Anda di halaman 1dari 17

Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan

Penyakit Encephalitis

Di Susun Kelompok II :
Eva Yuliana (2017.B.18.0470)
Gusnia Arsiana (2017.B.18.0473)
Encephalitis adalah jaringan otak yang dapat
disebabkan oleh bakteri,cacing, protozoa, jamur,
ricketsia atau virus. Encephalitis Arbovirus adalah
infeksi otak yang berat yang disebabkan oleh
salah satu dari beberapa jenis virus. Penyebab
tersering dari encephalitis adalah virus kemudian
herpes simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan
oleh enterovarius, mumps, dan adenovirus.
Encephalitis bisa juga terjadi pascainfeksi campak,
influenza, varicella, dan pascavaksinasi pertusis.
Berbagai macam mikroorganisme dapat menimbulkan
Ensefalitis:
1. Bakteria, protozoa, cacing, jamur, spirochaeta, dan virus.
2. Penyebab lain adalah keracunan arsenik dan reaksi toksin dari
thypoid fever, campak dan chicken pox/cacar air.
3. Penyebab encephalitis yang terpenting dan tersering ialah virus.
Infeksi dapat terjadi karena virus langsung menyerang otak, atau
reaksi radang akut infeksi sistemik atau vaksinasi terdahulu.
Klasifikasi encephalitis berdasar jenis virus serta epidemiologinya
ialah:
Infeksi virus yang bersifat endemic:
a. Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie, virus ECHO.
b. Golongan virus Arbo : Western equine encephalitis, St. Louis
encephalitis, Eastern equine encephalitis, Japanese B encephalitis,
Russian spring summer encephalitis, Murray valley encephalitis.
Infeksi virus yang bersiat sporadik :
rabies, Herpes simpleks, Herpes zoster, Limfogranuloma, Mumps,
Lymphocytic choriomeningitis, dan jenis lain yang dianggap
disebabkan oleh virus tetapi belum jelas.
Encephalitis pasca-infeksi : pasca-morbili, pasca-varisela, pasca-
rubela, pasca-vaksinia, pasca-mononukleosis infeksius, dan jenis-
jenis lain yang mengikuti infeksi traktus respiratorius yang tidak
spesifik. (Robin cit. Hassan, 1997)
 Tanda dan Gejala
1. Suhu yang mendadak naik, seringkali ditemukan hiperpireksia
2. Kesadaran dengan cepat menurun
3. Muntah
4. Kejang-kejang, yang dapat bersifat umum, fokal atau twitching saja
(kejang-kejang di muka)
5. Gejala-gejala serebrum lain, yang dapat timbul sendiri-sendiri atau bersama-
sama, misal paresis atau paralisis, afasia, dan sebagainya (Hassan, 1997)
6. Perubahan perilaku
7. Gelisah
8. Inti dari sindrom Ensefalitis adalah adanya demam akut, dengan kombinasi
tanda dan gejala : kejang, delirium, bingung, stupor atau koma, aphasia,
hemiparesis dengan asimetri refleks tendon dan tanda Babinski, gerakan
involunter, ataxia, nystagmus, kelemahan otot-otot wajah.
Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran napas, dan saluran
cerna. Setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke
seluruh tubuh dengan beberapa cara :
1.Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender
permukaan atau organ tertentu.
2.Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah,
kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ
tersebut.
3.Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di
perukaan selaput lendir dan menyebar melalui system persarafan.
Setelah terjadi penyebaran ke otak terjadi manifestasi klinis ensefalitis.
Masa prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit
kepala, pusing, muntah nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremitas, dan
pucat. Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit kepala, muntah-muntah,
kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen. Pada
anak, tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat
disertai gangguan penglihatan, pendengaran, bicara, serta kejang. Gejala
lain berupa gelisah, rewel, perubahan perilaku, gangguan kesaadaran,
kejang.
Komplikasi pada ensefalitis berupa :
1. Retardasi mental
2. Iritabel
3. Gangguan motorik
4. Epilepsi
5. Emosi tidak stabil kestabilan emosi
6. Sulit tidur Insomnia
7. Halusinasi
8. Enuresis
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ENCEPHALITIS
1. Pengkajian
a. Identitas : Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
Keluhan Utama, berupa panas badan meningkat, kejang, dan kesadaran
menurun.
b. Riwayat Penyakit Sekarang : Mula-mula anak rewel, gelisah, muntah-muntah,
panas badan meningkat kurang lebih 1-4 hari, sakit kepala.
c. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien sebelumnya menderita batuk, pilek kurang lebih
1-4 hari, pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung, telinga
dan tenggorokan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga ada yang menderita penyakit yang
disebabkan oleh virus contoh : Herpes dan lain-lain. Bakteri contoh :
Staphylococcus Aureus,Streptococcus, E, Coli, dan lain-lain.
e. Imunisasi : Kapan terakhir diberi imunisasi DTP, karena ensefalitis dapat terjadi
pada post imunisasi pertusis.
. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien
yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono,
1994). Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada masalah ensefalitis adalah :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.
b. Hipertemi b/d reaksi inflamasi.
c. Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya
bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.
d. Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.
Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan (Boedihartono, 1994).
. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendi,
1995). Implementasi keperawatan pasien dengan masalah ensefalitis
meliputi :
a. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d sakit kepala mual.
1. Memberikan tindakan nyaman.
2. Memberikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai
indikasi.
3. Mengkaji intensitas nyeri.
4. Meningkatkan tirah baring, bantu kebutuhan perawatan diri pasien.
5. Memberikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan
masase otot daerah leher/bahu.
6. Berkolaborasi untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
 Hipertermi b/d reaksi inflamasi
1.Memantau suhu pasien, perhatikan menggigil/ diaforesis.
2.Memantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur
sesuai indikasi.
3.Memberikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
4.Berkolaborasi untuk pemberian antipiretik sesuai indikasi.
• Gangguan sensorik motorik (penglihatan, pendengaran, gaya bicara) b/d kerusakan susunan saraf pusat.
1.Melihat kembali proses patologis kondisi individual.
2.Mengevaluasi adanya gangguan penglihatan
3.Menciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan.
• Resiko terjadi kontraktur b/d spastik berulang.
1.Memberikan penjelasan pada keluarga klien tentang penyebab terjadinya spastik dan terjadi kekacauan sendi.
2.Melakukan latihan pasif mulai ujung ruas jari secara bertahap.
3.Melakukan perubahan posisi setiap 2 jam
4.Berkolaborasi untuk pemberian pengobatan spastik dilantin/valium sesuai idikasi.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28) Evaluasi
pada pasien dengan masalah ensefalitis adalah :
a. Pemenuhan nutrisi pasien adekuat.
b. Melaporkan nyeri hilang/ terkontrol.
c. Tidak mengalami kejang atau cedera lainnya
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai