PROPOSAL
KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
HANY ARDIANI
P2.06.37.0.13.017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah (KTI) dengan judul Gambaran Keadaan Ruang Penyimpanan Dokumen
Rekam Medis Rawat Inap Sesuai Dengan Standar Akreditasi 2012 Dalam
Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Daerah Majenang
Tahun 2016. Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Diploma III Jurusan Perekam medis
dan Informasi Kesehatan di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya. Penulis menyadari
bahwa bahwa selama penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini penulis banyak
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Hj. Betty Suprapti, SKp., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Tasikmalaya.
2. Ibu drg. Hj. Dewi Marhenny, MM selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Majenang.
3. Ibu Hj. Dwi Dahlia Susanti, M.Kep.,Sp.Kep.Mat selaku Ketua Jurusan
Perekam dan Informasi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Tasikmalaya.
4. Ibu Ida Sugiarti, S.Kep., Ners., MH.Kes selaku Ketua Program Studi Jurusan
Perekam dan Informasi Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Tasikmalaya.
5. Bapak Arief Tarmansyah Iman, MKM selaku Dosen Pembimbing Proposal
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
6. Bapak Gunawan, AMd., PK selaku Kepala Instalasi Rekam Medis Rumah
Sakit Umum Daerah Majenang.
7. Ibu Fajar Yunita Sari, AMd. PK, SKM selaku Dosen Pembimbing Akademik
Jurusan Perekam dan Informasi Kesehatan.
8. Seluruh Staf Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Majenang yang
telah membantu penulis selama melakukan penelitian.
iv
9. Seluruh Staf dan Dosen Prodi DIII Perekam dan Informasi Kesehatan
Tasikmalaya Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah.
10. Orang Tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan bantuan dukungan
doa dan material.
11. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan
Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah (KTI) ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap Allah swt. Berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Proposal Karya Tulis
Ilmiah (KTI) ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.
DAFTAR ISI
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Teori..................................................................................................... 30
2.2 Kerangka Konsep ................................................................................................. 31
ix
DAFTAR TABEL
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang berkembang di Indonesia sangat beragam
macamnya, diantaranya ada rumah sakit, puskesmas, dokter praktek swasta,
balai pengobatan, klinik 24 jam, dan dokter keluarga. Rumah Sakit
memberikan pelayanan menyeluruh dan paling kompleks dari pada fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Rumah sakit harus senantiasa meningkatkan
mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan untuk meningkatkan
kepuasan pemakai jasa. Menurut peraturan Undang-Undang No 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit Pasal 1 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Pasal 29 huruf b menyebutkan bahwa rumah sakit wajib memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif
dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan
rumah sakit, kemudian pada Pasal 40 ayat (1) disebutkan bahwa dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara
berkala minimal tiga tahun sekali.
Akreditasi adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi Standar
Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara berkesinambungan. Melalui proses akreditasi salah satu
manfaatnya rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa
rumah sakit menitikberatkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu
pelayanan.
Akreditasi rumah sakit saat ini menggunakan Standar Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) versi 2012 terdiri dari empat kelompok
yaitu kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien, kelompok standar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran keadaan ruang penyimpanan dokumen
rekam medis Rawat inap RSUD Majenang sesuai dengan akreditasi 2012
dalam menghadapi akreditasi rumah sakit tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi keamanan ruang penyimpanan dokumen rekam
medis rawat inap RSUD Majenang.
b. Mengidentifikasi kebijakan masa retensi dokumen rekam medis di
ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap RSUD
Majenang.
c. Mengetahui keamanan informasi terhadap dokumen rekam medis di
ruang penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap RSUD
Majenang.
d. Mengidentifikasi perlindungan dokumen dari kehilangan, kerusakan,
gangguan, serta akses dokumen rekam medis di ruang penyimpanan
dokumen rekam medis rawat inap RSUD Majenang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi pihak rumah sakit dalam mempersiapkan
sarana dan prasarana tempat keadaan ruang penyimpanan rawat inap
dalam menghadapi akreditasi.
