Disusun Oleh:
Lency Cahyaningsih
(P2790522022)
2. Perkembangan
Berdasarkan panduan yang digunakan di Indonesia, terdapat tahapan
perkembangan anak menurut usia dikelompokkan menjadi beberapa
tahapan usia, berikut merupakan tahapan perkembangan anak usia 9 - 12
bulan.
Usia Tahap Perkembangan yang dicapai
9 – 12 bulan - Mengangkat badannya ke posisi tegak
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dengan
kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang
diinginkan
- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut
- Mengulang menirukan bunyi yang didengar
- Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa
saja
- Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
- Senang diajak bermain “ciluk ba”
- Mengenal anggota keluarga, takut kepada orang yang
tidak dikenal.
E. Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu
saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan (Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 Tahun 2013).
Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif
dalam menurunukan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi,
berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B,
poliomyelitis, dan campak dapat dicegah. Pentingnya pemberian imunisasi dapat
dilihat dari banyaknya belita yang meninggal akibat penyakit yangdapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena penyakit-
penyakit tesebut bias dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itulah, untuk
mencegah balita menderita beberapa penyakit yang berbahaya, imunisasi pada
bayi dari balita harus lengkap serta diberikan sesuai jadwal. (Vivian 2010).
F. Tujuan Imunisasi
Secara umum tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010)
1. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta
dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu.
2. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
3. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
4. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan Mortalitas
(angka kematian) pada balita
I. Manfaat Imunisasi
1. Menghindarkan bayi dari serangan penyakit
Dengan memberikan imunisasi pada anak sejak dini diharapkan kesehatan
anak akan tetap terjaga hingga anak tumbuh menjadi lebih aktif dan juga
dewasa.
2. Memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit menular
Memberikan imunisasi pada anak sejak dini berarti telah menambah jumlah
anak yang memiliki kekebalan tubuh yang tinggi terhadap serangan
penyakit.
3. Meningkatkan kesehatan nasional
Manfaat imunisasi bagi anak dan bayi selain dapat menghindarkan dari
penyakit menular juga dapat meningkatkan kesehatan anak dalam taraf
nasional. Sehingga anak-anak akan merasa aman karena terbebas dari
penyakit-penyakit berbahaya yang bisa menular.
J. Sasaran Imunisasi
Sasaran imunisasi untuk anak-anak adalah:
1. Semua anak di bawah usia 1 tahun
2. Anak-anak lain yang belummendapa timunisasi lengkap
3. Anak usia sekolah (imunisasi booster/ ulangan)
4. Calon pengantin dan ibu hamil untuk imunisasi TT
K. Jenis Imunisasi
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dan
anak dari berbagai penyakit, diharapkan bayi atau anak tetap tumbuh dalam
keadaan sehat. Pada dasarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan secara
sendiri agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah, pertahan tubuh tersebut
meliputi pertahanan nonspesifik dan pertahanan spesifik, proses mekanisme
pertahanan dalam tubuh pertama kali adalah pertahanan nonspesifik seperti
complemen dan makrofag dimana complemen dan makrofag ini yang pertama
kali a3kan memberikan peran ketika ada kuman yang masuk ke dalam tubuh.
Setelah itu maka kuman harus melawan pertahanan tubuh yang kedua yaitu
pertahanan tubuh spesifik terdiri dari system humoral dan seluler. System
pertahanan tersebut hanya bereaksi terhadap kuman yang mirip dengan
bentuknya. System pertahanan humoral akan menghasilkan zat yang disebut
imonuglobulin (IgA, IgM, IgG, IgE, IgD) dan system pertahanan seluler terdiri
dari limfosit B dan limfosit T, dalam pertahanan spesifik selanjutnya akan
menghasilkan satu sel yang disebut sel memori, sel ini akan berguna atau sangat
cepat dalam bereaksi apabila sudah pernah masuk ke dalam tubuh, kondisi ini
yang digunakan dalam prinsip imunisasi. Berdasarkan proses tersebut diatas
maka imunisasi dibagi menjadi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan
terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imonologi spesifik yang menghasilkan respons seluler dan humoral serta sel
memori, sehingga apabila benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat
dapat merespons. Dalam imunisasi aktif terdapat empat macam kandungan
dalam setiap vaksinnya antara lain :
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat berupa poli
sakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.
b. Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
c. Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk menhindari
tubuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.
d. Adjuvant yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk
meningkatkan imonogenitas antigen.
2. Imunisasi pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma
manusia atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga
sudah masuk di dalam tubuh yang terinfeksi. Dalam pemberian imunisasi
pada anak dapat dilakukan dengan beberapa imunisasi yang dianjurkan
diantaranya:
a. Imunisasi DPT (Diphteri, Pertusis, dan Tetanus)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit diphteri. Imunisasi DPT ini merupakan vaksin yang mengandung
racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya akan tetapi
masih dapat merangsang pembentukan zat anti (Toxoid). Frekuensi
pemberian imunisasi DPT adalah 3 kali dengan maksud pemberian
pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)
terhadap vaksin dan mengaktifkan organ – organ tubuh membuat zat anti,
kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Waktu pemberian
imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara
pemberian imunisasi DPT melalui intramuscular. Efek samping pada DPT
mempunyai efek ringan dan efek berat, efek ringan seperti pembengkakan
dan nyeri pada tempat penyuntikan, demam sedangkan efek berat dapat
menangis hebat kesakitan kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, terjadi
kejang, enchefalopati, dan syok.
b. Imunisasi Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian
imunisasi Polio adalah 4 kali. Waktu pemberian imunisasi Polio antara
umur 0 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi
Polio melalui oral.
c. Imunisasi Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis
B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah
intramuscular.
d. Imunisasi HiB (Haemophilus influenza tipe B)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit influenza tipe B. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murbi
(PRP: Purified Capsular Polysacharide) kuman H. Influenza tipe B antigen
dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein – protein lain
seperti Toxoid tetanus (PRP – T), Toxoid diphteri (PRP – D atau PRP –
CR 50), atau dengan kuman monongokokus. Pada pemberian imunisasi
awal dengan PRP – T dilakukan dengan 3 suntikan dengan interval 2 bulan
kemudian vaksin PRP – OMPC dilakukan dengan 2 suntikan dengan
interval 2 bulan, kemudian boosternya dapat diberkan pada usia 18 bulan.
2tetes Di teteskan ke
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan
mulut.
0,5 cc Subkutan,
Campak 1 kali 4 minggu 9-11 bulan biasanya di lengan
kiri atas.
M. Pathway Imunisasi
Imunisasi Campak
SC : 0,5 cc
Vaksin Masuk dalam Tubuh Usia : 9 bulan
Hipertermi Peradangan
Mengeluarkan kemokin
Limfosit
Antibodi
N. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Sesuai Teori
1. Pengkajian
a. Pengkajian Identitas dan Riwayat Keperawatan
1) Identitas Anak dan/atau Orang Tua
Nama, Alamat, Telepon, Tempat dan tanggal lahir, Ras/kelompok
entries, Jenis kelamin, Agama, Tanggal wawancara.
2) Keluhan Utama
Untuk menjalani suatu imunisasi anak diharapkan dalam kondisi sehat
jasmani dan rohani karena akan dipenetrasikan antigen dalam imunisasi
yang akan memicu fungsi imunnya, namun seiring dengan kondisi anak
yang rentan terhadap kontak infeksi dari lingkungan, tidak menutup
kemungkinan jika saat memasuki jadwal imunisasi ia berada dalam
kondisi sakit. Keluhan ini dapat dijadikan indikator apakah imunisasi
harus dilanjutkan, ditunda sementara waktu, atau tidak diberikan sama
sekali.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan keluhan
utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang
mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam
kondisi tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk
mengetahui status kesehatan anak saat ini.
4) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau
pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk yang berarti dalam pemberian imunisasi. Riwayat
penyakit dahulu mencangkup :
a) Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).
b) Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya
c) Alergi.
d) Pengobatan terbaru.
e) Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi
terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
f) Pertumbuhan dan perkembangan anak (Sebelum melakukan
imunisasi dapat pula dikaji pertumbuhan dan perkembangan anak
sehingga dapat mengidentifikasikan indikasi imunisasi serta
pendidikan kesehatan yang sesuai dengan usia serta pola perilaku
anak baik ditujukan secara langsung pada anak ataupun
keluarganya).
g) Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.
1) Riwayat pengobatan keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang
memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji
pajanan terhadap penyakit menular pada anggota keluarga dan
kebiasaan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan anak, seperti
merokok dan penggunaan bahan kimia lain, serta tingkat kewaspadaan
keluarga saat anak mengalami sakit.
2) Riwayat Psikososial
Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak, terutama
terfokus pada riwayat imunisasi yang pernah ia dapatkan, apabila
riwayat sebelumnya menyisakan kerisauan pada anak maka akan lebih
baik jika saat imunisasi berikutnya hal ini diperbaiki untuk mengubah
konsep anak terrhadap imunisasi, menanamkan padanya bahwa hal ini
penting untuk mencegah penyakit yang mungkin mendatanginya, serta
diperlukan keterlibatan keluarga yang dapat memberikan dukungan
mental pada anaknya sehingga anak tidak risau dalam menghadapi
imunisasi.
5) Riwayat Keluarga
Untuk mengembangkan pemahaman tentang anak sebagai individu dan
sebagai anggota keluarga dan komunitas. Pengkajian juga berfokus
pada sejauh mana keluarga memahami tentang imunisasi yang akan
diberikan pada anak, meliputi jenis imunisasi, alasan diimunisasi,
manfaat imunisasi, dan efek sampingnya. Hal ini akan sangat
membantu jika keluarga telah memahami pentingnya imunisasi sebagai
langkah penting yang diperlukan untuk mencegah penyakit pada
anaknya. Untuk beberapa keluarga yang belum begitu memahami
imunisasi, hal ini dapat dijadikan patokan untuk memberikan
pendidikan kesehatan dalam pemahaman terhadap imunisasi.
b. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pengkajiaan pertumbuhan dan perkembangan anak bertujuaan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak,
sehingga dengan data yang ada, dapat diketahui mengenai keadaan anak
yang dapat membantu proses imunisasi dan juga pendidikan kesehatan
seputaran imunisasi anak. Dalam melaksanaakan pengkajiaan atas
pertumbuhan dan perkembangan anak, hal penting yang harus
diperhatikan adalah bagaimana mempersiapkan anak agar pemeriksaan
berjalan lancar. Hal-hal yang perlu dikaji adalah:
1) Riwayat Pranatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat
hamil, seperti terinfeksi TORCH, berat badan tidak naik, preeksklamsi,
dan lain-lain, serta apakah kehamilannya dipantau berkala. Kehamilan
risiko tinggi yamg tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu
tumbuh kembang anak. Dengan mengetahui riwayat prenatal maka
keadaan anaknya dapat diperkirakan.
2) Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah
secara normal, dan bagaimana keadaan anak sewaktu lahir. Anak yang
dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila kelahirannya mengalami
gangguan (cara kelahiran dengan tindakan seperti forceps, partuss lama,
atau kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi keadaan
tumbuh kembang anak.
3) Pertumbuhan Fisik
Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu
diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik.
Sebagaimana dalam pembahasan sebelumnya, pengukuran
antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau
tumbuh kembang anak adalah TB, BB, dan lingkar kepala. Sedangkan
lingkar lengan dan lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya
gangguan pada anak.
4) Perkembangan anak
Untuk mengkaji keadaan perkembangan anak, dapat digunakan buku
Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita sebagaimana telah
dibahas sebelumnya. Dari pedoman ini dapat diketahui mengenai
keadaan perkembangan anak saat ini, apakah anak berada dalam
keadaan normal, meragukan, atau memerlukan rujukan. Apabila anak
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka dapat dilakukan DDST
yang dapat dibaca pada Buku Tumbuh Kembang oleh Soetjiningsih
(1996).
5) Data Kebutuhan Bio-Psiko-Sosio dalam sehari-hari
a) Bernafas
Pada pola ini, kaji anak mengenai :
Apakah anak mengalami kesulitan bernafas ? Jika iya apa
kesulitan yang dirasakan ?
Bagaimana suara napas anak ?
b) Makan dan Minum
Pada pola ini kaji anak mengenai : Pada bayi :
Berapa kali sehari anak diberikan ASI ?
Sampai umur berapa anak diberikan ASI ?
Apakah ada makanan pendamping ASI ? Jika ada makanan apa
yang diberikan ?
Umur berapa mulai diberikan makanan cair (air buah/sari buah) ?
Umur berapa diberikan bubur susu ?
Umur berapa anak mulai diberi nasi tim saring ?Umur berapa
anak diberi nasi tim ?
Berapa kali sehari anak diberi makan ? Pada anak-anak
Bagaimana nafsu makan anak sehari-hari ?
Apa jenis makanan pokok, lauk, sayuran, dan jenis buah anak ?
Apakah anak memiliki kebiasaan jajan ?
c) Eliminasi (BAB/BAK)
Pada pola ini kaji anak mengenai :
Apakah anak bisa memberitahu jika ingin BAB/BAK ?
Apakah anak melakukan BAB/BAK sendiri/ditolong ?
Berapakali anak BAB/BAK dalam sehari ?
Bagaimana bau, warna, dan konsistensi feses dan urine anak ?
d) Aktifitas
Pada pola ini kaji anak mengenai :
Apakah anak suka bermain ?
Apa permainan yang disukai anak ?
Apakah anak memiliki teman bermain ?
Apa mainan yang dimiliki anak ?
e) Rekreasi
Pada pola ini kaji anak mengenai :
Apakah anak pernah/jarang/sering melakukan rekreasi ?
Jenis rekreasi apa yang disukai anak ?
f) Istirahat dan Tidur
Pada pola ini kaji anak mengenai :
Bagaimana kebiasaan istirahat anak ?
Bagaimana kebiasaan tidur anak (mencuci kaki sebelum tidur,
mengompol, mengorok, mengigau, sering terjaga atau kebiasaan
tidur lain) ?
Jam berapa anak mulai tidur malam dan bangun pagi ?
Apakah anak tidur sendiri atau ditemani?
Apakah anak biasa tidur siang ? berapa jam ?
g) Kebersihan Diri
Pada pola ini kaji anak mengenai:
Apakah anak mandi sendiri atau dibantu ?
Dimana anak mandi ?
Dikeringkan dengan handuk atau tidak ?
Apakah anak gosok gigi sendiri atau ditolong ?
Kapan anak menggosok gigi ? apakah menggunakan pasta gigi ?
h) Pengaturan Suhu Tubuh
Pada pola ini kaji anak mengenai pengaturan suhu tubuhnya
i) Rasa Nyaman
Pada pola ini kaji anak apakah anak mengalami nyeri atau tidak
j) Rasa Aman
Pada pola ini kaji anak apakah anak mengalami ketakutan atau
kecemasan
k) Belajar (anak dan orang tua)
Pada pola ini kaji anak dan orangtua mengenai pengetahuan tentang
mkanan, kesehatan lingkungan, personal hygiene, tumbuh kembang
anak
l) Prestasi
Pada pola ini kaji anak mengenai apa kepandaiannya sekarang dan
apa prestasi yang dimiliki anak
m) Hubungan Sosial Anak
Pada pola ini kaji anak mengenai hubungan anak dengan inter
keluarga (hubungan paling dekat, orang yang dominan, orang yang
disegani, hubungan, komunikasi anak dan orang tua, serta anggota
keluarga lain)
n) Melaksanakan Ibadah
Pada pola ini kaji anak mengenai bagaimana kebiasaan sembahyang
anak dan bantuan yang diperlukan Selama anak sakit
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016), diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada anak sehat adalah:
a. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kebutuhan akan pelayanan imunisasi (D.0112)
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
(D.0111)
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan Manajemen imunisasi atau
manajemen kesehatan tindakan keperawatan vaksinasi (I.14508)
(D.0112) selama .... x .....
diharapkan kesiapan Observasi
peningkatan 1. Identifikasi riwayat
manajemen kesehatan kesehatan dan riwayat
tercapai (L. 12104) alergi
dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi
1. Meningkatkan kontraindikasi pemberian
tindakan untuk imunisasi (misalnya,
mengurangi faktor reaksi anafilaksis
risiko terhadap vaksin
2. Menerapkan sebelumnya dan atau
program perawatan sakit parah dengan atau
3. Aktivitas hidup tanpa demam)
sehari-hari efektif 3. Identifikasi status
memenuhi tujuan imunisasi setiap
kesehatan kunjungan kepelayanan
kesehatan
Terapeutik
1. Berikan suntikan pada
bayi di bagian paha
anterolateral
2. Dokumentasikan
informasi vaksinasi
(misalnya, nama
produsen, tanggal
kedaluwarsa)
3. Jadwalkan imunisasi
pada interval waktu yang
tepat
Edukasi
1. Jelaskan tujuan, manfaat,
reaksi yang terjadi,
jadwal, dan efek samping
2. Informasikan imunisasi
yang diwajibkan
pemerintah (misalnya,
hepatitis B, BCG, difteri,
tetanus, pertussis, h.
influenza, polio, campak,
measles, rubella)
3. Informasikan imunisasi
yang meindungi terhadap
penyakit namun saat ini
tidak diwajibkan
pemerintah (misalya,
influenza, pneumokokus)
4. Informasikan vaksinasi
untuk kejadian khusus
(misalnya, rabies,
tetanus)
5. Informasikan penundaan
pemberian imunisasi
tidak berarti mengulang
jadwal imunisasi kembali
6. Informasikan penyedia
layanan pecan imuisasi
nasional yang
menyediakan vaksin
gratis
2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi proses penyakit
(D.0111) tindakan keperawatan (I.12444)
selama ..x.. diharapkan
tingkat pengetahuan
(L.12111) meningkat Observasi
dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Perilaku sesuai kemampuan menerima
anjuran meningkat informasi
2. Kemampuan Terapeutik
menjelaskan 1. Sediakan materi dan
pengetahuan tentang media pendidikan
suatu topik mingkat kesehatan
3. Perilaku sesuai 2. Jadwalkan pendidikan
dengan pengetahuan kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
4. Persepsi yang keliru 3. Berikan kesempatan
terhadap masalah untuk bertanya
menurun Edukasi
5. Perilaku membaik 1. Jelaskan penyebab dan
faktor risiko penyakit
2. Jelaskan proses
patofisiologi munculnya
penyakit
3. Jelaskan tanda dan
gejala yang ditimbulkan
oleh penyakit
4. Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
5. Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala
yang dirasakan
6. Ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau pengobatan
7. Informasikan kondisi
pasien saat ini
8. Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan
gejala memberat atau
tidak biasa
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan. Ukuran implementasi keperawatan yang diberikan
kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien, keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari (Yustiana &
Ghofur, 2016).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan
tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi
dan tanda gejala yang spesifik (Yustiana & Ghofur, 2016)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.R IMUNISASI CAMPAK
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : An.R
Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 16-04-2021
Umur : 1 Tahun 4 Bulan
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Jl. Sitanala Lorong 2 Kel. Karang Sari Kec.
Neglasari Kota Tangerang
Agama : Islam
Nama ayah/ibu : Ny.S
Pekerjaan ayah/ibu : Buruh
Pendidikan ayah/ibu : Tamat SD
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
2. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan ingin memberi imunisasi lanjutan pada anaknya sesuai
jadwal yang ditetapkan bidan sebelumnya yaitu Imunisasi Campak.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada keluhan sakit apapun seperti panas,
batuk, pilek dan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan anaknya sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit
terdahulu seperti kejang, alergi dan tidak pernah dirawat di rumah sakit karna
suatu penyakit
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti DM, Jantung, Hipetensi, Asma, Kejang, serta keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit menular.
6. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Prenatal : Ibu mengatakan selama kehamilan rajin melakukan ANC
sebanyak 7 kali di Posyandu, Imunisasi TT 2 kali, tidak ada penyakit
diderita ibu dan keluarga.
b. Natal : Usia kehamilan 39-40 minggu dilahirkan di RS Melati ditolong
oleh tenaga kesehatan berlangsung secara SC.
c. Postnatal : Keadaan bayi setelah lahir langsung menangis, pada kulit
berwarna merah, BB: 2.700 gram, PB: 50 cm, LK: 34 cm, LD: 34 cm.
7. Riwayat Tumbuh Kembang (Denver Terlampir)
a. Personal Sosial : Melambaikan tangan dan tepuk tangan, anak dapat
menyatakan keinginan, anak dapat minum dari cangkir.
b. Motorik Kasar : Memegang dengan ibu jari dan jari lain, anak dapat
mengambil 2 kubus dan membenturkan 2 kubus yang dipegang.
c. Bahasa : Anak sudah bisa meniru bunyi suara, mengoceh, menyebut 2 suku
kata yang sama, papa/mama.
d. Motorik Kasar : Bangun duduk sendiri, bangkit sendiri untuk berdiri,
berdiri tanpa bantuan atau pegangan.
8. Riwayat imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi Hepatitis B,
BCG, DPT dan Polio.
9. Kemampuan Fungsional :
a. Pola persepsi kesehatan : Ibu mengatakan kalau anaknya diimunisasi akan
terhindar dari penyakit.
b. Pola Nutrisi-Metabolisme :
1) ASI : Iya
2) Sejak kapan : Lahir-Sekarang
3) Diit Khusus : Nasi Lunak ± 500 cc
4) Nafsu makan : Baik
5) Masalah dengan makanan : Ibu klien mengatakan anaknya tidak
memiliki masalah dengan makan seperti (dysfagia, alergi makanan,
makanan kesukaan, perubahan BB)
6) Jumlah makanan yg dimakan : 3 x 1 hari (nasi lunak ½ mangkuk kecil)
+ buah-buahan (pisang) setiap pagi
7) Cairan intra vena : Tidak ada
8) Masukan dan keluaran : Masukan Asi + nasi (3 kali) dan keluaran BAK 4 Kali
+ BAB 1 kali/hari.
c. Pola Eliminasi : BAK dan BAB
1) Kebiasaan BAK (frekuensi, waktu dan jumlah)
Ibu klien mengatakan anaknya BAK 4 kali tergantung banyaknya yang
diminum.
2) Masalah dengan Berkemih
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mengalami masalah dalam
berkemih seperti disuri, hematuri, nocturi, incontinensia.
3) Kebiasaan BAB
Ibu klien mengatakan anaknya BAB sebanyak 1-2 x sehari, dan tidak
memiliki masalah dalam BAB.
d. Pola Aktifitas / Latihan
Kemampuan Motorik (Motorik kasar, motorik halus) Ibu klien
mengatakan anaknya sering diajak jalan-jalan disekitar rumah pada pagi
hari sehingga anaknya tidak rewel dan bercanda dengan orang sekitar
sehingga anaknya tersenyum dan tertawa serta anaknya senang bermain
dengan anak tetangga lainnya.
e. Pola Tidur / Istirahat
Ibu klien mengatakan anaknya tidur mulai pukul 20.00 WIB bangun pukul
08.00 dan kalau siang hari 1-2 Jam.
f. Pola Kognitif – Perseptual
Pendengaran : Normal, Gangguan (ka/ki) tidak ada, menggunakan alat
bantu pendengaran tidak ada
g. Persepsi Diri / Konsep Diri
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah sesuai perkembangannya.
h. Pola Peran – Hubungan
1) Komunikasi (sesuai dengan usia/tdk ) : Sesuai dengan usia
2) Bahasa sehari-hari : Bahasa indonesia
3) Hubungan dengan orang lain (teman sebaya, ortu, dll) : Baik
4) Dampak sakit terhadap diri : sering menangis
5) Keiginan untuk mengubah diri : tidak ada
i. Koping / Toleransi Stres
1) Stressor pada tahun lalu : tidak ada
2) Metode koping yang biasa digunakan : diberi asi saat menangis
3) Sistem pendukung : tidak ada
4) Penggunaan alcohol dan obat resep dokter serta obat illegal untuk
mengatasi stres : tidak ada
5) Efek penyakit terhadap tingkat stres : tidak ada
j. Nilai / Kepercayaan
Mengambarkan sistem spiritual, nilai dan kepercayaan
1) Agama Spiritualitas : Islam
2) Kegiatan keagamaan dan budaya : tidak dikaji
3) Berbagi dengan orang lain : tidak dikaji
k. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Cukup
2) Kesadaran : Composmentis (E4M6V5)
3) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan Darah : tidak diukur
b) Nadi
Frekuensi : 105 x/menit
Irama : Reguler
Kekuatan : Normal
c) Pernafasan
Frekuensi : 23 x/menit
Irama : Reguler
d) Suhu : 36,1°C
4) Pengkajian Head To Toe
a) Kepala
Bentuk dan ukuran kepala : simetris
Pertumbuhan rambut : penyebaran rambut merata hitam
Kulit kepala : normal
b) Muka
Mata
Kebersihan : bersih
Fungsi penglihatan : normal
Palpebral : tidak ada edema
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : putih
Pupil : isokor
Diameter ki/ka : simetris
Reflek Terhadap Cahaya : +
Pengunaan alat bantu penglihatan : tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
Hidung
Fungsi penghidu : normal
Sekret : tidak ada
Nyeri sinus : tidak ada
Polip : tidak ada
Napas Cuping Hidung : tidak ada
Mulut
Kemampuan bicara : normal
Keadaan bibir : simetris
Selaput mukrosa : kering
Warna lidah : normal
Keadaan gigi : normal
Bau nafas : tidak ada bau nafas
Dahak : tidak ada
Gigi
Jumlah : 10 buah gigi
Kebersihan : bersih
Masalah : tidak ada masalah
Telinga
Fungsi pendengaran : normal
Bentuk : simetris
Kebersihan : bersih
Serumen : tidak ada serumen
Nyeri Telinga : tidak ada nyeri telinga
c) Leher
Bentuk : simetris
Pembesaran tyroid : tidak ada pembesaran tyroid
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
Nyeri waktu menelan : tidak ada nyeri saat menelan
JVP : tidak ada pembesaran JVP
d) Dada (Thorax)
Bentuk dada simetris, frekuensi nafas 23 x/menit, irama nafas
teratur, pernafasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot bantu
nafas tidak ada, tidak menggunakan alat bantu nafas.
e) Abdomen
Bentuk : Bulat
Tidak ada bayangan vena
Tidak terlihat adanya benjolan
Tidak ada luka operasi pada abdomen
f) Genetalia : normal
g) Anus dan rectum : normal
h) Ekstremitas
Atas
Kekuatan otot kanan dan kiri : normal
ROM kanan dan kiri : normal
Perubahan bentuk tulang : tidak ada
Pergerakan sendi bahu : normal
Perabaan Akral : hangat
Pitting edema : tidak ada
Bawah
Kekuatan otot kanan dan kiri : normal
ROM kanan dan kiri : normal
Perubahan bentuk tulang : tidak ada
Varises : tidak terdapat varises
Perabaan Akral : hangat
Pitting edema : tidak ada
i) Intergumen : kuku bersih, kelenjar keringat baik
l. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada
2) Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada
3) Terapi Medis
Tidak ada
B. Analisa Data
No Data Analisa Masalah
1. DS : Ibu ingin meningkatkan Kesiapan peningkatan
Ibu klien mengatakan kesehatan anaknya dengan manajemen kesehatan
mengajak anaknya ke pemberian imunisasi
posyandu untuk lanjutan
mendapatkan imunisasi
lanjutan yang belum Pemberian imunisasi
saat usia 9 bulan yaitu campak
imunisasi campak.
DO : Peningkatan kesehatan
Pada buku kesehatan ibu bayi
dan anak terdapat
jadwal imunisasi
campak yang belum
dilakukan saat usia
anaknya 9 bulan yaitu
jadwal imunisasi
campak.
2. DS : Program imunisasi Defisit pengetahuan
Ibu klien mengatakan
tidak mengetahui apa Ibu tidak mengetahui
saja manfaat imunisasi manfaat, efek samping,
campak, efek samping dan prosedur imunisasi
yang mungkin terjadi campak
setelah pemberian
imunisasi, dan Keluarga kurang terpajan
bagaimana prosedur informasi
pemberian imunisasi
campak. Defisit pengetahuan
DO :
Ibu klien tampak
penasaran dan ingin
tahu.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan kebutuhan
akan pelayanan imunisasi ditandai dengan pemberian imunisasi campak.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi ditandai
dengan Ibu klien tidak mengetahui manfaat, efek samping, dan prosedur
imunisasi campak.
D. Intervensi Keperawatan
Nama Klien : An.R Nama Mahasiswa : Lency Cahyaningsih
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.