Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN KESEHATAN

By :
ROSLIANA DEWI, SKp., M.H.Kes., M.Kep.
A. ASPEK KEBIJAKAN KESEHATAN
1. Aspek Ideologi
Ideologi a/ sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol simbol
masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan atau
pedoman kerja untuk mencapai tujuan masyarakat
atau bangsa itu.
Macam-macam ideologi dunia :
a. Liberalisme
 Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
“liberalis” yang berarti bebas,merdeka, tak terikat dan
tak tergantung.
 Ideologi ini mementingkan kebebasan perseorangan.
Dalam ajaran liberalis manusia pada hakikatnya adalah
mahluk individu yang bebas, pribadi yang utuh dan
lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga
keberadaan individu lebih penting dari masyarakat.
Lanjutan….

b. Komunisme
 Komunisme adalah paham yang mendahulukan individu pemilik dan
mengesampingkan kaum buruh. Paham komunis juga menyatakan
semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara
mutlak oleh negara tersebut.
 Dengan kata lain pemerintah dalam suatu Negara sebagai golongan
yang berkuasa digunakan untuk menindas golongan yang lainnya
yang lebih rendah.
 Negara a/ susunan golongan (kelas) utk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh).

c. Fasisme
 Fasisme merupakan produk ideologi-ideologi yang ingin melawan
kaidah-kaidah moralitas yang diturunkan kepada umat manusia
melalui agama, dan menggantikannya dengan budaya paham yang
rasis, haus darah dan kejam.
 Ideologi fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung
kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan
bahwa ideologi fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan
bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain.
Lanjutan….

d. Nasionalisme
 Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahank
an kedaulatan sebuah negara (dalam bahsa Inggris nation) dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok
manusia..

e. Sosialisme
 Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu harus
diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama2. Dengan kata lain 
sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama.

f. Pancasila
 Pancasila dinyatakan sebagai ideologi Negara Republik Indonesia
dengan tujuan bahwa segala sesuatu dalam bidang
pemerintahan ataupun yang berhubungan dengan hidup kenegaraan
harus dilandasi dalam titik tolaknya, dibatasi dalam
gerak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya
dengan pancasila. 
 Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca berarti lima dan
sila berarti prinsip atau asas.
Lanjutan….

 Aspek ideologi cukup berperan dlm penyusunan kebijakan kesehatan


di Indonesia.
 Dalam perjalanan sejarah terjadi pergeseran bahkan pencampuran
berbagai ideologi.
 Contoh :
 Sejak jaman Belanda, pihak swasta diberi peran yg cukup
signifikan utk turur membangun RS. Dgn demikian sejak awal
berdirinya Indonesia sudah mempunyai ideologi yg berbasis
pasar.
 Namun beberapa tahun belakangan, terjadi penguatan peran
pemerintah yg mencerminkan ideologi yg tdk menyerahkan ke
pasar.
 Adanya pemilihan langsung nampaknya juga berpengaruh
terhdap kebijakan yg cenderung mengandung ciri2 sosialis, hal ini
nampak pada janji2 kampanye yg seringkali berupa “pengobatan
gratis”.
Lanjutan….

 Kebijakan kesehatan memerlukan mekanisme kontrol dan pola


pengelolaan yg tepat. Dalam hal ini ideologi dapat dipergunakan
menjadi pedoman.
 Apapun ideologinya, sebaiknya tetap memperhatikan “tombol
pengendali” yg dapat mempengaruhi hasil pembangunan kesehatan.
Tombol kendali ini terdiri dari :
1. Pembiayaan
2. Pembayaran
3. Pengorganisasian
4. Regulasi
5. Promosi
Lanjutan….

2. Aspek Politik
Politik dalam arti politics adalah rangkaian asas/prinsip,
keadaan, jalan, cara atau alat yag akan digunakan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan politik dalam arti policy adalah
penggunaan pertimbangan tertentu yang dapat menjamin
terlaksananya usaha untuk mewujudkan keinginan atau cita-
cita yang dikehendaki.
Kesehatan adalah bagian dari politik oleh karena pelayanan
kesehatan merupakan pelayanan publik yang seyogianya tidak
hanya dijadikan sebagai kendaraan politik para calon atau
kandidat kepala daerah.
Kesehatan adalah bagian dari politik karena derajat kesehatan
atau masalah kesehatan ditentukan oleh kebijakan yang dapat
diarahkan atau mengikuti kehendak (amenable) terhadap
intervensi kebijakan politik. Kesehatan bagian dari politik
karena kesehatan adalah hak asasi manusia.
Lanjutan….

 Politik kesehatan merupakan upaya pembangunan masyarakat dalam


bidang kesehatan.
 Masalah politik dalam kesehatan adalah sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan dalam upaya pembangunan di bidang
kesehatan.
 Saat ini, apa yang dipikirkan oleh ahli kesehatan masyarakat sangat
berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh para pemimpin politik
dalam melihat pembangunan.
 Masalah kesehatan bukan lagi hanya berkaitan erat dengan tehnis
medis, tetapi sudah lebih jauh memasuki area-area yang bersifat
sosial, ekonomi dan politik karena masalah kesehatan merupakan
masalah politik maka untuk memecahkannya diperlukan komitmen
politik.
 Praktisi kesehatan belum mampu memperlihatkan secara jelas di
dalam mempengaruhi para pemegang kebijakan tentang manfaat
investasi bidang kesehatan yang dapat menunjang pembangunan
bangsa.
Lanjutan….

 Politik kesehatan adalah Ilmu dan seni untuk memperjuangkan


derajat kesehatan masyarakat dalam satu wilayah melalui sebuah
sistem ketatanegaraan yang dianut dalam sebuah wilayah atau
negara untuk menciptakan masyarakat dan lingkungan sehat secara
keseluruhan.
 Untuk meraih tujuan tersebut diperlukan kekuasaan. Dengan
kekuasaan yang dimiliki, maka akan melahirkan kebijakan yang pro
rakyat untuk menjamin derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
Lanjutan….

3. Aspek Ekonomi
Langkanya tenaga medis dalam melayani sejumlah besar
penduduk merupakan suatu contoh adanya unsur kajian
ekonomi dalam kesehatan.
Contoh lain misalnya, bagaimana needs dan wants individu
untuk sehat dapat terpenuhi bila dihadapkan pada sejumlah
alternatif pilihan pelayanan kesehatan dengan sejumlah biaya
atas pelayanan kesehatan tersebut.
Dalam sektor kesehatan, inovasi yang muncul adalah dalam
perubahan skema pembiayaan pemberian layanan.
Secara umum, bentuk inovasi tersebut bisa dipilah menjadi dua
kelompok besar, yaitu pembebasan biaya pelayanan
kesehatan dasar (fee waiver) di puskesmas dan puskesmas
pembantu bagi semua warga yang menggunakan layanan dan
 penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah berbasis
asuransi (baik itu kelola maupun melalui kerja sama dengan
pihak ke tiga) bagi seluruh warga. 
Lanjutan….

 Dua bentuk kebijakan ini merupakan inovasi karena dua hal.


Pertama, kebijakan ini telah menggeser pendekatan pelayanan
kesehatan di daerah dari orientasi sisi penyediaan (supply side) ke
orientasi sisi permintaan (demand side).
 Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan tersedia dengan mencukupi dan warga
memiliki pengetahuan yang memadai tentang pentingnya
kesehatan maka warga dengan sendirinya akan menggunakan
fasilitas tersebut dan layanan yang disediakannya.
 Kedua, kebijakan tersebut memperluas cakupan pendekatan sisi
permintaan kepada seluruh warga. Pendekatan universal ini
merupakan pergeseran dari pendekatan residual yang telah dan
tengah dikembangkan oleh pemerintah pusat.
 Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS–BK)
pada tahun 1998, JPK Gakin pada tahun 2001, Asuransi
Kesehatan untuk Rakyat Miskin (Askeskin) pada tahun 2005,
maupun Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pada
tahun 2008 lebih ditujukan pada kelompok masyarakat miskin
Lanjutan….

4. Aspek Sosial Budaya


Permasalahan yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan
adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya
kepercayaan dan pantangan terhadap beberapa makanan.
 Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil
cukup tinggi terutama di daerah pedesaan
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih
mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang
biasanya dilakukan di rumah.
Dari sudut pandang sistem medis modern adanya persepsi
masyarakat yang berbeda terhadap penyakit seringkali
menimbulkan permasalahan. Sebagai contoh ada masyarakat
pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang
mengalami kejang2 disebabkan karena kemasukan roh halus,
dan hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. Padahal
kejang2 tadi mungkin disebabkan oleh demam yang tinggi,
atau adanya radang otak yang bila tidak disembuhkan dengan
cara yang tepat dapat menimbulkan kematian.
Lanjutan….
• Program2 pembangunan kesehatan perlu memperhatikan aspek2
sosial-budaya masyarakat. Menempatkan petugas kesehatan dan
membangun fasilitas kesehatan semata tidaklah cukup untuk
mengatasi masalah2 kesehataan di suatu daerah.
• Pada dasarnya, peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat
adalah dalam membentuk, mengatur dan mempengaruhi tindakan
atau kegiatan individu2 suatu kelompok sosial untuk memenuhi
berbagai kebutuhan kesehatan.
• Apabila persepsi tentang kesehatan/penyebab sakit sudah berbeda
dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda
disesuaikan dengan keyakinan/kepercayaan yang sudah dianut
secara turun-temurun.
• Untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan waktu dan cara
yang strategis. Dengan alasan ini pula dalam hal penempatan
petugas kesehatan dimana selain memberi pelayanan kesehatan
pada masyarakat juga berfungsi sebagai agen perubah (change
agent).
Lanjutan….

5. Aspek Pertahanan Keamanan


Stabilitas keamanan yang buruk tidak bisa disangkal sangat
merugikan bagi keberlangsungan pembangunan di semua
sektor termasuk sektor kesehatan, karena instabilitas
keamanan akan mengurangi kepercayaan investor yang akan
berinvestasi di Indonesia.
Instabilitas keamanan yang banyak terjadi di negara kita
adalah tindak kejahatan dengan kekerasan yang akhir-akhir ini
cukup meresahkan masyarakat.
Rakyat Indonesia harus mawas diri, menghadapi kondisi ini,
dan kendala ini maka sudah sewajarnya pemerintah dan para
elit politik mewujudkan Sistem Pertahanan dan Keamaan
Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang diamanatkan GBHN.
Lanjutan….

Upaya penciptaan situasi aman di Indonesi juga memerlukan


peran elit politik dalam bersikap dan berperilaku hendaknya
tidak kontra produktif dalam memprovokasi masyarakat untuk
melakukan hal-hal yang justru merugikan bangsa dan negara.
Para elit politik dan kaum intelektual harus memiliki pemahaman
yang jernih tentang Pancasila, UUD 45, serta Sishamkamrata
dan upaya bela negara. Selain itu yang tidak kalah pentingnya
adalah fungsi aparat penegak hukum dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan.
B. Isu-isu KEBIJAKAN KESEHATAN
1. Pentingnya isu strategis
Isu strategis yang masih dihadapi oleh Kementerian Kesehatan
adalah :
a. Derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan
yang cukup bermakna, namun demikian disparitas derajat
kesehatan antar wilayah dan antar kelompok tingkat sosial
ekonomi penduduk masih tinggi. Derajat kesehatan di
lndonesia juga masih jauh tertinggal dari derajat kesehatan
di negara negara ASEAN lainnya.
b. Dewasa ini Indonesia masih dihadapi meningkatnya
beberapa penyakit menular, sementara penyakit tidak
menular atau degeneratif mulai meningkat. Di samping itu
telah timbul pula berbagai penyakit baru.
c. Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih
menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai
subyek pembangunan kesehatan. Peran aktif masyarakat
dalam pembangunan kesehatan, yang meliputi pengabdian
masyarakat, pelaksanaan advokasi kesehatan, dan
pelaksanaan pengawasan sosial masih kurang, dan bahkan
cenderung menurun.
Lanjutan….

d. Berbagai lingkungan strategis baik internal maupun eksternal


temasuk globalisasi, masih kurang mendukung pembangunan
kesehatan. Akselerasi pembangunan kesehatan di masa depan
memerlukan lingkungan strategis yang kondusif.
e. Upaya pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
bermutu belum optimal. Kondisi ini juga antara lain disebabkan
karena jumlah, kualitas, dan pemerataan tenaga kesehatan yang
belum memadai.
f. Sistem perencanaan dan penganggaran Kementerian Kesehatan
belum optimal.
Lanjutan….

g. Standar dan pedoman pelaksanaan penbangunan kesehatan


dirasakan masih kurang memadai, baik jumlah maupun kualitasnya.
h. Peran Kementerian Kesehatan sebagai pelaksana dan sebagai
penggerak/fasilitator pembangunan kesehatan masih terbatas.
Keterbatasan tersebut terutana dalam penanganan penduduk
miskin, promosi kesehatan, penanggulangan gizi buruk,
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, suveilans,
imunisasi, pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan perbatasan,
serta pendayagunaan tenaga kesehatan.
Lanjutan….

2. 5 Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 2015 - 2019


Dalam Rakerkesnas 2014, ada 5 isu strategis dan rancangan
kebijakan pembangunan kesehatan 2015 – 2019 yang
dilahirkan.
a. Peningkatan status kesehatan pada setiap kelompok.
b. Peningkatan status gizi.
c. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular.
d. Penguatan sistem kesehatan.
e. Peningkatan akses layanan kesehatan.
C. Pengaruh kebijakan desentralisasi
1. Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan
Desentralisasi adalah pemindahan kewenangan atau
pembagian kekuasaan dlm perencanaan dan pelaksanaan
pemerintahan, managemen dan pengambilan keputusan dari
tingkat nasional ke tingkat daerah.
Ada 4 jenis desentralisasi kesehatan yg umum dijumpai :
a. Dekosentrasi
b. Devolusi
c. Delegasi
d. Privatisasi
Di Indonesia, praktek desentralisasi kesehatan yg digunakan a/
dekonsentrasi yaitu pemindahan beberapa fungsi adminstrasi
dari Kementerian Kesehatan ke daerah.
PP no 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom,
menyebabkan perubahan yg mendasar dlm pelayanan
kesehatan.
Lanjutan….
 Dalam pelaksanaan desentralisasi kemudian diterbitkan PP No 8 Tahun 2003,
yg diantaranya menyebutkan :
a. Pasal 5 ayat 2, Dinas Daerah Provinsi memp tugas melaksanakan
kewenangan desentralisasi dan dapat ditugaskan utk melaksanakan
penyelenggaraan kewenangan yg dilimpahkan kpd Gubernur selaku
Wakil Pemerintah dlm rangka Dekonsentrasi. Ayat 4, Dlm melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud ayat 2, Dinas Provinsi menyelenggarakan
fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dgn lingkup tugasnya.
2) Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
3) Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
b. Pasal 9 ayat 2, Dinas Daerah Kabupaten/Kota memp tugas
melaksanakan kewenangan desentralisasi. Ayat 3, Dlm melaksanakan
tugas sebagaimana ayat 2, Dinas Daerah Kabupaten/Kota
menyelenggarakan fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis sesuai dgn lingkup tugasnya.
2) Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
3) Pembinaan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya.
Lanjutan….

2. Masalah yang muncul dalam pelaksanaan


Dalam konteks penetapan kebijakan, maka pemerintah pusat
saat ini masih merangkap fungsi sbg penetap kebijakan dan
regulasi sekaligus sbg pemain. Contoh : Dirjen Pelayanan
Medik msh membawahi RSU Pusat. Perijinan RS hingga kini
blm jelas padahal secara perundangan kewenangan tsb telah
diserahkan kpd daerah.
Permasalahan yg ada dlm era desentralisasi ini a/ adanya
kegagalan konsolidasi pemerintah daerah pada level Propinsi
dan Kabupaten/Kota.
Hal lain yg memperberat masalah desentralisasi a/ fakta bahwa
kesehatan di Indonesa belum pernah menjadi isu politik yg
penting.
UU No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah sbg
pengganti UU No 22 Tahun 1999 dinilai belum berjalan
sebagaimana diharapkan dan belum ada PP yg mengikutinya
sbg pengganti PP No 25 Tahun 2000.
Lanjutan….

3. Kebutuhan Kebijakan dalam Desentralisasi Kesehatan


Peran pusat, provinsi dan kabupaten/kota sudah ditetapkan
dlm peraturan pemerintah tapi blm disertai dgn kebijakan yg
memadai shg menyebabkan hilangnya koordinasi dlm konteks
sistem.
Kebijakan akan mjd sangat penting saat peran pemerintah
pusat, provinsi dan kabupaten/kota a/ sbg pengarah dlm
keguatan pembangunan kesehatan.
Pengarah a/ suatu fungsi pemerintah yg bertanggung jawab
atas kesejahteraan penduduk, yg berkaitan dengan
kepercayaan dan legitimasi penduduk terhadap aktivitas
pemerintah, khususnya di bidang kesehatan.
Pengarah terdiri dari 3 komponen yaitu :
a. Formulasi kebijakan kesehatan antara lain mendefinisikan visi
dan arah sistem kesehatan daerahnya.
b. Regulasi menetapkan aturan main yg adil di bidang kesehatan.
c. Kemampuan/keterampilan dlm menilai kinerja dan membagi
informasi yg berkaitan dgn kesehatan. 
Lanjutan….

 Kementerian Kesehatan mengeluarkan Kepmenkes RI No.


004/Menkes/SK/I/2003 berupa Dokumen Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan, yg antara lain menjelaskan :
a. Bagaimana hungan antar tingkat pemerintah dan antar
pemerintah daerah dlm hal kewenangan, pemanfaatan
sumberdaya, keuangan, kewilayahan dan administrasi.
b. Goal desentralisasi kesehatan.
c. Hambatan dan tantangan.
d. Tujuan strategis desentralisasi kesehatan beserta langkah2
kunci.

Anda mungkin juga menyukai