2. Bagi Akademik
Sebagai tambahan kepustakaan dalam rangka memperkaya teoriteori, dan hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang keadaan ruang
penyimpanan dokumen rekam medis rawat inap yang sesuai standar
akreditasi 2012.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORITIS
1. Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah bagian dari integral dari keseluruhan
system pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana
pembangunan kesehatan (Adikoesoesma, Suparto, 2003 dalam
Alamsyah, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Budi
(2011) bahwa rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari
organisasi sosial medis yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun
rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat latihan tenaga
kesehatan, serta untuk penelitian biososial.
b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Pasal 4 dan Pasal 5 Rumah
Sakit
mempunyai
perorangan
secara
tugas
memberikan
paripurna.
Untuk
pelayanan
kesehatan
menjalankan
tugas
pelayanan
pengobatan
dan
pemulihan
fasilitas
dan
kemampuan
pelayanan
medis
10
terdokumentasi
serta
dipakai
sebagai
bahan
11
12
b)
f)
b)
c)
d)
e)
13
f)
g)
8) Unsur-unsur pengendalian
a) Digunakannya tracer sebagai pengganti dokumen rekam
medis yang sedang digunakan dan untuk penghitungan
tingkat penggunaan dokumen rekam medis.
b) Digunakannya buku catatan penggunaan dokumen rekam
medis untuk kontrol penggunaan dokumen rekam medis.
c) Digunakannya KIUP atau buku register pendaftaran pasien
rawat jalan, gawat darurat, dan rawat inap untuk mencatat
dokumen rekam medis yang siap diretensi.
d) Digunakannya catatan atau daftar dokumen rekam medis
yang disimpan in-aktif untuk melakukan penilaian nilai
guna rekam medis.
e) Digunakannya
daftar
formulir
rekam
medis
yang
diabadikan.
f)
14
peningkatan
efisiensi
kerja
petugas
15
atau unit
kerja berjauhan,
maka akan
16
Ruang
penyimpanan
dokumen
rekam
medis
seharusnya
Guru
Besar
Fisiologi
Fakultas
Kedokteran
UI
17
terjadinya
gangguan
kesehatan
dan
18
tanda
peringatan
SELAIN
PETUGAS
DI
19
1) Natural Lighting
Natural Lighting di ruangan penyimpanan sebaiknya
dioptimalkan kedalam bangunan atau ruangan kerja filing,
sehingga anda akan mendapatkan banyak manfaat dari
adanya pencahayaan ini. Natural lighting adalah pencahayaan
yang berasal dari sinar matahari.
2) Artifical Lighting
Cara yang paling bagus dan sesuai untuk diterapkan ke
dalam sistem pencahayaan diffuse atau (indirect lighting) atau
pencahayaan tidak langsung kedalam ruangan. Pencahayaan
ini diterapkan dengan memberikan lampu atau efek cahaya
yang ada disekitarnya. Metode ini sangat bagus karena efek
glare dan silau yang terjadi pada proses pencahayaan di
dalam ruangan bisa direduksi dengan metode pencahayaan
atau efek diffuse di dalam ruangan.
3) Ambient lighting
Ambient lighting adalah penggunaan cahaya yang
berasal dari penggunaan lampu-lampu yang berada di langitlangit kantor.
Agar pencahayaan diruang penyimpanan memenuhi
persyaratan kesehatan perlu dilakukan suatu tindakan sebagai
berikut :
a) Pencahayaan alami mauapun buatan diupayakan agar
tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki intensitas
sesuai dengan kebutuhannya.
b) Kontras
sesuai
kebutuhan,
hindarkan
terjadinya
20
Jenis Kegiatan
Pekerjaan kasar
dan tidak terus
menerus
Pekerjaan kasar
dan terus
menerus
Pekerjaan rutin
Tingkat
Pencahayaan
Minimal (Lux)
100 Lux
200 Lux
Keterangan
Ruang penyimpanan dan
ruang peralatan/ instalasi
yang memerlukan
pekerjaan yang kontinu.
Pekerjaan dengan mesin
dan perakitan kasar.
300 Lux
21
No
1.
2.
Jenis Debu
Debu Total
Asbes Total
Konsentrasi Maksimal
0,15 mg/m3
5 serat/ml udara dengan
panjang serat 5 u
(mikron)
Sumber : Rustiyanto dan Rahayu (2011)
penyakit
adalah
binatang
yang
dapat
22
2) Pengendalian kimia
3) Cara mekanik dengan memasang perangkap.
7. Akreditasi Rumah Sakit
a. Pengertian Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit merupakan upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit yang dilakukan dengan membangun sistem
dan budaya mutu. Melalui akreditasi rumah sakit diharapkan ada
perbaikan sistem di rumah sakit yang meliputi input, process dan
product output (meliputi output dan outcome).
Menurut PerMenKes RI No. 012 tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit Pasal 1 yaitu Akreditasi Rumah Sakit,
selanjutnya disebut akreditasi, adalah pengakuan terhadap rumah
sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara
akreditasi yang ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa
rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang
berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara
berkesinambungan. Standar Pelayanan Rumah Sakit adalah semua
standar pelayanan yang berlaku di Rumah Sakit antara lain standar
prosedur operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan
keperawatan.
b. Tujuan Akreditasi
1) Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit;
2) Meningkatkan keselamatan pasien Rumah Sakit;
3) Meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber
daya manusia Rumah Sakit dan Rumah Sakit sebagai institusi;
4) Mendukung program Pemerintah di bidang kesehatan.
23
c. Manfaat Akreditasi
Akreditasi rumah sakit bermanfaat bagi:
1) Rumah Sakit
a) Sebagai forum konsultasi pihak rumah sakit dengan badan
akreditasi untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit.
b) Rumah sakit dapat mengetahui pelayanan yang berada
dibawah standar.
c) Penting untuk rekrutmen dan membatasi staff karyawan
rumah sakit.
d) Pihak ke tiga (asuransi) akan lebih mempercayakan
pelayanan di rumah sakit yang telah diakreditasi.
e) Sebagai alat negosiasi dengan perusahaan asuransi.
f) Sebagai alat memasarkan/ marketing.
g) Dapat meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat.
2) Bagi Pemerintah
a) Sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan mutu
dan membudayakan kosep mutu pelayanan kesehatan.
b) Dapat memberikan gambaran tentang keadaan rumah sakit.
3) Bagi Pemilik Rumah Sakit
a) Mempunyai rasa bangga bila rumah sakitnya terakreditasi.
b) Pemilik dapat menilai bila pengelolaan sumber dana
(efisiensi), sehingga misi dan program rumah sakit dapat
tercapai (efektifitas).
4) Bagi Perusahaan Asuransi
a) Untuk negosiasi klaim asuransi kesehatan dengan pihak
rumah sakit.
b) Memberikan gambaran rumah sakit mana yang dapat
dijadikan mitra kerja.
5) Bagi Karyawan/Petugas
a) Petugas merasa senang dan aman bekerja di rumah sakit.
24
25
4) Akreditasi Istimewa
Akreditasi bersyarat ini berlaku 5 tahun sejak sertifikat
akreditasi diberikan, jika selama 3 periode berturut-turut
memenuhi standar.
8. Akreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
a. Pengertian Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) adalah lembaga
independen pelaksana akreditasi rumah sakit yang bersifat
fungsional, non struktural dan bertanggung jawab kepada Menteri
Kesehatan.
b. Standar Akreditasi
Standar akreditasi baru terdiri dari 4 (empat) kelompok sebagai
berikut :
1) Kelompok Standar Berfokus Kepada Pasien
a) Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK).
b) Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
c) Assesment Pasien (AP)
d) Pelayanan Pasien (PP)
e) Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB).
f) Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
g) Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK).
2) Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
a) Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
b) Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
c) Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengaturan (TKP)
d) Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
e) Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
f) Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
(1) Komunikasi dengan Masyarakat/ Komunitas
(2) Komunikasi dengan Pasien dan Keluarga
26
informasi;
merancang
suatu
sistem
manajemen
data
dan
mengolahnya
menjadi
informasi;
27
informasi,
termasuk
integritas
data,
dijaga.
baik
fisik
maupun
informasinya
terhadap
akses;
(3) Kewajiban
informasi;
(4) Proses yang harus diikuti ketika terjadi pelanggaran
28
sakit
mempunyai
retensi/penyimpanan
kebijakan
dokumen,
data
tentang
dan
masa
informasi.
dengan semestinya.
29
3) Standar MKI. 16
Catatan dan informasi dilindungi dari kehilangan,
kerusakan, gangguan, serta akses dan penggunaan oleh yang
tidak berhak. Perlindungan dokumen adalah suatu kegiatan
untuk
mengamankan,
menyelamatkan
dan
memulihkan
juga
memperhatikan
otorisasi
akses
terhadap
30
B. Kerangka Teori
Rumah Sakit
Standar Ruang
Penyimpanan Dokumen
Rekam Medis Pasien :
1. Suhu
2. Luas ruangan
penyimpanan
3. Pencahayaan
4. Jarak
5. Aman
6. Debu
7. Vektor penyakit
31
C. Kerangka Konsep
Ruang Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Pasien
Gambaran
Keadaan
Ruang
Penyimpanan Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Sesuai Dengan
Standar Akreditasi 2012
Dalam
Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit
Di Rumah Sakit Umum Daerah
Majenang Tahun 2016
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian untuk
menyelidiki keadaan, menemukan, menggambarkan, dan fenomena
(Sugiyono, 2009). Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah studi
kasus yaitu penelitian mengenai manusia (dapat suatu kelompok,
organisasi maupun individu), peristiwa, latar secara mendalam, tujuan dari
penelitian ini mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus
yang sedang diteliti. Pengumpulan datanya diperoleh dari wawancara,
observasi, dan dokumentasi (Sujarweni, 2014).
Dengan menggunakan pendekatan studi kasus peneliti dapat
memperoleh gambaran yang nyata tentang keadaan ruang penyimpanan
dokumen rekam medis rawat inap sesuai dengan standar akreditasi 2012
dalam menghadapi akreditasi rumah sakit di RSUD Majenang tahun 2016
melalui wawancara dan observasi.
B. Tempat dan Waktu
1. Tempat: Penelitian ini dilakukan di bagian ruang penyimpanan Rawat
Inap RSUD Majenang.
2. Waktu: Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016.
C. Informan Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah petugas
rekam medis, petugas ruang penyimpanan rawat inap yang berada di
RSUD Majenang. Penentu sumber data pada orang yang diwawancarai
dilakukan secara purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan
dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2009). Adapun informan dalam penelitian
ini terdiri dari 3 informan diantaranya:
1. Petugas Ruang Penyimpanan RSUD Majenang sebanyak 1 petugas
32
33
data
dan
membuat
34
teknik,
berarti
menggunakan
teknik
dari
hasil
wawancara mengenai
keadaan ruang
35
dipercaya
dan
dipertanggung
jawabkan.
Penarikan
36
37
H. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
PERIODE
No
KEGIATAN
PEBRUARI
1
1.
2.
3.
Pengumpulan Outline
Proposal Penelitian
Penyerahan
Penelitian
Sidang
Penelitian
Proposal
Proposal
4.
Pengumpulan
Penelitian
Bimbingan
Data
dan
5.
Penelitian
6.
7.
Perbaikan
Penelitian
Hasil
MARET
1
MEI
4
JUNI
4
1 2
3 4
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
417/MENKES/PER/II/2011 Tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Jakarta.
_______ Nomor 012 tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit.
_______ Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis.
Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit.
Rustiyanto, E. (2009). Etika Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rustiyanto, E & Rahayu, W.A. (2011). Manajemen Filing Dokumen Rekam Medis
Dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Politeknik Kesehatan Permata
Indonesia.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
_______. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V.W. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Wihana, R. (2015). Evaluasi Keadaan Ruang Penyimpanan Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya. Buletin Media Informasi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
Tasikmalaya: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Tasikmalaya.
Yuniwati, K.R. (2014). Jurnal Evaluasi Penyelenggaraan Rekam Medis Pasien
Dalam Pemenuhan Standar Akreditasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit
Muhammadiyah
Selogiri
Wonogiri.
[Online].
Tersedia:
http://eprints.ums.ac.id/ [10 Maret 2016].