Anda di halaman 1dari 15

MODUL 3

Skenario 3: Bagaimana Masa Depan Anak Bangsa?

Dr. Tara yang bertugas di Puskemas Mawar Mekar menerima seorang bayi usia 8 bulan kiriman
dari posyandu karena mengalami gizi kurang, weight faltering dan stunting. Berdasarkan
anamnesis dr. Tara, didapatkan keterangan bayi tersebut lahir spontan, langsung menangis
dengan BBLC 2900 gram dan panjang badan 49 cm. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kepala
mikrosefal, bising jantung dan anggota gerak hipotoni. Bayi mendapat ASI sampai sekarang,
frekuensi 12-14 kali sehari, lama menyusu sekitar 4-6 menit. Diusianya yang 8 bulan, bayi baru
bisa miring, belum mampu duduk sendiri, jarang tersenyum, kurang mengoceh dan lebih banyak
tidur. Dr. Tara merasa prihatin dengan gangguan petumbuhan dan perkembangan yang akan
dialami bayi tersebut di masa yang akan datang.

Dr. Tara jadi teringat dengan keadaan anak anak di yayasan tempat dr. Tara bergabung. Di
yayasan tersebut, terdapat anak yang mengalami cerebral palsy akibat waktu kecil mengalami
kernikterik dan mengalami keterlambatan bicara, selain itu ada juga anak yang sangat aktif, tidak
bisa berkonsentrasi pada satu pekerjaan dan sangat jarang beristirahat. Ada juga anak yang lebih
suka bermain sendiri, tidak suka dipeluk, sering mengoceh dengan ucapan yang tidak dimengerti
dan menghindari kontak mata. Yayasan tersebut mempunyai beberapa orang terapis yang
memberikan terapi okupasi dan terapi bicara secara sukarela. Selain melayani anak-anak,
yayasan ini juga memberikan terapi konseling kepada remaja yang pernah mengalami pelecehan
dan kekerasan seksual.

Bagaimana Anda menjelaskan apa yang terjadi pada anak-anak dan remaja tersebut?

Step 1

1. Weight faltering: kondisi dimana arah garis pertumbuhan seorang bayi tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Ditandai dengan kenaikan bb yang tidak sesuai, tidak naik.

2. Stunting :masalah gizi kronis yang disebabkan asupan gizi yang kurang dalam kurun
waktu yang lama, sehingga menyebabkan gangguan pada pertumbuhan anak.
3. Mikrosefal : kondisi ketika kondisi bayi secara signifikan lebih kecil dari pada yang
diharapkan.

4. BBLC : bayi berat lahir cukup, 2500-4000 kg

5. Hipotoni : kondisi dimana otot otot sangat lemah.

6. Cerebral palsy : penyakit kronis yang mengakibatksn terganggunya keseimbangan tubuh


dan Gerakan tubuh.

7. Kernikterik : kelainan akibat kelebihan bilirubin yang merusak otak.

8. Terapi okupasi : bentuk pelayanan Kesehatan untuk pasien dengan gangguan mental.

Step 2

1. Mengapa seorang bayi 8 bulan mengalami gizi kurang, weight faltering, stunting?

2. Bagaimana interpretasi anamnesis dan pemeriksaan fisik anak tersebut? Mengapa anak
mengalami bising jantung dan hipotoni dan apa ada hubungan dengan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan?

3. Apa saja tanda anak anak mengalami gizi kurang ? bagaimana kriteria anak tersebut
mengalami gizi kurang, weight faltering, stunting?

4. Bagaimana interpretasi dan frekuensi dan lama bayi menyusu ?

5. Apa saja seharusnya tumbuh kembang bayi 8 bulan?

6. Apa saja gangguan tumbuh kembang yang akan terjadi pada masa depan? Bagaimana kita
mengetahui anak tersebut mengalami kecenderungan gangguan tumbuh kembang?

7. Mengapa bisa terjadi cerebral palsy?

8. Apakah hubungan dari cerebral palsy dengan kineterik dan keterlambatan bicara? Apakah
ada kondisi lain yang dapat menyebabkan keterlambatan bicara?
9. Mengapa anak yang sangat aktif, tidak bisa konsentrasi pada satu pekerjaan dan sangat
jarang beristirahat?

