Anda di halaman 1dari 11

Baiq Cantik Aprilla Ariyanti H1A016010

Mochamad Bagus Ferdiawan H1A016053


Nurekayani Rahayuningrum H1A016070
Subula Robbiki Zulula H1A016082
 Definisi
 Epidemiologi
 Patofisiologi
 Manifestasi Klinis

OUTLINE  Penegakkan diagnostik


 Penatalaksanaan
 Tatalaksana Non-Farmakologis
 Tatalaksana Farmakologis
 Kesimpulan
Anorexia Nervosa (AN) merupakan salah satu gangguan
makan (food disorder) dengan ciri khas mengurangi berat
badan dengan sengaja, dipacu dan atau dipertahankan oleh
penderita (Maslim, 2013; National Eating Disorder and
Collaboration, n.d).
Terdapat dua subtipe dari gangguan makan anorexia
nervosa, yaitu :
 Orang yang membatasi jumlah dan tipe makanan yang
biasanya dimakan semininal mungkin (termasuk membatasi
grup makanan seperti karbohidrat/protein), menghitung
kalori yang dimakan, melewatkan sarapan dan obsessive
rule (misalnya: hanya makan makanan yang berwarna hijau
saja). Terkadang juga pembatasan makan ini disertai
dengan olahraga yang berlebihan.
 Orang yang makan banyak pada beberapa kondisi tertentu
(semisal saat makan bersama teman-teman) biasanya
merasa ‘loss of control’ saat makan. Namun setelah itu
menunjukkan purging behaviour seperti memuntahkan
makanan yang sudah dimakan dengan sengaja (self-
vomitting induce), atau menggunakan obat pencahar/laksatif
atau enema untuk mengkompensasi makanan yang telah
dimakan tadi.
Tergolong sebagai gangguan yang cukup langka
dibeberapa bagian dunia.
Salah satu literatur melaporkan prevalensi yang ditemukan
pada America Latin (prevalence point) hanya 0,1% (Hoek,
2016; Hoeken, et al., 2016). Rasio penderita anorexia
nervosa pada Afrika-Amerika tergolong minimal dan sama
seperti rasio populasi anorexia nervosa pada USA dan
Netherlands. Hal tersebut dikarenakan persepsi tubuh
yang ideal pada orang barat yang mungkin berbeda dari
orang Asia yaitu ‘curvier-shape’ dan ‘higher-weight’, dan
ini mungkin bisa menjadi faktor protektif pada usia-remaja
di negara-negara barat (Hoek, 2016; Hoeken, et al., 2016).
Psikopatologi anorexia nervosa
adalah adanya faktor
neurobiologikal yang terdiri atas
neurokognisi, kognisi sosial, dan
neuroimaging struktural.
Anorexia nervosa ditandai oleh Secara klinis muncul gejala sebagai berikut
pembatasan berlebihan pada (Himmerich et al., 2019):
asupan makanan dan ketakutan
irasional untuk menambah • Kisaran indeks massa tubuh terdistorsi yaitu kurang
berat badan serta sering dari 17,5 kg/m2
disertai dengan persepsi diri
tubuh yang terdistorsi. • Amenore
Anorexia nervosa biasanya • Takut akan kenaikan berat badan sedikit pun
melibatkan penurunan berat • Memasak makan malam yang rumit untuk orang
badan yang berlebihan dan
biasanya ditemukan lebih lain, tetapi tidak makan sendiri makanannya
banyak pada wanita daripada • Hipotensi ortostatik, bradikardia, atau takikardi
pria. Seseorang dengan • Sering dalam keadaan sedih, lesu
anorexia nervosa dapat
menunjukkan sejumlah tanda • Sendi yang bengkak, rambut rontok, atau menipis
dan gejala yang mungkin ada • Sembelit, ketidakseimbangan elektrolit
namun tidak mudah terlihat • Lanugo
(Himmerich et al., 2019)
Untuk suatu diagnosis yang pasti, dibutuhkan semua hal seperti dibawah ini (PPDGJ
III, DSM V):
a) Berat badan tetap dipertahankan 15% dibawah yang seharusnya (baik yang
berkurang maupun yang tidak pernah dicapai), atau “Quetelet’s body-mass index”
(rumus = berat [kg] / tinggi [m2] adalah 17,5 atau kurang. Pada penderita pra-
pubertas bisa saja gagal dalam mencapai berat badan yang diharapkan selama
periode pertumbuhan.
b) Berkurangnya berat badan dilakukan sendiri dengan menghindarkan makanan
yang mengandung lemak dan salah satu atau lebih dari hal-hal yang berikut ini :
a.merangsang muntah oleh diri sendiri
b.menggunakan pencahar
c.olahraga berlebihan
d.memakai obat penekan nafsu makan dan / diuretika
c) Terdapat distorsi “body-image” dalam bentuk psikopatologi yang spesifik dimana
ketakutan gemuk terus-menerus menyerang penderita, penilaian yang berlebihan
terhadap berat badan yang rendah
d) Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan “hypothalamic-pituitary-
gonadal axis” dengan manifestasi pada wanita seperti aminore dan pada pria
kehilangan minat dan potensi seksual (kecuali pendarahan vagina yang menetap
pada wanita yang anorexia yang menerima terapi hormon, umumnya dalam bentuk
pil kontrasepsi). Dapat juga terjadi kenaikan hormon pertumbuhan, naiknya kadar
kortisol, perubahan metabolisme perifer dari hormon tiroid, dan sekresi insulin
yang abnormal.
e) Jika onset terjadinya pada masa pra-pubertas, perkembangann pubertas tertunda,
atau dapat juga tertahan (pertumbuhan berhenti, pertumbuhan payudara wanita
terhambat, terdapat aminore primer, dan pada laki-laki pertumbuhan alat genital
terhambat).
 Tatalaksana non-farmakologis (dengan pendekatan psikoterapi)
 Family-based treatment (FBT)
 Specialist supportive clinical management (SSCM)
 Maudsley model of anorexia treatment for adults (MANTRA)
 Enhanced cognitive behaviour therapy (CBT-E)
 Focal psychodynamic psychotherapy (FPT)

