1. Istirahat dan imobilisasi • Memberikan obat anti reaksi: prednison, lamprene, talidomid (bila
2. Perbaikan gizi dan keadaan umum tersedia)
3. Mengobati penyakit penyerta dan menghilangkan faktor pencetus
• Bila ada indikasi rawat inap pasien dikirim ke rumah sakit
Medikamentosa
• Reaksi tipe 2 berat dan berulang diberikan prednison dan
1. Penanganan Reaksi klofazimin.
Prinsip pengobatan reaksi ringan:
Catatan: MDT hanya diberikan pada reaksi yang timbul sebelum dan
• Berobat jalan, istirahat di rumah selama pengobatan. Bila telah RFT, MDT tidak diberikan lagi.
Bila terjadi relaps atau perburukan reaksi, dosis dinaikkan segera hingga 200 mg, kemudian secara perlahan diturunkan
menjadi 100 mg selang sehari atau 50 mg/hari selama beberapa bulan.
• Terapi ENL dengan talidomid sebagai pengganti steroid (bagi pasien yang sudah
mendapat steroid)
Mengganti steroid dengan talidomid lebih sulit dibandingkan terapi talidomid
sejak awal. Steroid harus diturunkan secara bertahap. Indikasi mengganti steroid
dengan klofazimin adalah sebagai berikut:
- Pasien ketergantungan terhadap steroid
- ENL rekuren yang tidak dapat ditatalaksana denga steroid
- Sebagai steroid sparing pada ENL kronik pada pasien DM, TB atau hipertensi
- Amiloidosis fase awal, bila disertai albuminuria ringan persisten.
• Pengobatan alternatif/second-line treatment
- Reaksi tipe 1: beberapa obat dipakai untuk RR, antara lain azatioprin, siklosporin
A, metotreksat
- Reaksi tipe 2: Beberapa terapi alternatif yang pernah dilaporkan adalah
pentoksifilin, siklosporin A, mofetil mikofenolat, metotreksat.
sumber
• Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis kulit dan kelamin di
Indonesia. 2017