Anda di halaman 1dari 19

1

PENYIMPANGAN
PERILAKU MAKAN
OLEH :
ADELIA SUCITA (17370001)
MUHAMMAD FATHI AL GHAZI (17370011)
RIYAN EGI YUDISTIRA (17370017)
SHINKY FRISILLYA (17370020)
YULI INDAH LESTARI (17370022)
IVONNE QUMAIRI (17370024)
Gangguan 2
Perilaku
Makan
 Menurut National Institute of Mental Health, gangguan
makan adalah suatu penyakit yang menyebabkan
gangguan serius terhadap diet sehari- hari, seperti
makan dalam porsi yang sangat sedikit atau malah
sebaliknya, makan dalam porsi yang sangat besar.
Seseorang dengan gangguan makan akan makan
dengan porsi makan yang lebih banyak atau lebih
sedikit, tapi pada titik tertentu dorongan untuk makan
dalam porsi yang sedikit atau besar tersebut benar-
benar diluar kendali. mereka juga memiliki
kekhawatiran yang berlebihan tentang berat badan
dan bentuk tubuhnya.
TIPE-TIPE 3
GANGGUAN
MAKAN
 Menurut Santrock (2002) anoeksia nervosa
adalah suatu gangguan makan yang
melibatkan upaya yang keras untuk kurus
dengan cara melaparkan diri.
 Sedangkan menurut Nevid (2005) anoreksia
nervosa adalah suatu gangguan makan yang
ditandai oleh adanya usaha untuk
#1 mempertahankan berat badan di bawah
standar normal, citra tubuh yang terdistorsi,
ketakutan yang mendalam akan bertambahnya
Anoreksia berat badan.

Nervosa
TIPE-TIPE 4
GANGGUAN  Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang

MAKAN memiliki karakteristik episode yang berulang


untuk menelan makanan dalam jumlah besar,
diikuti dengan penggunaan cara- cara yang
tidak tepat untuk mencegah pertambahan
berat badan
 Menurut Santrock (2002) bulimia ialah suatu
gangguan makan yang melibatkan makan dan
minum belebihan yang dilanjutkan dengan
penggunaan obat pencahar/ pencuci perut

#2 secara teratur. Penderita bulimia memakan


sejumlah besar makanan dan kemudian
mengosongkan perut dengan cara
Bulimia memuntahkannya setelah dipancing atau
menggunakan obat pencahar.
Nervosa
TIPE-TIPE 5
GANGGUAN
MAKAN
 Binge-Eating Disorder adalah perilaku makan
menyimpang yang didefinisikan sebagai episode
makan dalam jumlah banyak, dalam periode
waktu yang singkat, dibandingkan dengan
kebanyakan orang dalam keadaan yang sama,
dan episode-nya ditandai dengan perasaan

#3 kehilangan kontrol.

Binge-Eating
Disorder
TIPE-TIPE 6
GANGGUAN
MAKAN  EDNOS adalah kategori perilaku makan
menyimpang yang berlaku untuk
mempresentasikan gejala dari perilaku makan
menyimpang yang dapat menyebabkan
gangguan sosial, pekerjaan dan gangguan
lainnya, tetapi tidak secara lengkap memenuhi
kriteria dari salah satu gangguan makan yang
telah dijabarkan (APA, 2013).

#4  EDNOS tidak dapat dianggap sebagai


gangguan makan tingkat ringan karena perilaku
Eating Disorder ini tetap memiliki dampak negatif bagi
kesehatan dan dapat mengarahkan pada
Not Otherwise perilaku makan menyimpang yang lebih parah
(Brown, 2011).
Specified
(EDNOS)
7

FAKTOR
PENYEBAB
GANGGUAN
MAKAN
8

Self Esteem
Gangguan makan berhubungan dengan
rendahnya self-esteem pada diri individu
tersebut, seperti yang dibuktikan oleh
beberapa penelitian yang diantaranya
dilakukan oleh Bas dkk (2005) pada
populasi remaja vegetarian Turki yang
menunjukkan bahwa perilaku makan
yang abnormal berhubungan dengan
rendahnya self-esteem dan tingginya
tingkatnya kecemasan.
9

Stress
Studi yang dilakukan oleh Hud, dkk (dalam
Sanlier & Ogetir, 2008) pada sampel pelajar
menunjukkan bahwa pelajar yang
stress memiliki kecenderungan terhadap
eating behavior yang buruk dibanding dengan
pelajar yang tidak stress. Penelitian- penelitian
lainnya juga membuktikan bahwa adanya
korelasi antara tingkat stress yang tinggi, harga
diri yang rendah, dan perilaku makan yang
tidak sehat. (Oliver, 2000; Zucker, 2000, dalam
Sanlier & Ogetir, 2008)
10

Faktor Biologis
Anoreksia nervosa dan bulimia nervosa
dapat terjadi dalam satu keluarga.
Kerabat tingkat pertama dari perempuan
muda yang menderita anoreksia nervosa
memiliki kemungkinan sepuluh kali lebih
besar dibanding rata- rata untuk
menderita gangguan tersebut (Strober
dkk, 2000).
11

Sosiokultura
Standar cantik dan ideal yang ditetapkan
oleh masyarakat adalah tubuh langsing.
Perempuan lebih besar kemungkinannya
untuk menjalani diet dibanding laki- laki.
Pengaturan makan untuk mennurunkan
berat badan sangat umum di kalangan
perempuan kulit putih dengan stats
sosioekonomi atas yang juga merupakan
kalangan dengan jumlah penderita
anoreksia nervosa tertinggi.
12

Gender
Gangguan makan lebih umum terjadi
para perempuan dibanding laki- laki.
Salah satu alasan utama atas prevalensi
gangguan makan yang lebih besar pada
kaum perempuan kemungkinan adalah
fakta bahwa standar budaya masyarakat
barat menguatkan keinginan untuk
menjadi kurus pada perempuan
dibanding laki- laki. Sedangkan di
Indonesia sendiri terjadi hal yang sama
karena adanya imitasi budaya.
13

Penyiksaan Anak
Beberapa studi mengindikasikan bahwa
pelecehan seksual di masa kanak- kanak
lebih tinggi terjadi pada penderita
gangguan makan, terutama bulimia
nervosa. (Deep dkk, 1999; Webster&
Palmer, 2000). Namun peran pelecehan
seksual di masa kanak- kanak dalam
etiologi gangguan makan tetap tidak
pasti.
14

KOMPLIKASI
MEDIS
GANGGUAN
MAKAN
15

Anoreksia
Berkurangnya berat tubuh sebesar 35% dapat
menimbulkan anemia. Wanita yang menderita anoreksia
biasanya juga memiliki masalah kulit kering, kulit pecah,
Nervosa dan rambut lepek. Komplikasi kardiovaskular yang
melibatkan gangguan hati, hipotensi (tekanan darah
rendah), dan dihubungkan dengan pusing saat berdiri,
terkadang menyebabkan pingsan. Menurunnya proses
pencernaan makanan dapat menyebabkan masalah
gastrointestinal seperti konstipasi, sakit pada perut, dan
obstruksi atau kelumpuhan dari bowel atau intestines. Siklus
menstruasi yang tidak teatur juga sering terjadi, dan
amenorrhea (tidak mengalami menstruasi) adalah bagian
dari defenisi klinis pada wanita penderita anoreksia. Otot
yang melemah dan pertumbuhan yang tidak normal pada
tulang dapat muncul, menyebabkan tinggi tubuh
berkurang dan osteoporosis. (Nevid, 2005).
16

Bulimia
Komplikasi medis yang biasanya terjadi pada individu
dengan bulimia nervosa kebanyakan disebabkan karena
muntah yang ters- menerus. Dampak yang terjadi adalah
Nervosa iritasi pada kulit sekitar mulut disebabkan karena seringnya
kontak dengan asam lambuung, terhambatnya air liur,
peluruhan enamel gigi, dan karang gigi. Asam yang timbul
dari muntah dapat merusak reseptor rasa pada lidah,
membuat orang menjadi kurang sensitive terhadap rasa
dari makanan yang dimuntahkan (Rodin dkk, 1990 dalam
Nevid, 2005). Siklus makan banyak dan memuntahkannya
dapat menyebabkan sakit pada perut, hiatal hernia, dan
keluhan perut lainnya. Tekanan pada pancreas dapat
menghasilkan pancreatitis (rasa panas) yang merupakan
situasi darurat medis. Gangguan fungsi menstruasi juga
ditemukan pada 50% wanita bulimia yang memiliki berat
badan nrmal (Weltzin dkk, 1994 dalam Nevid 2005).
17

PENANGANAN
GANGGUAN
MAKAN
18
PENANGANAN
BIOLOGIS
Obat antidepresan dipercaya efektif untuk
menurunkan keinginan makan berlebihan
dengan menormalkan serotonin, yaitu unsur kimia
pada otak yang terlibat dalam pengaturan nafsu
makan (Nevid, 2005). Meskipun begitu,
pemberian antidepresan pada penderita bulimia
juga memiliki kelemahan, yaitu sebagian besar
penderita bulimia kambuh ketika pemberian
berbagai jenis obat antidepresan dihentikan
(Mitchell & de Zwaan, 1993; Wilson & Pike, 2001,
dalam Davison 2010).
19
PENANGANAN
PSIKOLOGIS
Pada kasus anoreksia nervosa, terapi secara
umum diyakini sebagai suatu proses yang memiliki
dua tahap. Tujuan jangka pendeknya adalah
membantu pasien menambah berat badan untuk
mencegah komplikasi dan kemungkinan
kematian. Sedangkan tujuan jangka panjangnya
adalah mempertahankan pertambahan berat
badan dalam jangka panjang. Dan untuk tujuan
jangka panjang ini belum dapat dicapai secara
reliabel melalui berbagai intervensi medis,
perilaku, atau psikodinamika tradisional (Wilson
1995 dalam Davison 2010).

Anda mungkin juga menyukai