Anda di halaman 1dari 16

Eko Budi Sulistio, M.

AP
PENGERTIAN MASALAH

 Masalah:
Suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara
“das sollen” (apa yang seharusnya) dengan “das sein”
(apa yang senyatanya) atau perbedaan antara
harapan dan kenyataan serta perbedaan antara apa
yang diperlukan dengan apa yang tersedia
 Karakter Masalah:
 Kesulitan yang dirasakan
 Halangan untuk dielakkan
 Suatu situasi atau keadaan yang tidak diinginkan
 Kebutuhan atau ketidakpuasan yang harus diatasi dan
dipecahkan
 Masalah Publik:
Masalah Publik akan menjadi masalah kebijakan manakala
masalah itu dapat membangkitkan orang banyak untuk
melakukan tindakan terhadap masalah itu
 Masalah Kebijakan:
Adalah kebutuhan, nilai-nilai atau kesempatan yang tidak
terealisir tetapi yang dapat dicapai melalui tindakan publik
 Isu Kebijakan:
Ketidaksepakatan mengenai arah tindakan yang aktual dan
potensial dan mencerminkan pertentangan pandangan
mengenai sifat masalah itu sendiri atau suatu keadaan serta
ketidaksepakatan mengenai masalah kebijakan
Macam-macam masalah publik
 Masalah Prosedural  masalah yang berhubungan dengan
bagaimana Pemerintah diorganisasikan dan bagaimana
Pemerintah melakukan tugas-tugasnya.
 Masalah Substantif  masalah yang berhubungan dengan
akibat-akibat nyata dari kegiatan manusia, misalnya:
kebebasan berbicara, perusakan lingkungan, dll.
 Masalah Distributif  masalah yang mencakup sejumlah
kecil orang dan dapat ditanggulangi satu per satu
 Masalah Regulasi  masalah yang mendorong timbulnya
tuntutan-tuntutan yang diajukan dalam rangka membatasi
tindakan-tindakan pihak lain. Misal: aksi-aksi buruh
mendorong pengusaha untuk menuntut kebijakan.
 Masalah Redistributif  masalah yang menghendaki
perubahan sumber-sumber antara kelompok atau kelas-
kelas dalam masyarakat
Kepentingan Publik
 Hasil perubahan yang terus menerus dari aktifitas Politik
Individu maupun sekelompok individu di dalam sistem
politik yang dianut
 Dimensi Kepentingan Publik:
 Dimensi Unitary dan Individualistic
 Dimensi Unitary  Kepentingan Publik sebagai pluralisme
kepentingan yang membentuk suatu entitas
 Dimensi Individualistic  Kepentingan Publik adalah kepentingan
dari berbagai Individu
 Dimensi Prescriptive dan Descriptive
 Dimensi Prescriptive  Kepentingan Publik harus berkaitan dengan
isu politik dan bagaimana harus mencapai dan mengatasinya secara
lebih baik
 Dimensi Descriptive  Kepentingan Publik merupakan Deskripsi
tentang hasil aktivitas politik
Lanjutan (Dimensi…)

 Dimensi Substantive dan Prcedural


 Dimensi Substantive  Kepentingan Publik harus
dilihat dari substansinya
 Dimensi Procedural  Kepentingan Publik harus
dilihat dari proses pembentukannya
 Dimensi Static dan Dynamic
 Dimensi Static  Kepentingan Publik dilihati sebagai
sesuatu yang statis atau tidak mengalami perubahan
 Dimensi Dynamic  Kepentingan Publik dilihat
sebagai sesuatu yang dinamis dan responsif terhadap
tuntutan lingkungan
Pendekatan untuk memahami kepentingan
publik
 Konflik Kepentingan Antar Kelompok
 Kepentingan Publik dari suatu kelompok yang kuat dan dominan bisa
muncul dan diterima sebagai kepentingan publik dari hasil
pertarungan antar kelompok
 Kepentingan Bersama yang Telah diterima secara Luas dan
terus-menerus
 Yakni adanya suatu kepentingan publik yang dipandang sebagai
kebutuhan publik (public needs). Misal: masyarakat membutuhkan
pendidikan, lingkungan yang sehat dan bersih, dll
 Kepentingan Publik dipandang sebagai Pemerintah yang
Jujur, Teratur dan Efektif
 Masyarakat melihat Kepentingan Publik sebagai kebutuhan akan
adanya organisasi dan prosedur guna merepresentasikan dan
menyeimbangkan kepentingan-kepentingan, untuk memecahkan
masalah, untuk menghasilan kompromi dalam formulasi kebijakan
dan untuk mengimplementasikan kebijkan publik.
Karakteristik Masalah Kebijakan

 Saling tergantung (Interdependensi)


 Dinamis
 Subjektif
Faktor yang berpengaruh dalam menentukan
masalah kebijakan
 Kerangka teori
 Kepentingan pribadi
 Kepentingan kelompok atau golongan tempat
dimana analis atau perumus kebijakan
berafiliasi
 Perbendaharaan pengetahuan
 Ideologi
Klasifikasi Masalah Kebijakan

 Sederhana  masalah yang melibatkan satu


atau beberapa pembuat keputusan dan
seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan
 Agak Sederhana  masalah yang melibatkan
satu atau beberapa pembuat keputusan dan
sejumlah alternatif yang secara relatif terbatas
 Rumit  masalah yang mengikutsertakan
banyak pembuat keputusan yang manfaatnya
tidak diketahui atau tidak mungkin untuk
diurutkan secara konsisten
Perbedaan Masing-masing Jenis Masalah
Struktur Masalah
Elemen
Sederhana Agak Sederhana Rumit

Pengambilan Satu atau Satu atau


Banyak
Keputusan beberapa beberapa
Alternatif Terbatas Terbatas Tidak Terbatas

Manfaat (Nilai) Konsensus Konsensus Konflik

Hasil Nyata Tidak Nyata Tidak Diketahui


Dapat Tidak Dapat Tidak Dapat
Probabilitas
Diperhitungkan Diperhitungkan Diperhitungkan
Tipe Masalah Kebijakan
 Major issues;
 yakni masalah besar atau masalah yang berada
pada tingkat paling tinggi.
 Misal: masalah yang dihadapi oleh Pemerintah
Pusat
 Secondary Issues:
 yakni masalah yang merupakan terjemahan dari
masalah besar yang mencakup penetapan program,
kelompok sasaran, dan pihak-pihak lain yang
memperoleh keuntungan dari program tersebut.
 Misal: masalah pengentasan Kemiskinan
 Functional Issues:
 yakni masalah yang menyangkut aspek-aspek
anggaran, pengadaan bahan, dsb
 Minor Issues:
 masalah yang berkenaan dengan aspek, misal:
ketenagakerjaan yang akan menangani program
(rekruitmen pegawai, gaji, jam kerja, metode kerja
dsb) (Irfan Islamy, 2001)
Masalah Kebijakan dilihat dari tingkat
kerumitannya
 Well Structured problems (masalah yang sederhana): yakni
masalah yang melibatkan satu atau sedikit pembuat kebijakan
dan membutuhkan sedikit alternatif kebijakan
 Moderately Structured Problems (agak sederhana): masalah
kebijakan yang melibatkan sedikit pembuat kebijakan dan
sedikit alternatif kebijakan dengan nilai yang merupakan
konsensus atas tujuan-tujuan yang tersusun rapi tetapi
dampaknya sangat sulit diramalkan karena tidak pasti dan
kemungkinan kesalahannya tidak bisa diprediksikan
 Ill-Structured Problems (masalah yang rumit): masalah yang
melibatkan berbagai macam pembuat kebijakan yang nilai-
nilainya tidak dapat dikenali, kemungkinan kesalahan
perumusannya sangat besar dan sangat sulit dipecahkan
Perumusan Masalah Dalam Analisis Kebijakan

 Perumusan masalah adalah proses


menghasilkan dan menguji konseptualisasi-
konseptualisasi alternatif atas suatu kondisi
atau situasi masalah.
 Output Tindakan Analisis Kebijakan:
 Rumusan Masalah
 Pemecahan Masalah
Rumusan Masalah Kebijakan

 Operasional
 Fungsional
 Nyata
 Jelas
 Rinci /terjabarkan
 Menunjukan faktor-faktor penyebab dan
faktor-faktor akibat

Anda mungkin juga menyukai