Anda di halaman 1dari 38

Formulasi Kebijakan Kesehatan

Dumilah Ayuningtyas
Hierarki Kebijakan

Pembelajaran Pekan Lalu


POLICY TYPES & POLICY LEVELS

HIGH POLITICS LOW POLITICS


(POLITIC AS USUAL)
MACRO POLICY, SYSTEMIC MICRO POLICY, SECTORAL
POLICY (POLICY TYPE) POLICY (POLICY TYPE)

NATIONAL GOVERNMENT, LOCAL HEALTH AUTHORITY


REGIONAL GOVERNMENT, (RS, KLINIK, dsb)
LOCAL GOVERNMENT (POLICY
LEVEL)
EX. REGULATION OF PRIVATE Ex. ABATISASI
SECTOR, PUBLIC HEALTH PEMBERANTASAN DBD dll
REFORM, etc
• penetapan masalah kebijakan (problem
formation);
• formulasi kebijakan (policy formulation);
• adopsi kebijakan (policy adoption);
• implementasi kebijakan (policy
implementation);
• evaluasi kebijakan (policy evaluation) (Collins,
2004)
Policy Making Process
The health care policy
process

Issue definition

Setting objectives

Priority setting

Defining options

Options appraisal

Implementation

Evaluation

Stages in the policy-making process


TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
Public Problem
Tidak masuk dalam
Policy Public Demand Policy Agenda

Process Policy Agenda Leave it alone


Tidak ada keputusan
Policy Formulation: kebijakan
Policy Analysis

Policy Decision
(keputusan Positive Action
kebijakan)
Policy Statement

Policy
Implementation
Policy Output

Policy Evaluation

Feedback a) Those who initiate and


maintain process
b) Effect on state of society
Dimensi Terkait dengan
Formulasi Kebijakan
Policy Problem
Agenda Setting
Aktor (Pelaku Kebijakan)
Policy Problem, Public Problem,
Strategic Issue & Agenda Setting
• Knoepfel et all, 2007 dalam Solichin, 2012;
yaitu : “A series of decisions or activities
resulting from structured and recurrent
interactions between different actors, both
public and private, who are involved in
various different ways in the emergence,
identification, and resolution of problem
defined politically as a public issues
Policy Problem, Public Problem,
Strategic Issue & Agenda Setting
• …..problem defined politically • pembuatan agenda
as a public issues menempati urutan pertama
• Tidak semua masalah memiliki dalam siklus pengembangan
nilai strategis untuk kebijakan.
diidentifikasi dan dirumuskan • agenda setting : pertemuan
sebagai masalah kebijakan dari tiga “pilar pertimbangan”
• istilah “issue” alih-alih penting, yaitu : masalah
memakai istilah “problem” (problems), solusi yang
untuk mengarahkan pada memungkinkan untuk masalah
sesuatu yang mungkin dapat tersebut (possible solutions to
menjadi pemicu pembuatan the problems), dan keadaan
kebijakan (Gormley dan politik (politic circumstances).
Boccuti, 2001). (Kingdon (1995)
Penyusunan (Formulasi) Kebijakan Publik
Merupakan hasil dari interaksi dari aktor/ pelaku dan
lingkungan kebijakan dengan memanfaatkan model-model
tertentu.

Siapa Aktor ?
Pejabat resmi di kalangan pemerintah, pimpinan partai, tokoh
masyarakat non partisan, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi profesi, kelompok intelektual, mahasiswa, dll.
merupakan sebagian dari aktor/pelaku dalam proses tersebut.
Kuatnya Konteks Politik
Politik
• choices, power, and influence
• Politics has been related to distribution of
power, wealth and resources
• The art of possibilities
• Who Get What, When, and How (Interest,
Elite)
Cermati Contoh-contoh berikut

Berbagai permasalahan yang dialami


rumah sakit berkait dengan
formulasi kebijakan
• ..\..\bimbingan FKM UI\ABSTRACT hariyasa edit
tyas.docx
• ..\..\bimbingan FKM UI\jmpk 048(rev-
pen)(nurhadi) edit 10 Juni 14 (emma tyas).docx
• ..\..\bimbingan FKM UI\BAB 1. Pendahuluan
Ambun.docx
• ..\..\bimbingan FKM UI\BAB 8. Kesimpulan dan
Saran ambun.docx..\..\bimbingan FKM
UI\Manuskrip_Khaerun Nisa.docx
• ..\..\bimbingan FKM UI\BAB 7 revisi Pasca Ujian
Tesis FINAL iwan dakota.docx
Model Generik Formulasi
Kebijakan
SYSTEMIC APPROACH
Policy Making Process as a System
…..
SISTEM: Input,Proses,Output
A system diagram of the policy-making process

Environment

Demands Outcomes
Inputs

Policy Decisions
Support
making actions
Resources Outputs
Environment Environment

Feedback

Environment
Policy making process as a system
• Balance is needed between the input and outputs
of a political system if to do survive  Main flows of
the system model  Importance of black box of
policy making (Dibutuhkan keseimbangan antara
input & output dari sistem politik untuk sapat
survive, mengingat ada sebuah aliran atau arus
utama dari model sistem ini. Kotak hitam dari sistem
ini menjadi sangat penting & menentukan.
• Direct and Indirect Participation
Pengertian Demand, Support dan
Resources
Black Box Policy Making:
• Allocation of values, authoritative value
allocation, the reasons to allocate, black box
of policy making
ASPEK LAIN YANG
MEMPENGARUHI….
SUPPLY,DEMAND & INTERACTION
BERBAGAI MODEL FORMULASI
KEBIJAKAN …..
Model elit :
suatu proses pengembangan kebijakan publik yang
merujuk kepada suatu kenyataan bahwa kelompok
atas yang relatif sedikit akan selalu memiliki
kekuasaan lebih untuk mengatur kelompok bawah
yang relatif banyak.
Kebijakan publik yang dilahirkan dengan
memanfaatkan model ini umumnya akan
mencerminkan kehendak dan nilai-nilai kelompok
elit penguasa.
Model kelompok:
diwarnai oleh peran aktif dari berbagai kelompok
kepentingan untuk mempengaruhi substansi dan
bentuk kebijakan.
Proses tawar menawar (bargaining process) dalam
pengembangan kebijakan yang akan bermuara
pada suatu keseimbangan (equilibrium).
Manfaat langsung secara nalar akan dirasakan oleh
masyarakat khusus dari kelompok kepentingan
yang paling dominan.
Model rasional:

membandingkan antara tingginya nilai keberhasilan


kebijakan dengan rendahnya nilai pengorbanan yang
terpaksa harus terjadi dikenal sebagai model rasional.

Sulit dalam melakukan kuantifikasi dari nilai pengorbanan


dan nilai keberhasilan dari fenomena sosial yang tidak
terlepas dari aspek kultural suatu kelompok masyarakat .

Siapa yang berhak (perorangan, kelompok, atau organisasi)


melakukan penilaian terhadap keberhasilan atau
pengorbanan tersebut
Model inkremental:

 Adanya keterbatasan waktu dan kemampuan


intelektual pelaku serta keterbatasan sumber dana
utk melakukan kuantifikasi di atas sbg rujukan dasar,

 Adanya asumsi bahwa kebijakan yang sudah ada


apabila dirubah akan lebih banyak memberikan
kerugian dibandingkan dengan keuntungannya,

 Adanya asumsi bahwa akan timbul konflik antara


kelompok pro dan kontra kebijakan baru yang dinilai
akan merugikan masyarakat luas.
Model kelembagaan :

• Sebenarnya merupakan deviasi atau turunan dari ilmu politik


tradisional yang lebih menekankan struktur daripada proses
atau perilaku politik.
• Prosesnya mengandaikan bahwa tugas formulasi kebijakan
adalah tugas lembaga-lembaga pemerintah yang dilakukan
secara otonom tanpa berinteraksi dengan lingkungannya.
• Salah satu kelemahannya adalah terabaikannya masalah-
masalah lingkungan dimana kebijakan itu diterapkan.
(Wibawa, 1994, 6)
Model teori permainan :

• Dicap sebagai model konspiratif


• Gagasan pokok : formulasi kebijakan berada di dalam situasi
kompetisi yang intensif dan para aktor berada dalam situasi
pilihan yang tidak independen ke dependen melainkan situasi
pilihan yang sama-sama bebas atau independen.
• Merupakan model yang sangat abstrak dan deduktif
• Konsep kunci  strategi
• Dasarnya  mempunyai tingkat konservativitas yang tinggi
karena pada intinya adalah strategi defensif
Model pilihan publik :

• Melihat kebijakan sebagai sebuah proses


formulasi keputusan kolektif
• Berakar dari  teori ekonomi pilihan
publikmanusia adalah homo ecnomicus
• Prinsip : buyer meet seller, supply meet
demand
Model pengamatan terpadu :

• Inisiator : Amitai Etzioni, 1967 (pakar sosiologi organisasi)


• Gabungan antara model rasional dengan model inkremental
• Ibarat pendekatan dengan 2 kamera : kamera dengan wide
angle untuk melihat keseluruhan dan kamera dengan zoom
untuk melihat detailnya
(Winarno, 2002, 78; Wahab, 2002, 23 – 24)
• Di Indonesia lebih disukai karena merupakan “model
kompromi”, meski tidak efektif.
Model demokratis :

• Menghendaki agar setiap “pemilik hak


demokrasi” diikutsertakan sebanyak-
banyaknya.
Model strategis :

• Perencanaan strategis  upaya yang mendisiplinkan untuk


membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk
dan memandu bagaimana menjadi organisasi dan mengapa
organisasi mengerjakan hal seperti itu. (Bryson, 2002, 4 – 5)

• Perencanaan strategis mensyaratkan pengumpulan informasi


secara luas, eksploratif alternatif, dana menekankan implikasi
masa depan dengan keputusan sekarang (Bryson, 2002, 5)
Sebuah realisasi ….

SURAT UNTUK WAKIL RAKYAT


PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN PUBLIK (1)

PROSES-PROSES - LEGAL DRAFTING,


LEGISLASI & JURIDIKASI COUNTER DRAFT
(PENGAJUAN USUL, KONSEP- - JUDICIAL REVIEW ISI/NASKAH
KONSEP TANDING DAN - CLASS ACTION, LEGAL STANDING HUKUM
PEMBELAAN - LITIGASI (JURISPRUDENSI)

PROSES-PROSES - LOBI TATA PEMBENTUKAN


POLITIK DAN BIROKRASI - NEGOSIASI LAKSANA PERUBAHAN
(MEMPENGARUHI PEMBUAT - MEDIASI HUKUM
DAN PELAKSANA PERATURAN) - KOLABORASI KEBIJAKAN
PUBLIK

BUDAYA
PROSES-PROSES SOSIALISASI - KAMPANYE, SIARAN PERS
DAN MOBILISASI - UNJUK RASA, MOGOK, BOIKOT HUKUM
(MEMBENTUK PENDAPAT UMUM - PENGORGANISASIAN BASIS
DAN TEKANAN POLITIK) - PENDIDIKAN POLITIK
Proses Pembuatan Kebijakan
F
Proses-proses Isi O
Legislasi & Litigasi
Kebijakan R
1. Riset 2. Membangun argumentasi (content of M
3. Membuat Konsep Tanding Law) U
L
A
Proses-proses S
Politik & Birokrasi Tata Laksana I
Hukum
1. Lobby, mediasi, kolaborasi, Hearing
Structure
2. Membangun opini of Law K
(melalui media massa & kampanye) E
B
I
Proses-proses J
Sosialisasi, konsultasi & Mobilisasi Budaya A
1. Pendidikan Politik (kritis) Masyarakat Hukum K
2. Pengorganisasian (membangun kesepakatan Culture of A
dan mekanisme) Law N
3. Perubahan perilaku/BCC

Anda mungkin juga menyukai