Oleh
Kelompok 4
Andi M. Syakir
2010730029
2010730037
2010730117
Adetya Rosiana
2010730074
2010730087
Eka Widia
2010730076
Mentari Cipta S.
2010730060
2010730106
Rifa Imaroh
2010730092
Nida Amalia S.
2010730109
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
6. Mengetahui saat pemberian dan jenis imunisasi serta kebutuhan dasar anak.
7. Menjelaskan adanya gangguan/keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.
1.4 Manfaat Penulisan
Memberikan informasi tentang gangguan/keterlambatan tumbuh kembang pada masa
bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
Skenario
Seorang anak perempuan B umur 12 bulan, BB 7300 gram, PB 65 cm, LK 41cm, dibawa
ibunya karena tidak mau makan. Riwayat kelahiran ditolong oleh bidan dengan BB 2500 gram,
PB 48 cm, LK 33 cm, tidak langsung menangis, setelah 5 menit bayi menangis lemah. Pasien
dirawat diperinatologi selama 5 hari. Penimbangan 3 bulan terakhir berturut-turut beratnya naik
100 gram tiap bulan. Saat usia 7 bulan pasien pernah dirawat karena kejang lama sampai tidak
sadar. Pada saat ini sehari-hari anak makan bubur denagn sayur, tahu-tempe, kadang telur. Usia 3
bulan pasien sudah diberi susu formula, pisang, bubur bayi, karena sering menangis. Imunisasi
BCG diperoleh saat umur 2 bulan, polio 5 kali, terakhir saat PIN, hepatitis B umur 40 hari &
3bulan, DPT umur 4 bln & 6 bln. Pasien bisa tengkurap bolak-balik usia 5 bulan, blm bisa duduk
sendiri dan berdiri sendiri. Kadang-kadang pasien mengoceh, tanagn belum bisa memegang
kerincingan dengan kuat. Belum bisa makan biskuit sendiri, tak tahu main cilukba. Lingkungan
rumah jendela kamar selalu ditutup karena takut masuk angin, lubang angin ditutup kertas karena
nyamuk sering masuk. Mainan yang dimiliki: kerincingan, boneka, dan sepeda roda tiga. Pasien
anak pertama, tinggal hanya dengan kedua ortu, ibu pasien tak banyak bicara.
Analisa kasus
R.
Kelah
BB : 2500
iran
gr
Data
ngPB
ke: 48
cm
Tida dokte
R.
k Imu
rLK : 33 cm
BB :
5 menit,
mau nisa
mak
BCG
menangis
7300 gr
umur 2si
lemah
PB : 65
an
bln
cm
Polio 5x
LK : 41
terakhir
cm
PIN
Makan
Hepatiti
bubur+
sB
sayur+
umur
tahu
40 hr &
+temp
3 bln
e+
DPT
kadang
umur 4
telur
bln & 6
bln
Susu
Usia
formula,
3
pisang,
bulan
Usia
dan
12
bubur
Usia
bula
bayi
n 7 krn
sering
bulan
Diraw
menangi
at krn
skejan
g
lama
samp
ai tdk
sadar
Pertanyaan
1. Bagaimana tahap-tahap pertumbuhan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan normal dari 0-12 bln sesuai skenario?
P
e
r
t
u
m
b
u
h
a
n
B B :
BB 12bulan:
7300 gr
BB normal:
9500 gr
P B :
PB 12
bulan: 65
cm
L K :
LK 12bulan:
41 cm
PB normal:
74.7cm
LK normal:
46 cm
Idea
l
Kasu
s
PB ideal
= 74cm
PB =
65cm
BB ideal
= 9,5kg
BB =
7,3kg
LK ideal =
45cm
LK = 41cm
2. Tahap-tahap perkembangan normal.
Umur 0-3 bln.
- Mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
- Menggerakan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
- Melihat dan menatap wajah anda.
- Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh.
- Suka tertawa keras.
- Bereaksi terkejut terhadap suara keras.
- Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum.
- Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.
Umur 3-6 bln.
- Berbalik dari telungkup ke telentang.
- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
- Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
- Menggenggam pensil.
- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
- Memegang tangannya sendiri.
- Berusaha memperluas pandangan.
- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil.
- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik.
3. Faktor-faktor pertumbuhan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik.
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu:
1. Faktor genetik.
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh
kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas
dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur
pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Gangguan pertumbuhan di negara maju
lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik. Sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor
lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Disamping
itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti
sindrom Down, sindrom Turner, dll.
2. Faktor lingkungan.
Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi
individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini
secara garis besar dibagi menjadi:
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan
(faktor prenatal).
b. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor
postnatal).
FAKTOR LINGKUNGAN PRANATAL
1. Gizi ibu pada waktu hamil.
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup di lingkungan miskin makan
akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan
menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan
ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi ke generasi selama
kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi.
2. Mekanis.
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada
bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat
mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau
kranio tabes.
3. Toksin/zat kimia.
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen.
Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion, obat-obat anti
kanker, dan lain sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula
dengan ibu hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi
berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat, atau retardasi mental. Keracunan logam
berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat
menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan
penyakit Minamata.
4. Endokrin.
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain
dengan aktivitas mirip insulin (Insulin-like growth factors/IGFs).
Somatotropin (growth hormone) disekresi oleh kelenjar hipofisis janin sekitar minggu
ke-9. Produksinya terus meningkat sampai minggu ke-20, selanjutnya menetap
sampai lahir. Perannya belum jelas pada pertumbuhan janin.
Kelahiran
normal
berdasarkan
skoryang
APGAR. dilakukan
sebuah
tes
cepat
Kesimpulan:
Berat ringannya asfiksia dinilai pada menit pertama kemudian dilakukan resusitasi dan
dinilai keberhasilan resusitasinya pada menit kelima.
Untuk kasus ini, tidak bisa ditentukan derajat asfiksianya karena kekurangan data yang
mendukung.
Usia 3 bulan
susu formula,
pisang, bubur
Usia 11 bulan
bubur dengan
sayur, lauk pauk
berupa tahu,
tempe dan
kadang telur
Kurang asupan
protein hewani
7.
8.