Anda di halaman 1dari 3

IV.

Penatalaksanaan Anoreksia Nervosa

Tujuan penatalaksanaan Anoreksia Nervosa adalah mengembalikan pengetahuan terkait


pentingnya gizi yang cukup untuk tubuh dan menambah berat badan (dengan pemenuhan gizi
berlebih, akibat penderita mengalami gizi yang kurang)

Salah satu penatalaksaan penderita anoreksia untuk mengembalikan pengetahuan terkait gizi
yang cukup adalah melalui Systemic Family Therapy – Anoreksia Nervosa (SFT-AN) yang
merupakan pendekatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah kejiwaan pada penderita
anoreksia nervosa. Metode ini mefokuskan pengobatan penderita AN dengan melibatkan
keluarga untuk memodifikasi makanan dengan menambah gizi pada makanan tersebut.

SFT-AN dan terapi individu dilakukan dalam 24 jam terapi selama 12 bulan. Ukuran hasil utama
adalah remisi penuh dari AN. Remisi penuh didefinisikan sebagai berat lebih dari 95% dari
indeks massa tubuh rata-rata

Selain terapi keluarga sistemik, penderita anoreksia nervosa dapat dirawat inap di Rumah Sakit
dengan syarat :

- Kehilangan energi yang banyak, pada umumnya, pasien anoreksia nervosa yang berada
20% di bawah berat badan yang diharapkan untuk tinggi badannya adalah dianjurkan
untuk program rawat inap, dan pasien yang berada 30% di bawah berat badan yang
diharapkan memerlukan perawatan rumah sakit psikiatrik selama dua sampai 6 bulan..
- Hipokalemi (< 3 meg/L) atau terdapat kelainan pada pemeriksaan EKG akibat
meningkatnya potassium

Setelah salah satu syarat terpenuhi pihak rumah sakit dapat melakukan modifikasi sebagai
berikut :

- Tirah baring dengan pengawasan konsumsi makanan sebagai langkah awal untuk setiap
pasien. Frekuensi pemberian makan 5-6 kali, dengan kalori 1500 – 2000 kalori yang
ditingkatkan secara bertahap, biasanya diberikan makanan yang sama selama sehari
sehingga pasien tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang besar sekali makan.
- Keinginan untuk menaikan berat badan harus disesuaikan dengan pendidikan pasien
- Setiap pagi pasien harus ditimbang setiap pagi, setelah mengosongkan kandung
kemihnya dan sebelum sarapan
- Mengkuatkan kembali keinginan pasien untuk meningkatkan berat badannya.
- Jika pasien tidak lagi tirah baring, pasien harus diawasi selama 2 jam setelah makan. Hal
ini dilakukan agar pasien tidak memuntahkan makanannya.
- Pemberian makan secara paksa dilakukan jika pasien mengalami penurunan berat badan
yang drastic, dan membahayakan jiwa pasien.
- Cyproheptadine hydrochloride, merupakan antagonis antihistamine dan serotonin, telah
terbukti efektif sebagai stimulus untuk pasien anoreksia nervosa yang mempunyai sedikit
efek samping. Dosis harian adalah 8mg peroral dan dinaikan 32mg/hari pada akhir
minggu kedua.
- Amitrypline, dimulai dengan dosis 50mg/hari dan dinaikan perlahanlahan sampai
150mh/hari. Obat ini terbukti bermanfaat untuk pasien anoreksia nervosa, biasanya
pasien mengalami panaikan berat badan, biasanya digunakan untuk pasien dengan
gangguan depresi.
- Alprazolam, 0,25mg, setiap 1 jam sebelum makan, diperuntukan untuk pasien yang
mengalami anxietas yang berat.

sumber :

Espie, J., & Eisler, I. (2015). Focus on anorexia nervosa: modern psychological treatment and
guidelines for the adolescent patient. Adolescent health, medicine and therapeutics, 6, 9–16.
doi:10.2147/AHMT.S70300

Walsh, B. T., 2008. Eating Disorders, in: Fauci, A. S., Kasper, D. L., Longo, D. L., Braunwald,
E., Hauser, S. L., Jameson, J. L., Loscalzo, J., ed. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
USA: McGraw-Hill Companies, Inc., 473-477.
Aigner M., Treasure J., Kaye W., Kasper S. Guidelines World Federation of Societies of
Biological Psychiatry (WFSBP) Guidelines for the Pharmacological Treatment of Eating
Disorders: The World Journal of Biological Psychiatry, 2011; 12: 400–443

Anda mungkin juga menyukai