TAHUN 2019-2020
kata pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha Esa, atas berkat rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dengan
dengan Masalah Omfalokel”. Tugas ini kami ajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak-2, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami mohon untuk kritik dan saran yang bersifat membangun, agar
dalam penyusunan tugas ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan askep
ini, semoga askep ini dapat di jadikan bahan perbandingan dalam penulisan
karya-karya lainnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
bab I Pendahuluan........................................................................................5
1.3 Tujuan.............................................................................................6
2.2 Prognosis........................................................................................8
2.9 Penatalaksanaan............................................................................15
3.1 Pengkajian....................................................................................20
iii
3.3 Intervensi......................................................................................24
3.4 Implementasi................................................................................27
3.5 Evaluasi........................................................................................27
iv
BAB I
PENDAHULUAN
abdomen yang sering ditemui. Omfalokel terjadi bila terdapat kegagalan intestine
omfalokel.
juga menyebabkan kelainan pada banyak system tubuh dan organ. Bayi-bayi
dengan kelainan tersebut jarang bertahan dan jika mereka bertahan hidup,
mereka menderita cacat parah. Sekitar 50% dari semua bayi yang lahir dengan
omfalokel memiliki cacat lahir lainnya di jantung, ginjal, atau organ lain,
bahkan jika tes kromosom normal. Sekitar 35% bayi dengan omfalokel akan
Hampir 70% bayi dengan omfalokel juga memiliki cacat lahir lainnya,
paling sering meliputi hati, tulang, usus, dan sistem kemih. Tiga puluh persen
5
ukuran besar tubuh, lidah besar, organ usus membesar, dan hipoglikemia
berat bayi baru lahir) atau Pentalogy of Cantrell (omfalokel, cacat pada tulang
I.3 Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep dasar dan konsep askep
6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
Omfalokel berasal dari bahasa Yunani omphalos yang berarti umbilicus (tali
pusat) dan cele yang berarti bentuk hernia. Omfalokel diartikan sebagai defek
sentral dinding abdomen pada daerah cincin umbilicus (umbilical ring) atau cincin
tali pusat sehingga terjadi hernia organ abdomen dari kavum abdomen, namun
masih dilapisi oleh selaput atau kantong. Selaput terdiri atas lapisan amonion dan
mana saat lahir usus bayi dan organ abdomen lainnya berada dalam suatu kantong
Omfalokel adalah penonjolan pada usus atau isi perut lainnya melalui akar
pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut), tidak dilapisi oleh kulit,
dan usus terlihat transparan (tembus pandang), dimana angka kejadian omfalokel
7
II.2 Prognosis
defek dinding abdomen itu sendiri. Survival rate pada bayi omfalokel
1. Prematuritas
Neonatus yang lahir pada usia gestasi <36 minggu memiliki survival rate
yang rendah, 57%. Survival rate akan meningkat dengan peningkatan usia
2. Ukuran omfalokel
perkembangan paru, bayi ini akan mengalami kesulitan bernapas. Bayi ini
8
2. Beberapa factor risiko infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
Jam17 \l 1033 ]
berikut :
1. Faktor kehamilan dengan risiko tinggi, seperti ibu hamil yang sakit dan
dengan usia kehamilan yang kurang bulan atau bayi premature. Bayi
9
3. Polihidramnion dan dapat diduga adanya atresia intestinal fetus dan
f. Defisiensi salisilat
g. Hipoksia
h. Kandungan lemah
1. Omfalokel dapat dilihat dengan jelas karena isi abdomen menonjok atau
10
b. Omfalokel besar, yaitu usus, hati, atau limpa dapat keluar dari tubuh
yang sehat
limfe, dan tonjolan besar pada usus (isi perut). Tali pusat biasanya
diinsersi ke dalam kantong. Jika kantong ruptur dalam uterus, usus terlihat
gelap dan edema. Kira- kira 1 dari 3 bayi dengan omfalokel dikaitkan
11
II.5 Patofisiologi dan Pathway Omfalokel
Patofisiologi :
akibatnya usus menjadi tebal dan kaku karena pengendapan dan iritasi
dari cairan asam amino, usus juga terlihat pendek dan rongga abdomen
sempit
kontaminasi usus dengan kuman dapat terjadi, dan distensi usus sehingga
pembedahan
6. Embriogenesis pada saat janin berumur 5-6 minggu isi abdomen terletak
perut, bila proses ini terhambat maka akan terbentuk kantong di pangkal
12
umbilikus yang terisi usus, lambung dan kadang hati, dindingnya tipis
karena terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amino yang keduanya
Pathway :
Kelainan
Korda terobek
Agen cidera
Omfalokel
Nyeri
Ileus Obstruksi Usus keluar
Keterbatasan kognititf
Kekurangan
Pertahanan tubuh
cairan dari
primer tidak
kebutuhan
adekuat
tubuh Defisiensi
pengetahuan
orang tua
Kenaikan suhu Resiko Infeksi
tubuh
Ansietas
13
II.6 Komplikasi Omfalokel
a. Infeksi usus
c. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi pada
d. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balance cairan dan nutrisi
e. Nekrosis
2. Amniosentesis
14
4. Penurunan bidang usus
II.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan pranatal
Informed Consent pada orang tua tentang keadaan janin, resiko terhadap ibu dan
prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kansungan, ahli anak, dan
pemeriksaan USG secara berkala dan tentukan tempat dan cara melahirkan.
omfalokel dan gastroskisis hampir sama. Bayi sebaiknya segera dirujuk ke pusat
yang memiliki fasilitas perawatan intensif neonatus dan bedah anak. Bayi dengan
15
Sedangkan untuk penatalaksanaan segera pada bayi dengan omfalokel
1. Tempatkan bayi pada ruangan yang aseptik dan hangat untuk mencegah
2. Atur posisi bayi senyaman mungkin dan dengan lembut agar bayi tidak
macam alat bantu ventilasi seperti mask tidak dianjurkan karena dapat
16
7. Lakukan pemantauan dan stabilisasi suhu, status asam basa, cairan, dan
elektrolit
10. Jika bayi dirujuk, sebaiknya tempatkan bayi dalam inkubator hangat
a. Omfalokel besar
gagal jantung
2. Pada omfalokel raksasa, dapat terjadi herniasi seluruh organ intra abdomen
17
3. Tindakan non operasi secara sederhana dilakukan dengan merangsang
membaik
dan povidon iodin. Obat tersebut merupakan agens anti septik yang pada
pada permukaan selaput atau kantong dengan balutan elastis yang secara
18
pada giant
omfalokel
Kantong Ada Ada Tidak ada
Kandungan Seluruh Beberapa loop Biasanya gaster
Kantong organ usus atau usus
abdomen
Letak tali pusat Pada puncak Pada puncak Terpisah dengan
Kantong kantong kantong,
biasanya di
lateral
19
BAB III
III.1 PENGKAJIAN
A. Epidemiologi
kasus dalam 5.000 kelahiran. Omfalokel yang besar terjadi dengan rasio
B. Biodata
Bayi baru lahir dengan organ perut berada diluar tubuh terbungkus
20
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada ibu, apakah pada saat hamil pernah terinfeksi virus,
sama
D. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
B2 (Blood)
Perkusi :
21
B3 (Brain)
Terdiri dari kesadaran, nilai GCS dan fungsi 12 nervus / saraf kranial
B4 (Bladder)
Frekuensi BAK, BAB, karakteristik urine dan feses, apakah ada distensi
B5 (Bowel)
Periksa mulut bayi : kebersihannya, apakah ada lesi, apakah ada secret di
rongga mulut
Perut rata, teraba lemas. Tampak kantong yang muncul dari tengah perut
(area umbilikal) dengan defek abdomen antara 4-12 cm, isi kantong
berupa keseluruhan usus (omfalokel kecil) atau bisa juga organ lain seperti
usus, hati, atau limpa (Omfalokel besar) Umbilikal tampak terletak pada
B6 (Bone)
dan terlihat ada organ dalam yang menonjol keluar, adakah perubahan
warna kulit.
E. Pemeriksaan Penunjang
a) USG prenatal
b) Amniosentesis
22
c) Pemeriksaan fisik pasca kelahiran
Pre op:
tubuh
keterbatasan kognitif
Post op:
1033 ]
III.3 INTERVENSI
23
b. Knowledge : Infection untuk mencuci tangan saat
control berkunjung dan setelah
c. Risk control berkunjung meninggalkan
Kriteria hasil : pasien
1. Klien bebas tanda gejala 5. Gunakan sabun antimikrobia
infeksi unuk cuci tangan
2. Mendeskripsikan proses 6. Cuci tangan setiap sebelum dan
penularan penyakit factor sesudah melakukan tindakan
yang mempengaruhi 7. Gunakan APD lengkap
penularan serta 8. Tingkatkan intake nutrisi
penatalaksanaannya 9. Dorong masukan cairan
3. Menunjukkan 10. Dorong istirahat
kemampuan untuk 11. Berikan terapi antibiotic bila
mencegah timbulnya perlu infection protection
infeksi 12. Monitor tanda dan gejala
4. Jumlah leukosit dalam infeksi
batas normal 13. Monitor hasil granulosit, dan
WBC
14. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
15. Ajarkan cara menghindari
infeksi
24
rentang normal 7. lakukan tapid sponge
3. Tidak ada perubahan 8. kolaborasi pemberian cairan IV
warna kulit dan tidak ada 9. kompres pasien pada lipatan paha
pusing dan aksila
10. tingkatkan sirkulasi udara
temperature regulation
1. monitor suhu minimal 2 jam
2. monitor vital sign
3. tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
4. catat adanya fluktuasi TD
3 Defisiensi Setelah dilakukan tindakan NIC
pengetahuan orang
keperawatan Pengajaran proses Teaching : disease process
tua tentang penyakit
berhubungan dengan penyakit selama 3x24 jam 1. Berikan penilaian singkat
keterbatasan kognitif
diharapkan keluarga dapat tentang pengetahuan keluarga
mengerti atau lebih paham pasien mengenai penyakitnya
mengenai penyakit anaknya dan 2. Jelaskan patofisiologi dari
pengobatannya penyakit dan bagaimana hal ini
NOC berhubungan dengan anatomi
1. Knowledge : disease dengan cara yang tepat :
prosess 3. Gambarkan tanda dan gejala,
2. Knowledge : health proses penyakit secara tepat
behavior 4. Beri informasi pada keluarga
Kriteria hasil : pasien
1. Mengidentifikasi 5. Hindari jaminan yang kosong
keperluan untuk 6. Diskusikan perubahan gaya
penambahan informasi hidup yang mungkin diperlukan
perawatan anak untuk mencegah komplikasi
2. Menjelaskan sebab atau dimasa yang akan datang atau
factor yang pengontrolan luka jahitannya
mempengaruhi 7. Diskusikan pilihan terapi atau
25
penanganan
8. Rujuk pasien
4 Nyeri akut Dx Post Op : NIC
berhubungan dengan
Tujuan : setelah dilakukan Pain Management
agen cidera fisik
ditandai dengan tindakan keperawatan nyeri 1. Observasi reaksi non verbal
mengekspresikan
selama 3x 24 jam diharapkan atau ketidaknyamanan
perilaku, sikap
melindungi nyeri pasien tidan mengalami nyeri 2. Gunakan komunikasi terapeutik
NOC : untuk mengetahui pengalaman
a. Pain level nyeri pasien
b. Pain control 3. Periksa kultur yang
c. Comfort level mempengaruhi respon nyeri
Kriteria hasil : 4. Control lingkungan uang dapat
a. Mampu mengontrol nyeri mempengaruhi nyeri seperti
(penyebab) suhu, ruangan,, dan
b. Menyatakan bahwa nyeri pencahayaan serta kebisingan
berkurang dengan 5. Kurangi factor presipitasi nyeri
menggunakan manajemen 6. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri nyeri (farmakologis) dan
interpersonal
Analgesic administration
1. Tentukan lokasi/ karakteristik
2. Cek riwayat alergi
3. Pilih analgesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
4. Berikan analgesik dilakukan
tepat waktu dan saat nyeri hebat
III.4 IMPLEMENTASI
26
III.5 EVALUASI
tindakan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, S. K., & Hardhi Kusuma, S. K. (2015). Aplikasi Asuhan
Haws, P. S., & ahli bahasa, H. K. (2014). Asuhan Neonatus (Rujukan Cepat).
Jakarta: EGC.
Nagtalon, J., & ramos. (2017). Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Pedoman
Naomy Marie Tando, S. S. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
28
29