REVIEW PPT Formulasi Kebijakan Publik 18 Agustus 2022
● Tentang Perumusan Masalah dalam Formulasi Kebijakan Publik
Perumusan masalah adalah salah satu bagian dari kebijakan, bagian ini merupakan bagian yang bersifat krusial tetapi kurang mendapat perhatian selama ini. Gagalnya kebijakan lebih sering disebabkan oleh kesalahan dalam memecahkan masalah daripada gagal karena mereka menemukan solusi yang salah terhadap masalah yang benar. Hal ini terjadi karena, adanya subjektivitas atau kepentingan policy makers itu sendiri yang sangat menonjol kemudian hadirnya kompleksitas masalah dan kemampuan policy makers juga ikut berkontribusi sebagai penyebab fenomena gagalnya sebuah kebijakan.
● Apa Batasan Masalah Publik?
Suatu gejala menjadi masalah publik ketika gejala tersebut dirasakan sebagai kesulitan bersama oleh sekelompok masyarakat dan hanya dapat diatasi melalui intervensi pemerintah. ➢ Menurut ahli: (Jones, 1991:71), Sebuah masalah dikatakan sebagai masalah privat apabila masalah tersebut dapat diatasi tanpa mempengaruhi orang lain atau tanpa harus melibatkan pemerintah.
Oki, masalah publik dapat dipahami sebagai belum terpenuhinya kebutuhan,
nilai atau kesempatan yang diinginkan oleh publik, dan pemenuhannya hanya mungkin melalui kebijakan pemerintah.
● Sifat-Sifat Masalah Publik (William N.Dunn, 1994:140-141)
1. Saling Ketergantungan, (interdependence) antara berbagai masalah. 2. Subjektivitas, masalah kebijakan adalah hasil pemikiran dalam konteks lingkungan tertentu 3. Artificiality masalah, fenomena dianggap sebagai masalah karena adanya keinginan manusia untuk mengubah sesuatu. 4. Dinamika Masalah Kebijakan, Solusi terhadap sebuah masalah selalu berubah (lingkungan, waktu, dll)
● Tipe-Tipe Masalah Publik (Dunn, 1994:146)
Berdasarkan kompleksitasnya terdapat 3 tipe yakni: 1. Masalah yang terstruktur dengan baik (well structured) Masalah yang pemecahannya hanya melibatkan beberapa pembuat kebijakan, dengan alternatif pemecahan terbatas, nilai dari pemecahan masalah disetujui dan dihasilkan lebih dapat dipastikan dengan tingkat probabilitas yang dapat diperhitungkan Contoh : penghentian seorang pegawai 2. Masalah yang agak terstruktur (moderately structured) Masalah yang pemecahannya melibatkan beberapa pembuat kebijakan, alternatif pemecahannya terbatas, nilai yang dikejar disetujui, tetapi hasilnya tidak pasti dengan tingkat probabilitas yang sulit dihitung. Contoh : pembebasan tanah untuk pelebaran jalan 3. Masalah yang tidak terstruktur (ill structured) Masalah yang pemecahannya melibatkan banyak pembuat kebijakan, alternatif pemecahannya tidak terbatas, nilai yang akan dikejar masih menimbulkan konflik, dan hasil akhirnya sangat sulit diketahui dengan pasti karena tingkat probabilitasnya sangat sulit dihitung. Contoh : kemiskinan, pengangguran
(PRABAWATI et al., 2019, 13)
