Anda di halaman 1dari 4

UNSUR KIMIA PADA NARKOBA

Joshua Rio Arfianto


Jurusan Teknik Kimia, FTI UPNVYK

I. Pendahuluan
Topik yang akan dibahas pada artikel ini adalah penyalahgunaan narkoba. Disini saya
akan membahas penanggulangan penyalahgunaan narkoba secara promotive, preventif, kuratif
dan rehabilitative. Pembangunan Nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusis Indonesia
seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya adil, makmur, sejahtera dah damai berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. Demi mewujudkan masyarakat IndonesiA yang
sejahtera tersebut perlu adanya peningkatan secara terus menerus usaha-usaha di bidang
penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Narkoba adalah singkatan dari narkotik atau bahan
berbahaya. Istilah lain dari narkoba yaitu Napza yang merupakan singkatan dari narkotika
psikotropika dan zat aditif. Semua istilah ini, mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya
memiliki resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya
adalah senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat
pemakaian akibat pemakaian diluar peruntukan dan dosis yang semestinya. Terdapat empat
upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba yaitu dengan cara promotive, preventif, kuratif
dan rehabilitative. Disini akan disajikan beberapa informasi mengenai upaya upaya
penanggulanan penyalahgunaan narkoba tersebut. Beberapa informasi itu akan disajikan dalam
paragraph yang berisi subtopic tersebut.

II. Narkoba

Menurut Jackobus (2005) narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa senyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Apabila narkotika tersebut digunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan yang seksama dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Narkoba
dibedakan menjadi beberapa jenis salah satunya ialah Heroin atau diamorfin (INN) adalah
sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya
adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan
kecanduan. Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil
serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol
(THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa
senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah
populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk
khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus
globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India,
sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk
melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum,
dan dengan meminum Bhang.

III. Penyalahgunan Narkoba


Dalam dunia medis, narkotika bisa menjadi obat obatan yang berkhasiat untuk
penyembuhan. Penggunaan narkotika dalam dunia medis adalah legal. Yang menjadi
penyalahgunaan adalah ketik seseorang yang mengkonsumsi narkotika tanpa adanya pengawasan
dari seorang ahli kesehatan atau dokter. Bila seseorang menggunakan narkotika tanpa adanya
pengawasan dari dokter akan sangat membahayakan si pengguna Karena umumnya narkotika
mengandung zat zat beracun yang bisa menyebabkan si penggunan akan selalu ketergantungan
atau kecanduan terhadap obat obatan tersebut. Selain itu narkotika juga dapat merusak organ
organ tubuh, dan juga dapat mempengaruhi berkurangnya daya piker seseorang atau membuat
pikiran menjadi tidak rasional dan kerusakan otak secara permanen. Akibat yang lebih
mengerikan lagi adalah berujung pada kematian. Dampak penyalahgunaan narkotika pada
seseorang sangat tergantung pada jenis narkotika yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi
atau kondisi pemakai. Secara umum dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis
maupun social seseorang.
IV. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba
Terdapat 4 bentuk penanggulangan masalah narkoba yaitu promotive, preventif, kuratif
dan rehabilitative.
1. Promotif (Pembinaan)
Promotif disebut juga preemtif atau program pembinaan. Program ini ditujukan
kepada masyarakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal narkoba.
Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar suatu kelompok atau
individu lebih secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan semu dengan mamakai narkoba. Upaya promotive adalah upaya pencegahan yang
dilakukan secara dini antara lain mencakup pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat
dengan sasaran untuk mempengaruhi factor factor penyebab pendorong dan factor peluang
(Faktor Korelatif Kriminogen) dari adanya kejahatan tersebut. Sehingga akan tercipta sjuatu
kondisi kesadaran kewaspadaan dan daya tangkal serta terbina dan terciptanya kondisi perilaku
dan norma hidup bebas dari segala ancaman narkoba.

2. Preventif ( Pencegahan)
Program ini ditujukan kepada masyarakat yang sehat yang belum mengenal
narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk
menyalahgunakannya. Selain dilakukan oleh pemerintah atau instansi terkait, program ini juga
sangat efektif jika dibantu oleh instansi dan institusi lain, termasuk lembaga professional terkait,
lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, ormas dan lain lain.. Pencegahan penyalahgunaan
narkoba adalah seluruh usaha yang ditujukan untuk mengurangi permintaadn dan kebutuhan
gelap Narkoba. Ada 3 macam pencegahan yaitu pencegahn primer, sekunder dan tersier.
 Pencegahan primer. Kegiatan pencegahan primer terutama dilakukan dalam
bentuk penyuluhan penerangan dan Pendidikan seperti : Penyuluhan tatap
muka misalnya ceramah dan diskusi atau seminar, kemudian media masa
cetak (surat kabar, bulletin dan lain lain), Penyuluhan dengan
mengintegrasikan informasi tentang bahaya masalah narkoba kedalam
kegiatan kegiatan masyarakan seperti pkk, karang taruna dll. Pendidikan
pencegahan dengan mengintegrasikan Pendidikan ke dalam kurikulum SD,
SMP, SMU kedalam mata ajaran. Dan Pendidikan para orang tua tentang
mengasuh anak yang baikk dan pencegahan penyalahgunaan narkoba.
 Pencegahan sekunder. Pencegahan sekunder ditujunkan terutama kepada para
anak anak yang sudah mulai mencoba coba narkoba, baik didalam sekolah
atau lembaga maupun diluar, serta sector sector msyarakat yang dapat
membntu anak anak agar berhenti dari penyalahgunan narkoba. Kegiatan
menitikberatkan pada kegiatan deteksi secara dini terhadap pengguna,
konseling perorangan dan keluarga. Namun, life skills seperti keterampilan
berkomunikasi, keterampilan menolak tekanan teman sebaya dan ketrampilan
mengambil keputusan yang baik harus tetap dilakukan.
 Pencegahan Tersier. Pencegahan ini ditujukan terutama kepada korban dan
bekas korban dan sector masyarakat yang bisa membantu bekas korban untuk
menghindarkan diri melanjutkan penyalahgunaan, Tujuannya ialah
pengobatan korban narkoba dan pemulihan kondisi fisik, psikis, mental, moral
dan social bekas korban penyalahgunaan narkoba dangan tujuan untuk
mencegah jangan sampai mereka kambuh dan terjerumus kembali. Kegiatan
yang bisa dilakukan ialah bimbingan social dan konseling terhdap yang
bersangkutan dan keluarga serta kelompok sebayanya.

V. Kuratif ( Pengobatan)
Salah satu langkah pengobatan yang bisa dilakukan yaitu dengan Metode Therapeutic
Community Ini adalah salah satu model dimana sekelompok individu hidup dalam satu
lingkungan yang sebelumnya hidup terasing dari masyarakat umu, berupaya mengenal diri
sendiri serta belajar menjalani kehidupan berdasarkan prinsip prinsip yang utama dalam
hubungan antar individu, sehingga mampu merubah perilaku yang dapat diterima masyarakat.
VI. Rehabilitatif
Rehebilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwaa dan raga yang ditujukan kepada
pecandu narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar pecandu tidak memakai
lagi danj bebas dari penyakit ikutan seperti kerusakan fisik, kerusakan mental, perubahan
karakter, asocial, penyakit penyakit ikutan seperti HIV/AIDS, Hepatitis, siilis dan lain lain yang
disebabkan oleh bekas pemaiakian narkoba (SUbagyo :2006 :105)

Anda mungkin juga menyukai