10. Mengapa anak lebih suka bermain sendiri tidak suka dipeluk sering mengoceh dengan
ucapan yang tidak dimengerti dan menghindari kontak mata?

11. Bagaimana terapi okupasi dan terapi bicara yang dilakukan pada anak?

12. Bagaimana terapi konseling pada remaja yang mengalami pelecehan? Dan apa dampak
dari pelecehan pada anak tersebut?

Step 3

1. Gizi kurang
Gizi kurang bukanlah penyakit akut yang terjadi mendadak, tetapi ditandai dengan
kenaikan berat badan balita yang tidak normal pada awalnya atau tanpa kenaikan berat badan
setiap bulan atau bahkan mengalami penurunan berat badan selama beberapa bulan. Perubahan
status gizi balita diawali oleh perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu

Secara umum, status gizi dipengaruhi oleh dua faktor langsung yaitu asupan makanan
dan infeksi penyakit. Asupan makanan sangat mempengaruhi status gizi. Status gizi akan
berkembang secara optimal bila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan dan digunakan
secara efisien, sehingga mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja
dan kesehatan secara maksimal. Status gizi kurang diakibatkan karena kurangnya asupan satu
atau lebih zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh
Infeksi penyakit berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan dan perawatan anak dan ibu
hamil. Penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) mengakibatkan
terganggunya proses penyerapan zat gizi oleh tubuh sehingga, zat gizi tidak dapat terserap
dengan baik.
Bila seorang bayi dan anak balita tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat maka dayatahan tubuh anak akan menjadi rendah
sehingga mudah terserang infeksi penyakit.

Penyakit infeksi berkaitan erat dengan tingginya kejadian penyakit menular dan buruknya
sanitasi lingkungan. Penyakit infeksi dapat memperparah keadaan gizi, terutama penyakit infeksi
yang berat karena penyakit infeksi akan mempengaruhi asupan gizi sehingga meningkatkan
kehilangan zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berakhir pada status gizi yang
semakin buruk.
infeksi akan mempengaruhi status gizi dengan mempercepat malnutrisi, dan sebaliknya
malnutrisi menyebabkan anak mudah terserang penyakit infeksi

Gagal tumbuh
adalah suatu keadaan terjadinya keterlambatan pertumbuhan fisik pada bayi dan anak, dimana
terjadi kegagalan penambahan berat badan yang sesuai dengan grafik pertumbuhan normal,
dibandingkan dengan tinggi badan. Gagal tumbuh didefinisikan sebagai pertumbuhan yang
berada dibawah kurva persentil 3 atau persentil 5 dan atau terjadinya perubahan pada kurva
pertumbuhan yang melewati dua kurva persentil mayor dalam dua waktu pengamatan

Gagal tumbuh awalnya ditandai dengan adanya penurunan berat badan yang tidak diketahui
dengan jelas penyebabnya atau kurangnya penambahan berat badan pada bayi dan anakyang
akan diikuti dengan pertambahan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur, Perawakan
pendek yang proporsional dengan rasioberat badan terhadap tinggi badan yang meningkatdapat
dicurigai adanya kelainan endokrin. Hal ini disebabkan oleh adanya defisiensi growth hormon,
hipotiroid, hiperkortisolemia dan pseudohipoparatiroid. Sedangkan perawakan pendek yang tidak
proporsional dapat disebabkan oleh adanya kelainan skeletal dan kelainan dismorfik,

Anamnesis yang perlu ditekankan pada anak dengan gagal tumbuhadalah mengenai berat dan
panjang badanlahir,lingkar kepala,tinggi badan orang tua untuk menilai tinggi potensial genetik
anak, waktu pubertas pada orang tua, data pertumbuhan sebelumnya dan status umum kesehatan
anak untuk menilai apakah terdapat penyakit kronis atau adanya gangguan gizi sebagai penyebab
dari gagal tumbuh.

Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan untuk menilai adanya suatu gagal tumbuh adalah
pemeriksaan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, proporsi tubuh,adanya tanda dismorfik

Stunting
Adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi masa
lalu sehingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting diukur sebagai status
gizi dengan memperhatikan tinggi atau Panjang badan, umur, dan jenis kelamin balita.
Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di masyarakat menyebabkan
kejadian stunting sulit disadari.

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita. Secara garis
besar pemerintah menetapkan empat penyebab utama stuntingdi Indonesia yaitu: praktek
pengasuhan yang tidak baik;terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal
care), post natal,dan pembelajaran dini yang berkualitas; kurangnya akses ke makanan
bergizi;serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

Praktek pengasuhan yang tidak baik berhubungan dengan kurangnya pengetahuan


masyarakat tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan. Kondisi kesehatan
dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan
janin dan risiko terjadinya stunting.2Janin yang tumbuh dalam kandungan ibu yang mengalami
kurang gizi kronis (KEK) akan beradaptasi dengan lingkungannya. Penyesuaian pertumbuhan
janin tersebut menyebabkan pertumbuhan yang tidak optimal atau retardasi yang dikenal dengan
istilah intra uterine growth retardation(IUGR)

Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care), post natal, dan
pembelajaran dini yang berkualitas pada pasien ini dapat dilihat dari ketidaktahuan ibu mengenai
konsumsi tablet tambah darah selama masa kehamilan pasien, tablet tambah darah selama masa
kehamilan untuk mencegah terjadinya anemia , ibu hamil menderita anemia berpotensi
melahirkan anak stunting

Kondisi sosial ekonomi dan sanitasi tempat tinggal juga berkaitan dengan tingginya
angkastunting. Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan kemampuan dalam memenuhi asupan
yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan sanitasi dan
keamanan pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi.

Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Kondisi lingkungan sekitar rumah
yang merupakan tempat bermain pasien menjadi kurang bersih sehingga memperbesar resiko
penyakit infeksi.Penyakit infeksi yang disebabkan oleh higiene dan sanitasi yang buruk misalnya
diare dan kecacinganmengakibatkan terganggunya proses penyerapan zat gizi oleh tubuh
sehingga zat gizi tidak dapat terserap dengan baik. Penyakit infeksi yang berat juga
meningkatkan kehilangan zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sehingga berakhir pada
status gizi yang semakin buruk. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang cukup lama dan tidak
disertai dengan pemberian asupan yang cukup untuk proses penyembuhan maka dapat
mengakibatkan stunting.

2. - Bayi lahir spontan, langsung menangis:


- BBLC 2900 gram => normal (2500 – 4000 gram)
- Panjang badan 49 cm => ukuran panjang bayi rata-rata 50-53 cm. Panjang badan bayi
perempuan saat lahir dikatakan ideal bila berkisar antara 45,6 - 52.7 cm dan bayi laki-
laki antara 46,3 - 53,4 cm.
- Kepala mikrosefal => lingkar kepala bayi baru lahir yang ideal adalah PR 31,7 - 36,9
cm dan LK 32,1 - 36,9 cm.Mmengukur lingkar kepala penting untuk mendeteksi
adanya gangguan perkembangan otak yang dapat diketahui dengan melihat
kecenderungan ukuran yang ada.
- Bising jantung => kemungkinan ada penyakit jantung bawaan
- Anggota gerak hipotoni =>
- ASI hingga 8 bulan, frekuensi 12-14x sehari, lama 4-6 menit =>
Bayi berusia 8-12 bulan membutuhkan 750 hingga 900 kalori per hari. Sekitar 450
kalori harus berasal dari ASI. Jumlah tersebut setara dengan 24 ons atau 720 ml ASI
setiap hari.
Umumnya bayi 8 bulan sudah dapat mengonsumsi MP-ASI (makanan padat, tekstur
yang lebih kasar) hingga tiga kali dalam sehari

KPSP: 3, 6, 9, 12 bulan dst => karna 8 bulan jadi kita lihat perkembangan 6 bulan
harusnya udah tercapai semua
1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti gerakan anda dengan
menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?
2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab
TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas
telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa
detik?
4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua
lengannya sebagai penyangga seperti pada gambar?

5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi
bukan menangis?
6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari telentang ke telungkup atau
sebaliknya?
7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat mainan yang lucu, gambar
atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau
uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam
jangkauan tangannya?
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke
posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di
sebelah kiri? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah
kanan.

Interpretasi perkembangan bayi 8 bulan:


- Usia 8 bulan baru bisa miring => harusnya udah bisa berbalik
- Belum mampu duduk sendiri => 9 bulan: tanpa disangga oleh bantal, kursi atau
dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik
- Jarang tersenyum => 3 bulan: waktu diajak berbicara dan tersenyum, bayi tersenyum
kembali. 6 bulan: tersenyum ketika melihat mainan/gambar
- Kurang mengoceh => 3 bulan: bayi dapat mengeluarkan suara-suara lain (ngoceh),
disamping menangis. 6 bulan: bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik tetapi bukan menangis?
- Lebih banyak tidur => kurang energi

5. Perkembangan Fisik
Memasuki usia ini, bayi tak hanya bisa merangkak namun juga mulai menunjukkan
kemampuannya untuk bisa duduk sampai berdiri sendiri dengan bantuan benda-benda yang ada
di sekitarnya. Ia mulai bisa menggapai kursi atau meja dan menggunakannya untuk membantu
berdiri.
Perkembangan fisiknya yang cukup pesat juga ditandai dengan kemampuannya untuk memegang
dan menggunakan tangannya yang semakin berkembang. Di usia ini bayi juga sudah mulai bisa
memegang makanannya
Dengan semakin berkembang kemampuan fisik, rasa ingin tahun bayi pun semakin tinggi. Ia
kemudian ingin tahu tentang berbagai benda yang ia lihat di sekitarnya. Wajar jika kemudian
bayi jadi senang mencoba mengambil dan melempar mainan yang dilihatnya.
 Perkembangan Motorik
Semakin kuatnya otot kaki pada tahap perkembangan bayi 8 bulan, semakin banyak gerakan
yang bisa ia lakukan. Selain bisa berdiri sendiri menggunakan bantuan benda di sekitarnya, bayi
juga bisa belajar duduk sendiri denan cara menekuk lututnya dari posisi berdiri.
Perkembangan motorik bayi 8 bulan juga terlihat dengan semakin aktifnya tangan bayi
menggerakkan benda yang ia pegang. Jadi jangan heran kalau melihat bayi meremas,
mengguncang-guncang atau bahkan membanting benda yang ia pegang. Bayi hanya penasaran 
dengan benda yang ada di sekitarnya dan menggerakan benda yang ia pegang membuatnya
senang.
 Perkembangan Bahasa
Semakin bertambah umur, semakin bertambah juga kemampuan berbicara bayi . Meski di umur
8 bulan kalimat yang diucapkannya belum jelas, namun ia senang mengeluarkan suara dan mulai
bisa diajari nama-nama berbagai barang dengan cara mengulang-ulang nama barang sambil
menunjuk atau memegang barang tersebut.
Dibandingkan bayi 7 bulan, bayi 8 bulan sudah bisa mengucapkan kata-kata sederhana untuk
menunjuk sesuatu seperti “Pa” atau “Ma” dengan lebih jelas. Untuk semakin melatih
kemampuannya berbicara dan mengenali benda atau pun orang di sekitarnya, ajaklah bayi untuk
terus mengucapkan nama benda atau pun orang di sekitarnya dengan cara mengulang-ulang
sambil menunjuk benda atau orang tersebut.
 Perkembangan Kemampuan Sosial
Pada usia ini, bayi akan mulai bisa meniru gerak-gerik orang tua .Selain itu, karena
kemampuannya mengenali sesuatu sudah semakin berkembang. Ia akan semakin senang meniru
aktivitas yang dilakukan orang-orang dewasa di dekatnya. Kita memanfaatkan momen ini untuk
mengajarkan bayi melakukan gerakan sederhana misalnya menyisir rambut.
Biasanya bayi 8 bulan akan merasa tidak nyaman jika berinteraksi hal-hal baru yang tidak
dikenalinya. Misalnya saja mendengar suara orang yang baru pertama kali didengar atau bahkan
melihat mainan baru.
6. Pemantauan tumbuh kembang anak memerlukan perhatian yang besar dari orang tua
karena akan berdampak pada kesehatan fisik dan mental di masa mendatang. Salah satu
kondisi yang perlu diwaspadai adalah pertumbuhan yang tidak memadai, atau sering
dikenal dengan istilah ‘weight faltering’
Bila weight faltering dibiarkan, lama kelamaan keseimbangan hormon terganggu,
sehingga anak menjdi pendek. Juga terjadi mekanisme ‘kompensasi’. Agar tubuh tidak
terlihat kurus, akhirnya pertumbuhan tinggi badan (TB) berhenti, atau berjalan sangat
lambat. Akhirnya begitu ditemukan (biasanya di usia 18 bulan), anak sudah stunting.
Bila sudah stunting, maka sudah terlambat. Otak yang sudah rusak tidak bisa diperbaiki
lagi. Bisa dikejar dengan pemberian nutrisi yang adekuat dan stimulasi, tapi tetap tidak
akan menyamai anak yang tidak stunting. Bila stunting terus dibiarkan, anak akan
mengalami gizi buruk, hingga demikian kurus.
Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka
pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan
perkembangan, penurunan fungsi kekebalan sehingga anak mudah sakit, perkembangan
otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar
tidak maksimal (kecerdasan dibawah rata2), serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan
gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung
koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Sekilas, proporsi tubuh anak stunting mungkin terlihat normal. Namun, kenyataannya ia
lebih pendek dari anak-anak seusianya. Ini harus diatasi sebelum perkembangan masa
perkembangan otak yang maksimal berakhir, di usia 2 tahun. Untuk tinggi badan, masih
ada kesempatan kedua saat growth spurt kedua menjelang pubertas.

7.8. CP: gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan yang tidak progresif pada
perkembangan otak. Ini adalah salah satu dari tiga kecacatan perkembangan jangka
panjang yang paling umum. Dua hal lainnya adalah autism dan retardasi mental yang
meyebabkan kesulitan yang cukup besar sehingga mempengaruhi individu dan
keluarganya.
Cerebral palsy atau bisa disebut dengan CP bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah
kondisi neurologis yang disebabkan oleh cedera pada otak yang terjadi sebelum
perkembangan otak sempurna. Karena perkembangan otak berlangsung selama dua tahun
pertama. Cerebral palsy dapat di sebabkan oleh cedera otak yang terjadi selama periode
prenatal, perinatal, dan postnatal. Penelitian terkini menunjukkan bahwa sebagian besar
cerebral palsy dihasilkan dari perkembangan otak yang abnormal atau kerusakan otak
pada saat melahirkan. Selain itu, kecelakaan, kekerasan, malpraktek, kelalaian, infeksi,
dan cedera juga diketahui menjadi penyebab yang menyebabkan terjadinya cerebral palsy
Cerebral palsy selalu dikaitkan dengan banyak defisit seperti keterbelakangan mental,
gangguan bicara,bahasa dan oromotor. Anak dengan cerebral palsy akan mengalami
gangguan motorik yang dikarenakan adanya kerusakan pada jaringan otak, khususnya
pada pusat motorik atau jaringan penghubungnya. Kerusakan pada otak ini dapat terjadi
pada masa kehamilan, persalinan atau selama proses pembentukan syaraf pusat. Anak
dengan cerebral palsy juga bisa mengalami berbagai gangguan penyerta, yaitu gangguan
kognitif dan gangguan fisik.
Anak dengan cerebral palsy biasanya memiliki kesulitas dalam memegang objek,
merangkak, dan berjalan. Selain itu, anak dengan cerebral palsy memiliki kelemahan
dalam mengendalikan otot pada tenggorokkan, mulut, dan lidah yang menyebabkan anak
dengan cerebral palsy tampak selalu berliur, kesulitas makan, dan menelan. Hal ini akan
menyebabkan gangguan nutrisi berat pada anak dengan cerebral palsy.
Efek Cerebral palsy pada setiap anak sangat bervariasi. Ada yang dampaknya membuat
anak tak mampu berjalan, tapi lancar berbicara atau sebaliknya. Sebagian berpengaruh
pula pada tingkat intelektual, penglihatan, dan pendengaran.
Pada anak cerebral palsy yang memiliki gangguan penyerta, anak tersebut tidak terlalu
terganggu dengan kondisinya, karena ia tidak bisa membandingkan dirinya dengan orang
lain. Namun pada anak dengan cerebral palsy murni atau tanpa gangguan penyerta, anak
akan merasakan bahwa dirinya berbeda dengan orang lain. Anak tersebut bisa
membandingkan dengan anak pada umumnya, karena anak cerebral palsy murni ini bisa
berbicara, mendengar, dan berpikir seperti anak-anak pada umumnya. Apabila tidak
ditangani dengan tepat, maka kondisi psikologis anak dengan cerebral palsy ini akan
terganggu. Di sini lah peran keluarga, khususnya orangtua sangat besar bagi anaknya,
khususnya orangtua.
Anak dengan kondisi cerebral palsy akan mengalami gangguan dalam pergerakannya.
Cerebral palsy mempengaruhi otot dan kemampuan seseorang untuk mengontrolnya. Otot
anak dengan cerebral palsy dapat berkontraksi secara berlebihan, atau sangat sedikit, atau
semuanya di saat bersamaan. Anggota tubuh dapat menjadi kaku, membentuk posisi yang
aneh. Kontraksi otot yang berfluktuasi dapat membuat anggota tubuh gemetar, goyang,
dan bergelayut. Keseimbangan, postur, dan koordinasi tubuh juga dapat dipengaruhi oleh
cerebral palsy. Kegiatan seperti berjalan, duduk, atau mengambil sebuah objek akan sulit
dilakukan. Anak dengan cerebral palsy juga berpotensi untuk mengalami kedisabilitasan
lainnya seperti gangguan intelektual, kejang, gangguan penglihatan dan pendengaran
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami CP, yaitu:
- Lahir
- Kekurangan oksigen pada otak, misalnya akibat asfiksia atau gangguan napas berat.
- Terkena infeksi selama dalam kandungan, misalnya akibat penyakit rubella, herpes,
toxoplasmosis, dan infeksi ketuban.
- Terkena meningitis setelah lahir.
- Memiliki nilai Apgar yang rendah ketika lahir.
- Mengalami perdarahan pada otak.
- Mengalami cedera kepala, misalnya akibat terjatuh atau penggunaan forceps atau
vacuum saat dilahirkan.
- Memiliki kelainan genetik.
- Mengalami stroke atau hambatan aliran darah ke otak.

9. ADHD (Attention deficit hyperactivity disorder): gangguan mental yang menyebabkan


seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif,
sehingga dapat berdampak pada prestasi anak di sekolah. Seseorang dengan ADHD
memiliki perbedaan dalam perkembangan otak dan aktivitas otak yang memengaruhi
perhatian, kemampuan duduk diam, dan pengendalian diri. ADHD dapat memengaruhi
seorang anak di sekolah, di rumah, dan interaksi sosialnya.
Penyebab ADHD belum diketahui secara pasti. Namun, sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko anak terkena
ADHD. Faktor risiko ini meliputi faktor genetik dan lingkungan. ADHD juga diduga
berkaitan dengan gangguan pada pola aliran listrik otak atau gelombang otak. Ada pula
yang menganggap bahwa gangguan perilaku hiperaktif pada anak disebabkan oleh sugar
rush atau konsumsi gula berlebihan. Namun, hal ini belum terbukti benar.
Gejala utama ADHD adalah sulit memusatkan perhatian, serta berperilaku impulsif dan
hiperaktif. Penderita tidak bisa diam dan selalu ingin bergerak.
Gejala ADHD umumnya muncul pada anak-anak sebelum usia 12 tahun. Namun pada
banyak kasus, gejala ADHD sudah dapat terlihat sejak anak berusia 3 tahun. ADHD yang
terjadi pada anak-anak dapat terbawa hingga dewasa.
Perilaku anak hiperaktif atau anak dengan ADHD dapat dikategorikan menjadi dua jenis,
yaitu kurang memperhatikan (inatensi) dan tidak bisa diam atau hiperaktif-impulsif.
Anak hiperaktif dengan kategori inatensi memiliki gejala sebagai berikut:
- Mudah teralihkan dan memiliki perhatian yang pendek
- Seringkali ceroboh dalam mengerjakan sesuatu
- Mudah lupa atau kehilangan sesuatu
- Selalu tidak tepat dalam menjalankan sebuah instruksi
- Sulit mengikuti aktivitas yang menghabiskan terlalu banyak waktu
- Kesulitan dalam mengatur tugas
Sementara itu, anak hiperaktif dengan kategori hiperaktif-impulsif memiliki gejala
berikut ini:
- Tidak bisa duduk diam, terutama dalam lingkungan yang tenang
- Selalu merasa gelisah
- Sulit berkonsentrasi saat mengerjakan tugas
- Suka menggerakkan tubuhnya secara berlebihan
- Sering atau banyak berbicara
- Tidak bisa menunggu giliran
- Sering bertindak tanpa berpikir
- Tidak memiliki rasa takut
Anak dengan ADHD bisa lebih dominan ke salah satu kategori tersebut dan bisa juga
kombinasi keduanya. Beberapa gejala di atas dapat menyebabkan masalah yang
signifikan dalam kehidupan anak, seperti prestasi yang rendah di sekolah, interaksi sosial
yang buruk, serta tingkat disiplin yang rendah.

10. Mengapa anak yang lebih suka bermain sendiri, tidak suka dipeluk, sering mengoceh
dengan ucapan yang tidak dimengerti dan menghindari kontak mata?
Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan pada
anak yang menyebabkan kemampuan komunikasi dan sosialisasi anak terganggu. Hingga
kini, penyebab autisme tidak diketahui secara pasti.
Gejala atau ciri-ciri anak autis sebenarnya sudah bisa terlihat ketika ia masih bayi,
misalnya jarang melakukan kontak mata serta kurang responsif atau tidak tanggap sama
sekali ketika namanya dipanggil. Namun, secara umum, gejala autisme biasanya mulai
terlihat jelas saat anak menginjak usia 2–4 tahun.
Gejala autisme sangat beragam dan tiap anak yang menderita kondisi ini dapat
menunjukkan gejala yang berbeda. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari 3
karakteristik utama, yaitu:
1. Kesulitan komunikasi: Masalah komunikasi yang kerap dialami anak penderita
autisme, antara lain sulit bicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat,
seperti menunjuk dan melambai. Hal ini kemudian membuatnya sulit untuk memulai
percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan
orang lain. Tak jarang anak dengan autisme mengucapkan satu kata secara berulang
atau yang beberapa waktu lalu didengarnya, mengucapkan sesuatu dengan nada
tertentu atau seperti sedang bersenandung, atau sering tantrum.
2. Gangguan dalam berhubungan sosial: Salah satu ciri-ciri anak autis adalah sulit
bersosialisasi. Anak dengan autisme sering kali terlihat asyik dengan dunianya
sendiri, sehingga sulit terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang anak
dengan autisme juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhap perasaannya sendiri
atau pun orang lain. Oleh karena itu, anak autis biasanya tidak mudah berteman,
bermain dan berbagi mainan dengan teman, atau fokus terhadap suatu objek atau
mata pelajaran di sekolah.
3. Gangguan perilaku: Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya
ditunjukkan oleh anak dengan autisme:
- Marah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas
- Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu
- Melakukan tindakan atau gerakan tertentu dilakukan secara berulang, seperti
mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan
- Hanya menyukai objek atau topik tertentu
- Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit
tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding
- Memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku
- Sulit tidur
Kendati demikian, gejala autisme tidak selamanya buruk. Beberapa anak dengan autisme
ada yang memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti mampu belajar secara
rinci lalu mengingatnya untuk waktu yang lama dan tertarik mempelajari seni musik dan
menggambar.

Anda mungkin juga menyukai