Anda di halaman 1dari 71

FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

• Pendekatan Proses, lebih bersifat deskriptif,


yaitu mencoba untuk menggambarkan
bagaimana kebijakan publik dibuat.

• Pendekatan Hasil, lebih bersifat pres-kriptif,


yaitu menunjukkan cara-cara untuk
meningkatkan mutu/kualitas isi, hasil dan
akibat dari kebijakan publik atau dengan
singkat bagaimana cara meningkatkan
kualitas proses pembuatan kebijakan publik.
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
Pendekatan Formulasi Kebijakan

Policy Agenda Policy


Formulation Building Dicision

Proses

Formulasi Kebijakan
Crosscutting Display &select
Methods Hasil Alternative

Verify, Difine, Establish Identify Evaluate


Detail The Evaluation Alternative Alternative
Problems Criteria Policies Policies
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Pendekatan Proses
Policy Formulation

Problem Problem Isu Agenda


Privat Umum Publik Pemth
Policy Formulation -PRIVATE
PROBLEM
• Penyusunan agenda kebijakan diawali dari
suatu masalah (problems) yg muncul di
masyarakat. Masalah ini dapat diungkapkan
oleh seseorang sebagai masalah pribadi
(private problem). Masalah private merupakan
masalah-2 yg mempunyai akibat terbatas atau
hanya memyangkut satu ataunsejumlah kecil
orang yg terlikbat langsung. Kemudian
berkembang lebih lanjut menjadi masalah
publik (public problem).
Policy Formulation –PROBLEM
UMUM
Masalah publik diartikan sebagai masalah yang
mempunyai akibat yang luas, termasuk akibat-
akibat yang mengenai orang -orangnyg terlibat
secara tidak langsung.

Masalah publik tersebut kemungkinan akan


berkembang menjadi isue kebijakan (policy
issues).
SUATU MASALAH BISA
JIKA :
TAMPIL MENJADI MASALAH
PUBLIKdampak yang
1.Issues tersebut mempunyai
besar pada banyak orang.
2.Ada bukti yang meyakinkan, agar
lembaga legislatif mau memperhatikan
masalah tersebut sebagai masalah yang
serius.
3.Ada pemecahan yang mudah dipahami
terhadap masalah yang sedang
diperhatikan.
Policy Formulation – ISU PUBLIK
-1
Issues menurut John,adalah problema publik yang
saling bertentangan satu sama lain
(controversial public problems). Issues dapat
diartian juga sebagai per bedaan-perbedaan
pendapat di masyarakat trntang persepsi dan
solusi (policy action) terhadap suatu masalah
publik. Issues kebijakan tidak hanya
mengandung ketidaksepakatan mengenai arah
tindakan yang aktual dan potensial,tetapi juga
mencermknkan pertentangan pandangan
mengenai sifat masalah itu sendiri.
Policy Formulation – ISU PUBLIK
-2
Dengan begitu, isu kebijakan merupakan hasil perbebatan
tentang definisi, klasifikasi, eksplanasi dan evaluasi
masalah (Dunn,1995:97).
Issues kebijakan tadi kemudian mengalir dan masuk dalam
agenda pemerintah. Agenda pemerintah merupakan
sejumlah daftar masalah di mana para pejabat publik
menaruh perhatian yang serius pada waktu tertentu.
Agenda pemerintah,menurut Cobb dan Elder dalam John
(1984), dibedakan menjadi 2 macam,yaitu agenda
sistemik dan agenda institusional.
MASALAH PUBLIK BISA TAMPIL
MENJADI ISU KEBIJAKAN

1. Ruang Lingkup dan kemungkinan


dukungan terhadap issues tersebut
dapat dikumpulkan.
2. Problem atau isues tersebut dinilai
penting.
3. Ada kemungkinan masalah (issues)
tersebut dapat terpecahkan
Jones menyatakan

• Tidak semua masalah dapat


menjadi masalah umum/public,
dan tidak semua masalah public
dapat menjadi issu, dan tidak
semua issu dapat menjadi agenda
pemerintah.
Kriteria – isu dijadikan agenda
pemerintah

1. Isu tersebut telah mencapai suatu titik kritis tertentu,


sehingga ia praktis tidak lagi bisa diabaikan begitu saja;
atau ia telah dipersepsikan sebagai suatu ancaman serius
yang jika tak segera diatasi justru akan menimbulkan
luapan krisis baru yang jauh lebih hebat di masa datang.
2. Isu tersebut telah mencapai tingkat partikularitas tertentu
yang dapat menimbulkan dampak (impact) yang bersifat
dramatik.
Kriteria – isu dijadikan agenda
pemerintah
4. Isu tersebut menyangkut emosi tertentu dilihat dan
sudut kepentingan orang banyak bahkan umat manusia
pada umumnya, dan mendapat dukungan berupa liputan
media massa yang luas.
5. Isu tersebut menjangkau dampak yang amat luas.
6. Isu tersebut mempermasalahkan kekuasaan dan
keabsahan (legitimasi) dalam masyarakat.
7. Isu tersebut menyangkut suatu persediaan yang
fasionable, di mana posisinya sulit untuk dijelaskan tapi
mudah dirasakan kehadirannya
Penyusunan agenda pemerintah (agenda
setting)
• Dimulai dari kegiatan fungsional, meliputi Persepsi,
Definisi, Agregasi, Organisasi dan Representasi;
• yang bermuara pada terusungnya suatu masalah publik
dan atau suatu isu publik menjadi suatu masalah yang
oleh pemerintah (pembuat kebijakan) dianggap penting
untuk dicari jalan keluarnya melalui kebijakan publik.
• Produk riil dari proses penyusunan agenda pemerintah
adalah terakomodasinya kepentingan publik (masalah
publik) menjadi opini publik, kemudian menjadi
tuntutan publik, untuk selanjutnya menjadi masalah
prioritas yang akan dicarikan penyelesaiannya.
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
Pendekatan Proses
Agenda Building

Sistemik Government
Agenda
Agenda Agenda
Building

1. Mendapatkan perhatian 1. Mengancam


masyarakat Kriteria
keseimbangan kelpk.
2. Perlunya tidakan untuk Isu Publik 2. Niat Pemth.
pecahkan masalah
3. Timbulnya Krisis
3. Kewajiban dan
tanggung jawab pemth 4. Adanya gerakan protes
5. Jadi Perhatian masy.
Systemic Agenda

Agenda sistemik merupakan semua isu yang pada


umumnya dirasakan oleh para anggota masyarakat politik
yang patut mendapat perhatian publik dan isu tersebut
memang berada dalam yurisdiksi kewenangan
pemerintah. Semakin besar suatu isu maka akan mencapai
status pada agenda sistemik dan kemudian pindah ke
agenda formal atau institusional. Pada dasarnya, proses ini
akan terjadi bila suatu masalah memiliki beberapa
karakteristik, seperti spesifisitas,signifikansi sosial,
relevansi temporal, kompleksitas, dan kategoris
diutamakan.
AGENDA PEMERINTAH

Setelah adanya proses agenda sistematis


dalam isu kebijakan baru masuk ke
agenda pemerintah yang merupakan
serangkaian masalah yang secara tegas
membutuhkan pertimbangan-pertimbangan
yang aktif dan serius dari pembuat
keputusan yang sah/otoritas.
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
Pendekatan Proses
Policy Decision

Identifikasi
Masalah

Pemilihan Policy Perumusan


Alternatif Decision Masalah

Penilaian
Alternatif
PENDEKATAN PROSES

Model-Model dalam Pendekatan Proses:

1.Model Institusional
2.Model Kekuasaan (Elit dan Massa)
3.Model Kelompok (Pilihan Publik)
4.Model Sistem (Politik)
dalam Pendekatan Proses
dalam Pendekatan Proses
Alhamdulillah
Semoga
Bermanfaat
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
Pendekatan Formulasi Kebijakan

Formulasi Kebijakan
Cross cutting Display &select
Methods (metode Hasil Alternative
pemotongan (Tampilkan & pilih
silang) Alternatif)

Verify, Difine, Establish Identify Evaluate


Detail The Evaluation Alternative Alternative
Problems Criteria Policies Policies
(Verifikasi, (Evaluasi (Identifikasi (Evaluasi
Tentukan, Penyusunan Alternatif Kebijakan
Detail Masalah) Kriteria) Kebijakan) Alternatif)
Pendekatan Hasil
A. Cross Cutting Methods = suatu cara
mengkros data yg bersumber dari
berbagai macam penelusuran

1. Mengidentifikasi dan Mengumpulkan Data melalaui :


• Tinjauan Ulang Literatur
• Laporan Statistik
• Rekaman Manajemen
• Pengamatan
• Wawancarai
• Evaluasi Informasi
Pendekatan Hasil
Cross Cutting Methods
2. Penelusuran Pustaka
• Mendapatkan Awalan
• Jurnal-Jurnal
• Indeks, Abstrak dan Panduan
• Surat Kabar
• Penerbitan-penerbitan Pemerintah
• Tinjauan Hukum
• Analisis Dokumen
Pendekatan Hasil
Cross Cutting Methods

3. Wawancara Untuk Data Kebijakan


• Pendekatan Investigatif
• Struktur dan Penutup
• Memilih Wawancara
• Melakukan Kontak
• Memimpin Wawancara
• Menggunakan Waktu Secara Efisien
Pendekatan Hasil
Cross Cutting Methods

4. Analisis Data Dasar


• Analisis Data Deskriptif
• Teknik Grafik
• Deskriptif Statistik
• Hubungan dan Korelasi
• Pengukuran Signifikansi
Pendekatan Hasil
Cross Cutting Methods

5. Mengkomunikasikan Analisis Data


• Membuat Kertas Kerja
• Menggunakan Grafik untuk komunikasi
• Mengorganisasikan Laporan
• Komunikasi antar Peribadi
Pendekatan Hasil

B. Verifikasi, Tentukan, Detail


Masalah

Langkah Kerja:
1. Pikirkan/bayangkan tentang permasalahan tersebut
2. Garis bawahi/perjelas batasan-batasan permasalahan tersebut
3. Kembangkan bukti-bukti/data/data/fakta-fakta dasar mengenai itu
4. Rincikan tujuan dan keadaan obyektif yang ada
5. Identifikasi sampul-sampul kebijakan
6. Tampilkan/jelaskan biaya-biaya potensial dan keuntungan yang diperoleh
7. Review kembali statement/pernyataan/penjelasan tentang permasalahan
tersebut
Pendekatan Hasil
Verifikasi, Tentukan, Detail Masalah

Teknik :
1. Back The Envelope Calculation (Pencarian Nomor)
2. Analisis Keputusan Cepat (Pohon Keputusan)
3. Membuat Definisi Operasional yang valid
4. Analisis Kebijakan
5. Argumentasi Keputusan
Menurut Susan Weich & John C.
Corner

Pohon Keputusan (Decision Tree):


suatu diagram yg cukup sederhana yg menunjukkan
suatu proses utk merinci masalah-masalah yg
dihadapinya ke dalam komponen-komponen, kemudian
dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta
konsekuensi masing-masing alternatif.
Contoh: Keputusan Investor mengenai Uang 100juta,
yaitu: Budidaya jamur atau mendepositkan uang di Bank?
Pendekatan Hasil
Fase Perumusan Masalah
Meta Masalah

Pencermatan masalah Pendefinisian masalah

Situasi Masalah Masalah Substantif

Pengenalan masalah Sfesifikasi masalah

Masalah Formal
Fase Perumusan Masalah
SITUASI META MASALAH MASALAH
MASALAH MASALAH SUBSTANTIF FORMAL
Untuk Dikenal sebagai Masalah Masalah formal
mengetahui tumpukan substantif yaitu masalah
situasi masalah masalah yang didefinisikan dari substantif yang
harus mengenali belum terstruktur meta masalah akan segera
situasi yg yaitu mengapa yaitu dipilih ditangani sesuai
merupakan issue terjadi situasi mana saja kemampuan.
publik masalah masalahnya yg
tampak
O H
N T
C O
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Pendekatan Hasil
Metode-Metode Perumusan Masalah

METODE TUJUAN PROSEDUR SUMBER KINERJA

Analisis Estimasi Pencarian Sistem Ketepatan


Batas batas peta sampel bola pengetahuan batas
masalah salju, pencarian
masalah, dan
penjumlahan

Analisis Kejelasan Penilaian secara Analisis Konsistensi


Klasifikasi Konsep logis dan Individual logis
klasifikasi
Konsep
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Pendekatan Hasil
Metode-Metode Perumusan Masalah
METODE TUJUAN PROSEDUR SUMBER KINERJA

Analisis Identifikasi Pemilahan Analisis Konsistensi


Hirarki penyebab yang secara logis individual logis
mungkin, dan klasifikasi dan
masuk akal dan penyebab kelompok
dapat
ditindaklajuti

Syanecties Pengenalan Perumusan Kelompok Plausibilitas


kesamaan antar analogi Perbandingan
masalah personal,
langsung dan
fantasi
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Pendekatan Hasil
Metode-Metode Perumusan Masalah

METODE TUJUAN PROSEDUR SUMBER KINERJA

Brainstorming Generalisasi Pemunculan ide Kelompok Konsensus


Ide, tujuan dan evaluasi
dan strategi

Analisis Generalisasi Penggunaan Kelompok Perbaikan


Perspektif wawasan serentak wawasan
Berganda perspektif
teknis,
organisasional
dan personal
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK

Pendekatan Hasil
Metode-Metode Perumusan Masalah
METODE TUJUAN PROSEDUR SUMBER KINERJA

Analisis Sintesis Identifikasi prilaku, Kelompok Konflik


Asumsi kreatif penampakan
asumsi- asumsi,
asumsi yang mempertentangkan
berlawanan nya,
pengkelompokan
dan sintesis

Pemetaan Penilaian Penyusunan tingkat Kelompok Plausibilitas


Argumentas Asumsi dan penggambaran dan Urgensi
i Plausibilitas dan optimal
Urgensi
Pendekatan Hasil

C. Evaluasi Penyusunan Kriteria

Aspek aspek Peyusunan Kriteria :

1. Kriteria Kelayakan Teknis


2. Kriteria Kemungkinan Ekonomi dan Keuangan
3. Kriteria Kelayakan Politik
4. Kriteria Operasi Administratif
Pendekatan Hasil
Evaluasi Penyusunan Kriteria
Aspek aspek Peyusunan Kreteria :

1. Kriteria Kelayakan Teknis


a. Keefektifan, apakah tujuan kebijakan ataupun program
memiliki efek perencanaan sendiri
b. Kepuasan, apakah efek yang dihasilkan memuaskan atau
tidak memuaskan

Kriteria Penilaian Ini Lebih Menekankan Pada Aspek


“Efektivitas” Suatu Alternatif Langkah Intervensi Dalam
Mencapai Apa Yang Menjadi Tujuan Dan Sasaran Yang Telah
Ditetapkan.
Pendekatan Hasil
Evaluasi Penyusunan Kriteria
Aspek aspek Peyusunan Kreteria :

2. Kriteria Kemungkinan Ekonomi dan Keuangan


a. Kriteria berwujud dan tidak berwujud
b. Kriteria moneter dan non moneter
c. Kriteria Langsung dan tidak langsung

