Anda di halaman 1dari 9

1.

ASI (Air Susu Ibu) Air Susu Ibu ; Air yang mengandung zat
makanan yang keluar dari payudara ibu (KBBI,
2018)
2. APGAR Angka yang menunjukkan kondisi bayi, biasanya
ditentukan 60 detik setelah lahir, berdasarkan
frekuensi denyut jantung, upaya bernapas, tonus
otot, iritabilitas refleks, dan warna kulit (Dorland,
2015).
3. Dismorfik Kelainan perkembangan morfologi (Dorland,
2015).
4. Imunisasi Pengimunan ; pengebalan terhadap penyakit
(KBBI, 2018).
5. Baggy pants Pantat kendor dan keriput (Nadila, 2016).
6. Posyandu Pos pelayanan terpadu ; kegiatan kesehatan dasar
yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan
(Saepudin, 2017).
7. Klonus Serangkaian kontraksi dan relaksasi otot
involunter yang bergantian secara cepat (Dorland,
2015).
8. Dermatosis Setiap penyakit kulit terutama dermatosis yang
tidak ditandai dengan peradangan (Dorland,
2015).
9. Edema Pengumpulan cairan secara abnormal diruang
interselular tubuh (Dorland, 2015).
10. Iga gambang Tulang iga tampak jelas (Nadila, 2016).

11. Tonus Kontraksi otot yang ringan dan terus menerus


yang pada otot-otot rangka membantu dalam
mempertahankan postur dan pengembalian darah
ke jantung (Dorland, 2015).

2.4. Identifikasi Masalah

1
1. Rama, anak laki-laki usia 13 bulan, dirujuk oleh puskesmas ke Poliklinik RSMP dengan diagnosis
berat badan anak tidak naik secara cukup dalam 4 bulan terakhir dan pertumbuhan tinggi badan
terganggu. Ibu rajin membawa anaknya ke posyandu, pada usia 9 bulan BB 6,0 kg, pada usia 10
bulan BB 6,1 kg, pada usia 11 bulan BB 6,3 kg, pada usia 12 bulan BB 6,4 kg.
2. Anak masih mau makan tetapi sedikit, anak sering makan cemilan. Pola makan anak sekarang ini:
anak makan 3 kali sehari nasi dengan lauk ikan atau ayam, atau telur, atau tempe dan sayur @2-3
sendok makan. Makanan selingan dengan frekuensi sering/tidak teratur berupa: kerupuk, wafer,
minum-minuman manis.
3. Anak masih sering minum ASI, namun si Ibu merasa ASI nya tidak cukup lagi. Anak tidak minum
susu pertumbuhan standar.
4. Riwayat Kehamilan, persalinan imunisasi dan perkembangan:
Rama anak pertama dari ibu usia 28 tahun dengan Pendidikan terakhir tamat SMA. Selama hamil
ibu sehat dan periksa hamil 4 kali ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 37 minggu. Segera
setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3500
gram. Panjang badan lahir 49 cm. Lingkar kepala lahir 34 cm.
5. Riwayat imunisasi: BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Hepatitis B 4 kali, Hib 3 kali, Campak 1
kali.
Riwayat Perkembangan: Saat ini Rama belum bisa berdiri
6. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tidak tampak kurus, aktif, tidak cengeng, berat badan 6,5 kg, panjang badan 71
cm, lingkar kepala 44 cm.
Tanda vital: HR: 100x/menit, RR: 32x/menit, T: 36,0°C.
Keadaan spesifik:
Kepala:
- Wajah dismorfik tidak ada
- Wajah seperti wajah orang tua
- Rambut kepala tipis, jarang, agak pirang, tidak mudah dicabut
- Tatapan mata seperti mengantuk
Thoraks: iga gambang ada
Abdomen: cekung, bising usus normal
Ekstremitas :
- Keempat ekstremitas tampak kurus
- Edema tidak ada
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
- baggy pants (+)
2
Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada
Status Neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan otot motorik 4
- Refleks fisiologis normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
- Refleks patologis (-)

2.6. Analisis Masalah


1. Rama, anak laki-laki usia 13 bulan, dirujuk oleh puskesmas ke Poliklinik RSMP dengan diagnosis
berat badan anak tidak naik secara cukup dalam 4 bulan terakhir dan pertumbuhan tinggi badan
terganggu. Ibu rajin membawa anaknya ke posyandu, pada usia 9 bulan BB 6,0 kg, pada usia 10
bulan BB 6,1 kg, pada usia 11 bulan BB 6,3 kg, pada usia 12 bulan BB 6,4 kg.
a. Bagaimana anatomi dan fisiologi terkait pertumbuhan dan perkembangan ?
b. Apa makna berat badan anak tidak naik dalam 4 bulan terakhir dan pertumbuhan tinggi badan
terganggu ?
c. Apa makna ibu rajin membawa anak ke posyandu pada usia pada usia 9 bulan BB 6,0 kg, pada
usia 10 bulan BB 6,1 kg, pada usia 11 bulan BB 6,3 kg, pada usia 12 bulan BB 6,4 kg?
Maknanya kemungkinan pada posyandu pertama saat umur 9 bulan petugas posyandu tidak
menilai status gizi rama sehingga tidak dilakukan tatalaksana dengan benar.
d. Apa dampak pertumbuhan dan perkembangan yang terganggu ?
e. Apa penyebab dari pertumbuhan anak yang terganggu?

f. Apa saja faktor risiko terganggunya pertumbuhan dan perkembangan pada anak?
g. Bagaimana pertambahan berat badan yang normal pada anak setiap bulannya ?
h. Bagaimana interpretasi penambahan berat badan berdasarkan z-score pada kasus?
i. Apa pengertian dan fungsi posyandu ?
j. Berapa frekuensi kunjungan ke posyandu yang dianjurkan ? Dan apakah pada kasus sudah
sesuai ?
k. Apa kemungkinan penyakit dengan gangguan pertumbuhan dan perkembangan?
l. Apa hubungan usia dan jenis kelamin dengan pertumbuhan anak yang terganggu ?

3
2. Anak masih mau makan tetapi sedikit, anak sering makan cemilan. Pola makan anak sekarang ini:
anak makan 3 kali sehari nasi dengan lauk ikan atau ayam, atau telur, atau tempe dan sayur @2-3
sendok makan. Makanan selingan dengan frekuensi sering/tidak teratur berupa: kerupuk, wafer,
minum-minuman manis.
a. Bagaimana hubungan pola makan anak dengan keluhan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang terganggu ?
b. Berapa jumlah makronutrien yang harus diberikan pada balita?
Asupan makanan protein diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kebutuhan
protein bervariasi menurut usia: pada 1 tahun kehidupan, the European Food Safety Authority
(EFSA) menyarankan protein 1,14g/Kg/hari. Setelah tahun pertama, pertumbuhannya jauh lebih
lambat, dan kebutuhan protein menurun. Asupan protein yang direkomendasikan diukur sebagai
persentase dari asupan energi harian (% E). Sampai usia 2 tahun, asupan protein optimal
menurut tingkat asupan nutrisi yang direkomendasikan (LARNs) adalah <15%E, sebaiknya
dalam kisaran 8-12%E
Savarino, G., Corsello, A. and Corsello, G., 2021. Macronutrient balance and micronutrient amounts
through growth and development. Italian Journal of Pediatrics, 47(1), pp.1-14.

c. Bagaimana asuhan pediatrik dan kebutuhan kalori anak dengan gangguan gizi ?
d. Bagaimana pemberian pola makan yang baik dan benar pada anak usia 13 bulan?
e. Bagaimana makanan selingan yang baik untuk anak usia lebih dari 12 bulan?
f. Bagaimana interpretasi dari jumlah asupan makronutrien, pola pemberian makanan, dan
makanan selingan pada kasus ?

4
3. Anak masih sering minum ASI, namun si Ibu merasa ASI nya tidak cukup lagi. Anak tidak minum
susu pertumbuhan standar.
a. Bagaimana peran ASI untuk pertumbuhan dan perkembangan anak ?
b. Apa makna anak masih sering minum ASI, namun si ibu merasa ASInya tidak cukup lagi?
c. Apa saja kandungan nutrisi dari ASI?
d. Berapa kali frekuensi pemberian ASI yang baik pada anak usia 13 bulan?
e. Bagaimana dampak pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak diberi ASI?
f. Apa dampak anak tidak diberikan susu pertumbuhan standar pada kasus ?
g. Bagaimana peran susu pertumbuhan standar bagi pertumbuhan anak dan kapan seorang anak
harus diberikan susu pertumbuhan standar ?
Susu formula adalah cairan yang berisi zat yang mati didalamnya, tidak ada sel yang hidup seperti sel darah putih, zat
pembunuh bakteri, antibodi, serta tidak mengandung enzim maupun hormon yang mengandung faktor pertumbuhan.
Susu formula adalah susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti
ASI (Air Susu Ibu). Susu formula adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang diberikan pada bayi dan
anak- anak.

susu formula adalah makanan bayi yang secara fungsinya dapat memenuhi kebutuhan gizi dan perkembangan bayi.
Susu formula adalah produk susu bayi yang berasal dari susu sapi yang telah divormulasikan sehingga kompisisinya
mendekati hasil. Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi dengan mengubah susunannya hingga dapat
diberikan pada bayi.

Seharusnya, seorang bayi umur 0-6 bulan diberikan ASI secara eksklusif, dan kemudian dilanjutkan dengan
pemberian ASI dengan didampingi Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP- ASI) sampai dengan umur 24 bulan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Baker pada tahun 2004 anak-anak yang mengonsumsi susu
formula atau makanan komplementer pada umur dibawah 4 bulan mempunyai risiko untuk mengalami
pertambahan berat badan melebihi normal

Utami, C.T. and Wijayanti, H.S., 2017. Konsumsi susu formula sebagai faktor risiko kegemukan pada balita di Kota
Semarang. Journal of Nutrition College, 6(1), pp.96-102.

4. Rama anak pertama dari ibu usia 28 tahun dengan Pendidikan terakhir tamat SMA. Selama hamil
ibu sehat dan periksa hamil 4 kali ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 37 minggu. Segera
setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3500
gram. Panjang badan lahir 49 cm. Lingkar kepala lahir 34 cm.
a. Bagaimana hubungan usia dan pendidikan ibu dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
pada kasus ?
b. Apa interpretasi dari riwayat kehamilan dan persalinan ? dan apa hubungannya dengan kasus ?
c. Bagaimana cara menghitung skor APGAR?
d. Bagaimana klasifikasi berat badan lahir bayi?

5
5. Riwayat imunisasi: BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Hepatitis B 4 kali, Hib 3 kali, Campak 1
kali.
Riwayat Perkembangan: Saat ini Rama belum bisa berdiri.
a. Bagaimana interpretasi dari riwayat imunisasi dan riwayat perkembangan?
b. Bagaimana pola perkembangan anak pada usia 12-18 bulan?
c. bagaimana cara pengukuran perkembangan pada anak ?

6. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan umum: tidak tampak kurus, aktif, tidak cengeng, berat badan 6,5 kg, panjang badan 71 cm,
lingkar kepala 44 cm.
Tanda vital: HR: 100x/menit, RR: 32x/menit, T: 36,0°C.
Keadaan spesifik:
Kepala:
- Wajah dismorfik tidak ada
- Wajah seperti wajah orang tua
- Rambut kepala tipis, jarang, agak pirang, tidak mudah dicabut
- Tatapan mata seperti mengantuk
Thoraks: iga gambang ada
Abdomen: cekung, bising usus normal
Ekstremitas :
- Keempat ekstremitas tampak kurus
- Edema tidak ada
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
- baggy pants (+)
Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada
Status Neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan otot motorik 4
- Refleks fisiologis normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
- Refleks patologis (-)
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik pada kasus ?
b. Bagaimana tanda dan gejala dari anak kurang gizi ?
c. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan fisik pada kasus ?
6
7. Bagaimana cara mendiagnosis?

Penilaian meliputi penentuan status gizi, masalah yang berhubungan dengan proses pemberian makanan dan
diagnosis klinis pasien. Anamnesis meliputi asupan makan, pola makan, toleransi makan, perkembangan oromotor,
motorik halus dan motorik kasar, perubahan berat badan, faktor sosial, budaya dan agama serta kondisi klinis yang
mempengaruhi asupan. Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/tinggi badan dilakukan dengan cara yang
benar dan menggunakan timbangan yang telah ditera secara berkala. Pemeriksaan fisik terhadap keadaan umum dan
tanda spesifik khususnya defisiensi mikronutrien harus dilakukan.

Penentuan status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)
(BB/PB atau BB/TB). Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO 2006 untuk anak kurang
dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun.

Grafik WHO 2006 digunakan untuk usia 0-5 tahun karena mempunyai keunggulan metodologi dibandingkan CDC
2000. Subyek penelitian pada WHO 2006 berasal dari 5 benua dan mempunyai ling- kungan yang mendukung untuk
pertumbuhan optimal. Untuk usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC 2000 dengan per- timbangan
grafik WHO 2007 tidak memiliki grafik BB/TB dan data dari WHO 2007 merupakan smoothing NCHS 1981.

8. Apa diagnosis banding pada kasus?


9. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus?
10. Apa working diagnosis pada kasus?
11. Bagaimana tata laksana pada kasus?
12. Apa komplikasi pada kasus?
13. Apa prognosis pada kasus?
14. Apa SKDU pada kasus?
15. Apa pandangan islam terhadap kasus?
Jawab:
QS Al Mu’minun 51
QS Abasa 24
QS Al Baqarah 168
QS Al Baqarah 57
QS Al Maidah 96
QS Al Kahf 19

2.7. Hipotesis

7
Rama, anak laki-laki, usia 13 bulan, didiagnosis gagal tumbuh dan gangguan perkembangan, wajah seperti
orang tua, rambut kepala tipis, jarang dan pirang, mata ngantuk, perut cekung, iga gambang, keempat
ekstremitas tampak kurus, baggy pants (+) karena mengalami gizi kurang ec KEK.

2.8. Kerangka Konsep

Riwayat pendidikan orang tua

Pola asuhan makan


tidak tepat

Nutrisi rendah

Kurang energi kronis

Gangguan pertumbuhan
Gangguan
rkembangan
Rambut tipis Mata seperti mengantuk
dan pirang

um bisa berdiri Baggy pants


Iga
gambang

Wajah seperti tua


Perut cekung
Ekstremitas
kurus

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, N. 2015. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.


Kamus Besar Bahasa Indonesia (2nd ed.). 2019. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

8
Nadila, F., & Angraini, D. I. 2016. Manajemen anak gizi buruk tipe marasmus dengan TB paru. J Med ula
Unila, 6(1), 36-43.
Saepudin, E. 2017. Peran Posyandu Sebagai Pusat Informasi Kesehatan Ibu dan Anak. Vol.3,No.2,
Jatinangor : Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai