Disusun Oleh:
RINI ANDRIANI
S1A121215
TAHUN 2023
menggerakan ke arah tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Suatu masalah akan
adalah masalah-masalah yang mempunyai dampak luas dan mencakup konsekuensi bagi
1. Saling ketergantungan
Masalah publik bukanlah masalah yg berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu
kemiskinan akanmeningkatkan angka kriminalitas. Contoh lain yang saat ini sedang
mnjadi buah bibir adalah mengenai kenaikan harga BBM yang pasti meningkatkan biaya
2. Subyektifitas
dievaluasi secara selektif. Masalah kebijakan adalah hasil pemikiran dalam konteks
lingkungan tertentu. Masalah tersebut merupakan elemen dari suaru situasi masalah yang
diabstrakkan dari situasi tersebut oleh analis, individu maupun kelompok yang
berkepentingan . sebagai contohnya sampah rumah tangga tidak jadi masalah bagi
3. Sifat buatan/artficiality
Suatu fenomena di anggap sebagai masalah karena adanya keinginan manusia untuk
mengubah situasi. Sebagai contoh, pendapatan perkapita yang rendah jadi masalah karena
Solusi terhadap masalah selalu berubah.banyak solusi yang bisa ditawarkan untuk
memecahkan masalah. Cara pandang orang terhadap masalah akan menetukan solusi
yang ditawarkan pemecahan masalah tersebut. Masalah yang sama belum tentu dapat
Sumber: https://www.scribd.com/doc/290104643/masalah-kebijakan-publik
tiga yakni, masalah yang terstruktur dengan baik (well structured), masalah yang agak
struktur (moderatelli structured ) dan masalah yang tidak terstruktur ( ill structured)
Masalah terstruktur dengan baik adalah masalah yang pemecahannya hanya melibatkan
beberapa pembuat kebijakan, dengan alternatif pemecahan terbatas , nilai dari pemecahan
masalah disetujui, dan hasilnya lebih dapat dipastikan dengan tingkat probabilitas yang
Dalam hal ini sudah jelas ada penjabat tertentu yang berwenang menghentikan,
dan sudah ada aturannya : kapan dan dalam kondisi seperti apa seorang pegawai dapat di
perhentikan dari tugasnya. Sedangkan masalah yang agak terstruktur adalah maslah yang
pemecahannya terbatas, nilai yang akan dikejar disetujui, tetapi hasilnya tidak pasti
melibatkan banyak pembuat kebijakan, alternatif pemecahannya tidak terbatas, nilai yang
akan dikejar masih menimbulkan Konflik, dan hasil akhirnya sangat sulit diketahui
Sumber:https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16564/2/T1_352013016_BAB
%20II.pdf
serta untuk melihat sejauhmana kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Menurut
Anderson dalam Winarno ( 2008:166), secara umum evaluasi kebijakan dapat dikatakan
sebagai kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup
dibedakan ke dalam dua tugas yang berbeda, tugas pertama adalah untuk menentukan
atau kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standar atau kriteria yang telah
terhadap hasil (outcome) atau dampak (impact) dari bekerjanya suatu kebijakan atau
program tertentu, sehingga menentukan langkah yang dapat diambil dimasa yang akan
datang.
James Anderson dalam Winarno (2008 : 229) membagi evaluasi kebijakan dalam
tiga tipe, masing-masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada
dipandang sebagai kegiatan yang sama pentingnya dengan kebijakan itu sendiri.
b. Tipe kedua Merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya
c. Tipe ketiga Tipe evaluasi kebijakan sistematis, tipe kebijakan ini melihat secara
tersebut tercapai.
Sumber: http://digilib.unila.ac.id/938/9/BAB%20II.pdf
Daftar pustaka
https://www.scribd.com/doc/290104643/masalah-kebijakan-publik
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16564/2/T1_352013016_BAB%20II.pdf
https://staffnew.ac.id
http://digilib.unila.ac.id/938/9/BAB%20II.pdf