● Data dalam Perumusan Masalah: Penting! Data adalah fakta yang sedang tidak digunakan dalam proses pembuatan keputusan, biasanya dicatat dan di arsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk pembuatan keputusan. Sedangkan, Informasi adalah data yang telah disusun sedemikian rupa, sehingga bermakna dan bermanfaat untuk membuat keputusan. Data dalam perumusan kebijakan merupakan hal penting, sebab: ➢ Analis kebijakan sangat membutuhkan data dan informasi untuk mempertimbangkan keputusan, alternatif dan lain lain. ➢ Time series: kurun waktu (kapan, berapa lama dan segala hal berkaitan dengan waktu dapat menjadi data konkrit untuk memutuskan permasalahan) ➢ Cross sectional : antar lokasi yang berbeda (dengan mengetahui lokasi juga dapat menjadi pertimbangan dalam memutuskan suatu keputusan sebab kondisi geografis suatu tempat juga berbeda-beda) ➢ Bila analis kebijakan tidak didasarkan pada data dan informasi maka akan terjadi kesalahan dalam merumuskan masalah
● Sumber data dan informasi
➢ Data sekunder: seperti laporan tahunan, triwulan, atau bulanan, surat kabar, jurnal, buletin dan data statistik lainnya ➢ Data Primer: data pra-survei, hasil wawancara
● kendala mendapatkan data:
➢ Kurang ada data up date ➢ Rendahnya kualitas data, karena “tidak jelasnya” pengumpul data sehingga “bias data”. ➢ Sistem manajemen data yang belum standar. (klasifikasi, penyajian, keteraturan dan ukuran yang digunakan)
● Syarat Informasi yang Baik (Kumorotomo,1994)
➢ Ketersediaan (availability) ➢ Mudah dipahami ➢ Relevan Bermanfaat ➢ Tepat waktu ➢ Keandalan ➢ Akurat ➢ Konsisten
● Tahapan Perumusan Masalah Publik
1. Pencarian masalah (problem search) Perumusan masalah diawali dengan adanya situasi masalah, yakni serangkaian situasi yang menimbulkan rasa ketidakpuasan dan terasa ada sesuatu yang salah.kemudian para analisis terlibat dalam pencarian masalah, kemudian lahir apa yang disebut meta masalah, yakni masalah yang belum tertata dengan rapi. 2. Pendefinisian Masalah (problem definition) Dari meta masalah para analisis melakukan pendefinisian masalah dalam istilah yang paling umum dan mendasar, misalnya menentukan apakah masalahnya termasuk dalam masalah sosial, politik, ekonomi, selanjutnya akan lahir masalah substantif. 3. Spesifikasi Masalah (problem specification) Melalui proses spesifikasi masalah, masalah substantif berubah menjadi masalah formal, yakni masalah yang telah dirumuskan secara spesifik dan jelas. Kemudian Pengenalan Masalah (Problem sensing)
(PRABAWATI et al., 2019, 16)
● Metode Merumuskan Masalah Menurut Subarsono (2006:32) , metode merumuskan masalah adalah metode untuk mengenali, mendefinisikan, dan merumuskan masalah sehingga masalah tersebut dapat dipahami dengan baik. adapun beberapa metode untuk merumuskan masalah yakni (PRABAWATI et al., 2019, 19):
1. Analisis batas, yakni usaha memetakan masalahnya melalui snowball
sampling dan stakeholders. Ini disebabkan karena analisis kebijakan sering dihadapkan pada masalah yang tidak jelas dan rumit, sehingga perlu minta bantuan stakeholders untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan masalah yang bersangkutan. 2. Analisis klasifikasi, yakni mengklasifikasikan masalah dalam kategori kategori tertentu dengan tujuan untuk lebih memudahkan analisis 3. Analisis hirarki, yakni metode untuk menyusun masalah berdasarkan sebab-sebab yang mungkin dari situasi masalah 4. Brainstorming, yakni metode untuk merumuskan masalah curah pendapat dari orang-orang yang mengetahui kondisi yang ada. 5. Analisis perspektif ganda, yakni metode untuk memperoleh pandangan yang bervariasi dari perspektif yang berbeda mengenai suatu masalah dan pemecahannya References
PRABAWATI, I., TJIKTJIK RAHAYU, & BADRUDIN KURNIAWAN. (2019). ANALISIS
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti