Anda di halaman 1dari 13

MUNTAH

DEFINISI

Regurgitasi adalah
Muntah adalah
aliran balik isi
pengeluaran isi
lambung dari mulut
lambung dengan
tanpa ada usaha yang
kontraksi otot perut.
terlihat oleh anak
Fase Retching
Pada fase retching terjadi Tekanan intratoraks Keadaan ini menyebabkan
inspirasi dengan gerakan negatif dan pada saat yang Fundus mengalami
otot napas spasmodik yang sama terjadi pula dilatasi, sedangkan antrum
diikuti dengan penutupan konstraksi otot perut dan dan pilorus mengalami
glottis. diafragma. kontraksi.

Sfingter esofagus bagian


bawah membuka tetapi
sfingter bagian atas masih
menutup.
Fase Muntah
Fase muntah ditandai Sfingter esofagus bagian
Diafragma berelaksasi,
dengan adanya isi atas berelaksasi, yang
tekanan dada berubah
lambung yang mungkin disebabkan oleh
dari negatif menjadi
dikeluarkan melalui peningkatan tekanan
positif
mulut. Pada kondisi ini, intraluminal esofagus

Sfingter esofagus bagian


bawah membuka tetapi
sfingter bagian atas masih
menutup.
ETIOLOGI
gangguan saluran gangguan telinga
cerna (infeksi, bagian dalam
iritasi makanan, (vertigo dan mabuk
trauma) perjalanan),

gangguan sistem
saraf pusat (trauma, makan berlebihan
infeksi),
MANIFESTASI KLINIS
Muntah pada anak yang terkena infeksi biasanya disertai gejala lain, seperti demam, mual, sakit perut, atau
diare.
Muntah yang disebabkan oleh demam lebih mungkin disebabkan oleh infeksi bakteri daripada virus atau
parasit.
Penyakit peptik harus dipertimbangkan jika muntah terjadi segera setelah makan.
Muntah berulang, non-bilier, proyektil pada bayi mungkin merupakan tanda obstruksi gastrointestinal, atau
suatu stenosis pilorus.
Penyakit ini biasanya digolongkan dalam kelompok penyakit lambung akut :
(1) nyeri perut yang terjadi sebelum muntah dan/atau berlangsung lebih dari 3 jam,
(2) muntah bercampur empedu, dan
(3) nyeri perut disertai pembengkakan.
Anamnesis
riwayat muntah, yaitu
Waktu mual dan muntah frekuensi muntah,
usia anak dan waktu
bisa akut, kronis atau amunisi atau tidak,
terjadinya mual atau
siklus warna dan isi muntahan
muntah.

.Gejala penyerta lainnya


yang perlu ditanyakan
adalah demam, buang air
besar, atau penurunan
berat badan.
Pemeriksaan Fisik

Pada pasien disertai


Pemeriksaan abdomen 
dengan penurunan
Pada obstruksi, abdomen
kesadaran, dapat dicurigai
dapat distensi, dijumpai
peningkatan intrakranial,
suara borboritmi atau
syok metabolik atau karena
defans muskular.
overdosis.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan laboratorium
dan radiologis untuk mencari etiologi muntah. Pemeriksaan darah dan
urin dapat dilakukan untuk mencari sumber infeksi.
TATALAKSANA
sedangkan tindakan Antiemetik tidak rutin
Terapi utama untuk suportif diperlukan untuk digunakan pada anak,
muntah adalah mencari mencegah penyakit hanya pada anak yang
dan mengobati menjadi lebih parah dan menolak minum setelah
penyebabnya, untuk mengobati muntah atau muntah lebih
komplikasi yang muncul dari 24 jam,

Pemilihan golongan obat


ini tergantung dari
patofisiologi muntah yang
terjadi.
Pemilihan Obat
• Obat antikolinergik (misalnya skopolamin), antihistamin (hyoscine hydrobromide, promethazine)  Mabuk
perjalanan dikaitkan dengan gangguan sistem vestibular,

• Kelas antagonis reseptor serotonin yang bekerja pada CTZ (ondansetron)  kasus yang menerima kemoterapi
dan radioterapi.

• Domperidone banyak digunakan sebagai antiemetik karena efeknya yang menguntungkan dan sedikit efek
samping. Obat ini memblokir reseptor dopamin di CTZ, termasuk reseptor dopamin perifer (gastrointestinal).
Dosis yang dianjurkan untuk anak-anak adalah 0,2-0,4 mg/kg/hari secara oral.
KOMPLIKASI
Kekurangan cairan dan elektrolit,
Aspirasi isi lambung
Malnutrisi dan gagal tumbuh
Sindrom Mallory-Weiss (pecahnya epitel junctional saluran pencernaan karena muntah berulang)
Sindrom Boerhaven (pecahnya kerongkongan)
Penyakit tukak lambung
Esophagitis.
DAFTAR PUSTAKA
 
1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi.Jakarta:IDAI. 2011.p.141-52.
2. Asim M., Chris AL. Major Symptoms and Signs of Digestive Tract Disorders in: Nelson Textbook of
Pediatrics Volume 2.New york:Elsevier.2020.p.1934-8
3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis di Indonesia Jilid II. Jakarta:IDAI.2011.p.184-
8.
4. Anthony LK. Postoperative Nausea and Vomiting in Pediatric Patients. 2020. (Accessed on February 15th
2023). Available from: https://link.springer.com/article/10.1007/s40272-020-00424-0
5. Putra Handre, Jurnalis YD, Sayoeti Yorva. Tatalaksana Medikamentosa pada Penyakit Saluran Cerna.
2019. (Accessed on February 15th 2023). Available from:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1019

Anda mungkin juga menyukai