BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1. Kebijakan
Table II.1
Prosedur Analisis Kebijakan Dengan Tahap Pembuatan Kebijakan
Tahap Pembuatan Kebijakan
Prosedur Analisis Kebijakan
Definisi (Perumusan Masalah) Penyusunan Agenda
Prediksi (Peramalan) Formulasi Kebijakan
Preskripsi (Rekomendasi) Adopsi Kebijakan
Deskripsi (Pemantauan) Implementasi Kebijakan
Penilaian Penilai Kebijakan
Sumber : William Dunn, 1994
a. Definisi
Definisi (perumusan masalah) menghasilkan informasi mengenai kondisi-
kondisi yang menimbulkan masalah
b. Prediksi
Prediksi (peramalan) menghasilkan informasi mengenai konsekuensi di
masa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan (sekarang). Peramalan
memiliki 3 bentuk yaitu:
1) Proyek adalah ramalan yang didasarkan pada ekstrapolasi atas
kecenderungan masa lalu maupun masa kini ke masa depan.
2) Prediksi adalah ramalan yang didasarkan pada asumsi teoritik yang
tegas. Asumsi ini dapat berbentuk hukum teoretis, proposisi teoretis,
atau analogi.
3) Perkiraan (conjecture) adalah ramalan yang didasarkan pada
penilaian yang informatif atau penilaian pakar tentang situasi
masyarakat masa depan. Perkiraan dapat diperkuat dengan argumen
dari pakar, metode dan kausalitas.
c. Preskripsi
Preskripsi (Rekomendasi) menghasilkan informasi mengenai nilai
kegunaan relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan
masalah
d. Deskripsi
Deskripsi menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tentang akibat dari dari kebijakan yang diambil sebelumnya. Konsekuensi
dari tindakan kebijakan tidak pernah diketahui secara penuh, dan oleh
karena itu memantau tindakan kebijakan merupakan suatu keharusan
pemantauan merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari kebijakan
pemantauan mempunyai empat fungsi:
e. Evaluasi
2.1.2. Kelembagaan
a. Kelembagaan Pemerintah
c. Kelembagaan Masyarakat
Pendekatan kuadrran ini didasarkan pada hasil ALI dan ALE, yang
ditampilkan sbb:
Kepentingan (Y)
Kuadran I Kuadran II
(Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi)
d) Kuadran IV = Berlebihan
2.1.3. Pembiayaan
a. Pemerintah/public
b. Swasta/private
c. Gabungan antara pemerintah dengan swasta
1) Pajak Daerah
2) Retribusi Daerah
5) PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan
dana darurat, dan lain-lain pendapatan.
c. Penerimaan Pembiayaan
1) Dana Hibah
2) Dana Darurat, berasal dari APBN, Prosedur dan tata cara penyaluran
Dana Darurat sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi APBN
3) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
4) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
5) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
6) Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
7) Dan penerimaan lainnya.
2.1.4. Industri
Berdasarkan etimologi, kata “industri” berasal dari bahasa Inggris
“industry” yang berasal dari bahasa Prancis Kuno “industrie” yang berarti
“aktivitas atau kerajinan”. Namun kini dengan perkembangan tata bahasa dan
ilmu pengetahuan maka industri dapat didefinisikan secara spesifik lagi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, industri adalah kegiatan
memproses atau mengolah barang dengan menggunakan sarana dan peralatan,
misalnya mesin.
2.2.1.1.Topografi
a. Kemiringan Lereng
Kemiringan lahan adalah besaran yang dinyatakan dalam persen (%) yang
menunjukkan sudut yang dibentuk oleh perbedaan tinggi tempat.Dibawah ini
merupakan klasifikasi persentase kemiringan lahan. Dimana dari tabel di
terbagi menjadi beberapa kelompok ataukelas berdasarkan kemiringan lahan.
Table II.2
Kesesuaian Kemiringan Lereng Terhadap Penggunaan Lahan
Peruntukan Lahan 0–5 3–5 5- 10- 15- 30- >70
No
(%) (%) 10 15 30 70 (%)
(%) (%) (%) (%)
1 Rekreasi umum √ √ √ √ √ √ √
2 Bangunan tekstur √ √ √ √ √ √ √
3 Perkotaan umum √ √ √ √
4 Jalan umum √ √ √
5 Sistem septic √ √
6 Perumahan konvensional √ √ √ √
7 Pusat perdagangan √ √
8 Jalan raya √ √
b. Ketinggian Lereng
Ketinggian Lereng adalah ketinggian suatu lahan yang diukur dari atas
permukaan laut. Ketinggian tanah mencirikan kondisi fisik suatu daerah dan
dapat diberikan informasi apakah daerah tersebut merupakan daerah dataran
tinggi atau daerah dataran rendah.
2.2.1.2.Morfologi
Secara garis besar morfologi dapat dibagi menjadi beberapa satuan, yang
setiap satuan mempunyai ciri dan kenampakan yang khas baik dari bentuk
gunung, perbukitan, kemiringan lereng maupun pola alirannya. Perbedaan bentuk
bentang alam ini umumnya disebabkan oleh adanya perbedaan jenis dan macam
batuan, struktur geologi, ketahanan batuan terhadap proses-proses geodinamik dan
vegetasi penutupnya. Morfologi sangat berpengaruh pada tinggat erosi,tergantung
dari kenampakan khas dari kemiringan lereng tersebut :
a. Dataran
b. Landai
2.2.2. Hidrologi
1) Evaporasi
2) Transpirasi
3) Evapotranspirasi
4) Sublimasi
5) Kondensasi
6) Adveksi
b. Air permukaan
Potensi air permukaan di masing-masing sungai yang berada di setiap
wilayah dihitung dengan cara pengolahan data debit yang tercatat di masing-
masing stasiun pencatat debit. Untuk sungai yang tidak memiliki pos
pencacatan debit dihitung dengan cara perbandingan wilayah aliran sungai
(WAS), yaitu membandingkan dengan WAS yang paling dekat dan yang
memiliki karakteristik yang mirip.
c. Air Tanah
Air tanah merupakan salah satu sumber air di alam yang terdapat dalam
tanahatau batuan. Sebagai salah satu komponen daur hidrologi, maka
pembentukan danpergerakan airtanah akan dikontrol oleh komponen daur
hidrologi lainnya seperti curah hujan, evapotranspirasi dan air permukaan.
Sebagian air hujan yang jatuh kepermukaan tanah akan meresap ke dalam
tanah dan kemudian akan bergerak melalui rongga-rongga yang ada menuju
ke tempat yang letaknya lebih rendah seperti lembah, sungaidan akhirnya ke
laut.
2.2.3. Geologi
Geologi (berasal dari Yunani: γη- [ge-, "bumi"] dan λογος [logos, "kata",
"alasan"]) adalah Ilmu (sains) yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur,
sifat-sifat fisik, sejarah, dan proses pembentukannya.
2.2.3.1.Jenis Batuan
Material batuan berbutir halus seperti batu lempung dan napal mempunyai
daya peredaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan material besar atau
kristalin. Batuan yang telah padu umumnya juga mempunyai daya peredaman
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan batuan yang sifatnya masih lepas.
a. Batuan Beku:
2.2.3.1.Alami
a. Gempa Bumi
Setiap hari terjadi puluhan bahkan ratusan Gempa Bumi di muka bumi ini,
hanya saja kebanyakan kekuatannya kecil sekali sehingga tidak terasa. Gempa
Bumi dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor :
letusan gunungapi seperti : aliran lava, atau leleran batu pijar, aliran
piroklastika atau awan panas, jatuhan piroklastika atau hujan abu
lebat, lontaran material pijar. Selain itu bahaya primer juga dapat
ditimbulkan karena hembusan gas beracun.
2) Bahaya tidak langsung (sekunder) merupakan bahaya akibat letusan
gunungapi yang terjadi setelah atau selama letusan gunungapi tersebut
terjadi. Bahaya tidak langsung yang umumnya terjadi di Indonesia
adalah bahaya lahar. Lahar merupakan massa berupa campuran air dan
material lepas berbagai ukuran hasil letupan gunung api yang
mengalir menuruni lereng dan terendap kembali pada lokasi yang
lebih rendah. Biasanya lahar terbentuk karena adanya hujan lebat pada
saat atau beberapa saat setelah letusan terjadi.
d. Gerakan Tanah
2.2.3.2.Non Alami
2.2.4. Klimatologi
a. Iklim
Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun terjadi
di atmosfer di suatu wilayah dalam waktu yang lama atau dapat juga dikatakan
bahwa iklim merupakan hasil pengamatan cuaca yang ukurannya dirata-
ratakan berdasarkan fluktuasi Curah Hujan waktu tertentu.
b. Marine
c. Monsun
Daerah Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudra membuat Iklim
di Indonesia sangat dipengaruhi oleh iklim monsun. Monsun ini pula yang
mempengaruhi pembagian cuaca di Indonesia yang berdasarkan curah hujan.
Angin monsun di Indonesia terbagi menjadi angin barat daya dan angin timur
laut. Pergerakan anginnya merupakan fungsi dari gerak semu matahari, dan
menimbulkan adanya monsun trough. Monsun trough juga letaknya mengikuti
pergerakan angin monsun. Pergerakan-pergerakan angin akibat monsun ini
sangat mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia.
d. Tropis
e. El Nino
f. En So
Enso adalah seperangkat bagian berinteraksi satu sistem global laut atmosfer
ditambah fluktuasi iklim yang terjadi sebagai akibat dari sirkulasi samudera
dan atmosfer. Enso merupakan sumber yang dikenal paling menonjol antar-
tahun variabilitas cuaca dan iklim di seluruh dunia
g. Rawan Bencana
h. Curah Hujan
Curah hujan (mm) adalah merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul
dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir.
Curah hujan 1 millimeter, artinya adalam luasan satu meter persegi pada
tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air
sebanyak satu liter.
Derajat curah hujan dinyatakan dalam suatu waktu yang disebut intensitas
curah hujan. Curah hujan dihitung berdasarkan beberapa titik pengamatan
curah hujan kemudian dihitung rata-ratanya untuk menentukan keadaan curah
hujan rata-rata pada suatu daerah tertentu. Umumnya curah hujan di daerah
pergunungan lebih besar dari pada dataran rendah hal ini berhubungan dengan
ketinggian (elevasi) topografi (Diklat Geologi Tata Lingkungan, 2000.
i. Suhu
Analisis fisik dan lingkungan wilayah atau kawasan ini adalah untuk
mengenali karakteristik sumber daya alam tersebut, dengan menelaah kemampuan
dan kesesuaian lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan wilayah
dan/atau kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan
keseimbangan ekosistem.Analisis Satuan Kemampuan Lahan (Pedoman Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007) terdapat beberapa Satuan
Kemampuan Lahan yaitu :
a. SKL Morfologi
PETA
MORFOLOGI
PETA
SKL MORFOLOGI
PETA
KEMIRINGAN LERENG
1) Sasaran
c.
Peta
d. Morfologi
e. Peta
Kemiringan Lereng
Peta
Ketinggian
\ Lahan
Peta
Curah Hujan
Peta Peta
Penggunaan Lahan SKL Kestabilan Lereng
Peta
Jenis Tanah
Peta
Jenis Batuan
Peta
Air Tanah
Peta
Kebencanaan
1) Sasaran
Peta
Kestabilan Lereng
Peta
Air Tanah
Peta Peta
Jenis Tanah SKL Kestabilan Pondasi
Peta
Jenis Batuan
Peta
Penggunaan Lahan
1) Sasaran
Peta
Morfologi
Peta
Kemiringan Lereng
Peta
Air Tanah
Peta Peta
Curah Hujan SKL Ketersediaan Air
Peta
Jenis Tanah
Peta
Jenis Batuan
Peta
Penggunaan Lahan
1) Sasaran
e. SKL Drainase
f. Peta
g. Morfologi
h. Peta
Kemiringan Lereng
i. Peta
j. Air Tanah
k. Peta
Curah Hujan
Peta
SKL Drainase
l. Peta
m. Jenis Tanah
Peta
n.
Jenis Batuan
Peta
Penggunaan Lahan
Peta
Ketinggian Lahan
1) Sasaran
Peta
Jenis Tanah
Peta
SKL Kestabilan Pondasi
Peta
Peta SKL Pembuangan
Penggunaan Lahan Limbah
Peta
Air Tanah
Peta
Morfologi
1) Sasaran
Peta
Ketinggian Lahan
Peta Peta
Bencana Alam SKL Terhadap Bencana
Alam
Peta
Penggunaan Lahan
Peta
Air Tanah
1) Sasaran
Peta
Morfologi
Peta
Kemiringan Lereng
Peta
Ketinggian Lahan
Peta
SKL Kemudahan
Peta Dikerjakan
Jenis Tanah
Peta
Jenis Batuan
Peta
Penggunaan Lahan
1) Sasaran
Table II.3
Bobot Satuan Kemampuan Lahan
Satuan Kemampuan Lahan Skoring/bobot
SKL Morfologi 5
SKL Kemudahan Dikerjakan 1
SKL Kestabilan Lereng 5
SKL Kestabilan Pondasi 3
SKL Ketersediaan Air 5
SKL Terhadap Erosi 3
SKL Untuk Drainase 5
SKL Pembuangan Limbah 0
SKL Terhadap Bencana Alam 5
Sumber: Pedoman Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007
Table II.4
Aturan Kelas Lereng
No Kelas Kemiringan (%) Keterangan Skoring
1 I 0–8 Datar 20
2 II 8-15 Landai 40
3 III 15-25 Agak curam 60
4 IV 25-40 Curam 80
5 V > 40 Sangat curam 100
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.20/PRT/M/2007
Table II.5
Aturan Kelas Jenis Tanah
Kepekaan
Kelas Tanah Menurut Kepekaannya Skoring
terhadap erosi
III Brown Forest Soil, Non Calcic Brown, Meditera kurang peka 45
Table II.6
Aturan Kelas Intensitas Hujan
Kelas Kisaran Intensitas Hujan (mm/hari) Keterangan Skoring
Gambar II.1
Gambar Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis
sumber:http://giskita.blogspot.co.id/p/aplikasi-gis.html
Tiga tugas utama yang diharapkan dari sistem informasi geografis adalah:
Lebih sederhana lagi GIS mempunyai dua fungsi utama, yaitu sebagai
database system dan sebagai alat analisis dan modeling yang berkaitan dengan
informasi geografis.
2.3.1. Lahan
1) Tegalan
2) Sawah
3) Perkebunan
4) Padang rumput
5) Hutan produksi
6) Hutan lindung
7) Padang alang-alang.
b. Penggunaan lahan bukan pertanian
1) Pemukiman
2) Industri
3) Tempat rekreasi
4) Pertambangan
a. Faktor Fisik
1) Morfologi
2) Iklim
Iklim merupakan rata-rata cuaca yang terjadi dalam jangka waktu dan
daerah yang luas, sedangkan cuaca itu sendiri pengertiannya lebih khusus
dari pada iklim bila dilihat dari segi waktu dan ruang yang lebih terbatas.
Informasi mengenai iklim sangat dibutuhkan dalam kehidupan seluruh
makhluk hidup secara umum bagi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
3) Tanah
b. Faktor Sosial
Land use atau tata guna lahan adalah mengenai penggunaan lahan dimana
memerlukan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Terdiri dari lahan
terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban volid).
Tata guna lahan (Land Use) terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Kawasan Terbangun
RTH (Ruang Terbuka Hijau) adalah ruang dalam kota atau wilayah
yang lebih luas baik dalam bentuk areal memanjang/jalur maupun dalam
bentuk lain, dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada
dasarnya tanpa ada bangunan dan pemanfaatannya lebih bersifat pengisian
hijau tanaman atau tumbuhan.
Pola memanjang (linier), Pola terpusat (nucleated) dan Pola tersebar (dispersed).
Gambar II.2
Pola Memanjang
Gambar II. 3
Pola terpusat
Gambar II.4
Pola Tersebar
Makin cepat proses ini berjalan, makin cepat juga perkembangan kota
secara fisikal. Makin banyak dan kuat factor-faktor penarik yang terdapat di
daerah pinggiran kota terhadap penduduk dan fungsi-fungsi, makin cepat pula
proses bertambahnya ruang kekotaan.
Gambar II.5
Faktor Prakarsa Pengembang
Gaya ini terjadi karena sejumlah kualitas daya pusat kota (kawasan), yaitu :
c. Daya tarik fungsional (satu fungsi menarik fungsi lainnya) dan gengsi
fungsional (reputasi jalan atau lokasi untuk fungsi tertentu).
Gambar II.6
Kecenderungan Kawasan Terbangun Sentripetal
2.4.1.1.Jumlah Penduduk
2.4.1.3.Kepadatan Penduduk
Table II.7
Pedoman Penentu Standar Pelayanan Minimum Kepadatan Penduduk Nasional
Kepadatan Penduduk Jiwa/ha
Tinggi >100.000
Sedang >50.000
Rendah >10.000
2.4.1.4.Struktur Penduduk
Selain melihat dari struktur ruangnya penting juga melihat dari struktur ciri
penduduk sehingga dapat diketahui potensi atau masalah yang ditimbulkan oleh
penduduk kota tersebut. Adapun ciri yang biasa dilihat adalah :
a. Jenis kelamin, usia dan pendidikan. Ciri ini dapat digunakan untuk melihat
partisipasi apa yang dapat diberikan oleh penduduk.
b. Mata pencaharian dan pendapatan penduduk. Hal ini berguna untuk
mengetahui status penduduk sehingga dapat dijadikan ukuran kesejahteraan.
2.4.1.5.Piramida Penduduk
2.4.1.6.Urbanisasi
Gambar II.7
Piramida Penduduk
2.4.1.7.Migrasi
Migrasi adalah gejala gerak horizontal untuk pindah tempat tinggal dan
pindahnya tidak terlalu dekat, melainkan melintasi batas administrasi, pindah ke
unit administrasi lain misalnya kelurahan, kabupaten, kota atau negara. Migrasi
merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.
Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang untuk melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong dan penarik.
Sumber daya manusia adalah suatu faktor yang penting karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Karena SDM merupakan faktor yang
penting dalam proses pembangunan, cepat atau lambatnya proses dari
pembangunan sangat tergantung pada sumber daya manusia yang selaku
sebagai subyek pembangunan yang mempunyai kompetensi yang baik dan
cukup memadai untuk melaksanakan proses dari pembangunan tersebut.
Sumber daya alam merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam
pembangunan atau pertumbuhan ekonomi. Karena umumnya Negara yang
sedang dalam tahap perkembangan sangat bergantung pada sumber daya alam
dalam pembangunan negaranya. Akan tetapi jika bergantung pada sumber
alam saja tidak akan menjamin kesuksesan dalam proses pembangunan atau
pertumbuhan ekonomi, jika tidak didukung dengan kemampuan SDM dalam
mengelola SDA yang ada. Sumber daya alam misalnya seperti kesuburan
tanah, kekayaan akan mineral, kekayaan tambang, hasil alam, laut dan
sebagainya.
tentunya akan lebih efisien dan lebih cepat dalam menghasilkan produk, yang
pada akhirnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
d. Faktor Budaya
Faktor yang penting yang lainnya adalah budaya, faktor ini akan
memberikan dampak dalam pertumbuhan ekonomi karena memiliki fungsi
sebagai pendorong proses pembangunan misalnya seperti kerja keras, bersikap
jujur, sopan, dan lain lainnya. Akan tetapi faktor ini bisa juga menghambat
proses pembangunan atau pertumbuhan ekonomi misalnya seperti sikap egois,
anarkis, dan sebagainya.
Faktor ini sangat dibutuhkan manusia dalam mengelola sumber daya alam
dan meningkatnya kualitas dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Sumber daya modal ini misalnya berupa barang yang penting untuk
perkembangan serta kelancaran dalam pembangunan ekonomi, sebab barang
modal ini juga bisa meningkatkan dan memperbaiki produksi.
a. Proses,
b. Output per kapita, dan
c. Jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran
ekonomi pada suatu saat.
PDRB
Pendapatan perkapita =
Jumlah Penduduk
PDRB (n-1,k,i)
Keterangan :
n = Tahun Berlaku
i = Sektor/subsector
a. Tinjauan makro-sektoral
b. Tinjauan keruangan
c. Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan
d. Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan
Industri adalah sektor yang memberikan distribusi berupa nilai dari hasil
kegiatan industri baik dari sekali besar, menengah, dan kecil ( rumah tangga),
dan hal tersebut dilihat dari nilai tambah bruto yang di dalamnya terdapat
pajak tidak langsung maupun hasil dari kegiatan ekspor impor. Di dalam
sektor ini terdiri dari :
1) Industri pengolahan
2) Industri kesenian berskala besar
3) Industri rumahan
Listrik, gas, air minum adalah sektor yang menghasilkan nilai dari nilai
tambah yang terdiri dari pajak tidak langsung dan keuntungan yang di
dapatkan karena pelayanan yang diterima oleh masyarakat, industri dan
konsumen lainnya. Di dalam sector ini terdiri dari :
1) Subsektor Listrik
2) Subsektor Gas
3) Subsektor Air Bersih
e. Sektor Konstruksi
Perdagangan adalah sektor yang berupa kegiatan jual beli seperti, pasar
tradisional, pasar modern dan pasar internasional atau sering disebut sebagai
kegiatan ekspor impor. Di dalam sector ini terdiri dari :
Angkutan dan komunikasi adalah sektor yang terdiri dari transportasi, dan
komunikasi baik dalam pusat pelayanan dan jaringan yang digunakan, dimana
keduanya memberikan kontribusi pada kegiatan perekonomian.
1) Subsektor Bank
2) Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank
3) Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
4) Subsektor Real Estate
5) Subsektor Jasa Perusahaan
i. Jasa-Jasa
Salah satu perwujudan antar daerah ialah adanya pertukaran antar daerah
yang dapat berwujud barang, uang, maupun jasa. Maka, analisis aliran barang
dapat digunakan sebagai salah satu ukuran intensitas hubungan suatu daerah
dengan daerah lain. Lebih dari itu dapat pula diketahui tingkat ketergantungan
daerah yang diselidiki pada daerah lain, atau peranan daerah yang diselidiki atas
daerah lain yang lebih luas.
Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini
membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam satu wilayah
atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang
bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian
wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya.
Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya tergantung
kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat
endogenous.
industries (. Sektor basis ekonomi suatu wilayah dapat dianalisis dengan teknik
Location Quotient (LQ), yaitu suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut
secara nasional.
Lokasi industri sangat penting dan merupakan suatu titik tolak yang
bermanfaat untuk menjelaskan struktur intern dari daerah-daerah. Produksi
memerlukan penggunaan faktor industri untuk menghasilkan output barang dan
jasa seefisien mungkin. Lokasi dari unit produksi, perusahaan, sudah pasti
ditentukan sehubungan dengan sumber input dan pasar bagi input. Dengan
demikian faktor-faktor produksi beranekaragam tanah, modal dan perusahaan
juga faktor pasar adalah penentu primer dari lokasi. Lokasi industri menurut tata
guna tanah dibagi atas (Djajadinata, 1996:137-139):
Berlokasi ditempat tenaga kerja, ialah dalam pengerjaan barang industri yang
memerlukan keahlian yang khusus.
1) Makanan
2) Industri kaleng: untuk bahan makanan dan minuman, minyak dan
sebagainya
3) Industri tekstil: katun, wol, rayon, goni dan sebagainya
4) Industri kimia; sediaan sulfat, asam-asam dan alkali, pupuk buatan,
bahan celep, cat dan sebagainya, plastic dan serat sintetik, rayon, nylon
karet buatan
c. Industri lain-lain :
2.6.1. Sarana
2.6.1.2.Sarana Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Kesehatan sangatlah penting bagi setiap individu oleh karena itu dalam suatu
wilayah dibutuhkan sarana kesehatan. Menurut H.Abdullah sarana kesehatan
adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Sarana
kesehatan tersebut dapat berupa klinik, puskesmas, dan rumah sakit.
2.6.1.3.Sarana Peribadatan
Selain itu juga terdapat kebutuhan ruang dan lahan untuk sarana ibadah agama
Islam dan Kristen Protestan dan Katolik, kebutuhan ruang dihitung dengan dasar
perencanaan 1,2 m2/jemaah, termasuk ruang ibadah, ruang pelayanan dan sirkulasi
pergerakan.Untuk sarana ibadah agama Islam, luas lahan minimal direncanakan
sebagai berikut:
Untuk agama lain, kebutuhan ruang dan lahan disesuaikan dengan kebiasaan
penganut agama setempat dalam melakukan ibadah agamanya.
Jenis saranan:
2.6.2. Prasarana
2.6.2.1.Air Limbah
Menurut Wikipedia air limbah adalah air yang telah mengalami penurunan
kualitas karena aktivitas manusia sehari-hari. Air limbah berasal dari berbagai
macam sumber, secara garis besar sumber air limbah dikelompokan menjadi :
a. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya
air limbah ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air bekas cucian
dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan organik.
b. Air buangan industri (industrial wastes water) yang berasal dari berbagai
jenis industri akibat proses produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya
sangat bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing-
masing industi, antara lain nitrogen, sulfida, amoniak, lemak, garam-
garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat pelarut, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar tidak menimbulkan
polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
c. Air buangan kotapraja (municipal wastes water) yaitu air buangan yang
berasal dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat-
tempat umum, tempat-tempat ibadah, dan sebagainya. Pada umumnya zat-
zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air limbah
rumah tangga.
Untuk mengolah air limbah tersebut maka diperlukan prasarana air limbah
untuk mengolah air limbah tersebut seperti saluran sanitasi atau sistem
pembuangan air, yaitu infrastruktur fisik yang mencakup pipa, pompa, penyaring,
kanal, dan sebagainya yang digunakan untuk mengalirkan air limbah dari
tempatnya dihasilkan ke titik di mana ia akan diolah atau dibuang. Sistem
pembuangan air ditemukan di berbagai tipe pengolahan air limbah, kecuali septic
tank yang mengolah air limbah di tempat.
a. Septik tank
b. Bidang resapan
2.6.2.2.Drainase
Table II.8
Jaringan Drinasea
SARANA PRASARANA
b. Jaringan listrik
Kegiatan industri tidak akan lepas dari aspek bisnis, dalam rangka
pemasaran maupun pengembangan usaha. Untuk itulah jaringan telekomunikasi
seperti telepon dan internet menjadi kebutuhan dasar bagi pelaku kegiatan industri
untuk menjalankan kegiatannya. Sehingga ketersediaan jaringan telekomunikasi
tersebut menjadi syarat dalam penentuan lokasi industri.
Berdasarkan SNI 03-1733-2004, secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani
air bersih yang memenuhi persyaratanuntuk keperluan rumah tangga. Untuk itu,
lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringanair limbah sesuai ketentuan dan
persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan/perundangan yang telah berlaku,
terutama mengenai tata cara perencanaan umum jaringanair bersih lingkungan
perumahan di perkotaan.
2.6.2.6.Prasarana Persampahan
Pola pengumpulan ini diterapkan pada permukiman di ruas jalan arteri primer
dan di lingkungan pasar.
WADAH
PEWADAHAN PENGUMPULAN TPA
KOMUNAL
Pada wadah komunal ini berupa sampah yang dibuang didepan rumah lalu
diangkat atau diangkut oleh kontener sampah. Mayoritas pola pengumpulan
komunal langsung berada di kawasan permukiman penduduk yang padat atau
pun di Apartement.
TPA PEMINDAHAN
melakukan proses pindah, gerak, angkut dan alih ini bisa bervariasi tergantung
pada:
Jalan
- Penyediaan tempat
Table II.9
Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas
Aksesibilitas Menengah
Jauh Aksesibilitas Rendah
Jarak
Dekat Aksesibilitas Menengah Aksesibilitas Tinggi
Kondisi Prasarana/sarana Sangat Jelek Sangat Baik
Table II.10
Ekivalen Pengelompokkan Kendaraan Kedalam (SMP)
Klasifikasi Untuk Medan
No Jenis Kendaraan Keterangan
Datar Bukit Gunung
1 Sepeda 0.5 - -
2 Mobil Penumpang 1.0 1.0 1.0
3 Truk&Bis < 5 t 2.0 2.0 2.5
4 5 t < T & B < 10 t 3.0 3.0 4.0
5 Truk Berat > 10 t 5.0 5.0 6.0
Sumber : Tamin, 1998
Table II.11
Besar Nilai SMP Berdasarkan Karakteristik Kendaraan
Karakteristik Kendaraan Nilai SMP
No
1 Kendaraan Ringan (sedan, jeep, combi, Pick Up, dsb) 1
2 Kendaraan Sedang (Sedan, Jeep, Combi, Minibus, Pick Up) dan 1,25
Kendaraan Berat (Bus Besar, Truk 3 As, dsb)
3 Sepeda Motor, sepeda, becak, geobak, dsb 0,25
Sumber : Tamin, 1998