Anda di halaman 1dari 7

Nama : Restu Aji Santosa

NIM : 121160044

Kelas :C

1. Perbedaan antara berpikir dan bernalar

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang mengikut sertakan kerja otak.
Kegiatan berfikir juga melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan
perasaan dan kehendak manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri
pada objek tertentu, menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya
dalam pikiran kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berpikir merupakan proses dimana seseorang menelaah suatu hal. Hal
tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Jujun S. Suriasumantri dalam
bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer bahwa berpikir
merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang
disebut benar bagi tiap orang adalah tidak sama maka oleh sebab itu kegiatan proses
berpikir untuk menghasilkan pengetahuan yang tidak benar itu pun juga berbeda-
beda. Oleh karena itu berpikir memiliki cakupan makna yang lebih luas dari
bernalar. contohnya buah jeruk, mendengar kata buah jeruk kita dapat berpikir
bahwa itu adalah buah yang berwarna kuning, memiliki biji didalamnya, dan
rasanya manis.
bernalar menurut Sudarminta diartikan sebagai kegiatan pikiran untuk
mengambil kesimpulan dari premis-premis yg sebelumnya sudah diketahui.
Bernalar juga bisa dikatakan berpikir secara logis.
Proses bernalar meliputi beberapa tahap. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

1. Mengerti : tahap dimana seseorang memahami segala aspek dari objek


yang diamati.
2. Memutuskan : menetapkan kesimpulan sementara berdasarkan fakta-fakta
yang ada.
3. Menyimpulkan : memberikan kesimpulan yang pasti mengenai objek yang
diamati setelah fakta-fakta yang ada di uji kembali kebenarannya.
Contohnya, masih berkaitan dengan contoh buah jeruk tersebut, jika secara
berpikir buah yang berwarna kuning, memiliki biji didalamnya, dan rasanya manis
adalah buah jeruk, namun setiap orang berbeda dalam bernalar bisa saja mereka
menganggap bahwa itu benar jeruk atau buah lain yang memiliki ciri yang sama.
2. Ciri-ciri penalaran ilmiah
Ciri-ciri penalaran ilmiah sebagai berikut :
a. Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang
ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang valid.

b. Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif
seseorang dalam merangkai, menyusun, atau menghubungkan petunjuk-
petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.

c. Rasional, artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta
atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

3. Langkah-langkah berpikir ilmiah


Langkah – langkah yang terdiri dari sebagai berikut:

a. Perumusan masalah yang merupakan pertanyaan mengenai objek empirisyang jelas


batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkaitdi dalamnya.
b. Pernyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis yang
merupakanargumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat
antaraberbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi
permasalahan.Kerangka berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis
ilmiahyang telah teruji kebenarannya dengan memperhatikan faktor-faktor empirisyang
relevan dengan permasalahan
c. Perumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara atau dugaanterhadap
pertanyaan yang diajukan yang materinya merupakan kesimpulan darikerangka berpikir
yang dikembangkan
d. Pengujian hipotesis yang merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevandengan
hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak
e. Penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan
itu ditolak atau diterima. Sekiranya dalam proses pengujianterdapat fakta yang cukup dan
mendukung hipotesis maka hipotesis itu diterima.Sebaliknya sekiranya dalam proses
pengujian tidak terdapat fakta yang cukup.
4. Perbedaan penalaran deduktif dan induktif

Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan


berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang
bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif
dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada
hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan
deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal
yang kongkrit.

Contoh :

Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan


arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status social.

Macam-macam Penalaran Deduktif

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :

1. Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.


Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).
Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri
dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

1. Entimen

Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan


pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-
sama diketahui.

Ciri-ciri paragraf berpola deduktif

Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


1) Letak kalimat utama di awal paragraf

2) Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus

3) Diakhiri dengan penjelasan

3. Penalaran Induktif

 Pengertian Penalaran Induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan


permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh
fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf
Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut
yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat
sebab.

Contoh paragraf Induktif:

Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance,
Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan
jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan
kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat.
Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian
budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan
budaya tradisional.

 Macam-macam Penalaran Induktif

Macam-macam penalaran induktif diantaranya :

1. Generalisasi

Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau


sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial,
bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan
fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:

Jika ada udara, manusia akan hidup.

Jika ada udara, hewan akan hidup.

Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

∴ Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

Macam-macam generalisasi:

1. Generalisasi sempurna

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar


penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat
dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

1. Generalisasi tidak sempurna

Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan


kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.

1. Ciri-ciri paragraf berpola induktif

Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Letak kalimat utama di akhir paragraf

2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan


pernyataan umum

3) Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan

5. Contoh pernyataan entinem

Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak perlu


menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan
premis khusus yang menjadi penyebabnya.

Adapun Rumus entimem adalah : C = B, Karena C = AContoh :


a. Silogisme
Premis Umum (PU) : Pegawai yang baik tidak mau menerima
suap.
Premis Khusus (PK) : Ali pegawai yang baik.
Kesimpulan (K) : Ali tidak mau menerima suap.
Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C : Ali ; ia
B : tidak mau menerima suap
A : pegawai yang baik
C = B, karena C = A
b. Silogisme
PU : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.
PK : Badu orang yang ingin sukses.
S : Maka, Badu harus bekerja keras.
Entimem
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C : Badu
B : harus bekerja keras
A : orang yang ingin sukses
c. Silogisme
PU : Semua orang yang ingin berpergian harus memiliki uang
PK : Supono orang yang ingin berpergian
S : Supono harus memiliki uang
Entimem
Supono harus memiliki uang, karena ia orang ingin berpergian
C : Supono ; ia
B : harus memiliki uang
A : orang yang ingin berpergian
d. Silogisme
PU : Murid yang baik tidak menyontek saat ujian
PK : Rumi murid yang baik
K : Rumi tidak menyontek saat ujian
Entimem
Rumi tidak menyontek saat ujian, karena Rumi murid yang baik
C : Rumi
B : Tidak menyontek saat ujian
A : Murid yang baik
e. Silogisme
PU : Pengendara lalu lintas yang baik mematuhi rambu
PK : Tono bukan pengendara yang baik
K : Tono tidak mematuhi rambu
Entimem
Tono tidak mematuhi rambu, karena tono bukan pengendara yang baik
C : Tono
B : Tidak mematuhi rambu
A : bukan pengendara yang baik

Anda mungkin juga menyukai