Disusun oleh :
Yanuar Bagus Santosa
P1337420214102
II B
LAPORAN PENDAHULUAN
FAILURE TO THRIVE (FTT)
I.
KONSEP DASAR
A. Definisi
Definisi mengenai failure to thrive atau gagal tumbuh secaramasti
masih belum ditemukan kesepakatan. Namun, dapat disimpulkan bahwa
keadaan ini menunjuk pada suatu terminologi yang mengacu pada keadaan
bayi atauanak yang pertumbuhan fisiknya sangat kurang dibandingkan
dengan sebayanya. Menurut Krugman, gagal tumbuh adalah pertumbuhan
fisik yang tidak adekuat selama pengamatan dalam suatu periode dengan
menggunakan grafik pertumbuhan.
Sedangkan Gahagan membatasi gagal tumbuh terjadi pada bayi dan
anak dibawah tiga tahun. Rabinowitz mendefinisikan gagal tumbuh adalah
penghentian yang bermakna dari pertumbuhan yang diharapkan selama
masa anak. Block dan Blair mengatakan bahwa gagal tumbuh adalah
pencapaian
pertumbuhan
yang
terhenti
lama
secarasignifikan
badan dan tinggi badan adalah rendah, kurang dari persentil ke-10. Tinggi
badan, lingkar kepala, dan kemampuan perkembangan dapat terkena
dampaknya, tergantung dari tingkat keparahan, durasi, usia saat onset, dan
penyebab kondisi klinis.
Semua anak yang memenuhi kriteria diatas, apakah dengan penyebab
organik atau nonorganik, perlu dipertimbangkan memiliki kemungkinan
mengalami gagal tumbuh. Istilah abnormal pada definisi tersebut memiliki
dua implikasi. Anak-anak yang secara genetik memiliki perawakan pendek
karena orang tuanya pendek seringkali normal, meskipun mereka kurang
dari dua standar deviasi dari rata-rata umur dan jenis kelamin. Juga
termasuk bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan sejak dalam
kandungan kemungkinan tidak kembali menjadi normal di populasinya.
Definisi tersebut penting untuk melakukan koreksi sesuai derajat
prematuritas dalam mengeplotkan datanya di kurva pertumbuhan.
Akhirnya, definisi gagal tumbuh mendukung keadaan bahwa tingkat
velositas dari pertumbuhan anak tidak adekuat. Acuan terhadap garis
persentil pada kurva pertumbuhan ( 90 %, 75 %, 50 %, 25 %, 10 %, 5 %)
disarankan untuk memantau tingkat pertumbuhan sedikitnya dua bulan
karena tidak terdapat data yang obyektif tentang seberapa lama perhatian
terhadap pertumbuhan harus dilakukan sebelum anak ditetapkan sebagai
gagal tumbuh. Kehilangan berat badan dalam jangka waktu singkat yang
berhubungan dengan penyakit akut atau subakut seharusnya tidak
dihubungkan dengan gagal tumbuh. Bayi besar mungkin memotong garis
persentilnya, merupakan kondisi alamiah selama proses pertumbuhannya.
Juga terdapat bayi-bayi yang dilahirkan besar untuk masa kehamilannya
dan mungkin akan memotong garis persentil berat badan dan panjang
badan pada dua tahun pertama kehidupan dan keadaan tersebut merupakan
keadaan normal untuk mereka
B. Klasifikasi
Kategori umum untuk gagal tumbuh :
1. Gagal tumbuh organik (OFTT)
utamanya
adalah
defisiensi
nutrisi.
Etiologi
dapat
makanan,
salah
dalam
makanan
Rendahnya pendidikan orang tua
Maslah hubungan orang tua dengan anak
mempersiapkan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
- Food refusal
- Ruminasi
- Masalah kesehatan mental dan kognitif orang tua
- Child abuse/ neglet, penyimpangan emosional
Neurologi
- Serebral palsi
- Tumor hipotalamus
- Kelainan neuromuskular
- Kelainan neurodegenerative
Ginjal
- Infeksi saluran kemih
- Renal tubular acidosis
- Gagal ginjal
Endokrin
- Diabetes Miletus
- Diabetes incipidus
- Hipotiroid/ hipertiroid
- Defisiensi hormon pertumbuhan
Genetik/ metabolic/ congenital
- Penyakit sel sabit
- Penyakit metabolik bawaan
- Dysplasia skeletal
- Kelainan kromosom
- Sindrome multiple congenital anomaly
Gastrointestinal
- Stenosis pylorus
- GERD
- Tracheoesofageal fistula
- Malrotasi
- Sindrom malabsorbsi
- Celiac disase
- Intoleran lactose dan proteinsistik fibrosis
- Kolestasis kronik
- Inflamatory bowel syndrome
Jantung
- Kelainan jantung bawaan
- Gagal jantung
Pulmonari/ respiratori
- Asma berat
- Bronkoekstasi
- Gagal nafas
- Bronkopulmonari dysplasia
Infeksi
- HIV
- Infeksi kronis
- Infeksi parasit
- Tuberculosis
2. Etiologi gagal tumbuh berdasarkan organik dan nonorganik
a. Nonorganik
- Gangguan hubungan ibu dan anak
- Pembuatan susu formula yang salah
- Gagal menyusui
- Intake kurang
- Terlambat mengenalkan makanan padat
- Intoleransi terhadap makanan baru
- Tekanan psikososial
b. Organic
- IUGR
- Kelainan kongenital
- Alergi susu sapi
- Penyakit seliak
- HIV
- Sistik fibrosis
- Penyakit jantung bawaan
- GERD
- Kelainan metbolic kromosom
3. Etiologi gagal tubuh berdasarkan patofisiologi
a. Asupan kalori yang kurang
- Pembuatan susu formula yang kurang tepat
- Kebiasaan makanan yang salah
- Gangguan tingkah laku yang mempengaruhi makanan
- Anak terlantar
- Kemiskinan
- Kesulitan makan secara mekanik (disfungsi oromotor,
anomali kongenital, GERD, kerusakan susunan saraf
pusat)
b. Gangguan penyerapan
- Celiac disase,cystic fibrosis
- Alergi susu sapi
- Difisiensi vitamin atau mineral
- Atresisa bilier atau penyakit hati
- Necrotizing enterocolitis, short gut syndrome
c. Meningkatnya metabolisem
- Infeksi kronis (HIV, keganasan, penyakit ginjal)
- Hipoksemia (penyakit jantung bawaan, penyakit paru
kronik)
d. Gangguan penggunaan zat gizi
- Infeksi kongenital
- Kelainan betabolik
D. Pathofisiologi
E. Pathway
Sosial ekonomi
rendah
Malabsorbsi,
infeksi, anoreksia
Kegagalan melakukan
sintesis protein dan kalori
Hilangnya
lemak di
bantalan kulit
Kurang
pengetahuan
Daya tahan
tubuh menurun
Turgor kulit
menurun dan
keriput
Kerusakan
inegritas kulit
Keadaan umum
lemah
Atrofi/
pengecilan otot
Resiko infeksi
Resiko infeksi
saluran pernafasan
Keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan
Anoreksia
Diare
2. Bone survey
3. Ultrasonografi, MRI, ekokardiografi (atas indikasi)
H. Penatalaksanaan
1. Cari penyebab kegagalan pertumbuhannya dengan berkonsultasi
pada dokter. Lakukan penanganan sesuai dengan petunjuk dokter.
2. Pantau aspan makanan dan keluaran si kecil, apakah sudah
mencapai keseimbangan yang positif.
3. Jangan lupa untuk selalu menimbang berat badan si kecil dan
memasukannya ke dalam grafik pertumbuhan secara periodik (bisa
menggunakan KMS) untuk memantau keberhasilan penanganan.
II.
saat
pemberian
makan,seperti
2. Diagnosa
Keperawatan
perubahan
pertumbuhan
dan
dengan
(uraikan
misal
kurang
pengetahuan,
kemiskinan)
Dengan dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan orang tua dapat menunjukan kemampuan untuk
memberikan perawatan yang tepat pada anak
INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Sambut orangtua dan beri dorongan, bukan tekanan pada
mereka untuk terlibat dalam perawatan anak, agar tidak
menciptaan stress tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku