Anda di halaman 1dari 10

Nama : Restu Aji Santosa

NIM : 121160044
Kelas :D

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan


menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan
pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin
akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi
masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan
keputusan yang terbaik.

Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak


ahli, diantaranya adalah :

1.G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan


yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2.Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh


kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

3.Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan


adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.

4.P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan.

Fase Pengambilan Keputusan

1.Aktivitas intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan


keputusan dipilih atau tidak.

2.Aktifitas desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia


untuk mencapai tujuan.

Aktifitas desain meliputi :

- menemukan cara-cara/metode

- mengembangkan metode
- menganalisa tindakan yang dilakukan.

3.Aktifitas pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan
keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.

Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan keputusan adalah :

a. Mengidentifikasi masalah utama

b. Menyusun alternatif

c. Menganalisis alternatif

d. Mengambil keputusan yang terbaik

Teknik Pengambilan Keputusan

1.Operational Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan


pemecahan persoalan.

2.Linier Programming ; Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan

3.Gaming War Game ; Teori penentuan strategi.

4.Probability ; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal
tidak normal.

Dalam lingkungan perusahaan, perlu sistematika dalam mengambil keputusan. Sistematika


ini perlu supaya pengambilan keputusan dalam korporasi jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Lima langkah pengambilan keputusan itu adalah

1. Identifikasi masalah dan ketidakjelasan (uncertainties)

Misal untuk meningkatkan pendapatan perusahaan , kita ingin menaikkan harga jual dari
produk atau jasa kita. Jika berhasil maka pendapatan akan naik, tetapi jika menyebabkan
calon pelanggan tidak mau beli maka malah menurunkan pendapatan

2. Mengumpulkan informasi

Kita bisa bertanya kepada sales apakah harga baru tersebut dapat diterima calon pelanggan.
Lihat juga bagaimana pesaing-pesaing anda mengerjakan pricing. Kita juga perlu
mengadakan survei pasar apakah calon pelanggan kita bersedia membeli dengan harga baru
tersebut.
3. Membuat prediksi kemungkinan  yang terjadi

Pada tahap ini pikirkan alternatif-alternatif yang mungkin. Silahkan membuat anggaran
kenaikan pendapatan dengan harga baru tersebut pada setiap alternatif.

4. Mengambil keputusan dari alternatif-alternatif yang ada

Silahkan membuat alternatif keputusan termasuk beberapa pilihan harga baru. Bisa juga ada
pilihan harga lama tetapi spesifikasi dikurangi sehingga mengurangi biaya produksi. Pastikan
tidak ada bias dalam pemikiran kita. Pastikan kita mengambil keputusan dengan obyektif.
Dengan pemikiran yang matang silahkan mengambil salah satu alternatif keputusan tersebut.

5. Mengevaluasi hasil terhadap prediksi yang telah dibuat

Bandingkan hasil dengan prediksi yang telah kita buat dan lakukan evaluasi. Langkah ini
penting untuk mengetahui apakah keputusan kita sudah tepat 100%. Jika perlu ada perbaikan-
perbaikan, kita dapat memperbaiki langkah-langkah supaya hasilnya sesuai dengan yang kita
harapkan.

Pengambilan keputusan melibatkan pertimbangan-pertimbangan. Menurut Janis & Mann


(1987) pertimbangan-pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dapat dibagi dalam
2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Pertimbangan-pertimbangan Utilitarian
Merupakan  pertimbangan  yang  berhubungan  dengan  manfaat  dari  suatu  keputusan.

Pertimbangan ini terdiri dari :

 Pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi diri sendiri, didalamnya mencakup


antisipasi pengaruh keputusan terhadap kesejahteraan pribadi pengambilan keputusan.
 Pertimbangan keuntungan dan kerugian bagi orang lain, termasuk hal-hal yang
diantisipasikan akan berpengaruh terhadap orang lain atau significant others.

2. Pertimbangan-pertimbangan Nonutilitarian Pertimbangan ini terdiri dari :

 Penerimaan dan penolakan dari diri sendiri. Emosi/perasaan dan harga diri termasuk
di dalamnya.
 Penerimaan dan penolakan dari orang lain.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas mempengaruhi proses pengambilan


keputusan yan dilakukan serta aternatif yang akan dipilih oleh pengambil keputusan. Selain
pertimbangan-pertimbangan di atas, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan yaitu :

1. Lingkungan luar (External circumstances)


Pada pengambilan keputusan yang bersifat pribadi, proses pengambilan keputusan tidak
hanya menuntut kerja dari aspek kognitif semata, namun berkaitan juga dengan lingkungan
dan konteks saat keputusan itu dibuat..

2. Pentingnya keputusan yang dibuat

Ada keputusan-keputusan yang dianggap kurang penting yang hanya membutuhkan


sedikit pemikiran, sebaliknya ada keputusan-keputusan yang dianggap penting yang
membutuhkan pemikiran yang aktif untuk mencapai hasil yang memuaskan bagi pengambil
keputusan. Suatu keputusan dianggap penting karena berbagai alasan, diantaranya adanya
biaya tinggi atau konsekuensi dari keputusan tersebut berdampak jangka panjang. Selain itu,
keputusan juga dianggap penting jika keputusan tersebut berhubungan dengan opini tertentu
atau nilai-nilai emosional tertentu dari pengambil keputusan. Penting tidaknya suatu
keputusan berpengaruh terhadap keterlibatan (involvement), hal ini berkaitan erat dengan
motivasi yang dimiliki seseorang yang juga mempengaruhi usaha kognitif yang dilakukan
seseorang untuk memecahkan permasalahan serta strategi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan.

3. Tekanan (stres)

Tekanan-tekanan yang berupa keterbatasan waktu, tanggung jawab yang berlebihan,


kekurangan atau kelebihan informasi serta adanya ancaman sosial atau ancaman fisik dapat
menimbulkan stres dan dapat mempengaruhi kualitas keputusan yang dibuat.

4. Preferensi dan nilai-nilai

Suatu keputusan sangat ditentukan oleh preferensi dan nilai-nilai yang dipegang oleh
pengambil keputusan. Kedua hal ini terutama akan mengarahkan pengambil keputusan dalam
menentukan alternatif tindakan yang dipilihnya.

5. Waktu

Waktu dan sumber daya yang dimiliki oleh pengambil keputusan akan mempengaruhi
proses pengumpulan informais dan penelusuran alternatif-alternatif.

JARINGAN KERJA

Pengelolaan proyek-proyek berskala besar yang berhasil memerlukan perencanaan,


penjadwalan, dan pengordinasian yang hati-hati dari berbagai aktivitas yang saling berkaitan.
Untuk itu kemudian dikembangkan prosedur-prosedur formal yang didasarkan atas
penggunaan jaringan kerja (network) dan teknik-teknik network.
Analisa jaringan kerja merupakan suatu perpaduan pemikiran yang logis,
digambarkan dengan suatu jaringan yang berisi lintasan-lintasan kegiatan dan memungkinkan
pengolahan secara analitis. Analisa jaringan kerja memungkinkan suatu perencanaan yang
efektif dari suatu rangkaian yang mempunyai interaktivitas. Keuntungan dari penggunaan
analisa jaringan kerja adalah:

1. Dapat merencanakan suatu proyek secara keseluruhan.


2. Penjadwalan pekerjaan dalam urutan yang praktis dan efisien.
3. Pengadaan pengawasan dan pembagian kerja maupun biaya.
4. Penjadwalan ulang untuk mengatasi hambatan dan keterlambatan.
5. Menentukan kemungkinan pertukaran antara waktu dan biaya.

Pada dasarnya network planning adalah suatu cara penggambaran kegiatan proyek dalam
bentuk simbol-simbol network. Simbol-simbol yang digunakan adalah:

1) Event (Kejadian= Peristiwa=Saat).

Event adalah saat dimulainya atau berakhirnya suatu kegiatan. Simbul yang
digunakan biasanya berupa lingkaran atau ellips. Ruangan sebelah kiri digunakan untuk
memberi identitas dari event itu, biasanya berupa bilangan (tak berdimensi).

Ruangan kanan digunakan kapan terjadinya kejadian itu, bagian kanan


atas menunjukkan kapan paling cepat saat itu terjadi (EET=Earliest Event Time) dan
kanan bawah menunjukkan paling lambat saat itu boleh terjadi (LET=Latest Event
time). Setiap kegiatan selalu dimulai oleh sebuah event (disebut Start event atau saat
dimulai) dan berakhir pada event lain (disebut finísh event atau saat selesai). Event
tidak membutuhkan waktu.

2) Kegiatan (Activity).

Kegiatan adalah setiap bagian dari pekerjaan proyek yang membutuhkan waktu untuk
dilaksanakan, juga membutuhkan biaya, tenaga kerja serta peralatan, simbol yang digunakan
adalah anak panah. Bagian ekor anak panah terdapat saat mulai dan bagian ujungnya terdapat
saat berakhirnya. Karena network merupakan rangkaian anak panah maka network disebut
directed network (terarah). Diatas anak panah tertuliskan (secara singkat) nama kegiatan
(misal: Pembelian mesin, galian pondasi dsb). Dibawahnya dituliskan lamanya kegiatan
tersebut, dalam satuan waktu yang seragam dengan kegiatan lainnya (misal: dalam jam, hari,
minggu dsb). Dalam rangka menempatkan suatu anak panah dalam suatu jaringan kerja
harus bisa menjawab dua pertanyaan dibawah ini:

 Kegiatan apakah yang sudah harus selesai sebelum sesuatu kegiatan tertentu dapat
dimulai?
 Adakah kegiatan-kegiatan lain yang dapat dikerjakan secara bersama-sama?

3) Dummy Activity (Kegiatan Semu)

Kegiatan semu (dummy activity) dalam network planning digunakan simbul


anak panah yang terputus-putus. Adanya kegiatan semu bisa terjadi karena hal-hal sebagai
berikut:
1. Setiap kegiatan harus mempunyai identitas tersendiri yang dinyatakan oleh nomor start
event dan nomor finish event

Karena itu diperlukan ” Dammy”, gambar diatas dirobah menjadi sebagai berikut:
Dummy adalah: suatu kegiatan yang tidak memerlukan sumberdaya dan tanpa dimensi
waktu.

Kegiatan B identitasnya 2-4


Kegiatan C identitasnya 2-5
Kegiatan D identitasnya 4-5

b) Misalnya hubungan (relationship) antar kigiatan adalah sebagai berikut:


Kegiatan B baru bisa dimulai setelah kegiatan A selesai, sedangkan kegiatan D baru bisa
dimulai setelah kegiatan A dan C selesai. 
Untuk menggambarkan relationship seperti tersebut diperlukan dummy

4) Prosedur.
Langkah-langkah yang harus diambil dalam melakukan perencanaan dengan network adalah
sbb:

 Menentukan batasan-batasan dari pekerjaannya. Tentukan kapan dapat dimulai dan


kapan harus diakhiri.
 Memecah (break down) pekerjaan itu menjadi kegiatan-kegiatan.Untuk ini perencana
harus bekerjasama dengan pelaksana. Secara lengkap semua kegiatan yang akan
dilaksanakan harus dicatat, apabila ada kegiatan yang terlupakan akibatnya sangat
fatal. Oleh karena itu dalam tahapan ini perlu mendapatkan perhatian dan usaha yang
intensif. Dan juga pemecahan pekerjaan kedalam kegiatan-kegiatan itu harus
menghasilkan kegiatankegiatan yang setingkat, dalam istilah network. Misalnya
kegiatan memaku tidak setingkat dengan kegiatan pengurugan tanah, dan sebagainya.
 Tentukan urutan-urutan dari kegiatan diatas, urutan-urutan ini disebut precedence
relationship, dalam menentukan urutan-urutan ini kita harus berpihak pada
pengetahuan logika, (kita tidak bisa memasang atap kalau penunjangnya belum
terpasang).
 Kegiatan mana yang harus mendahului kegiatan yang lain.
 Kegiatan mana yang harus mengikuti kegiatan yang lain.
 Kegiatan mana yang harus dilaksanakan secara serentak.
 Dari informasi mengenai hubungan (relationship) antara setiap kegiatan dalam
pekerjaan dibuatkan diagram jaringannya, dalam hal ini harus dingat bahwa suatu
pekerjaan dimulai pada suatu event (saat mulai atau start event) dan berakhir pada
suatu event lain (saat selesai atau finish event). Hubungan ini bisa digambarkan
sebagai berikut:

Misalnya : Kegiatan D baru bisa dimulai setelah kegiatan A, B dan C selesai.


Simbol:

5. Waktu

Untuk dapat menghitung jangka waktu proyek (Total Project time) serta semua event time,
terlebih dahulu harus diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan (activity duration).
EET = Earlist Event Time (saat paling cepat terjadi)
LET = Latest Event Time (saat paling lambat terjadi)
X(1-2) = Jenis kegiatan.
D(1-2) = Duration (waktu pelaksanaan)
EET2 = EET1 + X (1-2). LET1 = LET2 – D (1-2).
EST = Earlist Start Time (waktu tercepat kegiatan dapat dimulai).
LST = Lastest Start Time (waktu paling lambat kegiatan masih dapat dimulai).
EST = EET1 (EET1 + D (1-2) = EET2).
LST = LET1 + D (1-2) ≤ LET2.

6) Lintasan Kritis = Waktu Kritis.

Lintasan kritis atau waktu kritis adalah jumlah waktu pelaksanaan didalam suatu event yang
tidak boleh dilampaui dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan. Apabila waktu pada
salah satu event didalam rangkaian lintasan kritis tersebut ada yang terlampaui maka
penyelesaian proyek tersebut dapat dipastikan mengalami keterlambatan dari jadwal yang
ditentukan, oleh karena itu pada lintasan kritis ini perlu perhatian dan pengawasan yang
ekstra ketat. 
Lintasan kritis terjadi pada suatu event yang mempunyai: EET=LET.

EET (Saat paling cepat terjadi):

o Mulai dari event yang pertama kearah kanan menuju event yang terakhir.
o Dengan cara penjumlahan.
o Apabila EET dari satu event tergantung oleh lebih dari satu kegiatan maka yang
menentukan adalah hasil penjumlahan yang terbesar.

LET (Saat paling lambat terjadi).


o Mulai dari event yang terakhir kearah kiri menuju event yang pertama dengan cara
pengurangan.
o Apabila LET dari suatu event tergantung pada lebih dari satu kegiatan, maka yang
menentukan adalah hasil pengurangan yang terkecil.

Anda mungkin juga menyukai