Tatalaksana farmakologis
Studi farmakologis belum berhasil menemukan obat yang menghasilkan perbaikan
yang pasti untuk gejala anorexia nervosa. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa
penggunaan cyproheptadine (Periactin) suatu obat dengan sifat anti-histaminik dan
anti serotonergic,) Amitriptyline (Elavil), clomipramine (Anatranil), pimozide (Orap),
dan chlorpromazine (Thorazine) yang memberikan efek pada terapi anorexia
nervosa. Percobaan fluoxetine (Prozac) dalam beberapa laporan menyebabkan
kenaikan berat badan. Pada pasien anorexia nervosa dengan gangguan depresif,
maka keadaan depresif harus diterapi (pemberian golongan trisiklik: tidak
dianjurkan terkait efek samping seperti, hipotensi, aritmia, dan dehidrasi pada
penderita depresi dengan gizi yang rendah)
KESIMPULAN
Anorexia nervosa adalah gangguan mental serius yang sangat khas berupa
gangguan makan yang dapat mempengaruhi individu dari segala usia, jenis
kelamin, orientasi seksual, ras, dan asal etnis. Gangguan ini ditandai oleh rasa takut
yang intens akan kenaikan berat badan dan citra tubuh yang terganggu sehingga
menyebabkan adanya motivasi pembatasan diet yang parah atau perilaku
penurunan berat badan lainnya seperti tindakan mencuci perut/purging behaviour
atau aktivitas fisik yang berlebihan. Penatalaksanaan anorexia nervosa bertujuan
untuk mengembalikan pengetahuan terkait pentingnya gizi yang cukup untuk tubuh
dan penambahan berat badan ke berat badan yang sesuai dengan usia penderita.
Namun, penelitian terkait anorexia nervosa di Indonesia masih sangat terbatas,
sehingga pendekatan yang sudah ada dari penelitian di luar Indonesia belum tentu
memberikan efek yang signifikan pada penderita anorexia nervosa di Indonesia.
Duncan, L., Yilmaz, Z., Walters, R., et al. 2018. Genome-Wide Association Study Reveals First Locus for Anorexia Nervosa and Metabolic
Correlation. Am Journal of Psychiatry.
Himmerich, H., Bentley, J., Kan, C., & Treasure, J. 2019. Genetic risk factors for eating disorders: an update and insights into
pathophysiology. Therapeutic advances in psychopharmacology, 9, 2045125318814734. doi:10.1177/2045125318814734.
Hoek, H. 2016. Review of The Worldwide Epidemiology of Eating Disorders. Wolter Kluwer Health, Inc. Vol.29:000-000.
Hoeken, D., Burns, J., and Hoek, H. 2016. Epidemiology of Eating disorders in Africa. Wolter Kluwer Health, Inc. Vol. 29:372-377.
Manzato, E., Gualandi, E., Tarabbia, C., Romano, D., Pascoli, L., and Scanelli, G. 2017. Anorexia Nervosa : An Update on Genetic
Biological and Clinical Aspect in Males.Italic Journal Gender – Specific Medic. Vol 3(2): 59-70.
Maslim, R. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya.
Sadock, B. J. et al. 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis . Edisi 2. EGC : Jakarta.
Srinivasa, P., Chandrashekar, M., Harish, N., Gowda, M. R., & Durgoji, S. 2015. Case report on anorexia nervosa. Indian journal of
psychological medicine, 37(2), 236–238. Doi:10.4103/0253-7176.155655.
The National Eating Disorders Collaboration (NEDC). N.d. NEDC Fact Sheet – Anorexia Nervosa. Australian Government
Department of Health [Online]. Available at : nedc.com.au/anorexia-nervosa.
Zeeck, A. et al. 2015. Psychotherapeutic Treatment for Anorexia Nervosa: A Systematic Review and Network Meta-Analysis.
Frontiers Psychiatry. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2018.00158.
Zipfel S, Giel KE, Bulik CM, Hay P & Schmidt U. 2015. Anorexia nervosa: aetiology, assessment, and treatment. Lancet Psychiatry,
2(12):1099-111. doi: 10.1016/S2215-0366(15)00356-9.