Anda di halaman 1dari 11

1.

Beberapa Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli, Sebagai Berikut:


a) G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
b) P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah,pengumpulan fakta dan data.
c) Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang
telah dibuat.
d) Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan
oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang
termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan Keputusan, merupakan suatu tindakan yang menentukan hasil dalam
memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berfikir logis dan juga
mempertimbangkan semua pilihan alternatif yang ada yang mempunyai pengaruh
negatif atau pun positif.

2. Contoh dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara
kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak permasalahan
dalam bentuk demonstrasi danpemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya
kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia
karyawan.

Penjelasan kasus :

Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan antara individu akan
sering terjadi. Permasalahan yang sering terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi
yang kurang baik. Sehingga cara mengatasimasalah dalam perusahaan harus benar-benar
dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang
terjadi karena masalah komunikasi harus diantisipasi dengan baik dan dengan system yang
terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya, mogok kerja, bahkan demo.

Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara:
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui
loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya
dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan
mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan
memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan
meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang
kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi
yangkurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan
emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

3. Fungsi Pengambilan keputusan, yaitu:


1. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional
2. Sesuatu yang bersifat futuristik artinya bersangkutpaut dengan masa yang akan datang,
dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

Tujuan Pengambilan Keputusan

1. Bersifat Tunggal

Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan
hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan
masalah lain.

2. Bersifat Ganda

Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan
menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan
dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

Unsur-unsur atau komponen-komponen dari pengambilan keputusan adalah:

1. Tujuan dari pengambilan keputusan


2. Indentifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau diluar
jangkauan manusia
4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan
keputusan

4. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan


Mengingat banyaknya cara untuk mengklasifikasikan model, di bawah ini disampaikan beberapa
klasifikasi menurut para pakar, yaitu sebagai berikut :

(1).Quade

Menurut Quade model dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu Model Kuantitatif dan Model Kualitatif.
Kedua tipe model tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Model Kuantitatif

Model kuantitatif (dalam hal ini adalah model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang
dinyatakan dalam hubungan matematika secara pasti.

2. Model Kualitatif

Model kualitatif didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan
dengan model kuantitatif. Ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi
tersebut dengan pertimbangan bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang akan dipecahkan

(2).B.A. Fisher

Menurut Fisher model dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu Model Preskriptif dan Model Deskriptif.
Kedua tipe model tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Model Preskriptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal, dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai
konsensus. Model ini disebut juga model normatif.

2. Model Deskriptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan
segala sesuatu apa adanya. Model ini memberikan informasi yang manajer butuhkan untuk membuat
keputusan-keputusan, tetapi tidak menawarkan penyelesaian masalah melainkan memberikan saran
apa yang akan terjadi bila variabel-variabel masalah diubah.
(3).Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullet

Menurut Herbert G. Hicks dan C. Ray Gullet model dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu Model
Probabilitas dan Model Matriks. Kedua tipe model tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Model Probabilitas

Model ini membahas tentang kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang terhadap suatu
peristiwa tertentu, dan nilai harapan atas terjadinya peristiwa tersebut. Nilai dari sesuatu yang
diharapkan pada peristiwa adalah kemungkinan terjadinya peristiwa dikalikan dengan nilai kondisional.

2. Model Matriks

Penerapan model matriks ini dimaksudkan untuk menyajikan secara khusus kombinasi antara berbagai
strategi atau beberapa alternatif yang digunakan dan nilai yang diharapkan pada masing-masing strategi
atau alternatif. Model ini terdiri atas dua hal pokok, yaitu garis yang menggambarkan berbagai strategi
atau alternatif dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan, dan lajur yang menggambarkan kondisi
dan nilai harapan dalam kondisi dan situasi yang berlainan pada masing-masing alternatif strategi.

(4).Robert D. Spech

Menurut Robert D. Spech model dibedakan ke dalam lima tipe, yaitu Model Matematis, Model Simulasi
Komputer, Model Permainan Operasional, Model Verbal, dan Model Fisik. Kelima tipe model tersebut
dijelaskan sebagai berikut.

1. Model Matematis

Model ini merupakan penyederhanaan dari suatu masalah ke dalam rumusan atau formula matematis.
Dalam analisisnya dapat menggunakan alat bantu berupa kalkulator atau komputer.

2. Model Simulasi Komputer

Model simulasi komputer berarti pengambilan keputusan dengan menggunakan peralatan komputer
untuk keperluan rancanga bangun yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan organisasi. Model ini
digunakan karena banyaknya variabel yang mempengaruhi suatu keputusan, sehingga apabila dilakukan
secara manual akan banyak menyita waktu dan biaya
3. Model Permainan Operasional

Model ini melibatkan manusia sebagai salah satu unsur yang akan dijadikan objek dan harus dapat
mengambil keputusan dalam permainan tersebut. Prosedur permainan dibantu oleh komputer.

4. Model Verbal

Model pengambilan keputusan verbal berarti keputusan dibuat didasarkan atas analogi-analogi tertentu
yang bersifat non-kuantitatif. Analogi yang telah dibuat kemudian dibuatkan dalil-dalilnya, pada tahap
berikutnya diterapkan untuk dibuat kesimpulan dan pengambilan keputusan bersifat non kuantitatif.

5. Model Fisik

Model ini merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang
cukup kompleks sehingga dalam proses pengerjaannya harus dapat memilah-milah, mana yang dapat
dilakukan secara serentak, dan bagian mana yang memerlukan proses berurutan dan
berkesinambungan.

7. faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan!”

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan

1. Fisik

Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada
kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.

2. Emosional

Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.

3. Rasional

Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.

4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai
potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.

5. Interpersonal

Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat
mempengaruhi tindakan individual.

6. Struktural

Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang
mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

Selanjutnya, John D.Miller dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh
dalam pengambilan keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan,
dan keterbatasan kemampuan.

No. 8

Pengambilan Keputusan pada Kondisi Pasti:


Kondisi pasti muncul pada saat pengambil keputusan mengetahui dengan pasti apa
saja alternatif permasalahannya, kondisi apa saja yang terkait dengan setiap alternatif, dan hasil
dari alternatif. Dalam kondisi pasti, informasi bersifat akurat, terukur dan dapat dipercaya. Kita
mengetahui hubungan sebab-akibat dan bisa menebak apa yang bisa terjadi di masa depan.
Kondisi seperti ini biasanya ada pada kasus keputusan yang sifatnya rutin dan berulang.
Alat bantu Linear Programming adalah alat yang baik digunakan untuk menghasilkan solusi optimal
dalam permasalahan dalam kondisi pasti.

Pengambilan keputusan berdasarkan Resiko:


Bila seorang manajer tidak mempunyai informasi sempurna atau mempunyai informasi yang masih
simpang siur, berarti berpotensi munculnya resiko. Dalam keadaan berisiko, pengambil keputusan
memiliki informasi yang tidak lengkap tentang alternatif yang tersedia namun memiliki gagasan
bagus tentang probabilitas (peluang) hasil untuk setiap alternatif. Dalam membuat keputusan
berdasarkan resiko, manajer harus menentukan probabilitas pada setiap alternatif berdasarkan
informasi yang ada atau berdasarkan pengalamannya.
Pendekatan populer yang digunakan pada kondisi ini antara lain: Expected Monetary Value
(EMV) dan Expected Opportunity Loss (EOL).
Pengambilan Keputusan pada Kondisi Tidak Pasti:
Keputusan paling penting yang dibuat di lingkungan yang kompleks saat ini dirumuskan dalam
keadaan tidak pasti. Kondisi ketidakpastian muncul pada saat kita tidak bisa memprediksi masa dan
kondisi dimana serba fluktuatif. Pembuat keputusan tidak mengetahui semua alternatif yang ada,
risiko yang terkait dengan masing-masing, dan konsekuensi dari setiap alternatif atau
probabilitasnya.

Manajer tidak memiliki informasi lengkap tentang alternatif dan informasi apa pun yang tersedia,
sekalipun dia mempunyai informasi, informasinya tidak berguna Dalam menghadapi ketidakpastian
tersebut, para manajer perlu membuat asumsi tertentu mengenai situasi tersebut untuk memberikan
kerangka kerja yang masuk akal. Mereka harus bergantung pada penilaian dan pengalaman mereka
untuk mengambil keputusan.
Dalam situasi ketidakpastian, orang hanya memiliki data yang sedikit, mereka tidak tahu apakah
data tersebut dapat diandalkan atau tidak, dan mereka sangat tidak yakin mengenai apakah
keadaan dapat berubah atau tidak. Selain itu, mereka tidak dapat mengevaluasi interaksi dari
variabel yang berbeda. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memutuskan untuk memperluas
operasinya di negara asing mungkin tidak tahu banyak tentang budaya, undang-undang, lingkungan
ekonomi, dan politik negara tersebut. Situasi politik bisa jadi sangat bergejolak sehingga bahkan
para ahli pun tidak bisa memprediksi kemungkinan perubahan pemerintahan.