Kriteria Ini Lebih Menekankan Pada Aspek


“Efisiensi” Dari Setiap Alternatif Kebijakan Public
Mencapai Apa Yang Menjadi ujuannya. Kriteria Ini
Dapat Menggunakan Teknis Cost And Benefit
Analysis.
Pendekatan Hasil
Evaluasi Penyusunan Kriteria
Aspek aspek Peyusunan Kreteria :

3. Kriteria Kelayakan Politik

a. Aksesibilitas (dapat menerima)


b. Ketanggapan
c. Hukum (pengakuan)
d. Keadilan
Pendekatan Hasil
Evaluasi Penyusunan Kriteria
Aspek aspek Peyusunan Kreteria :

4. Kriteria Operasi Administratif

Dapat di Implementasikan pada Konteks


Sosial, Politik dan Administrasi yang Berlaku

a. Wewenang
b. Komitmen Kelembagaan
c. Kemampuan
Pendekatan Hasil

D. Pengidentifikasian Alternatif

Proses :

1. Pencarian Alternatif

2. Memanipulasi Alternatif
Pendekatan Hasil
Pengidentifikasian Alternatif

1. Pencarian Alternatif
a. Analisis Penelitian dan pengalaman
b. Analisis Status Quo (No Action)
c. Penelitian Cepat
d. Review Literatur
e. Perbandingan Pengalaman Dunia Nyata
f. Koleksi dan Klasifikasi pasif
g. Pengembangan Tipologi
h. Analogi, Metapora dan Sintesis
i. Pengungkapan Pendapat
j.Perbandingan dengan hal yang Ideal
Pendekatan Hasil
Pengidentifikasian Alternatif

2. Mengembangkan Alternatif

a. Manipulasi Kemungkinan =
membuat/mengembangkan sesuatu yang tidak
mungkin

b. memodifikasi Solusi = diganti dengan yang lain


Pendekatan Hasil
E. Evaluasi Kebijakan: antara
masalah dan kriteria
Pendekatan Hasil
F. Pemaparan Alternatif serta
menyeleksi diantaranya

Metode untuk Pemilihan Kriteria Ganda:

1. Metode Pembanding Dasar

2. Metode Matrik (Scorecard) Sistem Display

3. Metode Matrik Lainnya


Pendekatan Hasil
Metode Pemilihan Kriteria

1. Metode Pembanding Dasar


a. Metode Perbandingan berpasangan
b. Metode Kepuasan
c. Metode Urutan Lexicografi
d. Metode Non-Dominasi Alternatif
e. Metode Padanan Alternatif
f. Metode Alternatif Standar
Pendekatan Hasil
Metode Pemilihan Kriteria

2. Metode Matrik (Scorecard) Sistem Display


a. Metode Guller Scorecard

b. Metode Matrik Alternatif Konsekuensi


Pendekatan Hasil
Metode Pemilihan Kriteria

3. Metode Matrik Lainnya


a. Metode Matrik Pencapaian Tujuan

b. Metode Variasi Matrik Pencapaian Tujuan

c. Metode Neraca Perencanaan


FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
Pendekatan Hasil

Model-Model dalam Pendekatan Hasil :


1.Model Rasional Komprehensif
2.Model Inkremental
3.Model Mix Scanning
FORMULASI KEBIJAKAN PUBLIK
Pendekatan Hasil
Teknik-Teknik dalam Pendekatan Hasil :
1.Teknik Cost and Benefit Analysis
2.Teknik Economic Forcasting
3.Teknik Financial Planning
4.Teknik Operation Research
5.Teknik Social Indicator
Proses pengesahan kebijakan adalah proses penyesuaian dan penerimaan secara bersama-sama
terhadap prinsip-prinsip yang diakui dan ukuran-ukuran yang diterima.
Tahapan Pengesahan :
1. Persuasi, usaha-usaha untuk meyakinkan orang lain tentang sesuatu kebenaran atau
nilai kedudukan seseorang dan sehingga mereka mau menerimanya sebagai miliknya
sendiri.
2. Bargaining, suatu proses dimana dua orang atau lebih yang mempunyai kekuasaan
atau otoritas mengatur/menyesuaikan setidak-tidaknya sebagian tujuan-tujuan yang
tidak mereka sepakati agar dapat merumuskan serangkaian tindakan yang dapat
diterima bersama tetapi tidak terlalu ideal bagi mereka.
PENETAPAN DAN PENGESAHAN
KEBIJAKAN
Dewan Perwakilan Rakyat
Pembahasan rancangan undang-undang dilakukan
berdasarkan 2 tingkat pembicaraan.
• Tingkat I > dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat
Badan Legislasi , rapat panitia khusus, atau rapat Badan
Anggaran bersama dengan menteri yang mewakili Presiden.
• Tingkat II dalam rapat paripurna.
11 Komisi di DPR
11 Komisi di DPR
11 Komisi di DPR
11 Komisi di DPR
PENETAPAN DAN PENGESAHAN
KEBIJAKAN

Pembahasan rancangan undang-undang dalam


Pembicaraan Tingkat I dilakukan dengan kegiatan
sebagai berikut:
 pengantar musyawarah;
 pembahasan daftar inventarisasi masalah;
 penyampaian pendapat min I sebagai sikap akhir; dan
 pengambilan keputusan.
PENETAPAN DAN
PENGESAHAN KEBIJAKAN

Pembicaraan Tingkat I dilakukan dalam:


 rapat kerja;
 rapat panitia kerja;
 rapat tim perumus/tim kecil; dan/atau
 rapat tim sinkronisasi.
PENETAPAN DAN PENGESAHAN
KEBIJAKAN
Pengambilan keputusan pada akhir Pembicaraan
Tingkat I, dilakukan dengan acara:
 pengantar pimpinan komisi, gabungan komisi, Badan
Legislasi, panitia khusus, atau Badan Anggaran;
 laporan panita kerja;
 pembacaan naskah RUU;
 pendapat akhir mini sebagai sikap akhir;
 penandatanganan naskah RUU; dan
 pengambilan keputusan untuk melanjutkan pada
Pembicaraan TingkatII.
PENETAPAN DAN
PENGESAHAN KEBIJAKAN
Hasil Pembicaraan Tingkat I atas pembahasan rancangan undang-
undang yang dilakukan oleh komisi, gabungan komisi, Badan
Legislasi, panitia khusus, atau Badan Anggaran dengan Pemerintah
yang diwakili oleh menteri dilanjutkan pada Pembicaraan Tingkat
II untuk mengambil keputusan dalam rapat paripurna yang
didahului oleh :
 penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi,
pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan TingkatI;
 pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan
anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna;
dan
PENETAPAN DAN
PENGESAHAN KEBIJAKAN

 pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri


yang mewakilinya.
 Dalam hal persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b tidak dapat dicapai secara musyawarah untuk
mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
suara terbanyak.
 Dalam hal rancangan undang-undang tidak mendapat
persetujuan bersama antara DPR dan Presiden, rancangan
undang-undang tersebut tidak boleh diajukan lagi dalam
persidangan DPR masa itu.
FAKTOR-FAKTOR DALAM
FORMULASI KEBIJAKAN
 Adanya pengaruh tekanan-tekanan dari
luar
 Adanya pengaruh kebiasaan lama
 Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi
 Adanya pengaruh dari kelompok luar
 Adanya pengaruh keadaan lalu
KESALAHAN DALAM FORMULASI
KEBIJAKAN
 Cara berfikir yang sepit,
 Adanya asumsi bahwa masa depan akan akan
mengulangi masa lalu
 Terlampau menyederhanakan sesuatu masalah
 Terlampau menggantungkan pada pengalaman satu
orang
 Keputusan-keputusan yang dilandasi oleh pra-konsepsi
pembuat keputusan
 Tidak adanya keinginan untuk melakukan percobaan
 Keengganan untuk membuat keputusan

Anda mungkin juga menyukai