Potensi pengaktifan suatu merek kadang kala disebut kesadaran puncak dipengaruhi
beberapa factor. Pertama adalah oleh jumlah pemebelian terakhir dan pengalaman
konsumen menggunakan merek tersebut. Salah satu strategi pemasaran untuk meningkatkan
potensi pengaktifan merek adalah penayangan iklan yang berulang-ulang dan sangat mahal
harganya, seperti yang sering dilakukan pemasaran rokok, bir, mimuman ringan, dan pasta
gigi.
Akhirnya, strategi distribusi perusahaan mempengaruhi apakah suatu merek masuk dalam
set yang dipertimbangkan konsumen. Pendapatan ini mempekuat kemungkinan konsumen
menemukan merek tersebut pada saat-saat hendak memutuskan, yang selanjutnya akan
menungkatkan kemungkinan dimasukkan kedalam set yang dipertimbangkan konsumen.
Berbagai jenis konsekuensi yang terkait dengan produk dapat menjadi suatu kriteria pilihan
dalam keputusan pemilihan merek, termasuk kepercayaan untama tentang konsekuensi
fungsional (kinerja produk), konsekuensi psikosional (penghargaan dari teman), atau
konsekuensi nilai(rasa percaya diri atau kebanggaan).
2. Proses Pengintegrasian
Proses pengintegrasian yang dilibatkan dalam pemecahan masalah mencakup dua tugas utama:
alternativepilihan harus dievaluasi berdasarkan kriteria pilihan, dan kemudian salah satu diantara
alternative harus dipilih. Dua jenis proses integrasi telah diperkenalkan untuk menjawab proses evaluasi
dan pemilihan ini: strategi integrase formal dan prosedur yang lebih sederhana yang disebut heuristik.
Proses integrasi pengganti (compensatory integration processes) mengombinasikan semua kepervayaan
utama tentang konsekuensi alternative pilihan untuk membentuk evaluasi umum suatu model
pengganti, dinamakan demikian karena konsekuensi negative (mahal) dapat dikinpensasi atau
diseimbangkan oleh konsekuensi positif (status eksklusif).
3. Rencana Keputusan
Proses mengidevikasi, mengevaluasi, dan memilih alternative pada saat pemecahan masalah
menghasilkan suatu rencana keputusan (decision plan) yang terdiri dari satu atau lebih berkeinginan
berprilaku.
Adapun elemen-elemen dasar dalam pengambilan keputusan prosesnya meliputi penetapan tujuan,
mengidentifikasi permasalahan, mengembangkan dan menilai berbagai alternatif dan penerapannya,
mengendalikan dan melakukan tindakan korektif (dalam Gutosudarmo & Sudita, 2016).
Menetapkan Tujuan
Pengambilan keputusan harus memiliki tujuan yang akan mengarahkan tujuannya, apakah spesifik
yang dapat diukur hasilnya ataupun sasaran yang bersifat umum. Tampa penetapan tujuan ,
pengambilan keputusan tidak bisa menilai alternatif atau memilih suatu tindakan.
Keputusan pada tingkat individu, tujuan ditentukan oleh masing-masing orang sesuai dengan
sistem nilai seseorang.
1) Mengidentifikasi Permasalahan
Proses pengambilan keputusan umumnya dimulai setelah permasalahan diidentifikasi. Permasalahan
merupakan kondisi di mana adanya ketidak samaan antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang
diharapkan. Pengambilan keputusan yang efektif memerlukan adanya identifikasi yang tepat atas
penyebab permasalahan.
2) Mengembangkan Sejumlah Alternatif
Proses pengambilan keputusan yang rasional mengaharuskan pengambilan keputusan untuk mengkaji
semua alternatif pemecahan masalah yang potensial. Akan tetapi dalam kenyataannya seringkali terjadi
bahwa proses pencarian alternatif pemecahan masalah sering kali terbatas.
3) Penialian dan Pemilihan Alternatif
Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, kemudian dilakukan evaluasi terhadap masingmasing alternatif
yang telah dikembangkan dan dipilih sebuah alternatif yang terbaik. Alternatif yang baik adalah dalam
hubungannya dengan sasaran atau tujuan yang dicapai. Bidang ilmu statistik dan riset operasi merupakan
model yang baik untuk menilai berbagai alternatif yang dikembangkan. Alat proses pengambilan
keputusan yang tepat tergantung pada sejumlah pengetahuan yang tersedia dn kondisi yang berkaitan
dengan keputusan yang akan diambil. Ada tiga kondisi proses pengambilan keputusan yang diidentifikasi,
yaitu
a) Kepastian
Dalam kondisi ini pengambilan keputusan memiliki pengetahuan yang pasti tentang hasil
dari masing-masing alternatif kernea kondisi yang akan di timbulkan sudah diketahui.
Pengambilan keputusan dapat menghitung nilai dari investasi tersebut, dan merasa pasti
akan hasilnya.
b) Ketidakpastian
Keputusan yang dibuat dalam kondisi ketidak pastian jika pengambilan keputusan tidak
mengetahui kondisi tertentu akan terjadi. Dalam kondisi ketidakpastian pengambilan
keputusan menggunakan intuisi atau perkiraan dalam pemilihan alternatif.
c) Resiko
Jika pengambilan keputusan berada dibawah kondisi resiko, pengambilan keputusan akan
menetapkan kemungkinan hasil dari masing-masing alternatif.
4) Melaksanakan keputusan
Jika suatu dari alternatif yang terbaik telah dipilih, maka keputusan tersebut kemudian harus
diterapkan. Sekalipun langkah ini sudah jelas, akan tetapi sering kali keputusan yang baik
sekalipun mengalami kegagalan karena tidak diterapkan dengan benar. Dengan tidak
mengabaikan batapapun alternattif keputusan telah dievaluasi, maka keputusan tersebut tidak
akan berarti apabila tidak diikuti dengan penerapan yang benar. Dalam mengevaluasi dan
memilih alternatif suatu keputusan seharusnya juga mampertimbangkan kemungkinan
penerapan dari keputusan tersebut. Betapun baiknya suatu keputusan apabila keputusan
tersebut sulit diterapkan maka keputusan juga tidak ada artinya.
5) Evaluasi dan Pengendalian Makanisme
Sistem pengendalian dan evalusai perlu dilakukan agar apa yang diharapkan dari keputusan tersebut
dapat terealisasi. Penilaian didasarkan atas sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Jiak keputusan
tersebut kurang berhasil, dimana permasakahan masih ada, maka pengambilan keputusan perlu untuk
mengambil keputusan kembali atau melakukan tindakan koreksi.
1) Tujuan konsumen
2) Pengetahuan konsumen tentang alternative pilihan dan kriteria pilihan
3) Tingkat leterlibatan mereka
c. Dampak lingkungan
Ada lima jenis kejadian yang dapat mengganggu aliran pemecahan masalah
1. Gangguan dapat muncul ketika informasi tak diharapkan muncul dari lingkungan.
2. Rangsangan lingkungan yang mencolok dapat mengganggu proses pemecahan
masalah
3. Status pengaruh seperti suasana hati (merasa bosan) dan kejadian
psikososial(lapar, ngantuk atau haus)
4. Konflik
5. Dampak dari penyelaan
Memahami konsumen dan proses keputusan konsumen adalah sangat penting bagi pemasar
agar dapat merumuskan strategi pemasaran dengan tepat, sebagaimana dikemukakan oleh
Matin Khan (2006). Consumer Behavior and Advertising Management. New Age
International (P) Ltd., Publishers. New Delhi,
(1) Pengetahuan perilaku konsumen diterapkan dalam Manajemen Pemasaran. Sebuah
pemahaman mengenai perilaku konsumen adalah penting untuk keberhasilan jangka
panjang setiap program pemasaran. Hal ini adalah ujung tombak dalam konsep
pemasaran yang menekankan pada keinginan dan kebutuhan konsumen, pemilihan
target pasar, pemasaran terpadu dan keuntungan melalui kepuasan konsumen.
(2) Perilaku konsumen juga penting dalam organisasi non-profit dan organisasi sosial.
Seperti organisasi dalam lembaga pemerintahan, organisasi keagamaan, organisasi
universitas dan amal.
(3) Perilaku konsumen diterapkan untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah.
Misalnya, kinerja pergerakan pemerintah dianggap kurang. Metode ini bisa
ditingkatkan dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Mendapatkan
pengecekan dari mereka untuk suka atau ketidaksukaan mereka. Yang sama dapat
diterapkan pada organisasi lain seperti universitas dan organisasi amal.
(4) Perilaku konsumen juga membantu dalam pemasaran berbagai barang adalah barang
langka. Orang disadarkan bahwa gas, bahan bakar, air dan sumber daya alam barang
langka. Konsumen didorong untuk mengurangi konsumsi komoditas tersebut.
(5) Manfaat konsumen dari penyelidikan perilaku mereka sendiri. Ketika konsumen belajar
banyak variabel yang mempengaruhi perilakunya. Dia akan dididik dan memahami
berdiri lebih baik bagaimana efek perilakunya sendiri. Apa yang dipelajari tentang
prilaku konsumen juga menguntungkan konsumen dalam arti formal.
Konsumen mengharapkan mendapatkan nilai pelangggan dari produk barang dan jasa yang
dibutuhkannya. Melalui pemahaman seperti itu maka perusahaan harus mampu memberikan
nilai pelanggan yang lebih besar dari nilai yang diberikan oleh pesaingnya sebagai salah satu
cara agar perusahaan tersebut mampu bertahan dilingkungan yang memiliki persaingan yang
sangat tinggi. Perusahaan harus memahami apa yang bernilai bagi konsumen, dan manfaat apa
yang diperoleh, dengan pemahaman yang tepat maka perusahaan dapat membuat barang dan
jasa yang sesuai dibutuhakan oleh konsumen.
Pemahaman seperti ini mengharuskan perusahaan untuk mampu memberikan nilai pelanggan
yang lebih baik dari pesaingnya. Pemahaman yang tepat dari nilai pelanggan berdasarkan
perspektif konsumen adalah sangat penting, sehingga perusahaan dapat merumuskan suatu
produk yang tepat. Perusahaan harus mampu mengantisipasi dan mendeteksi apa kebutuhan
laten yangada pada diri konsumen.Dengan pemahaman sepert ini maka perusahaan akan mampu
memberikan nilai tambahan yang lebih besar dibandingkan pesaingnya.
Bagaimana hubungan antara strategi pemasaran dan perilaku konsumen, inilah penjelasannya.
Matin Khan (2006) mengemukakan bahwa Marketing Strategy and Consumer Behavior
mencakup pembahasan topik-topik berikut:
(I) Analisis Pemasaran
(A) Konsumen
(B) Perusahaan
(C) Kompetisi
(D) Kondisi
(II) Segmentasi Pemasaran
(E) Mengidentifikasi kebutuhan produk terkait pelanggan
(F) Group dengan set kebutuhan yang sama
(G) Jelaskan masing-masing kelompok
(H) Pilih target pasar
(III) Strategi Pemasaran
(I) Produk
(J) Harga
(K) Distribusi
(L) Komunikasi
(M) Layanan
(IV) Proses Keputusan Konsumen
(N) pengakuan Masalah
(O) Informasi pencarian internal, eksternal
(P) Evaluasi Alternatif
(Q) Pembelian
(R) Gunakan
(S) Evaluasi
(V) Hasil
(T) Kepuasan pelanggan
(U) Penjualan
(V) Produk / Merek Image
Tahap pertama adalah melakukan analisis pasar yaitu analisis konsumen, analisis
lingkungan, analisis bersaing dan analisis perusahaan. Setelah memahami pasar maka
selanjutnya konsumen melakukan segmentasi pasar. Setelah memahami pengelompokan
pasar maka selanjutnya konsumen merumuskan strategi pemasaran dalam perspektif
pemasaran, yaitu bauran pemasaran dengan merumuskan produk, harga, distribusi,
promosi.
Strategi pemasaran bertujuan untuk mempengaruhi proses keputusan yang akan dilakukan
oleh konsumen. Keputusan konsumen ini tentu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
individu sehingga mencapai kesejahteraannya dan perusahaan pun harus mampu
memberikan kesejahteraan kepada perusahaan dan masyarakat. Merumukan strategi
pemasaran dimulai dengan menganalisis pasar.
Pengelompokan pasar atau segmen konsumen ini digambarkan sesuai perspektif dan
demografi, referensi media, lokasi tempat tinggal, atau geografis dan sebagainya.
Selanjutnya perusahaan akan memilih satu atau lebih segmen konsumen sebagai sasaran
pasar berdasarkan kemampuan pasar dibandingkan dengan pesaing. Selanjutnya strategi
pemasaran akan dirumuskan.