DEFINISI
Bulimia nervosa merupakan kelainan perilaku yang ditandai
dengan perilaku gemar makan diikuti oleh rasa bersalah, hina
dan mencela diri dimana muntah diinduksikan sendiri,
penggunaan laksatif atau diuretik, atau membatasi diet atau
puasa untuk mengatasi efek gemar makan berlebih.
(Kimberly, 2011)
Bulimia nervosa adalah episode berulang makan berlebihan
(binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori
(muntah, berpuasa, beriadah, atau kombinasinya). Makan
berlebihan disertai dengan perasaan subjektif kehilangan
kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan secara sengaja
atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan
pencahar, diuretik, amfetamin dan tiroksin juga bisa terjadi.
(Chavez dan Insel, 2007 dalam Arif Muttaqin 2010 )
ETIOLOGI
Penyebab bulimia nervosa belum dapat diketahui secara
pasti, namun terdapat faktor sebagai berikut;
Faktor biologis, proses kimiawi yang ada di dalam otak, yaitu adanya
kelainan neurotransmitter dalam otak, utamanya neurotransmitter
serotonin merupakan pemicu terjadinya penyakit bulimia nervosa.
Faktor psikologis, masalah penampilan, kurang percaya diri dengan
berat badan yang dimiliki, adanya konflik keluarga.
Faktor kebudayaan, penekanan berlebihan pada penampilan fisk
karena pengaruh budaya.
PATOFISIOLOGI
Penurunan asupan kalori akan menyusutkan lemak dan simpanan protein dalam
tubuh. Defisiensi estrogen terjadi pada wanita karena kurang substrat lipit untuk
sintesis, menyebabkan amenorrea. Sedangkan pada pria, juga terjadi penurunan
fungsi ereksi dan jumlah sperma sebagai akibar kadar testosteron berfluktuasi.
(Kimberly, 2011)
Disebabkan oleh perbuatan muntah yang berulang, seseorang menderita bulimia
nervosa akan mengalami ketidakseimbangan elektrolit dan nutrisi tidak terpenuhi
dengan baik (malnutrisi). Muntah juga menyebabkan erosi pada email gigi terutama
permukaan lidah, bagian belakang lidah (karena sering terkena gesekan oleh jari
untuk diinduksi muntah).
Tidak seperti anoreksia nervosa, bumilia nervosa tidak terjadi gangguan densitas
mineral tulang, hal ini dapat terjadi bergantung pada usia, berat badan (semakin kurus
semakin beresiko). Kebanyakan pasien dengan bulimia nervosa mengalami depresi
yang berujung pada percobaan bunuh diri.
MANIFESTASI KLINIK
Menurut National Eating Disorders Association (NEDA, 2012)
bulimia nervosa memiliki tiga gejala utama sebagai berikut;
Reguler asupan makanan dalam jumlah besar disertai dengan
rasa kehilangan kontrol saat makan.
Biasa menggunakan perilaku kompensasi yang tidak pantas
self-induced seperti muntah, pencahar atau penyalahgunaan
diuretik, puasa, atau olahraga.
Perhatian yang ekstrim dengan berat badan dan bentuk tubuh.
KOMPLIKASI
Gagal jantung,
Kematian,
Peradangan dan kemungkinan pecahnya esophagus
Kerusakan gigi
Buang air besar tidak teratur kronis dan sembelit
Pecah lambung
PENATALAKSANAAN
1.Terapi umum
Psikoterapi psikoanalitik atau CBT (Cognitive
Behavioral Therapy)
Kelompok swabantu
Rehabilitasi sosial
Diet seimbang
Observasi pola makan
Observasi aktivitas
2. Pengobatan, antidepresan seperti fluoksetin.
ASUHAN KEPERAWATAN ANOREXIA DAN
A. Pengkajian BULIMIA NERVOSA
Pengkajian psikologis dan gaya hidup biasanya didapatkan pada
remaja dan menganggap dirinya tidak menarik, tidak sehat dan juga
tidak diinginkan.
Pengkajian psikososiokultur dan kondisi lingkungan didalam
keluarga.Keluhan utama, keinginan menjadi kurus karena
merasa kegemukan
Riwayat kesehatan terdahulu, sering didapatkan penggunaan
obat penahan nafsu makan, diuretika, laksatif (pencahar) atau
alkhohol.
Riwayat kesehatan keluarga, mengkaji keluarga ada atau tidak
yang pernah mengalami bulimia atau anoreksia nervosa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Intoleransi aktivitas
Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
Monitor intake nutrisi yang adekuat sebagai sumber energi
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam
merencanakan program terapi yang tepat
INTERVENSI KEPERAWATAN