Pendekatan populer yang digunakan pada kondisi ini antara lain: Maximax, Maximin, Minimax,
Minimax Regret, Laplace dan Hurwick.
Pendekatan moderen Pengambilan Keputusan pada Kondisi Tidak Pasti:
Terdapat beberapa teknik moderen untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan pada
kondisi tidak pasti. Yang terpopuler antara lain: analisis resiko, pohon keputusan, dan teori
preferensi.

Analisis Resiko:
Manajer yang mengikuti pendekatan ini menganalisis ukuran dan sifat risiko yang terlibat dalam
memilih tindakan tertentu. Misalnya, saat meluncurkan produk baru, seorang manajer harus
menganalisis secara hati-hati masing-masing variabel berikut biaya peluncuran produk, biaya
produksinya, investasi modal yang dibutuhkan, harga, ukuran pasar potensial dan persentase pasar.

Analisis resiko melibatkan penilaian resiko kuantitatif dan kualitatif, manajemen risiko dan
komunikasi risiko dan memberi manajer pemahaman yang lebih baik mengenai resiko dan manfaat
yang terkait dengan tindakan yang diusulkan. Keputusan tersebut merupakan trade-off antara risiko
dan manfaat yang terkait dengan tindakan tertentu dalam kondisi ketidakpastian.
Pohon Keputusan:
Teknik pohon keputusan dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk menganalisa sebuah
keputusan. Pendekatan pohon keputusan mengandung grafis dari alternatif tindakan dan
kemungkinan hasil dan risiko terkait dengan setiap tindakan. Dengan menggunakan diagram
“pohon” yang menggambarkan titik-titik keputusan, setiap kejadian (event) dan probabilitas dalam
tindakan, teknik pengambilan keputusan ini memungkinkan pengambil keputusan melacak jalur
optimal atau tindakan (course of action).
Teori Preferensi atau Utilitas:
Ini adalah pendekatan lain dalam pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian. Pendekatan
ini didasarkan pada anggapan bahwa sikap individu terhadap resiko bervariasi. Beberapa individu
bersedia mengambil hanya risiko yang lebih kecil (“risk averters“), sementara yang lain bersedia
mengambil resiko lebih besar (“gamblers“).
Misalnya, jika ada kemungkinan 60 persen keputusan benar, mungkin masuk akal jika seseorang
mengambil risiko. Ini mungkin tidak selalu benar karena individu tersebut mungkin tidak ingin
mengambil risiko, karena kemungkinan keputusan salahnya adalah 40 persen. Sikap terhadap risiko
berbeda dengan kejadian, pribadi orang dan posisi.

Manajer level atas biasanya mengambil risiko yang sangat besar. Namun, manajer yang sama yang
membuat keputusan yang mempertaruhkan uang perusahaan jutaan rupiah dalam projek tertentu
dengan peluang keberhasilan sebesar 75 persen tidak mungkin melakukan hal yang sama kalau
menggunakan uang mereka sendiri.

Selain itu, seorang manajer yang bersedia mengambil risiko 75 persen dalam satu projek tersebut
mungkin tidak mau melakukannya pada projek lain. Demikian pula, seorang eksekutif puncak dapat
meluncurkan sebuah kampanye periklanan yang memiliki peluang sukses sebesar 70 persen namun
mungkin memutuskan untuk tidak berinvestasi di pabrik dan mesin kecuali jika probabilitas
kesuksesan lebih tinggi dari 70 persen.

Meskipun sikap manusia terhadap resiko bervariasi, dua hal pasti terjadi:

Pertama, sikap terhadap resiko berbeda dengan situasi, yaitu risk aveters dalam beberapa situasi
dan gambles di situasi lainnya.
Kedua, beberapa betul-betul tidak mau ambil resko tinggi dan lainnya sangat suka mengambil resiko
tinggi untuk mengambil risiko, sementara yang lain memiliki keengganan rendah.

Sebagian besar manajer lebih suka menjadi risk aveters sampai batas tertentu, dan karenanya
mungkin juga melepaskan peluang. Bila taruhannya tinggi, kebanyakan manajer cenderung menjadi
pengambil risiko; Bila taruhannya kecil, mereka cenderung menjadi gamblers.

No. 9

Pengambilan Keputusan Dalam Kondisi Konflik.

Pada kondisi konflik makan pengambilan keputusan yang dilakukan akan menimbulkan dampak
yang mungkin saja bisa merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan seperti ini lahirnya keputusan
sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang saling bertentangan antara satu pihak dengan pihak
lainnya. Untuk menyelesaikan maslah disini biasanya dilakukan pendekatan secara teori permainan,
yang dalam dunia bisnis teraplikasinya suatu kontrak atau kesepkatan. Kondisi pengambilan
keputusan dalam kondisi konflik di banyak literal bisa kita persamakan dengan kondis keputusan
yang berisiko.Ini seperti yang dikemukakan oleh Kamluddin yaitu, "Kadangkala pengambilan
keputsan di hadapkan pada masalah dengan situasi atau kondisi masa depan tidak pasti, tetapi ia
bisa membuat perkiraan-perkiraan (probabilitas) kemungkinan terjadinya kondisi tersebut.
kemungkinan terjadinya suatu kondisi dapat diperoleh karena seringnya suatu peristiwa tersebut
terjadi atau bisa jadi pengambilan keputusan penglaman terhadap masalh yang dihadapi secra
berulang-ulang.Metode Pengambilan Keputusan Terhadap kondisi demikian dikatakan bahwa,
pengambilan keputusan dalam keadaan beresiko. " secara lebih dalam Kamaluddin menjelaskan
bahwa, "untuk menyelasikan dalam kondisi berisiko ada dua kriteria, yaitu Expected Monetary Value
dan Expected Opportunity loss, kedua kriteria ini akan memberikan nilai secara konsisten, artinya
apabila dengan kriteria EMV telah memutuskan X sebagai suatu keputusan terbaik, maka dengan
kriteria ROL juga memberikan keputusan yang sma yaitu X sebagai keputusan terbaik " Expected
monetary value adalah nilai (pembayaran upah) yang payoffs diukur dalam satuan uang.

No. 10
Pengertian
 merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatan keputusan pada saat
dua pihak atau lebih barada dalam kondisi persaingan atau konflik. Pihak-pihak yang bersaing
disumsikan bersifat rasional untuk memenangkan persaingan itu, dan masing-masing pihak juga
mengetahui strategi pihak lawannya. Model-model teori permainan dapat diklasifikasikan dalam
beberapa cara, tergantung pada faktor-faktor yaitu banyaknya pemain, jumlah keuntungan serta
kerugian, dan banyaknya strategi yang digunakan dalam permainan.
 Teori permainan (Game Theory) merupakan teori yang menggunakan pendekatan matematis
dalam merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan. Teori ini
dikembangkan untuk menganalisa proses pengambilan keputusan yaitu strategi optimum dari
situasi-situasi persaingan yang berbeda-beda dan melibatkan dua atau lebih kepentingan.
Contoh kasus:
1. Pedagang es krim yang menjual dagangannya dengan menggunakan 2 strategi yaitu
mengendarai motor atau sepeda. Dengan payoff zero sum.
a. Pure Strategi  strategi murni yang masing-masing pemain akan memilih strategi promosi
ynag dianggap oleh para pemain menguntungkan semua pihak.
Players : 1. Ice Cream Yesi
2. Ice Cream Ulik
Strategi Penjualan: 1. Motor
2. Sepeda
Tabel Payoff
Ice Cream Yesi Ice Cream Ulik

Motor Sepeda

Motor 4 6

Sepeda -2 1

Ket :
 Untuk pemain baris Nilai positif menyatakan menang , dan nilai negatif kalah
 Untuk pemain kolom Nilai positif menyatakan kalah , dan nilai negatif Menang
 Keuntungan pemain baris = Kerugian pemain kolom
 Keuntungan pemain kolom = Kerugian pemain baris
Penjelasan :
Hasil dari permainan menunjukkan, ketika es krim Yesi dan es krim ulik sama-sama
menggunakan strategi penjulan memakai motor, maka hasil es krim yesi menang 4 dan ulik
kalah 4. Selanjutnya Ketika Yesi menggunakan strategi sepeda dan ulik menggunakan strategi
Motor maka Yesi kalah 2 dan ulik menang 2.
Untuk pemain baris memiliki nilai maksimum 4 dan 6 , sedangkan pemain kolom rugi 4 ,
sehingga dapat disimpulkan Saddle Point (Titik Keseimbangan) adalah 4.
Tabel Solusi Permainan
Ice Cream Yesi Ice Cream Ulik

Motor Sepeda

Motor 4
6

Sepeda 1
-2

Anda mungkin juga menyukai