Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KMB II

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN ANOREXIA NERVOSA

OLEH:
1. Andika Petrus
2. Harry Adtama
3. Natalia Atun
4. Takesi Arisandy

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B
2013
LAPORAN PENDAHULUAN
ANOREXIA NERVOSA

A. Definisi

Anorexia adalah tidak adanya keinginan untuk makan dan menunjukkan bahwa seseorang tidak
mempunyai ketertarikan ( interest ) terhadap semua makanan.

Pengendalian terhadap intake makanan adalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai organ,
kondisi lingkungan, mekanisme perifer ( dinding usus berperan terhadap regulasi apetite dan bereaksi
terhadap stimuli mekanis dan kimus seperti peptida dproduksi di usus antara lain kolesistokinin,
somtostatin, glukagon, dan sentral ( jalur hipotalamus : dipengaruhi oleh penciuman, rasa kecap, stimuli
visual, temperatur, stimuli gastrointestinal melalui nervus vagus, kadar glukosa dan asam amino dalam
darah, serta pusat kortikal dipengaruhi oleh lingkungan, kultural, faktor ekonomi dan emosional )
( Straser, 2002 ).

Anorexia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara
sukarela dan stres dari melakukan latihan. Anorexia nervosa merupakan sebuah penyakit kompleks yang
melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal dan fisiologikal. Seseorang yang menderita anorexia
disebut sebagai anoreksik

Anoreksia Nervosa Gangguan yang dikarakteristikan oleh badan kurus yang terjadi
sebagai akibat dari kelaparan yang ditimbulkan sendiri
Anoreksia Nervosa merupakan keadaan psiokofisiologik, yang biasanya terlihat pada wanita,
dicirikan oleh penolakan untuk mempertahankan berat badan normal, rasa takut menjadi gemuk,
gangguan citra tubuh, dan amenore.

B. Etiologi

Penyebab dari anoreksia hingga kini belum diketahui. Para ahli kesehatan berpendapat bahwa
faktor sosial memegang peranan penting dari anorexia. Pada beberapa penelitian terdapat faktor
– faktor yang menjadi predisposisis peningkatan resiko anorexia nervosa meliputi :

Faktor Biologi
1. Kelaparan atau starvasi akan menyebabkan perubahan pada aktivitas neuropeptida dan
memberikan kontribusi terhadap gangguan neuroendokrin pada pasien anorexia nervosa.
Sebagai contoh, perubahan CRH berkontribusi terhadap hypercortisolemia dan perubahan
NPY dapat berkontribusi pada amenore. Perubahan dari peptida – peptida ini seperti opiat,
vasopresin, dan aktivitas oksitosin dapat berkontribusi menjadi karekteristik gangguan
psikofisiologis lain, seperti mengurangi makan pada kondisi akut anorexia. Seperti pada
gangguan neuropeptida dapat berkontribusi pada lingkaran setan yang telah dihipotesiskan
terjadi anorexia nervosa. Artinya memberikan konsekuensi perilaku patologisndari kondisi
malnutrisi ( Kaye, 1999 ).

2. Pada penelitian fungsi dari hypothalamic-pituitary-adrenal ( HPA ) axis pada pasien anorexia
nervosa secara prinsip ditemukan hiperkortisolisme dimana HPA berperan dalam melepaskan
hormon kortikotropin yang mempengaruhi pasien menjadi anorexia ( Licinio, 1996 ).

3. Jalur pusat makan serotonin mengatur pola makan dan juga berpatisipasi terhadap regulasi
perilaku dan suasana hati. Gangguan pengaturan regulasi serotonin memberikan implikasi
pada kondisi depresi umum dengan jelas akan menyebabkan gangguan makan. Pada
penelitian regulasi serotonin yang terganggu memberikan peningkatan resiko anorexia
nervosa ( Jimerson, 1990 ).
4. Determinasi ghrelin, glukose-dependent insulinotropic-polipeptide ( GIP ) memberikan respon
peningkatan anorexia. Pada penelitian didapatkan ghrelin yang berperan dalam patofisiologi
anorexia. Penurunan GIP terjadi pada objek , meskipun intake sedikit kalori mencegah respon
cepat insulin terhadap pasien yang mengalami anorexia ( stock, 2005 ).

5. Pada kondisi fungsi tiroid tertekan, kelainan ini hanya bisa dikoreksi dengan kaliminasi.
Kelaparan juga menyebabkan amenore yang menunjukkan kadar hormon ( Luitenizing
Hormone, FSH, gonadotropin, Realising Hormone ). Meskipun begitu,beberapa pasien
anorexia nervosa menderita amenore sebelum kehilangan berat badan yang signifikan.

Faktor Sosiokultural
Pasien anorexia nervosa menemukan dukungan atas perilaku mereka dan pandangan
masyarakat akan kekurusan tubuh dan olah raga. Tidak ada gambaran keluarga yang spesifik
untuk anorexia nervosa. Pasien anorexia nervosa mempunyai sejarah keluarga yang depresi,
ketergantungan alkohol, atau gangguan makan.

Faktor Psikologis
Sama seperti gangguan mental lain, ada banyak faktor yang mungkin memainkan peran
terjadinya gangguan makan, seperti gen, kebiasaan tertentu, gangguan psikologis serta pengaruh
keluarga dan lingkungan:

1. Biologis. Gen mungkin membuat beberapa orang lebih rentan mengalami gangguan makan.
Mereka dengan hubungan keluarga tingkat pertama saudara atau orang tua yang mengalami
gangguan makan dapat mungkin mengalaminya juga. Hal lain yang juga memungkinkan
adalah kurangnya zat kimia di dalam otak serotonin memainkan peran di sini.

2. Kebiasaan tertentu, seperti diet atau berolahraga secara berlebihan dapat berkontribusi
mengalami bulimia. Sebagai contoh, diet adalah faktor primer sebagai pemicunya.

3. Kesehatan emosional. Mereka dengan gangguan makan mungkin memiliki masalah


emosional yang berkontribusi pada masalah ini. Mereka yang memiliki kepercayaan diri
rendah, perfeksionis, impulsive, sulit mengatur kemarahan, konflik dalam keluarga dan
masalah dalam hubungan menjadi rentan mengalami masalah ini.

4. Lingkungan. Kultur budaya barat sering menghubungkan kesuksesan dengan tubuh yang
kurus, Hal ini juga di dukung dengan adanya anggapan tersebut yang berkembang pada teman
sebaya dan media massa. Hal ini rentan terjadi khususnya pada gadis berusia muda.

C. Tanda dan Gejala


1. Penurunan berat badan
2. Amenore sekunder
3. Bradikardi
4. Suhu tubuh rendah
5. Penurunan TD
6. Intoleran terhadap dingin
7. Kulit kering dan turgor buruk
8. Kuku rapuh
9. Rambut lanugo
10. Penurunan nafsu makan
11. Atropi payudara
12. Penurunan rambut aksila dan pubis
13. Gangguan tidur
14. Konstipasi
15. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi

D. Manifestasi Klinis
1. Penurunan berat badan mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
2. Tampilan kurus kering, hilangnya lemak subcutan
3. Perubahan kebiasaan makan, waktu makan yang tidak lazim
4. Latihan dan aktivitas fisik yang berlebihan
5. Amenorea
6. Kulit kering bersisik
7. Lanugo pada ekstremitas, punggung dan wajah
8. Kulit berubah kekuningan
9. Gangguan tidur
10. Konstipasi
11. Erosi eosopagus
12. Alam perasaan depresi
13. Fokus yang berlebihan pada pencapaian hasil yang tinggi
14. Perhatian berlebihan terhadap makanan dan penampilan tubuh
15. Erosi email dan dentin tinggi

E. Patofisiologi

Ada 2 jenis Anoreksia Nervosa, yaitu:

1. Jenis yang membatasi diri, yaitu individu tersebut sangat membatasi makanan dan
memaksa diri menjalankan berbagai latihan, serta tidak terlibat secara teratur dalam pesta
makan atau perilaku ‘pembersihan’ (muntah yang diinduksi sendiri atau penyalahgunaan
laksatif, diuretik atau enema).Jenis yang suka makan dan ‘pembersihan’, yaitu individu
secara teratur terlibat dalam pesta makan dan diikuti perilaku ‘pembersihan’.

2. Pemakaian obat pengurang nafsu makan yang berlebihan atau pil diet terdapat pada kedua
jenis di atas. Perilaku ‘pembersihan’ dan setengah puasa dapat menimbulkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta masalah jantung yang pada akhirnya dapat
berakibat fatal.

F. Komplikasi

1. Kerusakan organ khususnya jantung, otak dan ginjal.


2. Penurunan tekanan darah, nadi dan frekuensi nafas.
3. Rambut rontok.
4. Detak jantung yang tidak teratur.
5. Osteoporosis.
6. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
7. Kematian akibat kelaparan atau bunuh diri.
8. Pembengkakan kelenjar parotis dan kelenjar submaksilaris (sialadenosis).
9. Muka tembem.
10. Tanda Russel—pembentukan jaringan parut dan kalus pada buku-buku jari.
11. Erosi email gigi.
12. Nyeri tekan atau nyeri abdomen.
13. Esofagitis, gastritis.
14. Gangguan fungsi untuk bersekolah dan sosial karena terobsesi dengan makanan

Komplikasi yang paling sering anoreksia adalah amenore dan kehilangan karakteristik seks
sekunder dengan penurunan kadar estrogen, yang akhirnya dapat menyebabkan osteoporosis.
Keropos tulang dapat terjadi pada wanita muda setelah sependek periode sebagai 6 bulan
penyakit. Fraktur kompresi gejala dan kyphosis telah dilaporkan. Sembelit, intoleransi dingin dan
kegagalan untuk menggigil dalam dingin, bradikardia, hipotensi, ukuran jantung decresed, darah
perubahan electrocardiograpic, dan kelainan elektrolit, dan kulit dengan lanugo (peningkatan
jumlah rambut halus) yang umum. Kematian mendadak yang tak terduga telah dilaporkan,
sedangkan resiko untuk meningkatkan berat badan turun menjadi kurang dari 35% sampai 40%
dari berat ideal. Hal ini diyakini bahwa kematian ini disebabkan oleh degenerasi miokard dan
gagal jantung dibanding disritmia.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. JDL dengan diferensial; menentukan adanya leukopenia, limpositosis, anemia.
2. Pemeriksaan serum darah
3. Hipoglikemia, hipokolesteremia, hipokalemia, hiponatremia
4. Penurunan kadar estrogen, peningkatan BUN
5. Pemeriksaan urine: penurunan ketosteroid-17 urine, terdapat keton

H. Penatalaksanaan
1. Penetapan beratnya gangguan nutrisi
2. Bila hebat, pemberian makan melalui nasogastrik bila klien menolak makanan
3. Cairan parenteral dengan elektrolit/hiperalimentasi untuk mengatasi dehidrasi atau
malnutrisi yang mengancam jiwa
4. Terapi modifikasi perilaku
5. Penimbangan setiap hari
6. Rujukan pada psikoterapi dengan pendekatan terapi keluarga untuk perawatan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


ANOREXIA NERVOSA

A. Pengkajian
Observasi/temuan
Riwayat keluarga umum
1. Tingkat sosioekonomi kelas menengah sampai atas
2. Fisiologi konservasif, standar pribadi tinggi
3. Sering terganggu, hubungan menggairahkan dengan kehangatan, namun ayah pasif
4. Sering merupakan hubungan tergantung dengan ibu yang dominan, cemas, depresi kronis
5. Anggota keluarga sangat bersatu
6. Batasan pribadi tidak dihargai
7. Membaca pikiran umum
8. Adanya gangguan pada kemandirian klien
9. Ekspresi marah, ansietas, atau agretivitas terhambat
10. Tidak menyukai perdebatan
11. Menghargai kebersamaan
12. Loyalitas berlebihan
13. Memiliki standar tinggi
14. Mencari cinta dan persetujuan anorektik sehingga menjadi perfeksionis, namun tidak
dapat mencapainya, menimbulkan terjadinya keluhan-keluhan
15. Klien menjadi fokus perhatian keluarga sehingga menguatkan keinginan untuk
menurunkan berat badan dan menghindari pola makan yang buruk
Periode prodroma
1. Peningkatan peka rangsang
2. Ketidaknyamanan abdominal
3. Sakit kepala
4. Hiperaktivitas
5. Depresi
6. Ansietas
7. Menarik diri dari kehidupan sosial
8. Memiliki tingkat harapan tinggi di sekolah dan melakukan olahraga energi tinggi atau
bekerja dengan stres tinggi
9. Mengalami kelebihan berat badan sebelumnya

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laktasif, dan/atau penyimpangan persepsi tentang
tubuh
2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet
3. Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan rasa takut yang tak wajar terhadap
kegemukan
4. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya
ketrampilan koping

C. Intervensi
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1 Perubahan nutrisi kurang dari 1. Izinkan klien memilih 1. Pasien akan
kebutuhan tubuh yang
makanan (makanan rendah mencoba menghindari
berhubungan dengan anoreksia,
rangsangan muntah sendiri, kalori tidak mengambil makanan bila
penyalahgunaan laktasif, dan/atau
diperbolehkan) tampak mengandumg
penyimpangan persepsi tentang
tubuh banyak kalori dan mau
makan lama untuk
menghindari makan

2. Dilatase gaster dapat


terjadi bila pemberian
makan terlalu cepat
setelah periode puasa

2. Berikan makan sedikit 3. Untuk melembabkan


dan makanan kecil selaput mukosa,
tambahan yang tepat mengurangi
ketidaknyamanan dari
mulut yang kering, dan
3. Anjurkan perawatan untuk mengurangi
mulut yang sering jumlah bakteri,
meminimalkan risiko
infeksi jaringan

4. Untuk memberikan
nutrisi yang cukup dan
berat badan realistis
4. Dalam kolaborasi
(berdasarkan struktur dan
dengan ahli diet, tentukan
tinggi badan)
jumlah kalori yang
diperlukan

2 Potensial terhadap kekurangan 1. Kaji dan 1. Kondisi dari kulit


volume cairan (sekunder) yang dokumentasikan kondisi
memberikan data yang
berhubungan dengan diet dari turgor kulit dan semua
perubahan pada integritas berharga tentang hidrasi
kulit
pasien

2. Untuk melembabkan
2. Anjurkan
perawatan mulut yang selaput mukosa, untuk
sering
mengurangi jumlah
bakteri, meminimalkan
risiko infeksi jaringan

3. Selaput mukosa
yang kering, pucat, dapat
merupakan petunjuk dari
malnutrisi atau dehidrasi

3. Kaji dan 4. Data-data


dokumentasikan
laboratorium
kelembaban dan warna
dari selaput mukosa oral memberikan ukuran yang
objektif untuk
mengevaluasi hidrasi
yang cukup
4. Pantau nilai-nilai
laboratorium serum, dan
beritahu dokter jika
terdapat perubahan-
perubahan yang nyata
3 Gangguan citra tubuh/harga diri 1. Berikan penguatan 1. Penguatan positif
berhubungan dengan rasa takut positif bagi pembuatan meningkatkan harga diri
yang tak wajar terhadap keputusan-keputusan yang dan dapat memberi
kegemukan dibuat secara mandiri yang dorongan kepada pasien
mempengaruhi kehidupan untuk terus brfungsi
pasien secara lebih mandiri

2. Bantu untuk membuat


persepsi yang realistis dari 2. Pasien perlu
citra tentang tubuh dan mengetahui bahwa
hubungan dengan persepsinya tentang citra
makanan tubuh adalah tidak sehat
dan dapat mengancam
jiwa

3. Pasien harus
mengerti bahwa dia
sanggup, individu yang
3. Tingkatkan perasaan-
memiliki otonomi dapat
perasasan kontrol di dalam
melakukan di luar unit
lingkungan melalui
keluarga dan bahwa ia
partisipasi dan pembuatan
tidak diharapkan untuk
keputusan mandiri, pasien
menjadi seorang yang
untuk bisa belajar
sempurna
menerima diri
sebagaimana adanya,
termasuk kelemahan dan
4. Saat pasien mulai
kekuatan
merasa lebih baik
4. Bantu pasien untuk tentang diri dan
menyadari bahwa mengidentifikasi sifat-
kesempurnaan adalah sifat diri yang positif,
tidakrealistis, dan gali serta mengemban gkan
kebutuhan ini dengannya kemampuan untuk
menerima
ketidaksempurnaan
pribadi tertentu.

4 Kurang pengetahuan dan 1. Kaji kebutuhan diet, 1. Pasien/keluarga


informasi yang berhubungan
dengan kondisi dan kurangnya jawab pertanyaan sesuai memerllukan bantuan
ketrampilan koping
indikasi. Dorong konsumsi dalam perencanaan untuk
makanan tinggi serat dan cara makan baru.
masukan cairan adekuat Konstipsi dapat terjadi
bila laktasif dihentikan
2. Dorong penggunaan
teknik relaksasi dan 2. Cara baru koping
manajemen stress lain, dengan perasaan ansietas
misanya visualisasi, dan takut akan
bimbingan imajinasi, membantu pasien
umpan balik, biologi mengatasi perasaan ini
lebih efektif, bantuan
dalam pemberian
perilaku maladaptif
untuk tidak makan/pesta-
3. Bantu pengadaan pembersihan
program latihan yang
bijaksana. Pencegahan
terhadap latihan 3. Latihan dapat
berlebihan membantu
pengembangan
gambaran diri positif dan
melawan depresi
(mengeluarkan endorfin
dalam otak
meningkatkan rasa
sejahtera)

D. Evaluasi
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
rangsangan muntah sendiri, penyalahgunaan laktasif, dan/atau penyimpangan persepsi tentang
tubuh
Hasil yang diharapkan:
a. Pasien telah mencapai dan mempertahankan paling sedikit 85% dari berat badan yang
diharapkan
b. Tanda-tanda vital, tekanan darah, pemeriksaan serum dari laboratorium berada dalam
batas-batas normal
c. Pasien mengungkapkan pentingnya nutrisi yang cukup
d. Mengikuti kembali pola makan yang normal

2. Potensial terhadap kekurangan volume cairan (sekunder) yang berhubungan dengan diet
Hasil yang diharapkan:
a. Tanda-tanda vital pasien, tekanan darah, dan pemeriksaan laboratorium serum dalam
batas normal
b. Tidak ada tanda-tanda ketidaknormalan dari turgor kulit dan kekeringan kulit serta
mukosa oral
c. Klien menunjukkan keseimbangan antara masukan dan haluaran

3. Gangguan citra tubuh/harga diri berhubungan dengan rasa takut yang tak wajar terhadap
kegemukan
Hasil yang diharapkan
a. Pasien mampu mengungkapkan aspek-aspek positif tentang diri
b. Pasen mengekspresikan minst terhadap kesejahteraan orang lain dan berkurangnya
renungan yang berlebihan tentang penampilan diri
c. Pasien mengungkapkan bahwa bayangan tentang tubuh gemuk adalah persepsi yang salah
serta mendemonstrasikan kemampuan untuk mengambil kendali terhadap kehidupan diri sendiri
tanpa harus berlindung pada perilaku makan yang maladaptive

4. Kurang pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kurangnya
ketrampilan koping
Hasil yang diharapkan:
a. Klien berusaha mempertahankan mempertahankan berat badan
b. Klien mencari sumber konseling untuk membantu mengadakan perubahan
c. Klien mengungkapkan pentingnya perubahan gaya hidup untuk mempertahankan berat
badan yang normal

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Lynn, Cecily. Swoden, Linda 2009. Buku saku keperawatan edisi 5. Jakarta: EGC

Darmawan, Bambang. 2007.gangguan penolakan makan(anoreksia nervosa) Diunduh


di:http://mediacastore.com/penyakit/67/anoreksia nervosa.html.27

Doengoes,2000. RENCANA KEPERAWATAN PSIKIATRIK. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai