Anda di halaman 1dari 23

KEGAWATDARURATAN

SISTEM
KARDIOVASKULAR DAN
PENCERNAAN :
CARDIAC ARREST &
TRAUMA ABDOMEN
Agita Hanifatul Ilmi
Anggraini Wulandari
Dytia Putri M.
Ifna Triana Sundari
Lulu Nurul F.

Kelompok 4 : Nizar M. Alfariz


Rizky Destianingsih
Wardhana Rafii F.
1
SISTEM
PENCERNAAN
TRAUMA ABDOMEN
TRAUMA ABDOMEN

Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur


yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka
tumpul atau yang tusuk (Ignativicus & Workman, 2006).
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
akibat tumpul dan tembus serta trauma yang disengaja atau tidak
disengaja (Smeltzer, 2001).
Trauma perut merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi
dengan atau tanpa tembus dinding perut dimana pada
penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan dapat pula
dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).
Etiologi TRAUMA ABDOMEN
Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :

Paksaan/Benda Tumpul Trauma Tembus

Luka tumpul pada abdomen Luka tembus pada abdomen


bisa disebabkan oleh jatuh, disebabkan oleh tusukan
kekerasan fisik atau pukulan, benda tajam. Organ pada
kecelakaan kendaraan abdomen yang terkena
bermotor, cedera akibat kerusakan terbagi atas dua,
berolahraga, benturan, yaitu :
• Organ padat
ledakan, deselarasi, kompresi
• Organ berlubang (hollow)
atau sabuk pengaman.
Patofisiologi Trauma Abdomen

Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya trauma abdomen adalah :


1. Terjadinya perpindahan cairan berhubungan dnegan kerusakan pada jaringan,
kehilangan darah dan shock.
2. Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan sistem makroendokrin
mikroendokrin.
3. Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan
massif dan transfuse multiple.
4. Inflamasi, infeksi dan pembentukan formasi disebabkan oleh sekresi saluran
pencernaan dan bakteri ke peritoneun.
5. Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan integritas
rongga saluran pencernaan.
Manifestasi Klinis Trauma
Abdomen
 Nyeri : Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang
berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar.
 Darah dan cairan : Adanya penumpukan darah atau cairan
dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi.
 Cairan atau udara dibawah diafragma : Yang disebabkan oleh
nyeri dibahu adalah : nyeri disebelah kiri yang disebebkan oleh
perdarahan limpa.
 Mual dan muntah : Penurunan kesadaran (malaise, letargi,
gelisah) Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-
tanda awal shock hemoragi.
Pemeriksaan Diagnostik

 Foto thoraks : Untuk melihat adanya trauma pada thorax.


 Pemeriksaan darah rutin : Pemeriksaan Hb diperlukan untuk base-line
data bila terjadi perdarahan terus menerus.
 Plain abdomen foto tegak : Memperlihatkan udara bebas dalam
rongga peritoneum, udara bebas retroperineal dekat duodenum,
corpus alineum dan perubahan gambaran usus.
 Pemeriksaan urine rutin : Menunjukkan adanya trauma pada saluran
kemih bila dijumpai hematuri.
 VP (Intravenous Pyelogram) : Karena alasan biaya biasanya hanya
dimintakan bila ada persangkaan trauma pada ginjal.
 Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL) : Dapat membantu menemukan
adanya darah atau cairan usus dalam rongga perut.
 Ultrasonografi dan CT Scan : Berguna sebagai pemeriksaan
tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan disangsikan
adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.
Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan laparoskopi
Abdominal paracentesis
Dilaksanakan bila ada akut
Merupakan pemeriksaan tambahan abdomen untuk mengetahui
yang sangat berguna untuk langsung sumber penyebabnya.
menentukan adanya perdarahan Bila dijumpai perdarahan dan anus
dalam rongga peritoneum. perlu dilakukan rekto-
sigmoidoskopi.
Komplikasi

● Segera : hemoragi, syok dan cedera


● Lambat : infeksi
Penatalaksanaan

● Abdominal paracentesis
Menentukan adanya perdarahan dalam rongga
peritonium, merupakan indikasi untuk
laparotomi.
● Pemeriksaan laporoskopi
Mengetahui secara langsung penyebab akut
abdomen.
● Pemasangan NGT
Memeriksa cairan yang keluar dari lambung.
Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Trauma Abdomen

KASUS
Tn.T umur 65 thn datang ke rs medistra dengan keluhan sakit pada perut sebelah kanan, Tn.T
mengatakan 2jam sebelum masuk rumah sakit dia mengalami kecelakaan,sepedah motor
klien menabrak truk yang ada di depannya. klien terjatuh dengan posisi dada dan perut
dibagian kanan memebentur aspal. setelah kejadian, klien masih bisa pulang sendiri dengan
mengendarai sepeda motornya setelah sampai rumah klien merasa perut sebelah kanannya
ampeg sampai punggung dan terasa sesak nafas. R: 20 x/menit pernafasan, Td :120/80
mmHg, N : 88 x/menit, kesadaran : compos mentis.
pemeriksaan penunjang : Hb:14,5 g/dl, eritrosit : 5,5 10 6/ul , leukosit 12,1 103/ul, hematokrit
43,8 %, trombosit 204. Terdapat luka lecet, jejas dan hematoma pada perut kanan klien.
PENGKAJIAN
 Identitas Klien  Riwayat Penyakit
Nama :  Tn. T • Keluhan Utama :
Umur :  65 tahun Klien mengeluh Sakit pada perut sebelah
Pendidikan :  SD kanan.
Pekerjaan : Wiraswasta • Riwayat Penyakit Sekarang :
Agama :  Islam Klien mengeluh sakit pada perut sebelah
Alamat :  Tepurejo RT 3/2 Sumber kanan dan merasa ampeg pada bagian
Banjarsari Surakarta dada dan menjulur ke punggung bagian
Tanggal &Jam Pengkajian : 15 Oktober 2019 kanan.
  • Riwayat Keluarga
 Identitas Penanggung Jawab Keluarga dan klien mengatakan anggota
Nama :  Tn. W keluarga tidak ada yang menderita
Umur :  41 tahun penyakit serupa.
Alamat :  Sumber Banjarsari Surakarta
Hubungan dengan klien :  Anak
PENGKAJIAN

 Primary Survay
• Airway :
Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
• Breathing :
Klien bernafas secara spontan. Klien menggunakan
O2 2 l/menit R : 26x/menit, pernafasan reguler
• Circulasi :
TD : 120/80 mmHg, N   :  88x/menit, Capillary reffil :
< 2 detik, Terdapat hematoma pada perut bagian
kanan
• Disability :
Kesadaran : Compos Mentis
• Exposure
Terdapat luka lecet ,jejas dan hematoma pada
abdomen sebelah kanan
PENGKAJIAN
 Pemeriksaan Fisik Head To Toe
• Kepala : Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih. Kepala dapat digerakkan
kesegala arah, pupil isokor, sklera tidak ikhterik, konjungtiva tidak anemis. Hidung simetris tidak
ada secret.
• Leher : Tidak ada kaku kuduk
• Paru :
Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
• Abdomen :
Inspeksi : terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
Auskultasi : peristaltik usus 7x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran hati
Perkusi : pekak
• Ekstremitas : Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot
ektermitas atas dan bawah dalam batas normal
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. DS : Trauma abdomen Nyeri akut
Klien mengatakan perut sebelah kanan sakit
P  : bila bergerak dan bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S  : 7
T  : hilang timbul
DO :
Klien tampak mengerang-erang menahan sakit.
Terdapat luka lecet dan jejas pada abdomen sebelah
kanan
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
2. DS : Penurunan Pola nafas
Klien mengatakan sesak nafas ekspansi paru tidak efektif
Klien mengatakan perut sebelah kanan terasa
ampeg
DO :
Klien gelisah
R : 26x/menit
ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
3. DS  : - Luka non- Ansietas
DO : penetrasi
Terdapat luka lecet pada perut kanan abdomen
Terdapat jejas dan hematoma pada abdomen
sebelah kanan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 12,1 103/ul
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nyeri akut berhubungan dengan trauma abdomen

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan


ekspansi paru

Ansietas berhubungan dengan luka non-penetrasi


abdomen
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
 Kaji intensitas nyeri  • Untuk menentukan intervensi yang
1. Setelah dilakukan tindakan
tepat.
keperawatan selama 1x 30 menit,
 Jelaskan penyebab • Untuk menenangkan klien dan
diharapkan nyeri klien hilang nyeri  keluarga.
Dengan KH :  Beri posisi nyaman • Meningkatkan kenyamanan klien.
Mengurangi ketegangan otot
Klien mengatakan nyeri klien hilang
sehingga mengurangi nyeri.
Klien tampak rileks  Ajarkan teknik relaksasi • Analgetik berfungsi menghilangkan
nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
2. Setelah dilakukan tindakan  Kaji pola nafas • Untuk menentukan intervensi yang

keperawatan 1x10 menit, nyeri teratasi tepat


Dengan KH :  Kaji tanda vital • Mengetahui perkembangan klien

Klien tidak mengalami sesak nafas,  Posisikan klien semi • Mengurangi sesak nafas
pola nafas klien membaik fowler
 Kolaborasi : Beri oksigen • Mengurangi sesak nafas

sesuai indikasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
3. Setelah dilakukan tindakan  Kaji tingkat cemas kelien • Untuk menghilangkan ansietas klien

keperawatan 1x24 jam, Ansietas kelien  Tanyakan penyebab


hilang cemas klien
Dengan KH :  Beritahu klien mengenai

Tidak ada tanda-tanda cemas perdaran dan penyebab


Suhu tubuh normal : 36-37 hematoma
THANKDo you have any questions?

S!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, incluiding icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please, keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai