusannya secara relatif tidak bisa dibalikkan. contoh:
apakah AS harus mengirim pasukan ke teluk persi, atau apakah pekerja
sosial harus diorganisir kembali, memerlukan kebijakan-kebijakan strategis
karena konsekensi dari keputusan-keputusan tidak dapat dibalik ulang untuk
beberapa tahun.

4. kebijakan operasional (operational policies) adalah kebijakan di mana


konsekuensi dari keputusan2 secara relatif dapat dibalik ulang, tidak

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 6


menimbulkan risiko dan ketidakpastian masa kini pada tingkat yang lebih
tinggi.

5. semua tipe kebijakan saling tergantung (relaisasi misi instansi tergantung


pada kemampuan praktik personalnya).

6. kompleksitas dan tak dapat diulangnya suatu kebijakan akan semakin tinggi
seiring dengan meningkatnya hirarki isu-isu kebijakan.

7. Tiga Kelas Masalah Kebijakan


struktur dari masing-masing kelas ditentukan oleh tingkat kompleksitasnya, yaitu
seberapa jauh suatu masalah merupakan sistem permasalahan yang saling
tergantung.
perbedaan digambarkan dengan mempertimbangkan variasi yang ada di ketiga
elemen:

1. masalah yang sederhana (well-structured):

a. masalah yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan dan


seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan.

b. kegunaan (nilai) mencerminkan konsensus pada tujuan-tujuan jangka


pendek yang secara jelas diurutkan dalam tatanan pilihan pembuat
keputusan. (245)

2. masalah yang agak sederhana (moderately-structured)

3. masalah yang rumit (ill-structured)

8. a

5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 7


5. Merumuskan Masalah-Masalah Kebijakan 8

Anda mungkin juga menyukai