Anda di halaman 1dari 14

ISSN 2442-7659

~r
PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI
A

Oktober 2016
BULAN PEDULI
1 1

Pendahuluan

Penyaklt kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Kanker adalah
pertumbuhan yang tidak nonnal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas. Sel-sel
tersebut dapat tumbuh lebih lanjut serta menyebar ke bagian tubuh lainnya serta menyebabkan
kematian. Sel tubuh yang mengalami mutasi (perubahan) dan mulai tumbuh dan membelah lebih
cepat dan tidak terkendali seperti sel nonnal. Sel kanker tidak mati setelah usianya cukup melainkan
tumbuh terus dan bersifat invasif sehingga sel nonnal tumbuhdapat terdesak a tau malah rnatl.

Saat inl, salah satu jenis penyakit kanker yaitu kanker payudara menjadi jenis kanker yang sangat
menakutkan bagt perempuan di seluruh dunia, juga di Indonesia. Kanker payudara adalah tumor
ganas yang terbentuk dari set-set payudara yang tumbuh dan berkembang tan pa terkendall schingga
dapat menyebar di antara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya.

Bulan Oktober merupakan bulan peduli kanker payudara di seluruh dunia. Warna pink yang
mclambangkan sifat femlnln atau keperempuanan digunakan sebagai lambang dukungan moral dan
solldaritas terhadap para penderita kanker payudara. Pita pink dlgunakan sebagal lambang
kepedullan terhadap penderita kanker payudara sejak dicetuskanoleh Yayasan Kankcr Payudara milik
Susan G. Komen di Amerika Senkat pada tahun 1991. Di Indonesia, kepedulian terhadap pcnderlta
kanker payudara dldukung oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) yang berdirl selak tahun
2003 sebagal organlsasl nlrlaba yang merupakan mitra pemerlntah untuk menggalakkan keglaran
penyuluhan dan penanggulangan kanker payudara di Indonesia dan memilikl visl dan mlsl untuk
"Indonesia Bebas Kanker Payudara Stadium Lanlut di Tahun 2030" secara aktlf menggandeng
berbagai plhak untuk menyebarkan kepedulian terhadap kanker payudara di masyarakat luas.

Situasi Global Penyakit Kanker

Kankerpayudara cenderung berdampak pada perempuan yang memasuki usla senja di atas 50 tahun.
Terdapat 8 sampal 10 kasus kanker payudara terjadi pada perempuan di usla lni. Ada beberapa faktor
pemlcu munculnya kanker payudara pada perempuan. Selain disebabkan oleh faktor genetlk dan
lingkungan, kebiasaan gaya hldup sehari-hari menladi momok munculnya kanker payudara. Saat lnl
tidakada pengetahuan yang cukuptentang penyebabkankerpayudara, karena ltu kesadaran deteksl
dini merupakan salah satu cara pengendalian kanker payudara. Ketika kanker payudara terdeteksi
dini dan dlagnosls serta pengobatan yang memadai tersedia, maka akan ada kesempatan bahwa
kankerpayudara dapat disembuhkan.

Ancaman kanker di Indonesia semakin meningkat seiring dengan perubahan pol a hidup masyarakat.
Menurut Organisasi Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Ounia, diperkirakan terjadi
peningkatan kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun 2030, dan
mayoritas t
erjadi di negara-negara berkembang tennasuk Indonesia.
2 2

Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker


pada Penduduk di Ounia Tahun 2012

PayudPaarrau~~·•
•.-•
Pro&lat
=----
••• Kolorektal

••
Penn 1

-
Hab
S.WV.ks •••
Esofagus em
Kandung Kem1h ••
LimfomaNon Hodgkm IN,' ••
Leukl""o -_ •
Pankreas 1,,,a'.
Gtnjal In ..
RonggaMulU1 dan..• J., "
Tll'Otd 5 O'.\
0 10 20 40 5(
30
• Ktsus Baru • Ktmalian

Sumber: G LO BO CAN 2012 (IARC). Section of CDncer Surveilkmce.

Berdasarkan Data GLOBOCAN, lnternotlonalAgency fo, Research on Cancer (IARC), dlketahul bahwa
pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dan 8.201.575 kematlan aklbat kanker di
seluruh dunla. Gambar 1 menunjukkan bahwa kanker payudara, kanker prostat, dan kanker paru
merupakan [enls kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol dengan umur) tertlnggi,
yaitu sebesar 43,3%, 30,7%, dan 23,1%.
Pada tahun 2012, kanker menfadl penyebab kematlan sekitar 8,2 [uta orang. Angka penderita kanker
dlper1drakan akan meningkat setlap tahunnya dan diperkirakan mencapai 23,6 juta kasus baru per
tahun pada 2030.

Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat
kanker setiap tahunnya. Sementara itu, kanker paru dan kanker payudara merupakan penyebab
kematlan (set el ah dlkontrol dengan umur) tertinggi akibat kanker.

Kanker payudara adalah kanker paling umum kedua di dunia dan merupakan kanker yang paling
sering di antara perempuan dengan perkiraan 1,6 7 juta kasuskanker baru yang didlagnosis pada tahun
2012 (25% dari semua kanker). Kasus kanker payudara lebih banyak terfadi dl daerah kurang
berkembang (883.000 kasus) dibandingkan dengan daerah yang lebih maju (794.000 kasus), Tingkat
Incidence Rate (IR) bervariasi hampir empat kali lipat di seluruh wilayah dunia, mulai dari 27 kasus per
100.000 di Afrika Tengah danAsia runursampai92 kasus per 100.000 diAmerika Utara.

Gambaran kasus dan kematlan secara global yang disebabkan oleh kanker payudara dapat dillhat
pada peta berlkut.
3 3

---..........--......
., • -.. •
... u ..
•u

Sumber: GLOBOCAN 2012 (IARC). Section of Cancer Surveillance.


httpJ/globocan.larc. Ir /old/foct5heets/Glncer,,breast MW,"'I)
Kanker payudara menempatl urutan sebagal penyebab kelima kematlan akibat kanker secara
keseluruhan (522.000 kematlan) dan sementara ltu merupakan penyebab kematlan yang paling
sering terjadl pada perempuan di daerah yang kurang berkembang (324.000 kematlan, 14.3% darl
total). Kanker payudara menjadl penyebab kedua kematlan akibat kanker di daerah yang leblh maju
( 198.000 kematlan, 15.4%) setelah kanker paro-paru. Klsaran angka kematlan an tar wllayah dunla
kurang darl ltu karena kelangsungan hldup yang leblh menguntungkan darl kanker payudara pada
daerah berkembang, mulal darl 6 kematian per 100.000 di Asia Timur sampal 20 kematlan per 100.000
di Afrlka Bar at.
Gambar 3. Estimasl Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker
pada Penduduk taki-lak! dan Perempuan di Dunia Tahun 2012

......
Pt.•nduduk Ulti·laki

."""' ~
.
I

111,t 1 .t
,- ~
...
-,

- E:·
0
Katsut 8111 u •
\..•

5
t;l'ffl;lW,,,
~ ~ ~ H • » •

Sumber: GLOBOCAN, IARC, 2012, http:l/globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx?cancer:colorectal


Menurut data GlOBOCAN (IARC) tahun 2012 diketahui bahwa kanker payudara merupakan penyakit
kanker dengan persentase kasus baru (setelah dikontrol oleh umur) tertinggi, yaitu sebesar 4 3,3%, dan
persentase kematian (setelah dikontrol oleh umur) akibat kanker payudara sebesar 12,9%. Kanker
paru tidak hanya merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian
akibat kanker pada penduduk laki~aki, namun kankerparu juga memiliki persentase kasus baru cukup
tinggl pada penduduk perempuan, yaitu sebesar 13,6% dan kematian akibat kanker paru sebeser n.ix.
Data GLOBOCANtersebut menunjukkan bahwa kasus baru dan kematian aklbat kanker hati pada
penduduk lakl-laki maupun perempuan memiliki persentase yang hampir berimbang, sedangkan
kanker payudara dan kanker prostat memiliki persentase kematian yang jauh lebih rendah
4 4

dibandingkan dengan persentase kasus baru, sehingga jika l)<!nyakit kanker terse but dapat dideteksi
dan ditangani sejak dini maka kemungkinan sembuh akan lebih tinggi.

Situasi Penyakit Kankerdi Indonesia

Ditinjau dari sisi ekonomi, data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa pengeluaran
negara untuk penyakit kanker adalah kedua tertinggi setelah pengeluaran untuk hemodialisis.
Pengeluaran negara untuk kanker pada tahun 2012 adalah sebesar 144,7 milyar rupiah dan makin
meningkat tahun 2014 menjadi 905 milyar rupiah. Biaya penatataksanaan kanker relatif mahal I tinggi
mulai dari diagnosis hingga pengobatan. Untuk pengobatan pasien kanker harus menyediakan dana
yang cukup besar untuk tindakan kemoterapi, radioterapi, dan lainnya.

Masalah terbesar dalam penanggulangan kanker saat ini adalah banyaknya informasi yang kurang
dapat dipertanggungjawabkan tersebar di masyarakat sehingga paslen tidak melakukan pengobatan
secara benar dan baru datangke fasilitas p<!layanan kesehatan setelah terlambat ditangani. Sal ah satu
upaya yang pentlng dilakukan untuk mengatasl permasalahan kanker di Indonesia adalah dengan
menerapkan pola hidup sehat. Sebanyak 43% dari seluruh kasus kanker dapat dicegah dengan
menerapkan pola hidup sehat. Sedangkan 30,: dari kasus dapat disembuhkan blla ditemukan dan
dlobatr pada keadaan dint.

Secara naslonal prevalensl penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013
sebesar 1,4%. atau diperklrakan sekitar 347.792 orang. DI Yogyakarta memlllkl prevalensl tertlnggl
untuk penyaklt kanker, yaltu sebesar 4,1%.. Berdasarkan estimasl fumlah penderlta kanker,
Jawa Tengah merupakan provinsl dengan estimasl pendenta kanker terbanyak, yaltu sekitar 68.638
orang dilkutl Jawa Timur dengan estimasl penderita kanker sebanyak 61.230 orang. Kanker tertlnggl
yang terjadl pada perempuan di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker serviks. Sedangkan
pada lakHakladalah kanker paru dan kankerkolorektal.
Tabel 1. Prevalensi dan Estimasl Jumlah Penderita Penyakit Kanker
pada Penduduk Semua Umur Menurut Provinsi Tahun 2013

Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau 0

10
2 I

16
5 5

1
18 Nu.sa Ten a-aBarat 0
Nus.a Ten ara nrnur 10
20 Kalinantan Barat 0
21 Kalinantan Ten h 0
Kalinantan Selat.,n
2 Kaltnantan Timur
2 Sulawesi Uura I
SulawesiTen h 0
Sulawesi Sc1at.an
SulawesiTen
Goront.alo
•• I I
02
Sulawesi Bar•t 1 1
Maluku 10
12
0

Sumber: Dlolah berdasarkan Data Rlset Kesehatan Dasar 2013 •


Sadan Lltbangkes, dan Data Penduduk Sasaran Pusdalin, Kementerlan Kesehatan RI

Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on


Cancer (IARC) tahun 2012, lnsidens kanker pada perempuan di Indonesia
134 per 100.000 penduduk dengan insidens tertinggl pada perempuan
adalah kanker payudara sebesar 40 per 100.000 dlikutl dengan kanker
leher rahim 17 per 100.000 dan kanker kolorektal 10 perroo.ooo
perempuan. EstimaslGlobocan angka kematian di Indonesia untuk kanker
payudara adalah 16,6 kematian per 100.000 penduduk, diikuti oleh kanker
leher rahim adalah 8,2 kematlan per 100.000 penduduk. Berdasarkan data
Slstem lnformasl Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010,kasus rawat inap kanker
payudara 12.014 kasus(28,;,%),kankerleherrahim 5.349 kasus( 12,8%).

Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker


dengan prevalensi tertinggidi Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker
serviks sebesar o,8%.dan kanker payudara sebesar 0,5%.. Kepulauan
Riau, Maluku Utara, dan DI Yogyakarta memiliki prevalensi kanker
serviks tertinggi yaitu sebesar 1,5%,, sedangkan prevalensi kanker
payudara tertinggi terdapat di DI Yogyakarta yaitu sebesar 2,4%..
Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker serviks dan kanker
payudara terbanyak terdapatdiJawa Timur danJawa Tengah.
6 6

Tabel 2. Prevalensi dan Estimasi Jumlah Penderita Penyakit Kanker Serviks


dan Payudara pada Penduduk Perempuan (%.) Menurut Provinsi Tahun 2013
Kanker Serviks Kanker Payudara

• .
Estlmasi
Jumbh "'
Diagnosis
Estlmasi
Jumlah
Absolut Dolder D Absolut
• D D
1 Acch 06 1.401 08 1.869

2 Sumattra UtMa 0.1 4.694 04 2.682


3 SumMtra Batit 09 2.285 09 2.285
4 Rlau 03 894 03 894
5 Jambl II 1.792 06 977
6 04 1.544 02 772
7 08 705 08 705
8 02 765 03 1.148
9 OS 323 03 194
10 1S 1.416 04 378
11 I2 S.919 08 3.946
12 Jwwa 8arat 07 15.635 03 6.701
13 I2 19.734 07 II.Sil
14 IS 2.703 24 4.325
15 Jawa Timur II 21.313 05 9.688
16 Banten 04 2.252 04 2.252
17 Ball 07 1.438 06 1.233
18 Nusa Ten ra B,r,t 04 958 02 479
19 Nusa Ten a Timur 04 1.002 OS 1.252
20 Kallm~tan Baral 04 882 02 441
21 Killman tan Ten h 03 335 01 112
22 KaUmantan Sela tan II 2.087 07 1.328
23 Kallmantan Timur 04 752 10 1.879
24 Sulawesi Utara 14 1.615 03 346
25 Sulawes.lTen h OS 680 0,3 408
26 Sulawesi Selatan 0.8 3.400 0,7 2.975
27 Sulawesi Ten 03 354 05 590
28 Gorontalo 00 0 02 111
29 Sulawes1 Barat 10 625 03 188
30 Maluku 10 824 02 165
31 Maluku Ut-ara 15 819 04 218
01 80

Sumber: Diolah berdasarl<an Data Riset Kesehatan Dasar 2013 •


Sadan Litbangkes, dan Data Penduduk Sasaran · Pusdatin, Kementerian Kesehatan RI

Berdasarkan data pasien di RS Kanker Dharmais, selama tahun 2010-2015, kanker payudara, kanker
serviks dan kanker paru merupakan tiga penyakit terbanyak, dan jumlah kasus baru serta jumlah
kematlan akibat kanker tersebut terus meningkaL Besaran masalah kanker payudara di Indonesia
dapat dilihat dari pasien kanker payudara yang datang untuk pengobatan, dimana 60 · 70% penderita
sudahdalam stadium II HV(stadium lanjut).
7 7

Gambar 4. Jumlah Kasus Baru dan Jumlah Kematian Kanker Tertinggi


di RS Kanker Dharmais Tahun 2010· 2015

..... ...
uoo ,,.
! '"..".' j ...

I
~
~ ... : "°
...
£
.!!
I
e .,, E

: :
~

: :
~
... ,.
• ,=V
~
~
...
• .... ,.. ... _p,,.,,.,_.
.. .. . .
. ..
''" ''" ''" '"" ''"
. .. ,
..
''" ""'
... u,o

-- ,~.,. ""
... ."..' ... -- • " "

...
"' ...
"" ." 'n• .. .. ",' "' .. ..
"'

_,.,, .., .,. "' _, "


,n
'" "'

Sumber: lnstalasl Deteksl Dini dan Promos! Kesehatan RS Kanker Dharmals, 2016.

Dari 10 jenls kanker terbanyak di RS Kanker Oharmals Jakarta, kanker payudara mendudukl urutan
pertarna dalam 10 tahun terakhir sampa, dengan tahun 2016. Bahkan terfadl penlngkatan Jumlah kasus
setiap tahunnya, proporsl kanker payudara sekltar 40% dari scluruh kasus kanker di Rumah Saklt
tersebu1. Angka lnl seharusnya bisa ditekan karena kanker payudara adalah kankcr yang dapat
didetcksl secara dlnl. Sela in dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADAR I), deteksi dini yang akurat
untuk kanker payudara adalah dengan mammografi. Mammografi dianggap sebagai alat paling
cfcktif untuk deteksi dini kanker payudara, sebab dapat mendetcksi hampir 80% • 90% dari semua
kasus kanker payudara. Mammografi menggambarkan dengan jelas perbedaan kepadatan suatu
tumor dengan jaringan sekitamya, sehingga kanker payudara ukuran kecil sekalipun dapat dideteksi.
8 8

SADAR I (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

SADAR I adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi payudaranya


sendirl. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah~angkah khusus untuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara.
SADAR I dilakukan antara waktu 7 hari - 10 hari setelah hari pertarna menstruasi I sudah selesai
menstruasi. SADA RI tidak menggantikan peranan dokter atau tenaga med is terlatih untuk
melakukan pemeriksaan klinik. Perneriksaan payudara oleh tenaga medis sebaiknya dilakukan untuk
perempuan usia 20 ·40 tahun minimal setiap 3 tahun clanperempuan usia 40 tahun setahun sekali.

Perubahan yang dapat dilihat sebagai kelainan yang terjadi dan perlu mendapat perhatian adalah:
1. Perubahan bentuk dan ukuran payudara;
2. Teraba benjolan;
3. Nyeri;
4. Penebalan kulit;
9 9

5. Terdapatcekungan kulit sepe.rti lesungpipit;


6. Pengerutan kulit payudara;
7. Keluarcairandariputingsusu;
8. Penarikanputingsusu kedalam;
9. Luka pada payudara yangtidak sembuh·sembuh.

Program Oeteksl Dini Kanker Payudaradan Kanker Le.herRahim

Dalam upaya penanggulangan kanker, pemerintah Indonesia sudah melaksanakan secara khusus
program deteksl dini kanker pada perempuan Indonesia untuk kanker payudara dan kanker leher
rahlm. Program terse.but mulai berjalan pada tahun 2008 dengan dilakukannya "Pencanangan
Program Nasional Deteksl Dini Kanker Le.her Rahim dan Kanker Payudara" pada April 2008 oleh lbu
Negara Hj. Anl Bambang Yudhoyono dan diperkuat dengan "Pencanangan Peningkatan Pe.ran Serta
Masyarakat dalam Pencegahan dan Deteksl Dini Kanker pada Perempuan Indonesia" oleh lbu Negara
Hj. lrfana Joko Wldodo pada April 2015 d, Kulon Progo yaitu pemeriksaan deteksi dlni kanker leher
rahlm dengan metode lnspeksi Visual dengan Asam Ase.tat (IVA) dan kanker payudara dengan
Pemerlksaan Payudara Kllnls(SADANIS). Berkat dukungan tersebut,pemeriksaan IVAdan SADAN IS
yang dilaporkan sampai dengan tahun 2016 menunjukkan peningkatan yang cukup slgnlfikan (57%)
menjadi 1.623.913orang dari 904.099 orang pada akhir tahun 2014.
Sampal dengan tahun 2016, cakupan pemeriksaan IVA dan SADAN IS sebesar 4,3411. Namun, angka
tersebut maslh jauh darf target naslonal yang menargetkan cakupan sebesar 1011 pada akhir tahun
2015. Tlga provinsi dengan cakupan pemeriksaan IVA dan SADAN IS tertinggi adalah Bali sebanyak
119.123 orang (18.45:t), OKI Jakarta sebanyak 164.448 orang (9.88%), dan NTB sebanyak 70.185 orang
(9.72%), sedangkan tlga provlnsi dengan cakupan terendah adalah Papua sebanyak 1.067 orang
( 0.23:t), Corontalo sebanyak 577orang( o.36X)dan Banten sebanyak 9.991orang( 0.55%).

Pemeriksaan IVA dan SADANIS dapat dilakukan di puskesmas. Dimana saat ini pemerintah telah
mengembangkan program IVA dan SADAN IS di 3.265puskesmas yangtersebar di 379 kabupaten dan
kota di 34 provinsi. Dimana saat ini sudah ada 8.008 orang tenaga kesehatan terlatih IVA dan
SADANIS yang terdiri dari 2.611 dokter dan 5.397 bidan. Sebagai upaya peningkatan jangkauan
pelayanan IVA dan SADAN IS, pemerintah pusat melakukan upaya percepatan pelatihan di berbagai
daerah. Pada tahun 2015, telah dilatih sebanyak 1.761 orang tenaga kesehatan yang terdiri 571 dokter
dan 1.190 bidan yang tersebar di 60 kabupaten dan kota di 14 provinsi. Tahun 2016 ini dilaksanakan
pelatihan untuk 1.050 tenaga kesehatan yang terdiri alas dokter dan bidan di 525 puskesmas di 35
kabupaten/kota di 14 provinsi.

Untuk wilayah OKI Jakarta semua puskesmas sudah melaksanakan pemeriksaan IVA dan SADAN IS,
dimana di Jakarta Pusat terdapat 51 puskesmas yang melaksanakan pemeriksaan IVA dan SADAN IS
dengan jumlahtenaga kes.ehatan ter1atih sebanyak65 orang(38dokterdan 27 bidan), diJakarta Utara
terdapat 24 puskesmas denganjumlah tenagakesehatan terlatih sebanyak 43 orang(23 dokter dan 20
bid an), di Jakarta Barat terdapat 20 puskesmas dengan jumlah tenaga kesehatan ter1atih sebanyak79
orang (29 dokter dan 50 bidan ), di Jakarta Selatan terdapat 77 puskesmasdengan jumlah tenaga
1 1
0 0
kesehatan terlatih sebanyak 101 orang (31 dokter dan 70 bidan), di Jakarta Timur terdapat 87
puskesmas dengan jumlah tenaga kesehatan terlatih sebanyak 187 orang (65 dokter dan 122 bidan),
dan di Kepulauan Seribu terdapat 6 puskesmas dengan jumlah tenaga kesehatan terlatih sebanyak 6
bidan.

Berdasarkan laporan dari OinasKesehatan Provinsi OKI Jakarta tahun 2015-2016, cakupan pemeriksan
1\/A dan SAOANIS di Jakarta Pusat sebanyak 6.524 orang (4%), Jakarta Utara sebanyak 2.539 orang
(0.9%), Jakarta Barat sebanyak 7.422 orang (1.8 %), Jakarta Selatan sebanyak 12.510 orang (3.5%),
Jakarta Timur sebanyak 10.839 orang (2.}%), dan Kepulauan Seribu sebanyak 76 orang (1.9%).
Sedangkan cakupan pap smear di Jakarta puskesmas sebanyak 784 orang (0.5%), Jakarta Utara
sebanyak 104 orang (0.03%), Jakarta Barat sebanyak 1.356 orang (0.3%), Jakarta Selatan sebanyak 264
orang(0.07%), danJakarta nmursebanyak 1.671 orang(o.35%).

Tantangan pelaksanaan 1\/Adan SAOANIS di Indonesia, antara lain:


1. Bel um optlmalnya kesadaran masyarakat untukdeteksl d,n, (IVA dan SADAN IS).
2. Bel um semua petugas kesehatan teriatih.
3. Mutasl petugas yangsudah teriatlh.
4. Bel um optimal pelaksanaan deteksid,nl di puskesmas karena tlngginya beban kerJadi puskesmas.

Upaya lain yang sudah dllakukan oleh Rumah Sakit Kanker Oharmafs dengan 1 (satu) unit mobll
mamrnograf dalam 2 tahun terakhlr in, melakukan program kerja dengan slstem "menjemput bola"
ke masyarakat yang bekerjasama dengan Puskesmasdlseluruhwllayah OKI dan sekitarnya.

Unit Mobil Mammografi


Kelola Stress

. . .

• Deteksi dini kanker isual denga Asa Asetat (IVA)

Pe enksaan
Pusat
Kementerian Kesehatan RI
Data don lnformasi Jl HR
RO$VOOSold Siok X5 xcv. 4-9 Lontoi 6 Bk)k C
Jota1o Seloton

Anda mungkin juga menyukai