Anda di halaman 1dari 11

2.6.

Analisis Masalah
1. Rama, anak laki-laki usia 13 bulan, dirujuk oleh puskesmas ke Poliklinik RSMP dengan diagnosis
berat badan anak tidak naik secara cukup dalam 4 bulan terakhir dan pertumbuhan tinggi badan
terganggu. Ibu rajin membawa anaknya ke posyandu, pada usia 9 bulan BB 6,0 kg, pada usia 10
bulan BB 6,1 kg, pada usia 11 bulan BB 6,3 kg, pada usia 12 bulan BB 6,4 kg.
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi terkait pertumbuhan dan perkembangan ?
b. Apa makna berat badan anak tidak naik dalam 4 bulan terakhir dan pertumbuhan tinggi badan
terganggu ?
c. Apa makna ibu rajin membawa anak ke posyandu pada usia 9 bulan BB 6,0 kg, pada usia 10
bulan ... pada 12 bulan BB 6,4 kg?
d. Apa dampak pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu ?
e. Apa penyebab dari pertumbuhan anak yang terganggu?
f. Apa saja faktor risiko terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
Pertumbuhan :
1. Asupan energi dapat menjadi faktor risiko gangguan perkembanga. Hal ini disebabkan oleh
jumlah glukosa dari makanan yang sedikit tidak tersedia dan cadangan glikogen juga habis,
sehingga sumber energi nonkarbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan. Lipid dan
protein digunakan untuk membentuk energi sehingga tidak dapat melakukan fungsi
utamanya akibatnya metabolisme di dalam tubuh terganggu yang mengakibatkan gangguan
pertumbuhan.
2. rata-rata asupan energi rendah, sehingga saat tubuh kekurangan energi, fungsi protein untuk
menghasilkan energi atau untuk membentuk glukosa akan didahulukan. Bila glukosa atau
asam lemak di dalam tubuh terbatas, sel terpaksa menggunakan protein untuk membentuk
glukosa dan energi. Oleh karena itu, dibutuhkan konsumsi karbohidrat dan lemak yang
cukup tiap hari untuk pembentukan sel-sel tubuh (1). Kekurangan asupan protein dalam
jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak di bawah lima
tahun.

3. Balita yang memiliki ibu dengan pengetahuan gizi baik dapat menurunkan risiko gizi buruk
sebesar 1,68 kali lebih besar dibandingkan dengan yang ibunya berpendidikan rendah.
4. penyakit infeksi merupakan faktor determinan terjadinya gizi buruk. Hal ini disebabkan oleh
penyakit infeksi yang berulang atau tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan balita
kehilangan nafsu makan, malabsorbsi gizi, dan perubahan metabolisme tubuh yang

1
menyebabkan berkurangnya asupan makanan, yang akhirnya akan berdampak pada status
gizi balita (kegagalan pertumbuhan)
5. pola pengasuhan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, karena anak
yang mendapat perhatian lebih baik secara fisik maupun emosional keadaan gizinya lebih
baik dibandingkan dengan teman sebayanya yang kurang mendapat perhatian.

Baculu EPH, Juffire. M, Helmyat.S. 2015. Faktor risiko gizi buruk pada balita di Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia. Vol. 3, No. 1

g. Bagaimana pertambahan berat badan yang normal pada anak setiap bulannya ?
h. Bagaimana interpretasi penambahan berat badan berdasarkan z-score pada kasus?

Berdasarkan grafik berat badan berdasarkan usia, hasil z score dibawah -3 SD termasuk dalam kategori sangat
pendek, yang mana intertpretasinya menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami stunting. Stunting (perawakan
pendek) adalah kondisi dimana panjang badan anak lebih pendek dibanding panjang badan anak seusianya (Putri,
2018).

i. Apa pengertian dan fungsi posyandu ?


j. Berapa frekuensi kunjungan ke posyandu yang dianjurkan ? Dan apakah pada kasus sudah
sesuai ?
k. Apa kemungkinan penyakit dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan?
Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan.
1).  Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan berbahasa
sensitif terhadap keter1ambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan
kognitif, motor, psikologis, emosi dan lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat
menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.

2
2).  Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena
suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum
selesai pertumbuhannya.
3).  Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan
yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembangannya lebih
lambat dari anak yang normal.Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat,
masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keter1ambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4).  Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan yang berada di
bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tersebut. Penyebabnya
dapat karena varisasi normal,gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan
endokrin.
5).  Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3
tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan
berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme
mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6).  Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang menyebabkan
ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan
yang dianggap normal.
7).  Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali
disertai dengan hiperaktivitas.

l. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan pertumbuhan anak yang terganggu ?

2. Anak masih mau makan tetapi sedikit, anak sering makan cemilan. Pola makan anak sekarang ini:
anak makan 3 kali sehari nasi dengan lauk ikan atau ayam, atau telur, atau tempe dan sayur @2-3
sendok makan. Makanan selingan dengan frekuensi sering/tidak teratur berupa: kerupuk, wafer,
minum-minuman manis.
a. Bagaimana hubungan pola makan anak dengan keluhan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang terganggu ?
b. Berapa jumlah makronutrien yang harus diberikan pada balita?
c. Bagaimana asuhan pediatrik dan kebutuhan kalori anak dengan gangguan gizi ?
d. Bagaimana pemberian pola makan yang baik dan benar pada anak usia 13 bulan?
e. Bagaimana makanan selingan yang baik untuk anak usia lebih dari 12 bulan?
Pemberian makan merupakan keharusan demi kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
optimal serta kualitas hidup seorang anak, khususnya anak batita (bawah tiga tahun). Salah
3
satu upaya membangun regulasi internal adalah mengatur jadwal makan yang dikaitkan
dengan masa pengosongan lambung. Dalam sehari anak perlu makan 3 kali sehari, 1-2 kali
makanan selingan (snack) dan ASI/susu 2-3 kali. Prinsip dan keberhasilan pemberian makanan
pada anak, khususnya batita, adalah beri anak makan saat anak merasa lapar. Karenanya,
sangatlah penting membuat jadwal yang teratur dan terencana (lihat contoh) dan di antara
waktu makan hanya boleh mengonsumsi air putih. Jangan biasakan anak ngemil karena hal ini
akan menyebabkan anak tidak merasa lapar ketika waktu makan tiba.
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pentingnya-mengatur-jadwal-makan-anak
1 piring nasi = 130 kal
100 gr dada ayam = 239 kal
1 butir telur = 155 kal
100 gr tempe = 192 kal
100 gr sayur – 65 kal

1 sendok makan = 10 gram

Makanan selingan
100 gr kerupuk = 505 kal
100 gr wafer = 403 kal
Minuman manis = 100-200 kal

Nasi + 1 lauk + 1 sayur = 434 kal


3xsehari = 1302 kal (2-3 sendok = 260-390 kal)
3x selingan = 1500 kal
Total kalori perhari = 1760 kal

3. Anak masih sering minum ASI, namun si Ibu merasa ASI nya tidak cukup lagi. Anak tidak minum
susu pertumbuhan standar.
a. Bagaimana peran ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan anak ?
ASI mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin yang paling
sesuai disbanding dengan PASI atau makanan pendamping ASI manapun. Selai zat gizi tersebut
ASI juga mengandung zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen
C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.
ASI juga mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan
menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi
kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.

4
Bayi yang mendapat ASI menyebabkan pertumbuhan yang baik karena akan mengalami
kenaikan berat badan yang sesuai masanya setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal
baik dan mengurangi obesitas. ASI juga mengurangi insiden karies dentis pada bayi yang
mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan
botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu
formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi. Pemberian ASI akan
mengurangi kejadian maloklusi kelainan rahang yang disebabkan kebiasaan lidah yang
mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/GIZI-DALAM-DAUR-
KEHIDUPAN-FINAL-SC.pdf

b. Apa makna anak masih sering minum ASI, namun si ibu merasa ASInya tidak cukup lagi?
c. Apa saja kandungan nutrisi dari ASI?
d. Berapa kali frekuensi pemberian ASI yang baik pada anak usia 13 bulan?
e. Bagaimana dampak pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak diberi ASI?
f. Apa dampak anak tidak diberikan susu pertumbuhan standar pada kasus ?
memungkingkan asupan nutrisi dari ASI dpat diberikan dengan baik. Selain itu, hal ini juga bermakna
bahwa kemungkinan besar gangguan nutrisi yang terjadi pada kasus bukan disebebkan karena gangguan
atau infeksi saluran pencernaan akibat konsumsi susu formula.

g. Bagaimana peran susu pertumbuhan standar bagi pertumbuhan anak dan kapan seorang anak
harus diberikan susu pertumbuhan standar ?

4. Rama anak pertama dari ibu usia 28 tahun dengan Pendidikan terakhir tamat SMA. Selama hamil
ibu sehat dan periksa hamil 4 kali ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 37 minggu. Segera
setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3500
gram. Panjang badan lahir 49 cm. Lingkar kepala lahir 34 cm.
a. Bagaimana hubungan usia dan pendidikan ibu dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
pada kasus ?
b. Apa interpretasi dari riwayat kehamilan dan persalinan ? dan apa hubungannya dengan kasus ?
c. Bagaimana cara menghitung skor APGAR?

5
Cara Penilaian Skor APGAR :
Penilaian skor APGAR dilakukan dengan cara memeriksa warna kulit, denyut jantung, refleks terhadap
stimulus taktil, tonus otot, dan pernapasan. Masing-masing aspek akan diberikan poin yang bervariasi
antara 0-2 poin tergantung kondisi bayi.
1. A - Appearance atau Warna Kulit
Dokter mengamati warna kulit pada tubuh dan ekstremitas bayi dan memberikan
poin sesuai hasil pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:
 2 poin = Warna kulit pink pada tubuh dan ekstremitas
 1 poin = Warna kulit biru pada ekstremitas, warna kulit pink pada tubuh
 0 poin = Warna kulit seluruh tubuh dan ekstremitas biru
2. P - Pulse atau Denyut Jantung
Denyut jantung dihitung dengan menggunakan stetoskop atau dengan menggunakan
dua jari. Denyut jantung dihitung selama 15 detik, kemudian dikalikan 4 sehingga
didapatkan denyut jantung selama 60 detik (1 menit).
 2 poin = >100 kali/menit
 poin = <100 kali/menit
 0 poin = Tidak ada denyut jantung
3. G - Grimace atau Refleks Terhadap Stimulus Taktil
Dokter mengamati respons bayi terhadap stimulus taktil dan memberikan poin sesuai
hasil pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:
 2 poin = Bayi menangis, batuk atau bersin
 poin = Bayi meringis atau menangis lemah saat distimulasi
 0 poin = Bayi tidak merespons stimulasi
4. A - Activity atau Tonus Otot

6
Dokter mengamati tonus otot bayi dan memberikan poin sesuai hasil pemeriksaan.
Poin yang diberikan adalah:
 2 poin = Bergerak aktif
 1 poin = Sedikit Gerakan
 0 poin = Lemah atau tidak ada gerakan
5. R - Respiration atau Pernapasan
Dokter mengamati pernapasan bayi dan memberikan poin sesuai hasil pemeriksaan.
Poin yang diberikan adalah:
 2 poin = Pernapasan baik dan teratur, menangis kuat
 1 poin = Pernapasan lemah, tidak teratur
 0 poin = Tidak ada napas
Keterangan :
1. Vigorous baby  skor APGAR 7-1
2. Moderate asfiksia  skor APGAR 4-6
3. Severe asfiksia  skor APGAR 0-3

d. Bagaimana klasifikasi berat badan lahir bayi?

5. Riwayat imunisasi: BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Hepatitis B 4 kali, Hib 3 kali, Campak 1
kali.
Riwayat Perkembangan: Saat ini Rama belum bisa berdiri.
a. Bagaimana interpretasi dari riwayat imunisasi dan riwayat perkembangan?

7
Interpretasi : Imunisasi lengkap
"Kegiatan vaksin PCV atau Pnemococcal Conjugate Vaccine merupakan vaksin
untuk mencegah penyakit pneumonia atau radang paru-paru pada bayi”
“Vaksin Rotavirus untuk mencegah diare berat dan komplikasinya yang disebabkan oleh
virus Rota”
Riwayat perkembangan : Gangguan motorik kasar
b. Bagaimana pola perkembangan anak pada usia 12-18 bulan?
c. bagaimana cara pengukuran perkembangan pada anak ?

6. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tidak tampak kurus, aktif, tidak cengeng, berat badan 6,5 kg, panjang badan 71 cm,
lingkar kepala 44 cm.
Tanda vital: HR: 100x/menit, RR: 32x/menit, T: 36,0°C.
Keadaan spesifik:
Kepala:
- Wajah dismorfik tidak ada
8
- Wajah seperti wajah orang tua
- Rambut kepala tipis, jarang, agak pirang, tidak mudah dicabut
- Tatapan mata seperti mengantuk
Thoraks: iga gambang ada
Abdomen: cekung, bising usus normal
Ekstremitas :
- Keempat ekstremitas tampak kurus
- Edema tidak ada
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
- baggy pants (+)
Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada
Status Neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan otot motorik 4
- Refleks fisiologis normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
- Refleks patologis (-)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus ?
b. Bagaimana tanda dan gejala dari anak kurang gizi ?
c. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan fisik pada kasus ?

7. Bagaimana cara mendiagnosis?


8. Apa diagnosis banding pada kasus?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus?
10. Apa working diagnosis pada kasus?
Maramus ec Intake nutrisi yang buruk
11. Bagaimana tata laksana pada kasus?
Terapi farmakologi
Terapi farmakologis pada pasien ini meliputi pemberian mikronutrienyaitu vitamin B komplek,
vitamin A, dan vitamin C . Pada anak denganmalnutrisi sangat mungkin mengalami kekurangan
mikronutiren.Suplementasi mikronutrien yang penting untuk balita adalah vitamin A, zat besi, zink,
dan iodium.
a) Dosis vitamin A untuk anak usia 12-59 bulan adalah 200.000 IU yang dikemas dalam kapsul
berwarna merah.

9
b) vitamin B komplek dengan sediaan sirup sebanyak 2.5ml sekali sehari yang didalamnya terdapat
2.5 mg B1, 1 mg B2, 10 mg B3, 1.5 mg B5, 1.25 mg B6, dan 1.25 mg B12. Dosis tersebut sudah
tepat diberikan pada anak berusia lebih dari 12 bulan.
c) Pemberian vitamin C sebanyak 40 mg
d) Anak berusia 12 - 59 bulan diberikan 12 keping per hari selama 1 bulan atau setara dengan 30
bungkus PMT Balita. Bila berat badan telah sesuai, pemberian PMT Balita dihentikan dan untuk
selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.
e) Obat anti cacing pada pasien diberikan untuk pencegahan infeksi dan termasuk program
pemerintah dalam rangka penanggulan kecacingan yang diatur dalam PMK No. 15 Tahun 2017.
Dosis albendazol yang direkomendasikan WHO untuk anak usia 1-2 tahun adalah 200 mg atau
setengah tablet kunyah dosis tunggal setiap 6 bulan (Hardani et al., 2019).
12. Apa komplikasi pada kasus?
anoreksia, pneumonia berat, anemia berat, dehidrasi berat, demam sangat tinggi dan penurunan
kesadaran

sumber : Depkes RI, Tatalaksana Gizi Buruk. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013

13. Apa prognosis pada kasus?


14. Apa SKDU pada kasus?
15. Apa pandangan islam terhadap kasus?
Jawab:
QS Al Baqarah 57
ْ َ‫ت َما َر َز ْق ٰن ُك ْم ۗ َو َما ظَلَ ُموْ نَا َو ٰل ِك ْن َكانُ ْٓوا اَ ْنفُ َسهُ ْم ي‬
َ‫ظلِ ُموْ ن‬ ِ ‫َوظَلَّ ْلنَا َعلَ ْي ُك ُم ْال َغ َما َم َواَ ْن َز ْلنَا َعلَ ْي ُك ُم ْال َم َّن َوالس َّْل ٰوى ۗ ُكلُوْ ا ِم ْن طَيِّ ٰب‬
Wa ẓallalnā 'alaikumul-gamāma wa anzalnā 'alaikumul-manna was-salwā, kul ụ min
ṭayyibāti mā razaqnākum, wa mā ẓalamụnā wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn
Dan Kami menaungi kamu dengan awan, dan Kami menurunkan kepadamu mann dan salwa. Makanlah
(makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami,
tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.

2.7. Hipotesis
Rama, anak laki-laki, usia 13 bulan, didiagnosis gagal tumbuh dan gangguan perkembangan, wajah seperti
orang tua, rambut kepala tipis, jarang dan pirang, mata ngantuk, perut cekung, iga gambang, keempat
ekstremitas tampak kurus, baggy pants (+) karena mengalami gizi kurang ec KEK.

2.8. Kerangka Konsep

10
11

Anda mungkin juga menyukai