Gangguan makan didefinisikan sebagai gangguan terus-menerus dari perilaku makan atau
perilaku yang dimaksudkan untuk mengendalikan berat badan, yang secara signifikan
mengganggu kesehatan fisik atau fungsi psikososial, sering berubah menjadi kondisi kejiwaan
kronis. Salah satu gangguan makan adaah Anorexia nervosa. Anorexia nervosa ditandai oleh
pembatasan berlebihan pada asupan makanan dan ketakutan irasional untuk menambah berat
badan, sering disertai dengan persepsi diri tubuh yang terdistorsi. Ini biasanya melibatkan
penurunan berat badan yang berlebihan dan biasanya ditemukan lebih banyak pada wanita
daripada pria. Seseorang dengan anoreksia nervosa dapat menunjukkan sejumlah tanda dan
gejala yang mungkin ada namun tidak mudah terlihat. Jenis dan tingkat keparahannya dapat
berbeda-beda pada setiap kasus.
(Sumber: Srinivasa, P., Chandrashekar, M., Harish, N., Gowda, M. R., & Durgoji, S. (2015).
Case report on anorexia nervosa. Indian journal of psychological medicine, 37(2), 236–238.
doi:10.4103/0253-7176.155655)
Sumber:
Himmerich, H., Bentley, J., Kan, C., & Treasure, J. (2019). Genetic risk factors for eating
disorders: an update and insights into pathophysiology. Therapeutic advances in
psychopharmacology, 9, 2045125318814734. doi:10.1177/2045125318814734
Srinivasa, P., Chandrashekar, M., Harish, N., Gowda, M. R., & Durgoji, S. (2015). Case report
on anorexia nervosa. Indian journal of psychological medicine, 37(2), 236–238.
doi:10.4103/0253-7176.155655