 Tatalaksana farmakologis
Studi farmakologis belum berhasil menemukan obat yang menghasilkan perbaikan
yang pasti untuk gejala anorexia nervosa. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa
penggunaan cyproheptadine (Periactin) suatu obat dengan sifat anti-histaminik dan
anti serotonergic,) Amitriptyline (Elavil), clomipramine (Anatranil), pimozide (Orap),
dan chlorpromazine (Thorazine) yang memberikan efek pada terapi anorexia
nervosa. Percobaan fluoxetine (Prozac) dalam beberapa laporan menyebabkan
kenaikan berat badan. Pada pasien anorexia nervosa dengan gangguan depresif,
maka keadaan depresif harus diterapi (pemberian golongan trisiklik: tidak
dianjurkan terkait efek samping seperti, hipotensi, aritmia, dan dehidrasi pada
penderita depresi dengan gizi yang rendah)
KESIMPULAN
Anorexia nervosa adalah gangguan mental serius yang sangat khas berupa
gangguan makan yang dapat mempengaruhi individu dari segala usia, jenis
kelamin, orientasi seksual, ras, dan asal etnis. Gangguan ini ditandai oleh rasa takut
yang intens akan kenaikan berat badan dan citra tubuh yang terganggu sehingga
menyebabkan adanya motivasi pembatasan diet yang parah atau perilaku
penurunan berat badan lainnya seperti tindakan mencuci perut/purging behaviour
atau aktivitas fisik yang berlebihan. Penatalaksanaan anorexia nervosa bertujuan
untuk mengembalikan pengetahuan terkait pentingnya gizi yang cukup untuk tubuh
dan penambahan berat badan ke berat badan yang sesuai dengan usia penderita.
Namun, penelitian terkait anorexia nervosa di Indonesia masih sangat terbatas,
sehingga pendekatan yang sudah ada dari penelitian di luar Indonesia belum tentu
memberikan efek yang signifikan pada penderita anorexia nervosa di Indonesia.
Duncan, L., Yilmaz, Z., Walters, R., et al. 2018. Genome-Wide Association Study Reveals First Locus for Anorexia Nervosa and Metabolic
Correlation. Am Journal of Psychiatry.
Himmerich, H., Bentley, J., Kan, C., & Treasure, J. 2019. Genetic risk factors for eating disorders: an update and insights into
pathophysiology. Therapeutic advances in psychopharmacology, 9, 2045125318814734. doi:10.1177/2045125318814734.
Hoek, H. 2016. Review of The Worldwide Epidemiology of Eating Disorders. Wolter Kluwer Health, Inc. Vol.29:000-000.
Hoeken, D., Burns, J., and Hoek, H. 2016. Epidemiology of Eating disorders in Africa. Wolter Kluwer Health, Inc. Vol. 29:372-377.
Manzato, E., Gualandi, E., Tarabbia, C., Romano, D., Pascoli, L., and Scanelli, G. 2017. Anorexia Nervosa : An Update on Genetic
Biological and Clinical Aspect in Males.Italic Journal Gender – Specific Medic. Vol 3(2): 59-70.
Maslim, R. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya.
Sadock, B. J. et al. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis . Edisi 2. EGC : Jakarta.
Srinivasa, P., Chandrashekar, M., Harish, N., Gowda, M. R., & Durgoji, S. 2015. Case report on anorexia nervosa. Indian journal of
psychological medicine, 37(2), 236–238. Doi:10.4103/0253-7176.155655.
The National Eating Disorders Collaboration (NEDC). N.d. NEDC Fact Sheet – Anorexia Nervosa. Australian Government
Department of Health [Online]. Available at : nedc.com.au/anorexia-nervosa.
Zeeck, A. et al. 2015. Psychotherapeutic Treatment for Anorexia Nervosa: A Systematic Review and Network Meta-Analysis.
Frontiers Psychiatry. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2018.00158.
Zipfel S, Giel KE, Bulik CM, Hay P & Schmidt U. 2015. Anorexia nervosa: aetiology, assessment, and treatment. Lancet Psychiatry,
2(12):1099-111. doi: 10.1016/S2215-0366(15)00356-9.

Anda mungkin juga menyukai