Anda di halaman 1dari 7

MKK GASTROHEPATOLOGI

ANOREKSIA

DISUSUN OLEH:
dr. Vanny Asrytuti

PEMBIMBING:
Dr. dr. Yusri Diane Jurnalis, Sp.A (K)

PROGRAM STUDI KESEHATAN ANAK PROGRAM SPESIALIS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITASANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2023
Anoreksia
A. Definisi
Anoreksia adalah turun atau hilangnya nafsu makan serta tidak tertarik akan makanan
untuk menyantapnya. Jumlah masukan makanan menjadi sangat kurang dan berada di bawah
kecukupan gizi sehingga mengakibatkan penurunan berat badan yang bermakna paling tidak
dalam waktu satu bulan1
Anoreksia infantil merupakan anoreksia yang ditandai dengan penurunan berat badan
yang nyata setidaknya dalam waktu satu bulan, anoreksia in tidak disebabkan gangguan
gastrointestinal, obat ataupun kekurangan makanan serta timbulnya sebelum umur 6 tahun.2

B. Epidemiologi
Secara global, terdapat 47 juta anak di bawah usia 5 tahun yang menderita gizi buruk
dimana 50% berada di Asia Tenggaradan 25% di Afrika. Berdasarkan Riset Kesehatan Daerah
(RISKESDAS) tahun 2018, terdapat 3,9% persen balita mengalami gizi buruk, 2,4% anak usia 5-
12 tahun, 1,9% anak usia 13-15 tahun dan 1,4% usia 16-18 tahun yang termasuk sangat kurus.
Masalah nutrisi sering ditemukan pada kondisi tumor dan keganasan. Prevalensi kanker pada
anak usia 5-14 tahun di Indonesia adalah sekitar 182,338 pasien setiap tahunnya.3

C. Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan anoreksia pada anak, yaitu :
Faktor Nutrisi/ Makanan 1
1. Pada bayi berusia 0 – 1 tahun:
 Manajemen pemberian ASI yang kurang benar,
 Usia pemberian makanan tambahan yang kurang tepat, terlalu dini atau terlambat,
 Jadwal pemberian makan yang terlalu ketat, dan
 Cara pemberian makan yang kurang tepat.

2. Pada anak balita usia 1 – 5 tahun


Semakin meningkatnya interaksi dengan lingkungan, anak-anak akan lebih mudah
terkena penyakit terutama penyakit infeksi baik yang akut maupun yang menahun, infestasi
cacing dan sebagainya.
3. Pada anak sekolah usia 6 – 12 tahun
Selain karena sakit dapat juga terjadi oleh karena faktor lain misalnya waktu/kesempatan
untuk makan karena kesibukan belajar atau bermain dan faktor kejiwaan atau sengaja untuk
mengurangi berat badan untuk mencapai penampilan tertentu yang didambakan.

4. Pada anak remaja usia 12 – 18 tahun


Pemilihan makanan bergantung dari rasa, tekstur ataupun jenis makanan.

Faktor Gangguan / Kelainan Psikologis2


1. Memaksa anak untuk membuka mulut dengan sendok
2. Memaksa untuk memakan atau menelan jenis makanan tertentu yang kebetulan tidak
disukai oleh anak.
3. Anak dalam kondisi tertentu, misalnya anak dalam keadaan demam, mual atau muntah
dan dalam keadaan ini anak dipaksa untuk makan.
4. Sikap dan cara mendidik serta pola interaksi antara orang tua dan anak yang menciptakan
suasana emosi yang tidak baik.
5. Saat menginjak usia remaja untuk menjaga berat badan agar tetap kurus.

C. Patofisiologi
Nafsu makan pada umumnya dikontrol oleh pusat kepuasan yang terletak di hipotalamus
medius dan pusat lapar di hipotalamus laterales. Hipotalamus juga mengontrol pusat di
bawahnya, terletak di batang otak yang bertanggung jawab untuk salivasi, pengunyahan dan
penelanan. Sedangkan pusat di atas hipotalamus bertanggung jawab terhadap apatis. Mekanisme
untuk menentukan macam makanan dituntun oleh memori, penglihatan, penciuman, pengecapan
dan perabaan. Sementara itu para ahli juga berpendapat bahwa pusat nafsu makan juga
dipengaruhi oleh gabungan faktor-faktor neurologis, metabolik, humoral, baik dalam jaringan
otak maupun jaringan lainnya. Faktor neurologis nafsu makan dan perasaan lapar juga timbul
karena pengaruh faktor gaster, distensi usus, hormon enterik (insulin dan kolesistokinin),
metabolit di hepar (sisa oksidasi energi dari sejumlah jaringan adiposa), pengalaman citarasa dan
tekstur makanan.1
Beberapa hormon mempengaruhi pengaturan nafsu makan, diantaranya adalah
corticotropin releasing hormone, kolesistokinin, prostaglandin, glukagon, insulin dan
kortikosteroid. Leptin (produk gen) yang terjadi pada proses penumpukan lemak pada jaringan
akan memberikan sinyal pada otak melalui neurotransmiter pada hipotalamus akan terjadinya
kecukupan masukan kalori sebagai rasa kepuasan.1

D. Manifestasi Klinis4
Gejala yang dapat timbul jika anak mengalami anoreksia, yaitu :
• Terdapat deviasi pada garis pertumbuhan saat di plot grafik TB, BB maupun BMI
• Abnormalitas pada vital sign : denyut nadi atau tekanan darah istirahat yang rendah,
peningkatan denyut nadi ortostatik (>2 denyut/ menit) atau penurunan tekanan darah (>10
mmHg)
• Hipotermia
• Afek datar namun bisa menjadi irritable
• Pucat, kulit kering, karotenemia
• Penurunan lemak subkutan dan penurunan masa otot
• Massa feses tinggal pada quadran kiri bawah
• Keterlambatan padaperkembangan seksual
Anak yang mengalami anoreksia dapat dirawat jika memiliki gejala :3
- Dehidrasi
- Gangguan elektrolit, seperti hipokalemia, hiponatremia dan hipofosfatemia.
- Kelainan EKG, seperti pemanjangan interval QT atau bradikardia
- Ketidakstabilan tanda vital seperti hipotensi menetap, bradikardia atau hipotermia
- Pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu
- Binge-eating dan purging yang tidak terkontrol
- Komplikasi medis akut dari malnutrisi, seperti sinkop, kejang, gagal jantung dan
pankreatitis
- Komorbid psikologis seperti depresi berat, percobaan bunuh diri, dan diabetes melitus
tipe 1

E. Diagnosis banding
Berdasarkan Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders 4th edit. (DSM IV)
American Psychiatric Association (1994), diagnosis gangguan makan pada anak dapat berupa:
food refusal, food aversion, food phobia dan problem eaters dan lain-lain. Kelainan makan pada
anak makin bertambah berat dengan timbulnya istilah gagal tumbuh (failure to thrive = FTT)
pada anak berumur di bawah 3 tahun yang mengalami kenaikan berat badan tidak adekuat.1,7
Penyebab terjadinya gangguan makan dapat disebabkan oleh beberapa hal yakni:
gangguan makan homeostasis, gangguan makan karena kasih sayang, gangguan makan karena
perpisahan, anoreksia infantil dan anoreksia nervosa. 1
Diagnosis diferensial anoreksia sebaiknya melalui pendekatan gangguan makan pada
anak atau turunnya apatis, sebagai berikut:
1. Kelainan organik seperti penyakit infeksi (sistemik: tifus, proses spesifik dan organik:
hepatitis, enteritis, tukak lambung) dan non-infeksi : karies, aphtoe, lingua
geographica, vertigo
2. Kelainan metabolik: bilirubinemia, uremia, anemia dan rendahnya kadar besi serum
3. Keganasan: lokal maupun sistemik
4. Hubungan anak-ibu (maternal deprivasion)
a. Anoreksia homeostasis
b. Anoreksia karena kurangnya kasih saying (attachment)
c. Anoreksia infantil (infantile anoreksia)
5. Anoreksia nervosa
F. Tatalaksana
Penatalaksanaan anoreksia anak lebih mementingkan keberhasilan dalam meningkatkan
nafsu makan anak daripada secara teliti mencari penyebabnya. Pemeriksaan, baik secara klinis
maupun psikologis, selain menentukan penyebab yang multi kompleks juga memeriksa akibat
dari anoreksia yang telah berlanjut itu.1

G. Komplikasi4
 Kekurangan energi
 Penipisan kulit, kering, bersisik, karotenemia, kuku rapuh, angular cheilitis, dan
akrosianosis
 Bradikardi, hipotensi ortostatis, hipoperfusi perifer & abnormalitas EKG
 Malnutrisi
 Kekurangan cairan &elektrolit karena dehidrasi/ kekurangan sumber elektrolit lainnya
 Euthyroid sick syndrome
 Hiperkortisolemia
 Supresi HPA aksis mengakibatkan delayed puberty/ gangguan menstruasi
 Perawakan pendek
H. Prognosis4
Keberhasilan mengatasi masalah anoreksia tergantung kepada upaya mengidentifikasi
dan mengatasi faktor penyebab baik faktor organik maupun faktor psikologis/gangguan
kejiwaan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sudigbia. BAB 4- Anoreksia pada Anak. Dalam: Ranuh Reza, dkk (eds) Buku ajar
gastrohepatologi anak. 2020.
2. Jufrie, Mohammad, dkk. 2012. Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: EGC 2. Latief,
Abdul, dkk. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak FKUI, jilid 1. Jakarta: Infomedika
Jakarta. 3. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. 2007. Nelson Textbook of
Pediatrics. 18th ed. New York
3. Hornberger LL, et al. Identification and Management of Eating Disorders in Children and
Adolescents. Pediatrics. 2021: 147(1).
4. Asim M., Chris AL. Major Symptoms and Signs of Digestive Tract Disorders in: Nelson
Textbook of Pediatrics Volume 2.New york:Elsevier.2020.p.1934-8

Anda mungkin juga menyukai