Anda di halaman 1dari 17

PEMBUATAN

KEPUTUSAN &
PEMBUATAN KEBIJAKAN
Pengertian Pembuatan Keputusan

 Keputusan adalah suatu pilihan terhadap pelbagai macam alternatif (Dill)

 Keputusan sama artinya dengan nilai, membuat keputusan sama artinya dengan
membuat nilai (Cummings dalam Islamy).

 Pembuatan keputusan diartikan sebagai suatu proses dalam memilih pilihan-


pilihan, dibuat untuk merubah atau tidak merubah suatu kondisi yang ada,
memilih serangkaian tindakan yang paling tepat untuk mencapai suatu tujuan
yang diinginkan, dan untuk mengurangi resiko-resiko, ketidakpastian dan
pengeluaran sumber-sumber dalam rangka mengejar tujuan.
Pengertian Pembuatan Keputusan

 Perumusan kebijakan sering juga disebut sebagai policy making, dan ini berbeda
dengan pengambilan keputusan (decision making). Karena pengambilan keputusan
adalah pengambilan pilihan suatu alternatif dari berbagai alternatif yang bersaing
mengenai sesuatu hal dan selesai. Sedangkan policy making meliputi banyak
pengambilan keputusan (Anderson, Bintoro Tjokroamidjojo).

 Tidak ada perbedaan yang mutlak dapat dibuat antara pembuatan keputusan dan
perumusan kebijakan, karena setiap penentuan kebijakan adalah merupakan suatu
keputusan. Selain itu kebijakan-kebijakan membentuk serangkaian tindakan yang
mengarahkan pada banyak keputusan yang dibuat dalam rangka melaksanakan tujuan-
tujuan yang sudah dipilih (Nigro dan Nigro).
Paradigma Pengambilan Keputusan

Dua paradigma dalam teori pengambilan keputusan


1. Rasionalitas (Rationality)
2. Rasionalitas yang terbatas (Bounded Rationality)
Paradigma Rasionalitas

1. Pengambil keputusan memiliki informasi yang utuh/lengkap


terhadap setiap peristiwa
2. Sadar terhadap setiap konsekuensi dari alternatif solusi yang
dipilih/keputusan yang dibuat.
3. Mampu menentukan peringkat nilai manfaat yang sempurna
dalam setiap alternatif solusi
4. Menentukan tindakan/alternatif solusi yang menghasilkan
manfaat yang maksimal.
Paradigma Rasionalitas yang Terbatas
(Bounded Rationality)
 Berawal dari gagasan tentang kekacauan karena
ketidakhadiran informasi yang lengkap. Keterbatasan
dalam memperoleh informasi.
 Faktor internal dan eksternal yang membatasi proses
pengambil keputusan. Faktor internal meliputi sifat dasar,
persepsi, motivasi, latar belakang sosial dan tingkat
intelektual. Faktor eksternal meliputi kompleksitas masalah,
kualitas dan kuantitas informasi yang bisa diakses,
keterbatasan waktu dll.
Karakteristik Proses Pengambilan Keputusan
ala Rasionalitas yang Terbatas
 Pengolahan informasi yang terbatas
Kecenderungan mencari informasi yang bisa dikelola dengan
baik daripada mendapatkan jumlah informasi yang optimal
 Penggunaan aturan praktis dan jalan pintas
Kecenderungan menyederhanakan mekanisme pengolahan
informasi yang rumit
 Kepuasan
Membuat keputusan yang cukup baik (good enough) dan
bukan sempurna (perfect)
Model Pengambilan Keputusan
berdasarkan Pandangan Rasional

 Selalu berawal dari identifikasi masalah, pencarian


sejumlah alternatif solusi, dan pemilihan solusi terbaik
 Masalah yang ditetapkan tidak memiliki arti ganda
 Alternatif solusi dapat diranking dan dibobot secara
rasional
 Alternatif solusi yang dipilih dianggap mampu menghasilkan
nilai kepuasan tertinggi
Perbedaan antara Gejala dan Masalah
(Tahap Identifikasi Masalah)

Kegiatan Bisnis Gejala Masalah Masalah


berdasarkan Gejala Sebenarnya
Es Konsumen lebih Rasa es perusahaan Kemasan produk
suka es pesaing harus diformulasi kurang menarik
kembali sehingga
mempengaruhi
persepsi akan rasa
es
Tekstil Keluhan tentang Upah disesuaikan Program tunjangan
upah kerja oleh dengan upah rata- tidak sesuai dengan
para pekerja wanita rata industri tekstil kebutuhan wanita
Model Pengambilan Keputusan
berdasarkan Pandangan Rasional yang
Dibatasi (Bounded Rationality)
 Diawali dengan identifikasi masalah
 Alternatif solusi diranking bukan berdasar pada rasional
(menurut kehendak manajer) melainkan solusi dinilai sudah
cukup memuaskan oleh organisasi (carniage model)
 Alternatif solusi berdasarkan solusi yang pernah dilakukan
sebelumnya namun ada perubahan sedikit (incrementalist
model)
 Mengatasi masalah dengan solusi yang sudah tersedia
sebelumnya (garbage can model)
Beberapa Istilah dalam
Kebijakan Publik
 Policy Demands (Tuntutan Kebijakan)
 Policy Decisions (Keputusan Kebijakan)
 Policy Statements (Pernyataan Kebijakan)
 Policy Outputs (Keluaran Kebijakan) dan
 Policy Outcomes (Hasil Akhir Kebijakan)
Definisi Perumusan Kebijakan Publik
 Menurut Dunn (2000), perumusan kebijakan adalah
pengembangan dan sintesis terhadap alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
 Winarno (2002) menyatakan bahwa masing-masing alternatif
bersaing untuk di pilih sebagai kebijakan dalam rangka untuk
memecahkan masalah.
 Tjokroamidjojo dalam Islamy (2000) menyebutkan perumusan
kebijakan sebagai alternatif yang terus menerus dilakukan dan
tidak pernah selesai, dalam memahami proses perumusan
kebijakan kita perlu memahami aktor-aktor yang terlibat dalam
proses perumusan kebijakan.
Empat Langkah dalam Proses
Pengambilan Kebijakan Publik (Islamy,2000)
 Perumusan Masalah
 Agenda Kebijakan
 Pemilihan Alternatif Kebijakan
 Penetapan Kebijakan
Perumusan Masalah
 Pemahaman terhadap masalah dapat membantu menemukan asumsi-
asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya,
memetakan tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan
pandangan yang bertentangan dan rancangan peluang kebijakan
baru.
 Perumusan masalah merupakan sumber dari kebijakan publik, dengan
pemahaman dan identifikasi masalah yang baik maka perencanaan
kebijakan dapat di susun, perumusan masalah dilakukan oleh mereka
yang terkena masalah atau orang lain yang mempunyai tanggung
jawab dan pembuat kebijakan harus mempunyai kapasitas untuk itu.
Agenda Kebijakan
 Sekian banyak problema-problema umum yang muncul hanya
sedikit yang mendapat perhatian dari pembuat kebijakan
publik.
 Pilihan dan kecondongan perhatian pembuat kebijakan
menyebabkan timbulnya agenda kebijakan.
 Sebelum masalah-masalah berkompetisi untuk masuk dalam
agenda kebijakan, masalah tersebut akan berkompetisi dengan
masalah yang lain yang pada akhirnya akan masuk dalam
agenda kebijakan.
Pemilihan Alternatif Kebijakan
 Pada tahap ini para perumus kebijakan akan dihadapkan pada
pertarungan kepentingan antara berbagai aktor, masing-
masing aktor ditawarkan alternatif dan pada tahap ini sangat
penting untuk mengetahui apa alternatif yang ditawarkan oleh
masing-masing aktor.
 Pada kondisi ini, pilihan-pilihan kebijakan akan didasarkan pada
kompromi dan negoisasi yang terjadi antara aktor yang
berkepentingan dalam pembuatan kebijakan tersebut
Penetapan Kebijakan
 Pada tahap ini para aktor berjuang agar alternatifnya yang di
terima dan juga terjadi interaksi dengan aktor-aktor lain yang
memunculkan persuasion dan bargaining.
 Penetapan kebijakan dilakukan agar sebuah kebijakan
mempunyai kekuatan hukum yang dapat mengikat dan
ditaati oleh siapa saja, dan bentuk kebijakan yang dihasilkan
seperti Undang-Undang, keputusan Presiden, keputusan-keputusan
Menteri dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai