Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN BAYI SEHAT


PADA By. H USIA 1 BULAN
DI UPT PUSKESMAS KENDAL

Disusun oleh :

1. Anindya Annisa (P27824216067)


2. Kholifatul Mutoharah (P27824216068)
3. Eva Gushartanti (P27824216069)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
MAGETAN
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan individu yang disusun oleh mahasiswa semester III Prodi DIII Kebidanan
Kampus Magetan Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun akademik 2017/2018 dengan
judul “ASUHAN KEBIDANAN BAYI SEHAT PADA By. H USIA 1 BULAN”
ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Tempat Praktik UPT Puskesmas Kendal

Tanggal 14 November 2018

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lapangan

Dra. Nurlailis Saadah, S.Kp., M.Kes Endang Padmikasih, S.ST


NIP. 196605091989022001 NIP.

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Pendidikan

Dr. Heru Santoso WN, S.Kep. Ns., M.Mkes Suparji, S.ST., M.Pd.
NIP. 197108021994031002 NIP. 196810071990031001
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun laporan yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN BAYI SEHAT PADA By. H USIA 1 BULAN ” tepat pada
waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pengalaman belajar lapangan di
Prodi DIII Kebidanan Kampus Magetan. Dalam penyusunan laporan ini penulis
mendapat bimbingan dan pengarahan, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :

1. Ibu Teta Puji Rahayu , SST, M.Keb, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Magetan.
2. Bapak Dr. Heru Santosa WN, S.Kep. Ns., M.Mkes selaku Pembimbing
Pendidikan
3. Bapak Suparji, S.ST., M.Pd. selaku Pembimbing Pendidikan
4. Ibu Nurwening T.W, S.Kep.,Ns.,M.M.Kes selaku Pembimbing Pendidikan
5. Ibu Endang Padmikasih, S.ST selaku Pembimbing Lapangan
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Ngawi, 15 November 2018

Penulis
BAB 1
TINJAUAN TEORI

I. Konsep Dasar Teori Bayi Sehat


A. Pengertian
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan
pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Ciri-ciri bayi normal dan sehatantara lain :
1. Bayi menangis dengan keras dan nyaring.
2. Warna kulit kemerahan, dari muka, bibir, hingga tangan dan bagian kaki
3. Lengan dan tungkai bergerak aktif, tangan mengepal dan menekuk di siku,
tungkai setengah tekuk di sendi paha dan lutut.
4. Napas bayi teratur dan tenang, dinding dada dan dinding perut bergerak
teratur
5. Semua anggota badan lengkap sempurna, dari ujung kaki hingga ujung
rambut. Tak terkecuali lubang mulut, lubang dubur dan pusar.
6. Tinja pada hari pertama sampai ke-7 berwarna hijau, hari berikutnya
berubah jadi kuning.
7. Sedangkan warna urin jernih atau kekuningan.
8. Warna putih mata tetap putih, tidak kuning.
9. Jika di usia 4 minggu dinilai semua fungsi tubuh baik, berarti normal.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pertumbuhan
a. Menurut Sutjiningsih (1998) dalam buku (Marmi, 2012:109)
Pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat
pertambahan sel dan pembentukan protein baru sehingga meningkatkan
jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh.
b. Pertumbuhan adalahbertambah besar dan jumlahnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. (Marmi, 2012:109).
c. Berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, sejumlah ukuran atau
dimensi tingkat sel, orang maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter),
umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen
tubuh) (Soetjiningsih, 2012:1).
Cara mengukur pertumbuhan :
a. Ukuran antropometri
Menurut Marmi (2012:165-167) pengukuran antropometri meliputi:
1) Berat badan
Untuk menilai ukuran atau penurunan semua jaringan yang ada pada
tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketaahui
status gizi anak atau tumbuh kembang anak. Penilaian berat badan
berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS, berdasarkan
tinggi badan menurut WHO, dan NHCS yaitu : persentil ke 75-25
dikatakan normal, persentil 10-5 mal nutrisi sedang dan
kurang.Kenaikan berat badan pada bayi cukup bulan kembali pada
hari ke-10.
(1) Umur 10 hari : BBL
(2) Umur 5 bulan: 2x BBL
(3) Umur tahun : 3 x BBL
(4) Umur 2 tahun : 4 x BBL
(5) Pra sekolah : meningkat 2 kg/tahun
(6) Adolenct : meningkat 3-3,5 kg/tahun
Kenaikan BB pada tahun pertama kehidupan

(1) Trimester I : 700-1000 gram/ bulan


(2) Trimester II : 500-600 gram/ bulan
(3) Trimester III : 350-450 gram/ bulan
(4) Trimester IV : 250-350 gram/ bulan
Perkiraan berat badan dalam kilogram
umur (bulan)+ 9
1) Usia 3-12 bulan = 2

2) Usia 1-6 tahun = (umur(tahun)x 2) + 8


(umur(tahun)x7)−5
3) Usia 6-12 tahun = 2

2) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi
disamping factor genetic.Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat
mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak. Penilaian TB dapat berdasarkan umur menurut WHO dengan
baku NCHS yaitu dengan cara persentase dari median dengan
penilaian : ≥ 90 & adalah normal, TB meningkat sampai tinggi
maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia bayi dan adolencent dan
berhenti pada usia 18-20 tahun.
Tinggi badan dapat diperkirakan sebagai berikut :
(1) Umur 1 tahun : 1,5 x TB lahir
(2) Umur 4 tahun : 2 x TB lahir
(3) Umur 6 tahun : 2,5 x TB lahir
(4) Umur 13 tahun : 3 x TB lahir
(5) Dewasa : 3,5 x TB lahir
Atau dengan rumus Behrman,
(1) Lahir : 50 cm
(2) 1 tahun : 72 cm
(3) 2-13 tahun : umur (tahun) x 6 + 77
Atau berdasarkan potensi genetic TB akhir :
(TB ayah  13 cm)  (TB Ibu  13)
TB anak perempuan :  8,5 cm
2
(TB Ibu  13 cm)  (TB ayah  13)
TB anak laki-laki :  8,5 cm)
2
3) Lingkar kepala
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak.Penilaian ini dapat
dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (Mikrosefali) maka
menunjukkan adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya
besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada aliran
cairan cerebrospinalis.
(1) 6-9 bulan kehamilan = 3 gram/24 jam
(2) Lahir-6 bulan = 2gram/24 jam
(3) 6 bulan-3 tahun = 0,35 gram/24 jam
(4) 3- tahun = 0,15 gram/24 jam
4) Pengukuran lingkar lengan atas
Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian ini
banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila dibanding
dengan BB. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi
pada anak usia pra sekolah.
b. Pemeriksaan fisik
1) Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan pada umur 1 tahun
sebagian besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua
gigi tumbuh 8 lagi, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi,
dan pada umur 2,5 tahun sudah terdapat 20 gigi susu.
- Erupsi gigi tetap
Molar pertama 6-7 tahun
Insisor 7-9 tahun
Pre molar 9-11 tahun
Kaninus 10-12 tahun
Molar kedua 12-16 tahun
Molar ketiga 17-25 tahun.
(Soetjiningsih, 2012 : 24)
2) Jaringan lemak
Selain otot-otot, jaringan lemak juga menentukan ukuran dan bentuk
tubuh seseorang.Pertambahan jumlah sel lemak meningkat pada
trimester III kehamilan sampai pertengahan masa bayi.Setelah itu sel
lemak tidak banyak bertambah dan besarnya sel lemak menentukan
gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan jaringan lemak akan
bertambah lagi pada anak perempuan umur 8 tahun dan pada anak
laki-laki umur 10 tahun hingga menjelang awal pubertas. Setelah itu
pada pria mengurang, tapi anak wanita bertambah sampai dewasa
(Soetjiningsih, 2012:24-25).
3) Organ-organ tubuh
Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri
secara umum terdapat 4 pola pertumbuhannya organ, yaitu :
4) Pola umum (general pattern)
Yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang panjang, otot
skelet (pada neonatus 20-25% berat badan, setelah dewasa 40 berat
badan), system pencernaan, pernafasan, peredaran darah dan volume
darah.
5) Pola neural (brain and head pattern)
Perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang
melindunginya, mata dan tenaga berlangsung lebih dini.
6) Pola limpoid (Lymphoid pattern)
Pertumbuhan jaringan limpoid agak berbeda dari bagian tubuh
lainnya, pertumbuhan mencapai maksimum sebelum adolesensi
kemudian menurun hingga mencapai ukuran dewasa.
7) Pola genital (reproductive pattern)
Organ-organ reproduksi mengikuti pola genital, dimana
pertumbuhannya lambat pada pra remaja, kemudian disusul pacu
edolesen yang pesat (Soetjiningsih, 2012:25-26).
2. Perkembangan
Adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai
dari proses pematangan. (Soetjiningsih, 2012:25-26).
Perkembangan adalah hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan
pola yang konsisten dan kronologis (Marmi,2012:115).
Teori perkembangan anak oleh Frankenburg dkk (1981) melalui DDST
mengemukakan 4 parameter perkembangan dalam menilai perkembangan
anak balita, yaitu :
a. Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat.
c. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
d. Gross motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Marmi,
2012:179).

II. Konsep Dasar Teori Imunisasi


A. Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan (Depkes RI, 2005).
Istilah kekebalan biasanya dihubungkan dengan perlindungan terhadap suatu
penyakit tertentu.Imunitas atau kekebalan terdiri atas imunisasi pasif, yaitu
tubuh tidak membentuk imunitas, tetapi menerima imunitas, sedangkan pada
imunitas aktif tubuh membentuk kekebalan sendiri.Pentingnya pemberian
imunisasi didasarkan pada latar belakang bahwa pada awal kehidupan, anak
belum mempunyai kekebalannya sendiri (humoral), hanya imunoglobin G yang
di dapatnya dari ibu. Setelah usia 2-3 tahun, anak akan membentuk imunoglobin
G sendiri, sedangkan imunoglobulin A dan M sejak lahir mulai diproduksi dan
dengan bertambahnya usia anak maka akan meningkat produksinya. Dengan
demikian, pada tahun pertama anak perlu mendapat kekebalan yang didapat
melalui pemberian imunisasi (Supartini, 2004).
B. Lima Imunisasi Dasar
Menurut Hidayat (2008) macam-macam imunisasi dasar, antara lain:
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) adalah tindakan memasukkan
vaksin BCG yang bertujuan untuk memberi kekebalan tubuh terhadap kuman
Mycobacterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman.
Diberikan pada umur sebelum 3 bulan.Namun untuk mencapai cakupan yang
lebih luas, Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur
antara 0-12 bulan.
2. Imunusasi Polio
Imunisasi polio adalah tindakan imunisasi dengan memberikan vaksin polio
(dalam bentuk oral) atau dikenal dengan sebutan oral polio vaccine (OPV)
yang bertujuan untuk memberikan kekebalan dari penyakit poliomielitis,
dapat diberikan empat kali dengan interval 4-6 minggu.
3. Imunisasi DPT
Imunisasi ini dilakukan dengan memberikan vaksin DPT (difteri, pertusis,
tetanus)pada anak yang bertujuan untuk memberi kekebalan dari kuman
penyakit difteri, pertusis, tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2
bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu (kurang lebih 3 kali)
selanjutnya ulangan pertama satu tahun dan ulangan berikutnya tiga tahun
sekali sampai usia 8 tahun. Imunisasi ini tidak dianjurkan pada bayi usia
kurang dari 2 bulan mengingat imunogen pertusis yang sangat reaktogenik
dan adanya hambatan tanggap kebal karena pengaruh antibodi maternal
untuk imunogen difteri atau tetanus.
4. Imunisasi Hepatitis B
Dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis B dalam tubuh yang
bertujuan untuk memberi kekebalan dari penyakit hepatitis. Pada ibu yang
menderita hepatitis B dengan HBsAg negatif, imunisasi dapat diberikan
sesuai dengan dosis yang ada, kemudian dilanjutkan pada usia 1-2 buln dan
yang ketiga pada usia 6 bulan. Apabila HBsAg ibu positif, vaksin dapat
diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir kemudian suntikan kedua
pada usia 1-2 bulan dan ketiga. Imunisasi ulangan dapat diberikan 5 tahun
kemudian.
5. Imunisasi Campak
Imunissi campak adalah tindakan memberikan vaksin campak pada anak
yang bertujuan membentuk kekebalan terhadap penyakit campak yang dapat
diberikan pada usia 9 bulan secara subkutan, kemudian dapat diulang dalam
interval waktu 6 bulan lebih setelah suntikan pertama.
C. Pemberian Imunisasi
1. Cara Pemberian Imunisasi
Menurut Depkes RI (2001) adalah sebagai berikut:
Vaksin Dosis Cara pemberian
BCG 0,05 cc IC tepat di insersio musculus deltoideus kanan
DPT 0,5 cc IM paha bagian luar
Polio 2 tetes Diteteskan di mulut
Hepatitis B 0,5 cc IM paha bagian luar
Campak 0,5 cc SC, biasanya di lengan kiri atas
TT 0,5 cc IM dalam biasanya di muskulus deltoideus

2. Waktu Pemberian Imunisasi


Menurut Depkes RI (2001) adalah sebagai berikut:
Vaksin Pemberian Selang wkt Umur Untuk bayi yg
BCG 1 kali - 0-11 bulan lahir di
DPT 3 kali 4 minggu 2-11 bulan RS/Puskesmas,
Polio 4 kali 4 minggu 0-11 bulan Hep B, BCG dan
Campak 1 kali - 9-11 bulan Polio dapat
Hepatitis B 3 kali 4 minggu 0-11 bulan segera diberikan

D. Konsep Dasar Imunisasi BCGdan Polio


1. BCG
Vaksin BCG(Bacillus Calmette Guerin) adalah vaksin hidup yang dibuat
dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga
didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.
Vaksinasi BCG menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak
mencegah infeksi tuberkulin tetapi mengurangi risiko terjadi tuberkulosis
berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier (Ranuh, 2008).
a. Waktu pemberian
Imunisasi BCG biasanya diberikan saat anak usia1 bulan.
b. Cara Pemberian
Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu
dengan menggunakan alat suntik steril Auto Distruct Scherring
(ADS) 5 ml.Vaksin disuntikkan secara IC di daerah lengan kanan
atas dengan dosis 0,05 mL.
c. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis
d. Kontraindikasi
Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti eksim,
furunkulosis dan sebagainya serta pasien yang sedang menderita
TBC.
e. Efek Samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti
demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan di
tempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah
menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan karena akan sembuh secara
spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi
pembesaran kelenjar regional di ketiak atau leher, terasa padat, tidak
sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak
memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya
(Depkes RI, 2006).
2. Polio
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan (Hidayat, 2008).
Terdapat 2 macam vaksin polio:
a. IPV (Inactivated Polio Vaccine)
IPV mengandung virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan. IPV berisi tipe 1,2, dan 3 dibiakkan pada sel-sel vero ginjal kera
dan dibuat tidak aktif dengan formaldehid. IPV harus disimpan pada suhu
2-8 oC dan tidak boleh dibekukan. Imunitas mukosal yang ditimbulkan
oleh IPV lebih rendah dibandingkan dengan yang ditimbulkan oleh OPV.
b. OPV (Oral Polio Vaccine)
OPV mengandung vaksin hidup yang telah dilemahkan dan diberikan
dalam bentuk pil atau cairan. .OPV berisi virus polio 1, 2, dan 3 serta
meupakan bagian dari suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah
dilemahkan (attenuated). Vaksin ini dibuat dalam biakan jaringan ginjal
kera dan stabilkan dengan sukrosa.
Vaksin oral diberikan dengan 2 tetes oral. Virus vaksin ini kemudian
menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi, baik dalam
darah maupun pada epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal
terhadap virus polio.Vaksin polio harus disimpan tertutup pada suhu 2-
8ᵒC (Dewi, 2011). Dapat diberikan empat kali dengan interval 4-6 minggu
(Hidayat, 2008).
III. Konsep Teori Asuhan Kebidanan
A. Pengkajian Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Nama
Untuk mengetahui, mengenai anak dan tidak keliru dengan bayi yang
memiliki nama sama.
2) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita. Umur digunakan untuk
mengetahui dasar perkembangan anak (Soetjiningsih, 2012:6)
b. Biodata Orang Tua
1) Nama
Nama orang tua sebagai penanggung jawab
2) Umur
Ibu-ibu yang umurnya belasan tahun dengan anak pertama akan lebih
agresif terhadap anaknya dan lebih banyak mengalami kesulitan dalam
merawat dan mendidik anaknya.
3) Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tua meruipakan salah satu faktor yang penting dalam
tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2012:10)
4) Pekerjaan/pengasilan orang tua
Penghasilan orang tua yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer maupun yang sekunder (Soetjiningsih, 2012:10).
c. Riwayat Kesehatan Anak Sekarang
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuhnya dan
pendidikannya disamping itu anak juga mengalami stress yang
berkepanjangan akibat dari penyakitnya (Soetjiningsih, 2012:7).
d. Riwayat Prenatal
Riwayat kesehatan ibu :
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu yang
sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan
jarang menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak
janin, anemia pada BBL, BBL mudah kena infeksi, abortus dan sebagainya
(Soetjiningsih, 2012:2).
e. Riwayat Postnatal
Riwayat kelahiran :
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu system
yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke
suatu system yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme
homeostatik bayi itu sendiri. Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu
dalam kandungan sampai 7 hari setelah melahirkan, merupakan masa
rawan dalam proses tumbuh kembang anak, trauma kepala akibat
persalinan akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang
permanen. (Soetjiningsih, 2012:4-5).
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat menularkan
pada bayinya, juga faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang (Soetjiningsih, 2012:2).
g. Riwayat Tumbuh Kembang
Dengan mengetahui tumbuh kembang, dapat mendeteksi berbagai hal
yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan
mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial, juga
menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh kembang dan
kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan mencari
penyebabnya (Soetjiningsih, 2012:7).
h. Riwayat Imunisasi
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.
Dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun sudah mendapat imunisasi
BCG, polio 4 kali, DPT 3 kali, hepatitis B 3 kali, dan campak
(Soetjiningsih, 2012:7)
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB 1
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT / HB,Polio 2
3 bulan DPT / HB2, Polio 3
4 bulan DPT / HB3, Polio 4
9 bulan MR
(Depkes RI, 1997:27)
i. Pola Kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun
kualitasnya seperti: protein, lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin.
2) Eliminasi
- BAB
Bayi yang pencernaannya normal akan BAB pada 24 jam pertama
setelah lahir. BAB pertama ini disebut mekonium.Biasanya berwarna
hitam kehijauaan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk
dari sel-sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama bayi berada
dalam kandungan. BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena
menjadi indikasi apakah pencernaanya normal atau tidak.
Feses bayi di dua hari setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter
atau aspal lembek.Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang
dibawa dari kandungan. Setelah itu feses bayi bisa bergumpal-gumpal
seperti jelly, padat, berbiji atau seeded dan bisa juga berupa cairan,
feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa
seperti pasta atau krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau
mencair. Sedangkan feses bayi yang diberikan susu formula berbentuk
padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat (Marmi, 2012:76-
77).
- BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10 x sehari.Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus
diganti popoknya.Bayi mulai memiliki fungsi ginjal yang sempurna
selama 2 tahun kehidupannya.Biasanya terdapat urine dalam jumlah
yang kecil dalam kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada
kemungkinan urin itu ytidak dikeluarkan selama 12-24 jam.Jika urine
pucat, kondisi ini menunjukkan masuknya cairan yang cukup.
Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15-16
ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering, maka
setelah BAK harus diganti popoknya minimal 4-5 x/hari (Marmi,
2012:80).
3) Istirahat dan tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, bayi
baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada
umumnya bayi terbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan.
Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum
matang. Tetapi perlahan-lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu
tidur dimalam hari dibandingkan dengan siang hari. Mulai usia 2 bulan
bayi mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan
jumlah tidurpun semakin berkurang, kira-kira 3 kali danterus berkurang
hingga 2 kali pada usia 6-12 bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi
hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah waktu tidur
berkisar antara 12-14 jam (Marmi, 2012:81).
4) Personal hygiene
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur.Selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi (Marmi, 2012:82).
5) Riwayat ketergantungan
- Menghisap jempol merupakan salah satu bentuk manipulasi alat tubuh
yang normal pada usia dini. Hal ini bila terjadi berlebihan pada
keadaan akibat deprivasi dalam usia yang masih dini atau karena suatu
regresi bila anak sedang telah atau tegang.
- Menggunakan empeng/kempongan akan mengganggu bentuk rahang.
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum baik, kesadaran komposmentis
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu
Nilai normal suhu anak rata-rata
Usia Nilai suhu derajat (oC)
3 bulan 37,5
6 bulan 37,5
1 tahun 37,7

Keterangan : Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar


0,5-1oC, masih dalam batas normal (Pusdiknakes, 1993:8).
2) Nadi
Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis bagi anak umur
lebih 1 tahun, sedangkan pada bayi menggunakan stetoskop pada apex
jantung.Nadi dihitung dengan waktu satu menit, dan kemungkinan
iramanya kurang teratur.
Nilai nadi pada bayi (denyut permenit) adalah:
Usia Waktu Tidur Demam
bangun
Bayi baru lahir 100-180 80-160 > 220
1 minggu 3 bln 100-220 80-200 > 220
3 bln-2 tahun 80-150 70-120 > 200
2-10 tahun 70-110 60-90 > 200
10 thn-dewasa 50-90 50-90 >200

3) Pernafasan
Pernafasan anak dihitung sama dengan pada orang dewasa, kecuali
pada bayi dihitung dari gerakan diafragma, atau gerakan abdominal,
pernafasan tersebut dihitung dalam waktu 1 menit
Nilai pernafasan rata-rata setiap menit sesuai :
Umur Nilai pernafasan/menit
Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10-12 tahun 19
14 tahun 18
16 tahun 17
18 tahun 16-18

b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Periksa adanya trauma kelahiran misalnya: caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik atau fraktur tulang tengkorak
(Marmi,2012:56)
2) Mata : Periksa adanya glaucoma congenital, sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada
kornea, periksa adanya strabismus yaitu
koordinasi mata yang belum sempurna (Marmi,
2012:57)
3) Hidung : Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi
harus bernafas lewat hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi
jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring. Periksa adanya pernafasan cuping
hidung, bila cuping hidung mengembang berarti
ada gangguan pernafasan (Marmi, 2012:57).
4) Mulut : Bibir tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis,
mulut tidak berbau.
5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen, tidak ada
sekret.
6) Leher : Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakan harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan
ada kelainan tulang leher. Lakukan perabaan
untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.
Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis (Marmi, 2012:58).
7) Dada : Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.
Apabila tidak simetris kemungkinan bayi
mengalami pneumotoraks, paresis diafragma
atau hernia diafragmatika. Pernafasan yang
normal dinding dada dan abdomen bergerak
secara bersamaan. Pada bayi cukup bulan putting
susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak
simetris. Payudara dapat tampak membesar dan
ini normal (Marmi, 2012:58).
8) Abdomen : Abdomen harus tampak bulat dan bergerak
secara bersamaan dengan gerakan dada saat
bernafas. Abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepatosplenomegali atau
tumor lainnya (Marmi, 2012:58).
9) Genetalia :
a) Laki-laki : Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan
lebar 1-1,3 cm. Periksa posisi lubang uretra.
Preposium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis. Periksa adanya
hipospadia dan epispadia. Skrotum harus
dipalpasi untuk memastikan skrotum ada dua
(Marmi, 2012:59).
b) Perempuan : Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayor
sudah menutupi labia minor, lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina, terkadang
tampak secret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormone ibu (Marmi,
2012:59).
10) Anus : Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji
posisinya. Mekonium secara umum keluar pada
24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum
keluar mekonium kemungkinan ada mekonium
plug syndrom, megakolon atau obstruksi
pencernaan (marmi, 2012:59).
11) Ekstremitas
Atas : Kedua tangan harus sama panjang, periksa
pergerakan, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur.
Periksa jumlah jari apakah polidaktili, sidaktili
atau normal. Telapak tangan harus dapat terbuka,
garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi
21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang
dapat terinfeksi atau tercabut sehingga
menimbulkan luka dan perdarahan (Marmi,
2012:59).
Bawah : Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki, periksa
panjang kedua kaki, kedua tungkai harus dapat
bergerak bebas, periksa adanya polidaktili dan
sidaktili pada jari kaki (Marmi, 2012:59).
12) Kulit : Bersih, turgor baik, elastis dan tidak cyanosis
3.Analisa Data
Menurut Depkes (2001) data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan
metode sebagai berikut :
a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya.
b. Untuk mencari hubungan sebab akibat
c. Menentukan masalah yang terjadi
d. Menentukan penyebab utamanya
e. Menentukan tingkat masalah
B. Diagnosa Kebidanan
Bayi sehat, umur…, jenis kelamin…, status gizi…, pertumbuhan…,
perkembangan…, dengan masalah yang mungkin timbul:
a. Resiko sakit sehubungan penurunan daya tahan tubuh
b. Resiko infeksi sehubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga
tentang perawatan tali pusat
C. Perencanaan
1. Diagnosa : Bayi sehat, umur…, jenis kelamin…, status gizi…,
pertumbuhan…, perkembangan…
Tujuan :Tumbuh kembang anak optimal
Kriteria :- Bayi sehat, bertambah umur bertambah tinggi dan besar
-Tumbuh kembang bayi sesuai dengan umurnya
Intervensi
a. Lakukan pendekatan pada orang tua dan bayi
Rasional :Orang tua dan anak kooperatif.
b. Jelasakan tujuan dari pengkajian tumbuh kembang bayinya.
Rasional : Orang tua dapat mengetahui dan mengerti manfaat dari
pemeriksaan yang dilakukan.
c. Jelaskan tujuan dari pemeriksaan DDST dan DDTK bahwa ini bukan
merupakan tes IQ
Rasional : Orang tua merasa tenang dan tidak khawatir jika anak
mengalami kegagalan saat di tes, tetapi sebaiknya diberi stimulasi
d. Beritahukan pada ibu tetang hasil pemeriksaan bahwa keadaan anaknya
sehat dan tumbuh kembangnya normal
Rasional : Ibu mengetahui perkembangan anaknya
e. Anjurkan ibu tetap melanjutkan stimulasi pada bayinya
Rasional : Anak tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
usianya
f. Beri kesempatan ibu untuk bertanya
Rasional : Pengetahuan ibu bertambah
2. Masalah I : Resiko sakit sehubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
Tujuan : bayi tidak jatuh dalam kondisi sakit.
Kriteria : bayi sehat dan daya tahan tubuh kuat.
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu tentang akibat penurunan daya tahan tubuh.
Rasional : Daya tahan tubuh yang menurun memudahkan masuknya
penyakit pengaruh dari luar seperti kuman penyakit.
b. Anjurkan ibu untuk menjaga anaknya dari pengaruh cuaca.
Rasional : Cuaca yang tidak dalam adaptasi lingkungan, sehingga jika
kondisi turun menimbulkan sakit.
c. Anjurkan ibu memberikan makanan bergizi.
Rasional : Meningkatkan kekebalan tubuh anak terhadap penyakit
3. Masalah II : Resiko infeksi sehubungan dengan kurangnya pengetahuan
ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat
Tujuan : Bayi tidak jatuh dalam kondisi sakit.
Kriteria : Bayi sehat dan daya tahan tubuh kuat.
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat.
Rasional : terhindar dari infeksi akibat pemberian bubuk tradisional.
b. Pesankan ibu dan keluarga untuk tidak membubukkan ramuan pada tali
pusat bayi
Rasional : bayi terhindar dari infeksi tali pusat.
c. Anjurkan segera mengganti popok anaknya yang basah
Rasional : mempercepat keringnya tali pusat

D. Pelaksanaan
Bidan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif. Efektif efisien dan
aman berdasarkan evidence based kepadaklien atau pasien dalam bentuk upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan (Kepmenkes, RI, 2011:6)

E. Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien.Evaluasiatau penilaian dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien.Hasil evaluasi segera dicatat
dan dikomunikasikan pada klien dan atau keluarga.Hasil evaluasi harus ditindak
lanjuti sesuai kondisi klien atau pasien. Menurut kepmenkes RI (2011:7-8)
evaluasi di tulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, yaitu sebagai
berikut:
S = Data subyektif, mencatat hasil anamnesa
O = Data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan
A = Hasil analisa, mencatat diagnose dan masalah kebidanan
P = Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seerti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dan
rujukan.

Petugas
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Data
Tanggal Pengkajian : 14 November 2018 Pukul 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : UPT Puskesmas Kendal
Data Subyektif
a. Biodata bayi
Nama : Bayi “H”
Tanggal lahir : 5 Oktober 2018
Umur : 1 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : Satu
b. Biodata orang tua
Istri Suami
Nama : Ny. “A” Tn. “F”
Umur : 21 tahun 22 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan : --
Alamat : Ds. K, Kec K, Kab N

c. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat, datang untuk jadwal imunisasi
d. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bayinya sekarang dalam keadaan sehat, dan siap untuk
dilakukan imunisasi
e. Riwayat Kesehatan Ibu
1) Riwayat Pranatal
Ibu hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan, selama hamil ibu tidak
ada penyulit, ibu rutin periksa ke Bidan. Ibu melakukan pemeriksaan
ANC Terpadu (USG dan Laboratorium). Ibu mendapatkan tablet Fe
dan multivitamin. Ibu mendapat penyuluhan seperti kebutuhan dasar
Ibu hamil, tanda bahaya, tanda persalinan dan persiapan persalinan. Ibu
sudah mendapatkan suntik TT lengkap
2) Riwayat natal
Ibu melahirkan anaknya pada usia kehamilan 9 bulan di bidan secara
normal pada tanggal 5 Oktober 2018. Jenis kelamin Perempuan , BB
Lahir=3500 gram, PB Lahir= 48 cm, bayi lahir langsung menangis dan
bergerak aktif.
3) Riwayat postnatal
Setelah melahirkan ibu dan bayi dalam keadaan sehat, dilakukan IMD
(Inisiasi Menyusu Dini). Setelah melahirkan tidak ada penyulit. Sejak
lahir hingga sekarang anak diberi ASI saja.
f. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga yang tinggal serumah tidak ada yang sedang menderita
atau mempunyai riwayat penyakit menurun, menular dan menahun seperti
TBC, Hepatitis, HIV/AIDS, Asma, Jantung, Diabetus Mellitus
g. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi
Sejak lahir hingga sekarang anak hanya minum ASI saja, bayi menyusu
dengan kuat setiap 2 jam sekali atau On demand (saat bayi menangis
haus), bayi mendapatkan ASI yang cukup
2) Eliminasi
BAK ±8-10 kali sehari, warna kuning jernih. BAB ± 2-3 kali sehari
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas.
3) Personal hygiene
Bayi dimandikan 2x sehari menggunakan air hangat, ganti pakaian
setiap selesai mandi atau jika kotor dan basah. Selesai BAB/BAK
selalu dibersihkan menggunakan waslap. Bayi menggunakan pempers
saat bepergian.
4) Istirahat dan tidur
Bayi lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur ±18 jam perhari.
Terbangun jika haus atau BAB dan BAK.
h. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan, anak telah mendapatkan imunisasi Hepatitis B-0 saat
umur 1 jam pada tanggal 5 Oktober 2018.
i. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1) Riwayat pertumbuhan
BB lahir :3500 gram
PB lahir :48 cm
LK lahir : 35 cm
LD lahir : 33 cm
2) Riwayat perkembangan
Bayi dapat menggerakkan tangan dan kaki, sudah dapat tersenyum
dan mengeluarkan suara.
j. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan bayinya dirumah sangat dekat dengan ibu, sering
digendong.
1. Data Obyektif
a. Keadaan umum baik dan kesadaran komposmentis.
b. Tanda-tanda vital:
S : 36,6ºC
N : 120x /menit
RR : 40x /menit
c. Pengukuran antropometri
BB : 3700 gram (status gizi normal berdasarkan grafik KMS)
PB : 48 cm
LK : 35 cm
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada caput succadaneum,
cephal hematoma, dan hidrosepalus. Fontanel minor (Ubun-
ubun) tampak lunak dan berdenyut (belum menutup).
2) Rambut
Bersih, persebaran merata, warna hitam.
3) Mata
Kedua mata simetris (Juling, strabismus/koordinasi mata yang
tidak sempurna), konjungtiva palpebra merah muda, sklera
putih, tidak ikterus, tidak ada pengeluaran sekret berlebih.
4) Hidung
Tidak ada septum nasi, tidak ada sekret pada hidung, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
5) Mulut
Mulut simetris tidak ada kelainan seperti labio skisis, labio
palato skisis, labio palato genato skisis. Ada reflek rooting dan
sucking serta reflek hisap kuat, bersih, bibir kemerahan.
6) Telinga
Tidak ada pengeluaran sekret/serumen yang berlebih.
7) Leher
Tidak ada kaku kuduk, tidak ada bendungan vena jugularis,
tidak ada perbesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
8) Dada
Bentuk simetris (tidak cekung, cembung, dan dada tong), tidak
ada nyeri tekan pada dada, pernapasan teratur, tidak ada
wheezing dan ronchi, tidak ada retraksi dinding dada, irama
jantung reguler, tidak ada mur-mur dan gallop.
9) Abdomen
Dinding abdomen simetris (tidak ada pembesaran), perut teraba
lunak, tidak kembung, terdengar bising usus.
10) Genetalia
Bersih, labia mayor menutupi labia minor, terdapat uretra.
11) Anus
Bersih, terdapat lubang anus.
12) Ekstremitas
 Atas
Simetris, normal, jumlah jari-jari lengkap, tidak ada
kelainan, gerak aktif.
 Bawah
Simetris, normal, jumlah jari-jari lengkap, tidak ada
kelainan, gerak aktif.
13) Kulit
Warna kemerahan, tidak pucat, tidak kuning, tidak biru, kulit
halus, lembut, tidak ada pengelupasan kulit, turgor kulit baik.
e. Reflek pada bayi
Reflek moro : tidak dikaji
Reflek rooting : tidak dikaji
Reflek sucking : tidak dikaji
Reflek swallowing : ada
Reflek grapping : ada
Reflek berkedip : ada
f. Pemerikasaan Perkembangan (Denver)
1) Personal Sosial (0P 0T)
a) Dilewati garis
Menatap Muka : Lulus
Membalas senyum pemeriksa : Lulus
Tersenyum spontan : Lulus
b) Tidak dilewati garis (kanan garis)
Mengamati tangannya : Tidak lulus
Berusaha mencapai mainan : Tidak lulus
Makan sendiri : Tidak lulus
2) Motorik Halus (0P 0T)
a) Dilewati garis
Mengikuti ke garis tengah : Lulus
Menkuti lewat garis tengah : Lulus
b) Tidak dilewati garis (kanan garis)
Memegang icik-icik : Tidak Lulus
Tangan bersentuhan : Lulus
Mengikuti 180° : Tidak Lulus
3) Bahasa (0P 0T)
a) Dilewati garis
Bereaksi terhadap bel : Lulus
Bersuara : Lulus
OOO/AAH : Lulus
b) Tidak dilewati garis (kanan garis)
Tertawa : Lulus
Berteriak : Tidak Lulus
4) Motorik Kasar (0P 0T)
- Dilewati garis
Gerakan seimbang : Lulus
Mengangkat kepala : Lulus
Kepala terangkat 45° : Tidak Lulus
- Tidak dilewati garis (kanan garis)
Kepala terangkat 90° : Tidak Lulus
Duduk kepala tegak : Tidak Lulus
Kesimpulan : hasil pemeriksaan tanggal 14 November 2018 tidak
terdapat peringatan dan keterlambatan disemua sector (Anak dalam
kategori normal)
2. Analisa Data
No. Diagnosa/Masalah Data Dasar
1. Bayi “H” sehat usia 1 DS :
bulan,jenis kelamin - Ibu mengatakan bayi dalam
perempuan, pertumbuhan keadaan sehat, datang untuk
sesuai usia, dengan KU jadwal imunisasi
baik pronosa baik. - Bayi sudah mendapatkan
imunisasi Hepatitis B-0 saat umur
1 jam pada tanggal 5 Oktober
2018.
DO :
a) Keadaan umum baik dan
kesadaran komposmentis.
b) Tanda-tanda vital:
S : 36, 6ºC
N : 120x /menit
RR : 40x /menit
c) Pengukuran antropometri
BB : 3700 gram (status gizi
normal berdasarkan grafik KMS)
PB : 48 cm
LK : 35 cm
d) Kondisi fisik normal, tidak ada
kelainan kongenital.
e) Pemeriksaan Neurologik, reflek
pada bayi baik.
f) Pemeriksaan Perkembangan
Tidak terdapat peringatan dan
keterlambatan disemua sector
(Anak dalam kategori normal)

B. Diagnosa Kebidanan
Bayi “H” sehat usia 1 bulan, jenis kelamin perempuan , pertumbuhan sesuai
usia. KU baik, prognosa baik.
C. Perencanaan
Tanggal 14 November 2018 pukul 10.15 WIB
Tujuan :
Setelah diberikan imunisasi anak mendapat kekebalan terhadap penyakit TBC
dan polio.
Kriteria Hasil:
1. Anak tidak tertular penyakit TBC dan polio
2. Tidak ada tanda-tanda penyakit TBC dan polio
3. Tidak ada penurunan Berat Badan
4. Ibu dapat menjelaskan jadwal kunjungan imunisasi selanjutnya.
5. Bayi mendapatkan imunisasi.
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik dan pemeriksaan keadaan bayi meliputi
keadaan umum pemeriksaan fisik, perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Rasional : Menjalin hubungan saling percaya, sehingga ibu lebih kooperatif
dan dengan dilakukannya pemeriksaan, dapat diketahui bahwa bayi dalam
keadaan sehat dan siap untuk diimunisasi
2. Jelaskan pada ibu agar tidak melakukan massase pada tempat penyuntikan
imunisasi BCG.
Rasional : Diharap ibu mengerti dan dapat tenang menghadapi efek
samping yang timbul
3. Berikan imunisasi BCGserta Polio1
Rasional : Pemberian imunisasi yang tepat akan memberikan hasil optimal
untuk kekebalan tubuh terhadap penyakit TBC dan polio.
4. Evaluasi bekas penyuntikan,
Rasional :Mengetahui ketepatan penyuntikan
5. Jelaskan jadwal imunisasi
Rasional :Bayi akan mendapatkan imunisasi sesuai usia
6. Motivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6
bulan dan memantau pertumbuhan serta perkembangan anak.
Rasional :Bila terdapat gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan
dapat segera dilakukan penanganan yang tepat.
7. Anjurkan ibu datang 1 bulan lagi yaitu tanggal 13 Agustus 2018 untuk
mendapat imunasiDPT-HB-Hib1serta Polio2
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk pemberian imunisasi lanjutan
8. Lengkapi dokumentasi.

D. Implementasi
Tanggal: 14 November 2018 Pukul : 10.20 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik untuk menjalin hubungan saling percaya
sehingga ibu akan lebih kooperatif.
2. Melakukan pemeriksaan keadaan bayi meliputi keadaan umum,
pemeriksaan fisik bayi, pertumbuhan dan perkembangan untuk mengetahui
bayi dalam keadaan sehat.
3. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi dalam keadaan sehat
dan bisa dilakukan imunisasi BCGserta Polio1.
4. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dan efek samping
imunisasiBCGserta Polio1.
Vaksin BCG adalah vaksin yang berisi Myoacterium bovis yang
dilemahkan untuk perlindungan tehadap penyakit tuberkulosis. Setelah
penyuntikan akan timbul bisul atau luka bernanah karena vaksin ini
mengandung bakteri hidup sehingga penyuntikannya akan menyerupai
infeksi alamiah. Tetapi kemudian setelah 2-4 minggu akan mengering dan
menimbulkan jaringan parut. Luka bekas penyuntikan tidak diperbolehkan
untuk dimasase/dipijat atau diberi obat-obatan.
Imunisasi Polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan
pada anak.Tidak ada efek samping setelah pemberian imunisasi
polio.Setelah diberikan imunisasi polio, anak jangan langsung diminumi
karena dapat menyebabkan anak muntah.Beri anak minum ± 15 menit
setelah pemberian polio.
5. Memberikan imunisasi BCG secara ICdi daerahlengan kanan atas dengan
dosis 0,05 mL. Imunisasi polio diberikan secara oral sebanyak 2 tetes.
6. Menjelaskan pada ibu jadwal kunjungan imunisasi pada bayi, yaitu pada
tanggal13 Agustus 2018saat bayi berusia 2 bulan untuk mendapat
imunisasi DPT-HB-Hib1serta Polio2
7. Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI Eksklusif sampai anak
berusia 6 bulan, dilanjutkan sampai 2 tahun, serta memantau pertumbuhan
dan perkembangan anak.
8. Mengajari ibu untuk cara memberikan stimulasi pada anak sesuai dengan
perkembangan anak. Untuk anak usia 0-6 bulan, stimulasi diberikan dengan
cara:
a. Motorik kasar
 Stimulasi perlu dilanjutkan, yaitu berguling-guling, menahan kepala
tetap tegak.
 Menyangga berat. Angkat badan bayi melalui bawah ketiaknya ke
posisi berdiri. Perlahan-lahan turunkan badan bayi hingga kedua kaki
menyentuh meja, tempat tidur, atau pangkuan anda. Coba agar bayi
mau mengayunkan badannya dengan gerakan naik turun serta
menyangga sebagian berat badannya dengan kedua kaki bayi.
 Mengembangkan kontrol terhadap kepala. Latih bayi agar otot-otot
lehernya kuat. Letakkan bayi pada posisi terlentang. Pegang kedua
pergelangan tangan bayi, tarik bayi perlahan-lahan kearah anda, hingga
badan bayi terangkat ke posisi setengah duduk. Jika bayi belum dapat
mengontrol kepalanya (kepala bayi tidak ikut terangkat), jangan
lakukan latihan ini. Tunggu sampai otot-otot leher bayi lebih kuat.
 Duduk. Bentu bayi agar bisa duduk sendiri. Mula-mula bayi
didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh ke belakang.
Ketika bayi dalam kondisi duduk, beri mainan kecil ditangannya. Jika
bayi belum bisa duduk tegak, dudukkan bayi di lantai yang beralaskan
selimut, tanpa sandaran atau penyangga.
b. Kemampuan gerak halus.
 Stimulasi yang perlu dilanjutkan. Melihat, meraih dan menendang
mainan gantung, memperhatikan benda bergerak, melihat benda-benda
kecil, meraba dan merasakan berbagai bentuk permukaan.
 Memegang benda dengan kuat. Letakkan sebuah mainan kecil yang
barbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi. Setelah bayi
menggenggam mainana tersebut, tarik pelan-pelan untuk melatih bayi
memegang benda dengan kuat.
 Memegang benda dengan kedua tangan. Letakkan sebuah benda atau
mainan di tangan bayi dan perhatikan apakah ia memindahkan benda
tersebut ke tangan lainnya. Usahakan agar tangan bayi, kiri dan kanan
masing-masing memegang benda pada waktu yang sama. Mula-mula
bayi dibantu, letakkan mainan disatu tangan dan kemudian usahakan
agar bayi mau mengambil mainan lainnya dengan tangan yang paling
sering digunakan.
 Makan sendiri. Beri kesempatan pada bayi untuk makan sendiri, mula-
mula berikan biskuitnya sehingga bayi bisa belajar makan biskuit
(dilakukan saat usia bayi 6 bulan).
 Mengambil benda-benda kecil. Letakkan benda kecil seperti remah-
remah makanan atau potongan-potongan biskuit dihadapan bayi. Ajari
bayi mengambil benda-benda tersebut. Jika bayi telah mampu
melakukan hal ini, jauhkan pil/obat dan benda kecil lainnya dari
jangkauan bayi.
c. Kemampuan bicara dan bahasa
 Stimulasi yang perlu dilanjutkan, berbicara, meniru-niru suara,
mengenali berbagai suara.
 Mencari sumber suara. Ajari bayi agar memalingkan mukanya kearah
sumber suara. Mula-mula muka bayi dipegang dan dipalingkan
perlahan kearah sumber suara, atau bayi dibawa mendekati sumber
suara.
 Menirukan kata-kata. Ketika berbicara dengan bayi, ulangi beberapa
kata berkali-kali dan usahakan agar bayi menirukannya. Yang paling
mudah ditirukan oleh bayi adalah kata mama dan papa, walaupun ia
belum mengerti artinya.
d. Kemampuan bersosialisasi dan kemandirian
 Stimulasi yang perlu dilanjutkan. Memberi rasa aman dan kasih
sayang, mengajak bayi tersenyum, mengamati, mengayun,
meninabobokkan.
 Bermain “Ciluk ba”. Pegang selaput tangan/kain atau koran untuk
menutupi wajah anda dari pandangan bayi. Singkirkan penutup tersebut
dari hadapan bayi dan katakan “ciluk ba” ketika bayi dapat melihat
wajaha anda kembali. Lakukan hal ini berulang kali, yang penting
usahakan bayi agar tidak dapat melihat wajah anda untuk beberapa saat
dan tiba-tiba wajah anda muncul kembali dengan gembira dan berseri-
seri. Cara lain adalah mengintip bayi dari balik pintu atau tempat
tidurnya.
 Melihat dirinya di kaca. Pada umur ini, bayi senang melihat dirinya di
cermin. Bawalah bayi melihat dirinya di cermin yang tidak mudah
pecah.
 Berusaha meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit diluar
jangkauan bayi. Gerak-gerakkan mainan itu didepan bayi sambil bicara
kepadanya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan itu. Jangan
terlalu lama membiarkan bayi berusaha meraih mainan tersebut, agar ia
tidak kecewa.
9. Menganjurkan ibu datang 1 bulan lagi yaitu tanggal 13 Agustus 2018 untuk
mendapat imunasi DPT-HB-Hib1serta Polio2
10. Melengkapi dokumentasi.
E. Evaluasi
Tanggal: 14 November 2018 pukul: 10.40 WIB
S:
- Ibu mengerti mengenai manfaat dan efek samping imunisasi BCGserta
Polio1, jadwal kunjungan imunisasi selanjunya, cara menstimulasi bayi.
- Ibu akan membawa anaknya pada jadwal kunjung imunisasi berikutnya.
O:
- KU bayi baik
- Tidak ada reaksi negatif pasca pemberian imunisasi
- Ibu dapat menjelaskan kembali secara singkat manfaat dan efek samping
dari imunisasiBCGserta Polio1, kapan jadwal imunisasi berikutnya, cara
menstimulasi bayi
A: Bayi “H” usia 1 bulan, jenis kelamin perempuan, pertumbuhan dan
perkembangan sesuai usia, sudah mendapat imunisasi BCGserta Polio1
dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi bertambah.

P:
1. Menjelaskan kepada ibu untuk menyampaikan kepada keluarga lain agar
tidak melakukan masase atau pijatan ringan pada bekas suntikan.
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan stimulasi sesuai dengan yang diajarkan
dan amati perkembangan dan pertumbuhan anak.
3. Observasi luka penusukan pasca imunisasi dan keadaan bayi

Petugas
DAFTAR PUSTAKA

__________. 2001. Manajemen Kebidanan. Jakarta : Depkes RI.

__________. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan intervensi Dini


Tumbuh Kembang anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.
Jakarta : Depkes RI.

Kepmenkes RI.2011. Standar Asuhan Kebidanan. Jakarta:Kepmenkes RI

Hidayat, A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

Marmi, dkk.2012.Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta


: Pustaka Pelajar

Potter, P.A., & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Soetjiningsih, 2012.Tumbuh Kembang Anak. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai