KESEHATAN
Prodi PSMKM (S2 Kesmas) STIK Binhus
Achmad Ridwan, MO, dr, M.Sc
08127134097 achmad.ridwanmo@yahoo.com
OUTLINE
• Pendahuluan
• Proses Pengembangan Kebijakan
• Urgensi Pengembangan Kebijakan Kesehatan
• Pendekatan Pengembangan Kebijakan
• Kasus Kebijakan
• Membahas proses dan metode pengembanan kebijakan, tahapan
pembuatan kebijakan: agenda setting,formualsi kebiajakan, adopsi
kebiajakan, implementasi kebiajakan dan evaluasi kebijakan,
• Proses kebijakan sbg sebuah siklus, sehingga seyelah implementasi
ke impleementasi bijakan, bila tdk terdapat ketidak sesuaian
implementasi atau ketidak tercapaian tujuan kebijakan dpt diajukan
rekoemndasi untuk merevisi kebijakan tsb. Revisi kebijakan dpt
berfikus pd penetapan agenda (agenda setting), formulasi
kebijakan, adopsi mapun implementasinya,
Istilah-istilah Kebijakan
• Policy (kebijakan): pernyataan yang luas tentang maksud,
tujuan dan cara yang membentuk kerangka kegiatan
• Policy process (proses kebijakan): cara mengawali kebijakan,
mengembangkan atau menyusun kebijakan, bernegosiasi,
mengkomunikasikan melaksanakan dan mengevaluasi
kebijakan.
Istilah-istilah Kebijakan
• Actor (pelaku):istilah sementara yang digunakan untuk
merujuk ke individu, organisasi atau bahkan negara, beserta
tindakan mereka yang mempengaruhi kebijakan.
• Content(isi): subtansi dari suatu kebijakan yang memperinci
bagian bagian dalam kebijakan.
• Context (konteks): faktor faktor sistematis – politik, ekonomi,
sosial atau budaya, baik nasional maupun internasional.–yang
dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan
Kedekatan Prosedur Analisis Kebijakan dan Proses Pembuatan
Kebijakan
Informasi METODE/PROSEDUR PROSES PEMBUATAN
Kebijakan yg ANALISIS KEBIJAKAN KEBIJAKAN
dihasilkam
Policy Maker Peran Analysts Kebijakan Peran Pembuat Kebiajakan(Policy
(Policy Analyst) Maker)
Masalah Kebijakan Perumusan Masalah Penyusunan Agenda
2.Policy 5. Policy
3 Evaluation
Formulation
REVISI
3. Policy 4
4.Policy
Adoption Implementation
Gb.3.1. Diagram Siklus Kebijakan (Proses Pengembangan Kebijakan) (Texas Politics, 2009)
1. Agenda setting (Pembuatan Agenda)
• Agenda setting, adalah Fokus perhatian public pada sebuah masalah atau
isu. Kata –kata resmi dan aksi-aksi membantu memperhatikan fokus
• Kingdon (1995) menjabarkan agenda setting pada pembuatan kebijakan
public sebagai pertemuan “3 pilar pertimbangan” penting yaitu: variabel
masalah (problems), solusi yg mungkin utk masalah tsb (possible solution
to the problems) dan keadaan politik (politic circumstance).
• Sebagian orang memilih istilah “Issue “ dari pada memakai istilah problem
utk mengarahkan pd sesuatu yg mungkin dpt menjadi pemicu pembuat
kebijakan (Gormley danBoccuti, 2001).
• Ketika ketiga pilar “bertemu dan mengalir” Bersama dalam arah yg baik,
sebuah “jendela” utk membuat kebijakan telah terbuka.
1. Agenda setting (Pembuatan Agenda)
• Pada faktanya tidaklah mudah untuk menetapkan agenda
kebijakan (agenda setting) yg mempertemukan 3 pilar
pertimbangan .
– Contoh, Jutaan masyarakat mendapat perlindungan JKN, tetapi pada saat
yg sama pengguna produk tembakau semakin bertambah, dapat menjadi
ilkustrasi bahwa kebijakan yg ada tdk selalu benar-benar dpt
mempertemukan problem dengan possible solution karena ada
pertimbangan”politic circumstance”.
• Kebijakan yg lahir untuk memecahkan/memperbaiki masalah tdk
serta merta dapat ditegakkan. Agenda setting merupakan hal yg
sangat krusial pd pembuatan kebijakan secara nasional.
1. Agenda setting (Pembuatan Agenda)
• Agenda setting paling baik dipahami dari 3 variable kuncinya:
– Problem (isu)
– Posible solution
– Keadaan Politik (politic circumstance)
• Yg dimaksud:
– Problem/isu adalah permasalahan, termasuk masalah: Kesehatan yg memicu dan
mendesak terbentuknya st kebijakan utk menyelesaikan masalah tsb.
– Possible solution, mengarah pd penyelesaian terhadap banyak permasalahan yg
kemungkinan besar dpt dilakukan pemerintah.
– Terkait keadaan politik, masalah public tdk pernah akan lepas dari pengaruh
politik dalam penyusunan agenda setting pembuatan kebijakan sp implementasi
kebijakan.
OUTCOME
Demands
iNPUT
Support
POLICY Decision OUTPUT
MAKING Action
Resources
Feedback
Lingkungab
Gb.3.2. Model Sistem Easton (1972)
PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN BERLANGSUNG
SBG SEBUAH SISTEM
• Sebagai sebuah system ada input (demand, support dan sumberdaya, proses(Pembuat
kebijakan) dan Output/Outcome (Keputusan kebijakan dan aksi).
• Demand dimunculkan o indiviu/kelompok yg mencari kebijakan tertentu sesuai dg yg
mereka inginkan/nilai-nilai yg mereka miliki. Demand muncul Ketika individu/klp
mengartikulasikannya melalui kelompok kepentingan/Parpol utk diketahui Pemerintah.
• Resouces membantu pemerintah merespons demand yg dibuat.
• Support mengacu pd dukungan yg disampaikan oleh mayoritas dalam system eksehatan,
support tsb dpt disimbolkan antara lain dari jejak pendapaty nasional, kemampuan
membayar pajak, pengakuan thdp pemerintah, stekanan utk memperoleh keamanan.
• Black box pembuatan kebijakan dimaksudkan sbg sebuah kotak hitam yg menutupi proses
interaksi yg terjadi antar elite/actor pembuat kebiajkan dg nilai-nilai dan interes yg melekat,
kerapkali terjadi tawar menawar posisi (bargaining position) utk kepentingan dan tunutan
individu atau kelompok yg terlibat dlm pembuatan kebiajakn tsb.
PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN BERLANGSUNG
SBG SEBUAH SISTEM
• Untuk mengubah tuntutan (demand) menjadi sebuah kebijakan st
sistem hrs mampu mengatur dan memberlakukan penyelesaian-
penyelesaian pertentangan (konflik). Oleh karena itu Sistem
dibangun berdasarkan elemen elemen yg mendukung system tsb
dan hal ini tergantung pd interaksi antar subsistem , mk suatu
system akan melindungi dirinya melalui 3 hal:
1. Menghasilkan output layak memuaskan
2. Menyandarkan pd ikatan-iakatan yg berakar dlm system out sendiri
3. Menggunakan atau mengancam dg menggunakan kekuatan (otoritas)
3. Pengadopsian Kebijakan
• Policy Adoption, Pembuat kebijakaan mengadopsi (mengambil) secara formal
sebuah solusi kebijakan, biasanya dalam bentuk legislasi atau aturan (rules).
• Adopsi kebijakan (tahap ke 3) sebuah proses utk secara formal mengambil
alternatif solusi kebijakan yg ditetapkan sbg sebuah REGULASI atau Produk
kebijakan yg selanjutnya akan dilaksanakan.
• Pengadopsian kebijakan sgt ditentukan oleh REKOMENDASI yg a.l berisikan
INFORMASI MENGENAI MANFAAT DAN BERBAGAI DAMPAK(KONSEKUENSI) yg
mungkin terjadi dari berbagai alternatif kebijakan yg telah disusun dan akan
diimpelemntasikan.
• Kebijakan baru/amandemen kebijakan harus mendapat perrsetujuan dg suara
afirmatif dari mayoritas anggota keseluruhan pimpinan (Olentangy lOcal school
District, 2011).
Feedback
Evaluation Implementation
Gb.3.4. Diagram Proses Pengembangan Kebijakan (Center for Civil Education, 2010)
B.URGENSI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
• Secara umum Pengembangan Kebijakan dilakukan karena beberapa
alasan.
1. Kebijakan yg ada masih terlalu umum
2. Kebijakan yg ada sulit untuk diimpelemntasikan di lapangan
3. Kebijakan yg sudah ada mengandung potensi konflik
4. Kebijakan yg ada menemui banyak permasalahan Ketika sudah
diimplementasikan / dg kata lain ada kesenjangan kebijakan
5. Adanya pengaruh factor eksternal, seperti situasi politik yg tidak
stabil.
B.URGENSI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
• Beberapa hal harusndiperhatikan dalam pengembangan kebijakan,
a.l.:
1. Area yg mendapatkan/terkena pengaruh, termasuk siapa saja
terkena pengaruh kebijakan baik kel sasaran kebijakan/pemangku
kepentingan lainnya, Misalnya dalam kebijakan privatisasi RS di
DKI Jakarta dg diterbitkannya Perda No13,14 dan 15 2004 yg
mengubah 3 RS milik Pemerintah menjadi PT. Kelompok yg
terkena pengaruh kebijakan adalah seluruh staf RS, masy, LSM,
wartawan, bahkan kalangan profesi kesmas.
B.URGENSI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
2. Tujuan/hasil yg diharapkan
3. Tindakan yg telah/akan dilaksanakan termasuk mekanisme
legislasi, finansial, dan adm pengembangan kebijakan
4. Elemen system politik, consensus atau adanya kesepakatan
bersama antara pemangku kepentingan yg berpengaruh,
aturan hukum,kompetisi antar berbagai kepentingan politik,
dan good governance (tata Kelola pemerintah)
B.URGENSI PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Ketika implementasi sebuah kebijakan lama terkendala, maka solusi
kebijakan tsb hrs dikembangkan menjadi kebijakan baru.
Contoh. Kebijakan Jaminan pelayanan kes yg terus berkembang
mulai dari askes yg meng cover PNS, jamkesmas, jamkesda hingga
saat ini diimpelementasikan adalah JKN menuju cakupan semesta
(universal coverage), agar seluruh masy memiliki jaminan pelayanan
kes yg bermutu.
Pengembangan kebijakan tsb harus mempertimbangkan area, tujuan
kebijakan dan Tindakan kebijakan yg akan dan telah diambil serta
memperhatikan kesemua elemen tsb diatas.
Kotak 3.1. Pengembangan Kebijakan HIV/AIDS
(Barker, 1996)
a. Mendefinsikan Isu
• Faktor yg dpt memacu pemerintah dan organisasi lainnya utk
memikirkan pengembangan kebijakan:1)Kesadaran krisis,
eoidemi 2) penarik emosional utk cipatak tututan medis yg
blmterpenuhi o sains 3)dampak luas HIV/AIDS 40kekuatan
kelompok masy memperjuangkan HIV AIDS dlm agenda
kebijakan.
• Jadi persoalan HIV AIDS telah dikenal sbg persoalan penting,
Kotak 3.1. Pengembangan Kebijakan HIV/AIDS
(Barker, 1996)
• b. Mengatur Tujuan
• Tujuan manajerial dan tujuan yg mewakili aspirasi
public.pengeliminsaaisan kondisi atau pengontriolan
epidemic.
• Mungkin saja berbeda antara tujuan yg dilihat manajer
perawatan kes sbg praktisi dan mereka yg mewakili
aspirasi public. Sasaran pernyataan public yg berhub dg
HIV/AIDS adalah pengeliminasian kondisi atau
pengontrolan epidemic.
Kotak 3.1. Pengembangan Kebijakan HIV/AIDS
(Barker, 1996)
c. Mengatur prioritas d. Analisis Pilihan
Dalam menentukan prioritas yg berhub HIV • Tdk semua pilihan, yg dpt
AIDS, satu yg hrs dipikirkan dg hati hati dibayangkan akan mungkin
adalah dimensi pilihan. dipraktikkan.
Prioritas dpt di ekspresikan dlm lingkup
populasi yg besar • Misalnya pengasingan orang
ATAU kelompok spesifik,misalnya pemakai HIV/AIDS tdk mungkin
obat terlarang melalaui intra vena, dipeeritmbangkan karena hak hak
Pendidikan kes dan usaha pencegahan manusia.
ATAU perawatan pend AIDS; bekerja • Kampanye sex education eksplisit
melalaui kemkes dianggap terlalu ofensif, dianggap
ATAU melaLui orgnaisasi non Pmeerintah tabu utk dilakukan bahkan
dipikirkan.
Kotak 3.1. Pengembangan Kebijakan HIV/AIDS
(Barker, 1996)
e. Implementasi
Pertimbangan kebijakan HIV/AIDS terbaik ternyata bisa sangat sulit
utk diimplementasikan.
Kesalahan dalam pengimplementasian mungkin disebabkan oleh:
• Instruksi yg krg jelas dan Pendidikan staf yg tdk memadai
• Kesalahan dalam mengatasi prasangka atau stigmatisasi HIV/AIDS
dan ketdk tahuan public
• Keengganan pemerintah utk mengeluarkan sumber daya yg
memadai utk mengimplementasikan rencana.e.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
• Pengembangan Kebijakan merupakan hasil dari isu kebijakan,
interaksi actor/pelaku dan lingkungan kebijakan dengan
memanfaatkan model-model tertentu.
• Aktor/pelaku kebijakan disini:mereka yg terlibat aktif (langsung
dan tdk langsung) dlm proses, baik dalam bentuk orang
perorang, Lembaga non pemerintah, dan badan pemerintah yg
dpt mempengaruhi dan dipengaruhi oelh kebijakan yg
dikembangkannya.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
• Pejabat resmi dikalangan pemerintah, pimpinan partai, tokoh
masyarakat non partisan, LSM, organisasi profesi, kelompok
intelekrual, mahasiwa dsb, merupaakns Sebagian
dariaktor/pelaku dlm proses tsb.
• Lingkungan kebijakan adalah setiap aspek kehidupan
masyarakat yg dapat /perlu dipengaruhi oleh pelaku kebijakan
utk dikembangkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Berbagai interaksi diantara actor/pelaku dan lingkungan kebijakan dalam
mengembangkan kebijakan lazimnya berlangsung dalam model pengembangan
kebijakan sbb:
1. Model kelembagaan
2. Model system
3. Model kelompok
4. Model elite massa
5. Model Rasional
6. Model Inkremental
7. Model Proses
8. Model Pilihan Publik
9. Model Teori Permainan
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
1. Model kelembagaan
• Model ini lebih menekankan struktur daripada proses atau
perilaku actor/pelaku kebijakan. Dalam pengembangan
kebijakan public model ini yg dilihatadalah aspek kewenangan
(otoritas) dari st Lembaga dalam mmebuat kebijakan.
• Jadi, pengembangan kebijakan harus memperhatiikan struktur
kelembagaan dg kewenangannya masing-masing. Dengan
demikian, kebijakan public merupakan hasil dari Lembaga-
Lembaga negara/Pemerintah
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
2. Model system
Menurut pendekatan system sebuah kebijakan tdk terlepas dari masalah
lingkungan dimana kebijakan diterapkan.
Input: Tuntutan, dukungan, sumberadaya individu/masy
Sistem politik akan memprosesnya menjadi luaran (kebijakan)kebijakan kaan
memp lingkunag kebijakan[erubahan lingkungan yg akan mendoronmg tuntutan
baru indiv/masy.
Pendekatan cenderung memeilihara ketenagan system.
Pengembangan Kebijakan dibidang kes merupakan sebuah system yg tdk lepas dari
keadaan sekitarnya, yai semua factor social,pol, ekonomi, sejarah dan pengaruh
factor lainnya (Barket, 1996)
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
3. Model Kelompok 5. Model Rasional
Permusan kebijakan diwarnai peran Model ini membandingkan tingginya nilia
aktif berbagai kelompok kepentingan keberhasilan dg rendahnya nilai
utk memp substansi dan btk kebijakan. pengorbanan yg hrs terjadi.
Proses tawar menawarbermuara ke
keseimbangan. Manfaat dirasakan klp yg
plaing dominan. 6. Model Inkremental
4. Model elite massa Merupakan kritik thd model rasionjal. Model
praktis, kebijakann dikembangkan
Kelompok atas relative sedikit akan dihadapkan keterbatasan waktu, informasi
selalau memiliki kekuasaan lbh utk dan dana utk mengevaluasi kebijakan lama.
mengatur klp bawah ygrelatif bayak. Pilihannya melanjutkan kebijakan lama dg
Kebijakan mencerminkan bbrp modifikasi.
kehendak/nilai klp elit.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
7. Model Proses 9. Model Teori permainan
Landasannya asumsi bhw pengembangan system
politik dan kebijakan berlangsung sbg sebuah Model ini berdasarkan pdmodel
rangkain proses.Kebijakan kes sbg bag kebijakan rasional. Tetapi karena adanya suasana
public jugasebuah proses politik dan harus kompetisi diantara pemangku
mengikuti siklus kebijakan. Tiap tahap proses kepentingan, keberhasilan kebijakan tdk
pengembangan –menghasilkan reivisi kebijakan
lama. hanya ditentukan o pemangku
kepentingan kunci, namun juga
kepentingan yg tdk memiliki pengaruh
8. Model Pilihan public secara langsung.
Kebijakan dianggap sbg Sebagais ebuah poermainan, kedua
Proses kolektif sekelompok masyarakat yg pemangku kepentingan memp peluang
berkepentingan ataskeputusan tsb. Tiap kebijakan yg sama utk menjadipemenang dan
merupakan pilihan masy (public)yg menjadi merealisikan kepentingannya,
pengguna, sehingga tiap tahap harys melibatkan
masy.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Pertimbangan yg menjadi landasan utk memilih model terbaik, dilihat dari:
1. Kompleksitas isu/permasalahan, Pengembangan kebijakan utk
permasalah sederhana /yg telah menjadi rutinitas dpt menggunakan
model incremental dan model kelembagaan.
2. Model system dpt digunakan Ketika permasalahan kebijakan
membutuhkan sudut pandang yg lbh komprehensif, yi Ketika interaksi
antara pemerintah sbg suprastuktur kebijakan dan factor lingkungan
dianggap cukup berpengaruh tdhp kebijakan
3. Model rasional dpt dikembangkan Ketika permaslaahan kebijakan bersifat
sederhana, tdk terkait dg aspek social kebijakan seperti persamaan hak,
pemerataan dan permasalahan etika.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
4. Model incremental dpt digunakan ketika organisasi
mengalami keterbatasan sumberdaya
5. Kemampuan analisis kebijakan, dan intuisi pengambil
kebijakan dpt dikembangkan menurut model yg ada.
C.PENDEKATAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
Prinsip-prinsip untuk memastikan proses pengembangan
Kebijakan berlangsung dg baik, a.l:
1. Transparansi dan akuntabilitas (konsep governance tata
Kelola/kepemerintahan bukan government /pemerintah)
2. Akomodasi aspirasi dan kepentingan semua pemangku kepentingan (ikut
terlibat actor/elite baru seperti international supplier, NGO dll)
3. Relevansi substansi kebijakan (Rlevan dg permasalahan public dan
kepentingan masy serta bebrasis data dan bukti, dan pilihan dari alternatif
kebijakan)
4. Dukungan dan kapasitas sumber daya (ada dukungan dan kapasitas
sumber dyaa cukup)
IKHTISAR
1. Pengembangan kebijakan lazimnya berlangsung sebagai sebuah siklus
kebijakan yg td beberaoa tahapan proses antara lain:pembuatan agenda,
formulasi kebiajakan, adopsi kebijakan, implementasui kebijakan, dan
evaluasi kebijakan. Seluruh tahapan mengikuti urutannya kecuali pd
evaluasi kebijakan yg dpt mengintervensi tahap formulasi kebijakan dan
implementasi kebijakan.
2. Beberapa hal yg perlu diperhatikan dalam pengembangan kebijakan
antara lain: area/pihak yg mendapat pengaruh atau yg terkena pengaruh,
tujuan/hasil yg diharapkan, Tindakan-tindakan yg telah dilakukan atau
akan dilaksanakan, elemen system politik, konsensus/adanya kesepakatan
bersama antar pemangku kepentingan yg berpengaruh.
IKHTISAR
3. Pengembangan kebijakan dapat pula disebut sbg bentuk
interaksi antara actor dan lingkungan kebijakan. Interaksi
tersebut berlangsung dalam berbagai bentuk model
pengembangan kebijakan, antara lain: model kelembagaan,
model system, model kelompok, model elite massa, model
rasional, model incremental, model proses, dan model pilihan
public, model teori permainan
AKTIVITAS
1. “Proses penetapan kebijakan berlangsung sebagai sebuah
system” jelaskan apa pengertian pernyataan tsb?
2. Menurut pandangan anda, tahap mana dalam siklus
pengembangan kebijakan yg merupakan tahap terpenting?
3. Dari berbagai model pengembangan kebijakan ,
model/pendekatan yg mana paling sesuai berlaku untuk
pengembangan kebijakan Kesehatan di Indonesia?
Proses Analisis Kebijakan
• Metodologi Analisis Kebijakan: adalah Paduan Ilmu politik,
sosiologi, psikologi, ekonomi dan filsafat.
• Metodologi analisis kebijakan menyediakan info yg berguna utk
menjawab 5 pertanyaan:
– Apa hakekat permasalahan?
– Kebijakan apa yg sedang dan pernah dibuat u atasi mslh dan apa hasilnya?
– Seberapa bermakna hsl tsb dlm memecahkan mslh?
– Alternatif kebijakan apa yg tersedia u jwb masalah?
– Hasil apa yg dapat diharapkan?
Lima tipe Informasi yg relevan dg kebijakan
1. Masalah Kebijakan
2. Masa depan Kebijakan Kinerja2
3.
4.
Aksi Kebijakan
Hasil Kebijakan
Kebijakan
5. Kinerja Kebijakan
Aksi 4
Kebijakan
Lima prosedur Analisis Kebijakan
1.Perumusan Masalah (Definisi)
2.Peramalan (Prediksi)
3.Rekomendasi (Preskripsi) 2
4.Pemantauan (deskripsi) 5. Evaluasi 2. Peramalan
5.Evaluasi
Perumusan Masalah
Perumusan Masalah
1. Perumusan Masalah
5
1 3
Masalah
Kebiajakan
Perumusan Masalah
3. Rekomendasi
4. Pemantauan
4
PROSES PEMBUATAN/PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
(Texas Politica, 2009)
1. Agenda setting
2. Policy Formulation 1. Agenda
3. Policy Adoption Setting
4. Policy Implementation
5. Policy Evaluation
2.Policy 5. Policy
3 Evaluation
Formulation
REVISI
3. Policy 4
4.Policy
Adoption Implementation
Gb.3.1. Diagram Siklus Kebijakan (Proses Pengembangan Kebijakan) (Texas Politics, 2009)
Kedekatan Prosedur Analisis Kebijakan dan Proses Pembuatan
Kebijakan
Informasi METODE/PROSEDUR PROSES PEMBUATAN
Kebijakan ANALISIS KEBIJAKAN KEBIJAKAN