Anda di halaman 1dari 16

Referat Tumbuh Kembang Dan Pediatrik Sosial Kepada Yth:

Asviandri Bapak/Ibu/Sdr/I Dr…………………………


Padang Tanggal : 29 Desember 2011

GAGAL TUMBUH ( FAILURE TO THRIVE)

Pendahuluan
Gagal tumbuh merupakan keadaan yang sering dijumpai dalam praktek sehari-hari.
Sebagian besar anak gagal tumbuh tidak teridentifikasi, sehingga diperlukan pemeriksaan yang
teliti dengan menggunakan parameter pertumbuhan secara rutin.1 Gagal tumbuh bukanlah
suatu diagnosis atau penyakit. 2,3 Gagal tumbuh merupakan suatu muara dari berbagai masalah
medis, psikososial, dan lingkungan yang menyebabkan buruknya pertumbuhan pada anak. 2
Namun sampai saat ini belum terdapat konsensus tentang definisi gagal tumbuh ini. 4,5
Kejadian gagal tumbuh lebih banyak terjadi di negara yang belum atau sedang
berkembang dibandingkan dengan negara yang sudah maju. Gagal tumbuh dapat terjadi pada
semua kelas sosio ekonomi, walaupun lebih sering terjadi pada keluarga yang hidup dalam
kemiskinan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa insiden gagal tumbuh meningkat pada
anak yang sedang dalam pengobatan, tinggal di daerah rural, dan yang tidak mempunyai
rumah.6,7
Anak dengan gagal tumbuh dapat timbul risiko di kemudian hari seperti masalah tingkah
laku, short stature dan keterlambatan perkembangan. Menemukan anak dengan gagal tumbuh
dan intervensi dini menjadi penting untuk mencegah timbulnya malnutrisi dan gangguan
perkembangan nantinya.1
Definisi
Sampai saat ini belum ada konsensus atau kesepakatan mengenai definisi failure to
thrive atau gagal tumbuh.5 Krugman mendefinisikan gagal tumbuh adalah pertumbuhan fisik
yang tidak adekuat selama pengamatan dalam suatu periode dengan menggunakan grafik
pertumbuhan.1 Rabinowitz mendefinisikan gagal tumbuh adalah penghentian yang bermakna
dari pertumbuhan yang diharapkan selama masa anak. 6 Sedangkan Gahagan membatasi gagal
tumbuh terjadi pada bayi dan anak dibawah tiga tahun. 2 Block dan Blair mengatakan bahwa

1
gagal tumbuh adalah pencapaian pertumbuhan yang terhenti lama secara signifikan
8,9
dibandingkan dengan anak seumur dan sejenis kelamin. Bauchner dan Olsen menambahkan
bahwa gagal tumbuh yaitu bayi atau anak yang pertumbuhan fisiknya berkurang secara
signifikan dibandingkan dengan anak seusianya, dan dapat berhubungan dengan
perkembangan dan fungsi kognitif yang buruk.10,11 Sedangkan Corales dalam buku Manual of
Pediatric Nutrition mengatakan bahwa gagal tumbuh adalah .12 Schwartz menyarankan definisi
gagal tumbuh lebih menegaskan penurunan pertumbuhan (dalam tinggi dan berat badan)
mencakup bayi dan anak dan termasuk perkembangan dan psikososial. 4
Epidemiologi
Gagal tumbuh dapat terjadi pada semua kelas sosio ekonomi, walaupun lebih sering
terjadi pada keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
insiden gagal tumbuh meningkat pada anak yang sedang dalam pengobatan, tinggal di daerah
rural, dan yang tidak mempunyai rumah. 6,7 Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Avon
Longitudinal Study of Parent and Children (ALSPAC) yang dilakukan di Inggris, menemukan tidak
ada hubungan kejadian gagal tumbuh dengan factor sosioekonomi, tingkat pendidikan orang
tua dan pekerjaan orangtua.9,13
Kejadian gagal tumbuh lebih banyak terjadi di negara yang belum atau sedang
berkembang dibandingkan dengan negara yang sudah maju. Amerika Serikat pada tahun 1980-
1989 prevalensi gagal tumbuh mencapai 1-5% dari seluruh anak usia dibawah 1 tahun yang
dirawat di rumah sakit rujukan dan diperkirakan 10% anak di pusat kesehatan primer
6,7
memperlihatkan gejala gagal tumbuh. penelitian yang dilakuka Mei dan kawan-kawan pada
anak sampai usia 60 bulan di California didapatkan dari 10844 anak, 20% mengalami gagal
tumbuh berdasarkan grafik tinggi badan menurut umur dan 6% berdasarkan grafik berat badan
menurut umur.14
Sedangkan di Indonesia angka kejadian gagal tumbuh belum ada. Data yang ada adalah
data gizi kurang, prevalensi gizi kurang pada periode 1989-1999 menurun dari 29.5% menjadi
27.5% atau rata-rata terjadi penurunan 0.40% per tahun, namun pada periode 2000-2005
terjadi peningkatan prevalensi gizi kurang dari 24.6% menjadi 28.0%. 15

2
Etiologi dan klasifikasi
Gagal tumbuh dapat disebabkan oleh berbagai factor, namun penyebab utamanya
adalah defisiensi nutrisi.8 Etiologi dapat diklasifikasikan menurut sistem, organik atau non
organik dan patofisiologi.
Tabel 1. Etiologi berdasarkan system10

Psikososial

 Diet yang tidak adekuat karena kemiskinan/kekurangan makanan, salah dalam mempersiapkan makanan
 Rendahnya pendidikan orangtua
 Masalah hubungan orangtua dan anak
 Food refusal
 Ruminasi
 Masalah kesehatan mental dan kognitif orangtua
 Child abuse/neglet, penyimpangan emosional
Neurologi

 Serebral palsi
 Tumor hipotalamus
 Kelainan neuromuscular
 Kelainan neurodegeneratif
Ginjal

 Infeksi saluran kemih


 Renal tubular acidosis
 Gagal ginjal
Endokrin

 Diabetes mellitus
 Diabetes incipidus
 Hipotiroid/hipertiroid
 Defisiensi hormone pertumbuhan
Genetic/metabolic/congenital

 Penyakit sel sabit


 Penyakit metabolic bawaan
 Dysplasia skeletal
 Kelainan kromosom
 Sindrom multiple congenital anomaly
Gastrointestinal

 Stenosis pylorus
 GERD
 Tracheoesofageal fistula
 Malrotasi
 Sindrom malabsorpsi
 Celiac disease
 Intoleran lactose dan protein
 Sistik fibrosis

3
 Kolestasis kronik
 Inflammatory bowel disease
 Short bowel syndrome
 Hirschprung disease
 Alergi makanan
Jantung

 Kelainan jantung bawaan


 Gagal jantung
Pulmonary/respiratori

 Asma berat
 Bronkoekstasi
 Gagal nafas
 Bronkopulmanari dysplasia
Infeksi

 Infeksi kronis
 Infeksi parasit
 Tuberculosis
 HIV

Tabel 2. Etiologi gagal tumbuh berdasarkan organik dan nonorganik 1

Nonorganic

 Gangguan hubungan ibu dan anak


 Pembuatan susu formula yang salah
 Gagal menyusui
 Intake kurang
 Terlambat mengenalkan makanan padat
 Intoleransi terhadap makanan baru
 Tekanan Psikososial
Organic

 IUGR
 Kelainan congenital
 Alergi susu sapi
 Penyakit seliak
 HIV
 Sistik fibrosis
 Penyakit jantung bawaan
 GERD
 Kelainan metabolic kromosom

Tabel 3. Etiologi gagal tumbuh berdasarkan patofisiologi

Asupan kalori yang kurang

 Pembuatan formula yang tidak tepat

4
 Kebiasaan makanan yang salah
 Gangguan tingkah laku yang mempengaruhi makan
 Anak terlantar
 Kemiskinan
 Terganggunya hubungan orang tua dan anak
 Kesulitan makan secara mekanik ( disfungsi oromotor, anomaly congenital, GERD, kerusakan susunan
saraf pusat)
Gangguan penyerapan

 Celiac disease, cystic fibrosis


 Alergi susu sapi
 Defisiensi vitamin atau mineral
 Atresia bilier atau penyakit hati
 Necrotizing enterocolitis , short gut syndrome
Meningkatnya metabolism

 Hipertiroid
 Infeksi kronis (HIV,keganasan, penyakit ginjal)
 Hipoksemia (penyakit jantung bawaan, penyakit paru kronik)
Gangguan penggunaan zat gizi

 Abnormalitas genetic
 Infeksi congenital
 Kelainan metabolic

Penilaian anak gagal tumbuh


Dalam menilai anak dengan gagal tumbuh diperlukan anamnesis yang menyeluruh,
pemeriksaan fisik yang komplit, penilaian hubungan orang tua atau pengasuh dengan anak dan
pemeriksaan laboratorium atas indikasi.1,8,16

1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap meliputi riwayat prenatal, kelahiran, riwayat diet, pola makan
dan kebiasaan makan, riwayat medis, sosial saat ini dan yang lalu, serta riwayat keluarga.
Riwayat prenatal meliputi semua informasi yang berkaitan dengan kebiasaan ibu
mengkonsumsi alkohol, merokok, mengkonsumsi obat tertentu dan penyakit selama
kehamilan. Riwayat persalinan meliputi cara lahir, perawatan setelah lahir, komplikasi yang
timbul seperti sepsis, meningitis atau penyakit lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak.1,6
Riwayat diet harus menjelaskan sedetail mungkin apa yang dimakan atau diminum
bayi/anak selama 24 jam, bagaimana cara menyiapkan makanan, jenis makanan, volume

5
makanan, frekwensi makan, dan sebagainya untuk menilai apakah anak mendapatkan asupan
energy yang ade kuat. Jika sulit mendapatkan riwayat diet ini, maka dapat dilakukan three day
food diary yang diperoleh dari anamnesis selama 3 hari. Berdasarkan cara ini dapat dinilai
jumlah dan kualitas asupan nutrisi.riwayat pemberian makan juga menjelaskan jadwal makan,
siapa yang memberi makan dan cara pemberian makan. Riwayat medis sebelum dan saat ini
meliputi riwayat kelahiran, penyakit akut dan kronik yang diderita, riwayat perawatan di rumah
sakit, pola defikasi, gejala saluran cerna seperti muntah, refluks dan sebagainya. 3,6
Riwayat sosial meliputi jumlah anggota keluarga, siapa yang merawat anak, kondisi
social ekonomi, kebiasaan orang tua seperti minum alcohol dan sebagainya. Riwayat keluarga
meliputi apakah ada keluarga yang mengalami keadaan serupa. Penyakit mental dan lain
sebagainya.1,3,6
2. Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan fisik menyeluruh sangat diperlukan dengan tujuan:1

a. Menemukan gangguan/bentuk dismorfik dengan kemungkinan faktor genetik


sebagai penyebab gangguan pertumbuhan.
b. Menemukan penyakit dasar yang mempengaruhi pertumbuhan
c. Melihat tanda-tanda adanya kekerasan pada anak.
d. Menilai berat badan anak dan efek yang ditimbulkan akibat malnutrisi.

Pengukuran antropometri seperti berat badan, tinggi badan dan lingkaran kepala harus
dilakukan dengan memplotnya pada kurva pertumbuhan karena kriteria diagnosis gagal
tumbuh berdasarkan grafik pertumbuhan, walaupun pengukuran berat badan saja masih
merupakan alat diagnostik untuk menilai gagal tumbuh pada anak. 17
Tanda vital biasanya dalam batas normal, pencatatan tekanan darah, pernafasan,
tekanan nadi saturasi oksigen dalam beberapa kondisi klinis tertentu. Kelainan structural atau
anatomi yang dapat mengganggu pemberian makan harus diperiksa, anak dengan celah pada
bibir dan palatumnya mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terjadi gagal tumbuh, begitu
juga kelainan anatomi ringan seperti adanya caries dentis, abses rongga mulut, pembesaran
tonsil dan adenoid dapat mempengaruhi intake makanan. 4 Beberapa keadaan dapat ditemukan

6
pada anak dengan gagal tumbuh antara lain edema, kurus, hepatomegali, perubahan pada
kulit, warna rambut, perubahan status mental dan tanda-tanda defisiensi vitamin.4,6

3. Interaksi anak dengan orang tua


Gagal tumbuh dapat melibatkan faktor psikososial meliputi hubungan antara orang tua
dan anak. Dengan memperhatikan interaksi keduanya terutama waktu makan, mungkin dapat
memberikan informasi tentang etiologi gagal tumbuh. Disini akan terlihat kemampuan orangtua
menangkap isyarat dari anak, respon anak, cara orangtua bersikap terhadap anaknya, sehingga
akan didapat gambaran hubungan orangtua dengan dan anak yang akan menjadi kunci untuk
memulai intervensi.6
Interaksi orangtua dengan anaknya dapat juga diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan langsung serta melalui tenaga kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan
keluarga tersebut.4 Adanya faktor psikososial dalam hal ini memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut termasuk kondisi ekonomi keluarga, hubungan social kemasyarakatan dan pemeriksaan
kesehatan mental. Kadang beberapa kasus diperlukan konsultasi dengan psikolog, pekerja
social dan bahkan psikiater. Adanya tanda kekerasan pada anak jelas akan memerlukan
perhatian lebih, bahkan dapat melibatkan pelayanan perlindungan anak. 6 Cara atau sikap ibu
dalam memberikan makan yang tidak baik pada anak juga merupakan faktor risiko untuk
terjadinya gagal tumbuh.18,19
4. Kurva pertumbuhan
Kurva pertumbuhan merupakan alat pemeriksaan yang sangat penting dalam menilai
anak gagal tumbuh. Memproyeksikan berat badan, panjang/tinggi badan dan lingkaran kepala
secara serial akan memperlihatkan perubahan yang dinamis terhadap ketiga ukuran tersebut.
Pertumbuhan yang normal akan mengikuti kurva persentil sesuai yang diharapkan. Dengan
memperhatikan kurva pertumbuhan akan dapat diamati dengan tepat kapan terjadi gangguan
pertumbuhan.2,6 Kriteria diagnostik gagal tumbuh11,20
a. Berat badan <75% dari median berat badan sesuai umur kronologik (kriteria Gomez) atau;
b. Berat badan <80% dari berat badan menurut tinggi (kriteria Waterlow) atau ;
c. BMI umur kronologi < persentil 5 atau;
d. Berat menurut umur kronologi < persentil 5 atau;

7
e. Tinggi menurut umur kronologi < persentil 5 atau;
f. Penurunan berat badan menyeberangi lebih dari 2 garis persentil mayor.

Dari semua kriteria diatas belum ada kesepakatan para ahli mana yang ideal untuk menilai
gagal tumbuh. Penelitian yang dilakukan oleh Olsen dan kawan kawan menyimpulkan tidak ada
satu kriteria yang ideal untuk menilai gagal tumbuh.11

8
Gambar 1. Contoh grafik anak dengan gagal tumbuh karena pemberian makan yang salah dan
penyakit celiac 2

9
Gambar 2. Contoh grafik anak gagal tumbuh anorganik

10
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan ditentukan berdasarkan hasil temuan dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada pemeriksaan laboratorium khusus untuk semua
anak dengan gagal tumbuh, karena banyak anak dengan gagal tumbuh tidak mempunyai
kelainan laboratorium.1,6 Pemeriksaan labor yang dilakukan pada anak dengan gagal tumbuh
untuk skrining awal meliputi darah tepi lengkap, urinalisis, kultur urin, elektrolit, ureum
kreatinin, kalsium, faal hepar, termasuk albumin dan globulin. 6 Pemeriksaan lain dilakukan atas
indikasi seperti skrining untuk HIV, uji fungsi tiroid, imunoglobuln, uji mantoux, rontgen foto,
bone age dan lain-lain.6
6. Penilaian perkembangan
Penilaian perkembangan juga seharusnya dilakukan untuk deteksi dini keterlambatan
perkembangan pada anak gagal tumbuh. Penelitian dari Case Western Reserve, terhadap anak
dengan gagal tumbuh didapatkan rata-rata IQ 85,4 + 15, 11,5% mempunyai beberapa
keterlambatan perkembangan dan 18% mempunyai nilai sekolah yang rendah. 4

Gambar 3. Algoritma penilaian gagal tumbuh3

11
Penatalaksanaan
Penatalaksana an gagal tumbuh memerlukan pemahaman terhadap semua faktor yang
berperan dalam proses pertumbuhan anak termasuk kondisi kesehatan dan gizi anak,
permasalahan dalam keluarga dan hubungan orang tua-anak. 10 Tatalaksana ini harus segera
dimulai bahkan sebelum pemeriksaan lengkap. Seiring dengan pengumpulan informasi,
pemeriksaan fisik lengkap, pemeriksaan laboratorium, radiologi, atau evaluasi psikososial,
edukasi tentang gizi yang adekuat harus diberikan, intervensi gizi dan pemberian makan dimulai
pada kunjungan pertama.2,21
Hal pertama yang menjadi patokan dalam penatalaksanaan gagal tumbuh adalah
mengidentifikasi penyakit dasar dan pengobatannya. Jika ditemukan penyakit yang berat
seperti gangguan elektrolit dan dehidrasi harus diatasi segera, bahkan kalau diperlukan anak
harus segera dirawat di rumah sakit. 1,2
Tahapan yang dapat ditempuh dalam penatalaksanaan anak dengan gagal tumbuh
adalah sebagai berikut :

1. Penatalaksanaan pemberian makan


Sebagian besar kasus gagal tumbuh dapat diatasi hanya dengan intervensi gizi dan
modifikasi pola makan. Dua hal prinsip yang dipegang dalam tata laksana gagal tumbuh tanpa
memandang penyebabnya adalah diet kalori tinggi untuk mengejar ketertinggalan
pertumbuhan dan pemantauan yang ketat. Anak dengan gagal tumbuh memerlukan asupan
kalori lebih besar 150% dari asupan kalori harian yang direkomendasikan berdasarkan berat
badan yang diharapkan, bukan berat badan saat ini. 1 Corrales dalam buku Manual of Pediatric
Nutrition, menganjurkan estimasi kebutuan kalori untuk catch up pertumbuhan pada gagal
tumbuh dengan menggunakan rumus:12
RDA x BB ideal menurut tinggi (kg) sampai RDA x BB ideal menurut umur (kg)
Berat badan aktual (kg) Berat Badan aktual (kg)

atau

120 kcal/kg x BB ideal menurut tinggi

Berat badan aktual

12
Pada bayi hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan asupan kalori dengan
menambahkan konsentrasi susu formula. Penambahan kalori pada anak prasekolah dapat
dilakukan dengan cara penambahan bahan seperti keju, roti atau kacang dalam menu sehari-
hari. Pemberian multi vitamin akan memberikan anak vitamin dalam jumlah minimal yang di
butuhkan oleh tubuh. Anak yang tidak respon dengan pendekatan ini memerlukan penelusuran
lebih lanjut.1-3
2. Pendekatan multi disiplin
Konsultasi dengan ahli gizi diperlukan untuk mengatasi timbulnya malnutrisi,
memperkirakan asupan kalori yang diperlukan dan menentukan ben
tuk diet yang tepat dan berkalori tinggi. Masalah emosional ibu, keluarga dan anak dengan
psikiater akan membantu mengatasi masalah tersebut.22 Dukungan pekerja sosial, ahi spiritual
dan masyarakat sekitar juga diperlukan.1
3. Perawatan di rumah sakit
Perawatan di rumah sakit pada anak gagal tumbuh jarang diperlukan, kebanyakan rawat
jalan. Perawatan rumah sakit diperlukan bila tata laksana rawat jalan gagal dalam mengatasi
keadaan ini.2 Anak dengan gagal tumbuh harus dirawat di rumah sakit bila keadaan ini terus
terjadi walaupun optimalisasi dukungan masyarakat seperti perawatan kesehatan masyarakat,
ahli gizi masyarakat, pekerja sosial, tokoh agama, pemuka agama, dan sebagainya telah
diberikan. Pasien juga dianjurkan untuk dirawat bila kondisi anak atau orang yang mengasuh
atau keluarga tidak dapat memberikan perawatan yang tepat atau mungkin malah
membahayakan keselamatan anak. 6

Tujuan perawatan anak gagal tumbuh dirumah sakit adalah:

a. Mengamati kebiasan makan anak dan hubungan orang tua dan anak
b. Melihat apakah berat badan anak dapat kembali normal bila mendapatkan asupan
yang cukup atau dijauhkan dari keluarga.
c. Memutuskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan sesuai indikasi

13
Gambar 4. Alur management gagal tumbuh23

Prognosis

Anak dengan gagal tumbuh berisiko untuk terjadinya perawatan pendek, gangguan
tingkah laku, keterlambatan perkembangan dan gangguan kognitif atau intelegenscia quotion
yang rendamakin kecil terjadinya gagal tumbuh semakin besar kemungkinan timbulnya risiko.
Untuk mencegah hal tersebut, dipewrlukan pengenalan yan lebih awal dan tata laksana sedini
mungkin. Sehingga diharapkan dapat outcome yang lebih baik.1,6,24

Kesimpulan

Konsensus tentang definisi gagal tumbuh belum ada. Gagal tumbuh bisa disebabkan
oleh penyebab organik dan non organik arau kombinasi keduanya. Dalam menilai anak dengan
gagal tumbuh diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik yang teliti dan hubungan orang tua dan
anak serta pemeriksaan penunjang atas indikasi. Deteksi dan tata laksana dini akan
mempengaruhi prognosis anak dengan gagal tumbuh.

14
1. Krugman SD, Dubowitz H. Failure to Thrive. American Family Physician 2003;68:879-83.
2. Gahagan S. Failure to Thrive : A Consequence of Undernutrition. Pediatrics in Review
2006;27:e1-e11.
3. Zenel JA. Failure to Thrive : A General Pediatrician's Perspective. Pediatrics in Review
1997;18:371-8.
4. Schwartz ID. Failure To Thrive: An Old Nemesis in the New Millennium. Pediatrics in Review
2000;21:257.
5. Spencer NJ. Failure to Think about Failure to Thrive. Arch Dis Child 2007;92:95-6.
6. Rabinowitz SS, Katturupalli M. Failure to Thrive. eMedicine Pediatrics 2010:1-16.
7. Bithoney WG, Dubowitz H, Egan H. Failure to Thrive/Growth Deficiency. Pediatrics in Review
1992;13:453-9.
8. Block RW, Krebs NF. Failure to Thrive as a Manifestation of Child Neglect. Pediatrics
2005;116:1234-7.
9. Blair P, Drewett R, Emmett P, Ness A, Emond A. Family, socioeconomic and prenatal factors

associated with failure to thrive in the Avon

Longitudinal Study of Parents and Children

(ALSPAC). International Journal of Epidemiology 2004;33:839–47.


10. Bauchner H. Failure to Thrive. In: Behrman, Kliegman, Jenson, eds. Nelson Textbook of
Pediatrics. 18 ed. Philadelphia: WB Saunders; 2007:184-7.
11. Olsen EM, Petersen J, Skovgaard AM, Weilee B, Jorgensen T, Wright CM. Failure to Thrive: the
prevalence and concurrence of anthropometric criteria in a general infant population. Arch Dis
Child 2007;92:109=14.
12. Corrales KM, Hangen JP. Growth Failure. In: Hendricks, Duggan, Walker, eds. Manual of Pediatric
Nutrition Book. 3 ed. Philladelphia: B.C. Decker; 2000:414-25.
13. Sullivan PB. Commentary: The Epidemiology of Failure to Thrive in Infant. International Journal
of Epidemiology 2004;33:847-8.
14. Mei Z, Grummer-Strawn LM, Thompson D, Dietz WH. Shifts in Percentiles of Growth During Early
Childhood: Analysis of

Longitudinal Data From the California Child Health

and Development Study. Pediatrics 2004;113:e617-e27.


15. SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD)

KLB-GIZI BURUK. DEPARTEMEN KESEHATAN RI 2008.


16. Stephens MB, Kendall SK. What is the clinical workup for failure to thrive? The Journal of Family
Practice 2008;57:264-6.
17. Raynor P, Rudolf MCJ. Anthropometric indices of failure to thrive. Arch Dis Child 2000;82:364-5.
18. Wright CM, Parkinson KN, Drewett RF. How Does Maternal and Child Feeding Behavior

Relate to Weight Gain and Failure to Thrive? Data

From a Prospective Birth Cohort. Pediatrics 2006;117:1262-9.

15
19. McCann JB, Stein A, Fairburn CG, Dunger DB. Eating habits and attitudes of mothers of children

with non-organic failure to thrive. Arch Dis Child 1994;70:234-6.


20. Root AW. Falure to Thrive: Terminology and antropometry. Growth,genetics and Hormones
Journal 2007;23:45-6.
21. Black MM, Dubowitz H, Krishnakumar A, Starr RH. Early Intervention and Recovery Among
Children With Failure to Thrive:Follow-up at Age 8. Pediatrics 2007;120:59-69.
22. Wright CM, Parkinson KN, Drewett RF. The influence of maternal socioeconomic and

emotional factors on infant weight gain and weight

faltering (failure to thrive): data from a prospective

birth cohort. Arch Dis Child 2006;91:312-7.


23. Wright CM. Identification and management of failure to thrive:

a community perspective. Arch Dis Child 2000;82:5-8.


24. Rudolf M, Logan S. What is the long term outcome for children who fail

to thrive? A systematic review. Arch Dis Child 2005;90:925 - 31.

16

Anda mungkin juga menyukai