Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anoreksia adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa
kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan.
Dorongan untuk makan umumnya didasarkan pada nafsu makan dan rasa lapar.
Dua hal tersebut adalah gejala yang berhubungan tetapi memiliki arti berbeda.
Nafsu makan adalah keadaan yang mendorong seseorang untuk memuaskan
keinginannya dalam hal makan, ini berhubungan dengan konsep budaya yang
berbeda antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lainnya. Sedangkan lapar
menggambarkan keadaan kekurangan gizi yang dasar dan merupakan konsep
fisiologis.
Gangguan nafsu makan umumnya dialami anak-anak usia 1-3 tahun atau
usia prasekolah. Pada usia ini anak menjadi sulit makan karena pertumbuhan
fisiknya melambat dibanding ketika ia masih bayi. Fase sulit makan ini di negara
Barat dikenal sebagai fase Johnny won’t eat 2. Selain itu periode usia 1-3 tahun
disebut juga usia food jag, yaitu anak cuma mau makan makanan yang disukai
sehingga terkesan terlalu pilih-pilih dan sulit makan. Sulit makan dianggap wajar
selama tidak mengganggu kesehatan dan pertumbuhan anak dan akan hilang
dengan sendirinya. Akan tetapi keadaan sulit makan yang berkepanjangan dapat
berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual anak.Pada bayi
dan anak sehat makan merupakan kegiatan rutin sehari-hari yang sederhana yaitu
mengkonsumsi makanan dengan memasukkan makanan ke dalam mulut dan
menelannya, sebagai sumber semua jenis zat-zat gizi yang Makan merupakan
salah satu kegiatan biologis yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor fisik,
psikologis, dan lingkungan keluarga, Jika dilihat dari segi gizi anak, makan
merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan individu terhadap berbagai macam
zat gizi (nutrien)untuk berbagai keperluan metabolisme berkaitan dengan
kebutuhan untuk mempertahankan hidup, mempertahankan kesehatan dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan. Keadaan ini sering dialami oleh sekitar 25%
pada usia anak, jumlah akan meningkat sekitar 40-70% pada anak yang lahir
prematur atau dengan penyakit kronik. Kesulitan makan pada anak sering
membuat masalah tersendiri bagi orang tua, bahkan dokter yang merawatnya.
Sebuah klinik perkembangan melaporkan jenis kesulitan makan terbanyak adalah
anak yang hanya mau makanan lumat atau cair, kesulitan mengunyah dan
menelan dan kebiasaan makan yang aneh dan ganjil. Penelitian yang dilakukan di
Jakarta menyebutkan pada anak prasekolah usia 4-6 tahun, didapatkan prevalensi
kesulitan makan sebesar 33,6%. Sebagian besar 79,2% telah berlangsung lebih
dari 3 bulan.Disamping itu, makan merupakan pendidikan agar anak terbiasa
kebiasaan makan yang baik dan benar dan juga untuk mendapatkan kepuasan dan
kenikmatan bagi anak maupun bagi pemberinya terutama ibu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mampu memahami dan mengerti asuhan keperawatan anorexia
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti seminar ini,ditujukan agar siswa mampu:
a. Menjelaskan Pengertian dari anorexia pada anak.
b. Menyebutkan dan menjelaskan Etiologi dari anorexia pada anak.
c. Menyebutkan Manifestasi Klinis dari anorexia pada anak.
d. Menyebutkan Dampak dari anorexia pada anak.
e. Menjelaskan Patofisiologi dari anorexia pada anak
f. Menyebutkan Pemeriksaan penunjang anorexia pada anak.
g. Menyebutkan dan menjelaskan Penatalaksanaan keperawatan anorexia pada anak.
h. Membuat dan melaksanakan asuhan keperawata anorxia pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anoreksia Nervosa /AN adalah sebuah gangguan makan yang ditandai
dengan kelaparan secara sukarela dan stres dari melakukan latihan. AN
merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan
komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya
ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT,[hingga disfungsi hati akut
pada tingkat lanjut. Anoreksia nervosa diartikan sebagai sebagai suatu gangguan
makan yang terutama menyerang wanita muda dan ditandai oleh penurunan berat
badan yang ekstrim dan disengaja oleh diri sendiri,. periode menstruasi yang tidak
stabil pada wanita yang telah puber Tanda-tanda Anoreksia Nervosa:Berat badan
turun secara drastic,Diet berkelanjutan,Ketakutan bertambah berat badan atau
menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya dibawah rata rata,Gejala yang tidak
semestinya pada bentuk/ berat badan dalam eveluasi diri,Sibuk menghitung kalori
makanan dan nutrisi,Lebih memilih makan sendirian,Latihan berlebih,Rambut
atau kuku pecah-pecah dan depresi. (Dona L wong, 2008).
Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang mengancam jiwa yang
ditandai dengan penolakan klien untuk mempertahankan berat badan normal ynag
minimal, gangguan persepsi yang bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh
atau menolak untuk mengakui bahwa ada masalah.(Sheila L. Videbeck, 2008)
Banyak penelitian yang beranggapan bahwa masalah yang mendasari lebih
bersifat psikologis daripada biologis, sebagian pakar mencurigai bahwa pengidap
anoreksia nervosa mungkin kecanduan opiate endongen yaitu bahan mirip morpin
yang diproduksi sendiri oleh tubuh yang diperkirakan dikeluarkan selama
kelaparan jangka panjang .(Sherwood, lauralee, 2001)
Ada 2 tipe anoreksia nervosa:
1. Tipe terbatas; individu dengan tipe ini mengindari makan berlebihan, mereka
biasanya menyediakan makan sendiri
2. Tipe binge; individu ini dapat makan dimana saja, akan tetapi selesai makan ia
akan segera memuntahkan makanannya di kamar mandi, menggunakan pencuci
perut atau memperlancar buangan kotoran.
Komplikasi medis gangguan makan atau anoreksia nervosa adalah
terganggunya gastro intestinal (penundaan pengosongan lambung, kembung,
kontipasi,nyeri abdomen, gas dan diare). Pada dermatologi timbul kulit pecah-
pecah karena dehidrasi,lanugo dan akrosianotis yaitu tangan dan kaki biru.(Sheila
L. Videbeck, 2008)
B. Epidemologi
Terjadinya anoreksia nervosa (AN) dan bulimia meningkat sejak 2 dekade
terakhir. Diperkirakan ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun, menderita
anoreksia nervosa. Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama
pada 14,5 tahun dan puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13
tahun . Peningkatan telah dilaporkan disemua Negara barat, sedangkan Negara
lain ada beberapa laporan yang sporadic. Perbandingan penderita wanita dengan
pria adalha 10:1. Pada mulanya dilaporkan hanya ada pada kelompok
sosioekonomi menengah keatas, namun sekarang AN juga ada pada golongan
sosioekonomi yang lebih rendah. AN telah didiagnosis pada berbagai etnik dan
ras. Bulimia lebih umum terjadi daripada AN. Meningkatnya insidens gangguan
makan yang berhubungan dengan AN dan bulimia berkaitan dengan latar
belakang keluarga
C. Prognosis
Anoreksia diperkirakan memiliki angka kematian tertinggi dari semua
gangguan jiwa, dengan mana saja 6-20% dari mereka yang didiagnosis dengan
gangguan akhirnya mati karena penyebab yang terkait. tingkat bunuh diri orang-
orang dengan anoreksia juga lebih tinggi dari itu dari populasi umum. Dalam
sebuah studi longitudinal wanita didiagnosis dengan DSM-IV baik anorexia
nervosa (n = 136) atau bulimia nervosa (n = 110) masing-masing yang dinilai
setiap 6 - 12 bulan selama 8 tahun berada di cukup risiko bunuh diri. Dokter
diperingatkan risiko sebagai 15% subyek melaporkan setidaknya satu usaha bunuh
diri. Telah dicatat bahwa secara signifikan lebih aneroxia (22,1%) dibandingkan
bulimia (10,9%) subyek membuat usaha bunuh diri.
D. Etiologi / penyebab
Etiologi gangguan tetap tidak jelas. Terdapat komponen pisikologis yang
jelas,dan diagnosis terutama didasarkan pada kriteria pisikologis dan prilaku
.Namun demikian, manisfestasi fisik anoreksia dapat mengarah pada
kemungkinan faktor-faktor organic pada etiologi.
Faktor predisposisi
1. Biologis
Diyakini ada hubungan keluarga dengan gangguan makan. Keturunan
pertama wanita pada orang yang mengalami gangguan makan beresiko tinggi
daripada populasi umum. Model biologis etiologi gangguan makan difokuskan
kepada pusat pengatur nafsu makan di hipotalamus, yang mengendalikan
mekanisme neurokimia khusus untuk makan dan kenyang. Serotonin dianggap
terlibat dalam patofisiologi gangguan makan walaupun model biologis ini masih
dalam tahap perkembangan.
Studi tentang anoreksia nervosa menunjukkan bahwa gangguan tersebut
cenderung terjadi dalam keluarga. Oleh karena itu, kerentanan genetic mungkin
muncul yang dipicu oleh diet yang tidak tepat atau stress emosional. Kerentanan
genetic ini mungkin muncul karena tipe kepribadian tertentu atau kerentaan umum
terhadap gangguan jiwa atau kerentanan genetic mungkin secara langsung
mencakup disfungsi hipotalamus.(Sheila L. Videbeck, 2008 )
2. Perkembangan
Anoreksia nervosa biasanya terjadi selama masa remaja dan diyakini
bahwa penyebabnya berhubungan dengan antara perkembangan pada tahap
kehidupan ini. Perjuangan untuk mengembangkan otonomi dan pembentukan
indentitas yang unik adalah 2 tugas yang penting. (Sheila L. Videbeck, 2008)
3. Lingkungan
Berbagai factor lingkungan dapat mempengaruhi individu untuk
mengalami gangguan makan. Riwayat terdahulu pasien mengalami gangguan
makan sering dipersulit oleh penyakit dalam dan bedah, kematian keluarga dan
lingkungan keluarga dengan konflik.
4. Psikologis
Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan makan menunjukkan
sekelompok gejala psikologis seperti rigiditas, ritual risme, kehati – hatian ,
perfectsionisme serta control infuse yang buruk.
5. Sosiokultural
Pada budaya yang menerima atau mengahargai kemontokkan, jarang
terjadi gangguan makan. Lingkungan sosiokultural pada remaja dan wanita muda
di Amerika Serikat juga sangat menekankan kelangsingan dan pengendalian
terhadap tubuh seseorang menjadi indicator untuk evaluasi diri. (Gail
w.stuart,2006). Di Amerika serikat kelebihan berat badan dianggap sebagai tanda
kemalasan, kurang control diri atau mendapatkan tubuh yang sempurna
disamakan dengan cantik. (Sheila L. Videbeck, 2008)
Aspek psikologis anoreksia nervosa yang mendominansi adalah keinginan
yang kuat untuk menguruskan berat badan dan takut gemuk, biasanya didahului
oleh periode 1 atau 2 tahun gangguan mood dan perubahan perilaku. Penurunan
berat badan biasanya dipicu oleh krisis yang khas pada remaja seperti awitan
menstruasi atau kecelakaan interpersonal traumatic yang memicu perilaku diet
yang serius dan berlanjut sampai tidak terkontrol.
Sering kali terdapat kesalahpahaman yang berlebihan terhadap
penyimpanan lemak normal yang merupakan karakteristik periode remaja awal ,
atau komentar orang lain bahwa remaja putri terlihat gemuk. Penurunan berat
badan mungkin merupakan respon terhadap sindiran atau pergantian sekolah atau
akan masuk kuliah. Remaja memasuki fase pertumbuhan pubertas ketika
akumulasi lemak biologis yang normal, terutama rentan untuk muncul. Tuntutan
dewasa ini untuk memiliki tubuh ramping merupakan faktor yang sangat penting.
Standar kecantikan ditunjukkan oleh tinggi badan, kerampingan, payudara yang
kecil seperti model – model yang ditampilkan oleh semua bentuk media.
Pada beberapa situasi remaja mengalami stress keluarga yang parah seperti
perpisahan atau perceraian orang tua. Pada kondisi ini atau lainnya remaja
mengalami kehilangan kontrol diri, keputusan untuk sabar atau tidak makan
menjadi sebuah area yang dapat melatih kontrol individu.( Dona L Wong,2008 )
Orang yang mengalami anoreksia sering kali tidak makan lebih dari 500 – 700
kalori dalam sehari dan mungkin mencerna sebanyak 200 kalori, namun mereka
merasa yang dimakan sudah cukup memadai untuk kebutuhan hidup mereka .
Beberapa indivu yang mengalami anoreksia mungkin tidak makan selama
seharian. Walaupun melakukan pembatasan, banyak penderita anoreksia
mengalami preokupasi atau terobsesi oleh makanan dan sering masak untuk
keluarga. Individu yang mengalami gangguan makan dapat melakukan berbagai
perilaku pengurasan termasuk latihan olahraga yang berlebihan. Menggunakan
diuretic yang diresepkan dan di jual bebas, pil diet, laksatif dan steroid. Banyak
pasien yang mencari bantuan untuk menangani gangguan makan juga mengalami
gangguan jiwa seperti depresi , gangguan obsesif – komflusif dan gangguan
kepribadian.
Keterlibatan faktor kepribadian dinyatakan oleh fakta bahwa penderita
anoreksia cenderung wanita tertentu, muda, berkulit putih dan dari keluarga yang
bergerak ke atas yang menekankan pada pencapaian. Jenis latar belakang ini
menyebabkan tuntutan dan harapan keluarga yang menimbulkan stres, dan dalam
konteks ini, penolakan wanita untuk makan mungkin tanpaknya (tanpa disadari)
sebagai cara menunjukan kendali. Kemungkinan lain yang lebih jarang disebutkan
adalah penderita anoreksia mewakili kenakalan seksualitas. Selain tidak
mengalami menstruasi, wanita mengalami underweight parah tidak memilki
karakteristik seksual lain, seperti feminin yang sesunguhnya
E. Manifestasi klinis
1. Gangguan tidur timbul pada beberapa penderita anoreksia dan terdapat gerakan
mata yang cepat, seperti yang sering terdapat pada penderita depresi. Masalah
pada pengaturan suhu , khususnya hipotermia.
2. Tidak mau makan dengan sengaja karena ketakutan yang berlebihan akan
kenaikan berat badan.
3. Pengidap memiliki Body Mass Index kurang dari 18,5.
4. Terganggunya siklus menstruasi.
5. Cenderung tidak mengakui bahwa ia mengidap anoreksia karena ia merasa dapat
mengontrol keadaan dengan kemampuannya mengatakan tidak pada makanan.
6. Gangguan pada hipotalamik-pituitary-ovarian axis dimanifestasikan dengan
amenorea yang berkaitan dengan pola tidak matang dari sekresi hormon
luteinizing.
7. Adanya disfungsi hypothalamic- pituitary-adrenal axis dibuktikan dengan antara
lain dengan meningkatnya kortisol, hilangnya variasi diurnal pada sekresi kortisol
, dan kegagalan deksametason untuk menekannya.
8. Peningkatan area nitrogen pada darah dapat timbul sebagai akibat dehidrasi dan
penurunan kecepatan penyaringan glomerulus, namun kadar yang normal dapat
ditemukan pada keadaan serupa karena rendahnya pemasukan protein pada
penderita dehidrasi.
9. Konstipasi merupakan komlikasi masalah motilitas yang sangat sering terjadi
pada penderita AN.
10. Penderita AN tampaknya sangat resisten terhadap inspeksi.
11. Kulit penderita AN kering dan sering tampak rambut lanugo.
12. Pada fase pemberian makan kembali sering kerontokan rambut
F. Komplikasi
1. Berat badan jauh dibawah normal.
2. Anggapan yang selalu buruk tentang bentuk badannya sendiri.
3. Perubahan menstruasi sampai akhirnya tidak menstruasi.
4. Detak jantung tidak teratur.
5. Gangguan fungsi hati, sistem cardiovascular dan organ dalam lainnya.
6. Terjadinya pelemahan otot dan disfungsi sistem imun.
7. Ketidakseimbangan hormon.
8. Terganggunya proses pertumbuhan tubuh.
9. Osteoporosis.
10. Kematian.
G. Cara mengetahui status gizi
1. Mengukur tinggi badan dan berat badan, lalu membandingkannya dengan tabel
standar.
2. Menghitung indeks massa tubuh (BMI, Body Mass Index), yaitu berat badan
(dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh
antara 20-50 dianggap normal untuk pria dan wanita.
3. Mengukur ketebalan lipatan kulit.
Lipatan kulit di lengan atas sebelah belakang (lipatan trisep) ditarik menjauhi
lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya dapat diukur, biasanya dengan
menggunakan jangka lengkung (kaliper).Lemak dibawah kulit banyaknya adalah
50% dari lemak tubuh.Lipatan lemak normal adalah sekitar 1,25 cm pada laki-laki
dan sekitar 2,5 cm pada wanita.
4. Status gizi juga bisa diperoleh dengan mengukur lingkar lengan atas untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (Lean Body Mass, massa tubuh
yang tidak berlemak).
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk penderita gangguan makan
meliputi pemeriksaan tanda vital, mengukur tinggi dan berat badan penderita dan
pemeriksaan status pubertas. Kelainan yang didapat pada pemeriksaan fisik
berupa kehilangan berat badan yang nyata, bradikardi, hipotensi postural,
hipotermi, penipisan email akibat tumpahan asam lambung, luka pada anus akibat
penggunaan pencahar yang berlebihan, kulit dan bibir kering akibat dehidrasi.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain darah rutin, kadar
elektrolit, kadar kalsium dan fosfat serum, pemeriksaan fungsi hati dan tiroid.
Pemeriksaanelektrokardiografi dilakukan bila ada gangguan fungsi jantung atau
mendapat pengobatan antidepresan.
Foto rontgen dapat membantu menentukan densitas tulang dan keadaan
dari jantung dan paru-paru, juga bisa menemukan kelainan saluran pencernaan
yang disebabkan oleh malnutrisi.
I. Terapi Pengobatan/Treatment
Treatment untuk anoreksia nervosa dilakukan dengan 3 tahap;
1. Mengembalikan berat badan kembali normal.
Dilakukan program diet ulang yang sehat untuk mengembalikan berat
badan kembali normal, pada pasien tertentu kadang diperlukan perawatan di
rumah sakit. Check kesehatan akan dilakukan untuk melihat pelbagai
kemungkinan komplikasi yang muncul.
2. Terapi psikologi
Terapi ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa percaya diri,
menghilangkan cara pandang yang salah terhadap citra tubuh, meningkatkan
penghargaan diri dan mengatasi konflik interpersonal. Terapi yang dilakukan
biasanya dipilih CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dianggap paling efektif
dalam mengembalikan kepercayaan diri, dan mencegah timbulnya pikiran dan
perilaku gangguan makan kembali.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anoreksia nervosa adalah salah satu gangguan makan yang paling banyak
terjadi pada anak gadis remaja dan wanita muda dan disebabkan oleh berbagai
faktor seperti biologi, sosial dan psikososial.Diperlukan terapi yang menyeluruh
dalam penatalaksanaan anoreksia nervosa termasuk didalamnya hospitalisasi,
psikoterapi dan terapi biologis.Tanda dan gejala yang sering timbul pada penyakit
ini adalah Berat badan turun secara drastic,diet berkelanjutan,Ketakutan
bertambah berat badan atau menjadi gemuk, bahkan ketika berat badannya
dibawah rata rata,Gejala yang tidak semestinya pada bentuk/ berat badan dalam
evaluasi diri,Sibuk menghitung kalori makanan dan nutrisi,Lebih memilih makan
sendirian,Latihan berlebih,selain itu penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
B. Saran
siswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab,
epidemilogi, penatalaksanaan Anoreksia Nervosa, dan anatomi dari sistem
percernaan yang menjadi target dari Anoreksia Nervosa agar dalam menjalankan
proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi
dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal
pada klien Anoreksia Nervosa. Selain itu siswa juga dapat memperbanyak ilmu
dengan mengunjungi seminar dan membaca dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Chandrasoma,Parakrama.2005.Ringkasan Patologi Anatomi edisi 2. Jakarta: EGC
Darmawan, Bambang. 2007.gangguan penolakan makan(anoreksia nervosa) Diunduh
di:http://mediacastore.com/penyakit/67/anoreksia nervosa.html.27 1 November
2010. pukul: 19.00 WIB
Gail,W,Stuart.2006. Buku saku keperawatan jiwa edisi 5. Jakarta:EGC
Nelson.1999.Ilmu Kesehatan Anak edisi 1. Jakarta: EGC
Sherwood, lauralee.2001. fisiologi manusia: dari sel ke system.Jakarta :EGC
Videbeck, Sheila L. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta:EGC.
Wong,Dona,L.2008.Masalah Kesehatan Anak usia sekolah dan remaja.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai